Model Preceptorsip adalah bentuk dari pembelajaran
klinik individu yang membantu individu tersebut
menjadi lebih ahli didalam struktur organisasi dan profesional Model Preceptorsip adalah suatu program pembelajaran yang terorganisasi dan terencana yang mana staff bidan preseptor meningkatkan keterlibatan bidan baru Model Preceptorsip adalah emmberikan kesempatan kepada mahasiswa (preceptee) untuk belajar, memperoleh pengalaman dan praktik kebidanan dlm lingkungan yang aman bagi pasien dan mahasiswa tersebut Alat sosialisasi dan orientasi, artinya dengan metode ini dengan adanya diskusi antara preceptor dan preceptee untuk memberikan praktik terkini dalam lingkungan klinik dengan harapan preceptee akan memiliki kemampuan yang sama dengan preceptornya Membantu proses transisi dari mahasiswa ke praktisioner, sehingga mengurangi dampak syok realita. Seorang bidan yang memiliki kriteria sebagai seorang preceptor : Bidan yang memiliki pengalaman minimal 12 tahun dibidang yang sama atau bidang yang masih berhubungan Memiliki ketrampilan komunikasi, kepemimpinan, kemampuan mengambil keputusan yang tepat dan mendukung perkembangan profesional . a. Memberikan support b. Supervisi c. Memonitor proses belajar d. Menilai penampilan mahasiswa Menyakinkan bahwa mahasiswa dapat mencapai tujuan belajar Mahasiswa dapat dievaluasi secara proporsional Tercapai 3 partnetship atara mahasiswa, akademi dan preseptor Mengorientasi dan mensosialisasi preceptee pada masing-masing unit Menilai perkembangan dari tujuan yang akan dicapai preceptee Merencanakan kolaborasi dan implementasi program pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan preceptee Melakukan tindakan sebagai role model Mengobservasi dan mengevaluasi perkembangan preceptee Memfasilitasi perkembangan dari apa yang harus dikuasai preceptee melalui model preceptoring Mentoring/mentorship adalah suatu metode pembelajaran klinik dimana seorang pembimbing klinik membimbing 1 orang mahasiswa semester akhir atau pegawai baru dalam mengintergrasikan semua ketrampilan, attitude, pengetahuan kebidanan termasuk memahami peran bidan seacra komprehensif. Individu yang berperan sevagai pembimbing disebut mendor dan individu yang dibimbing disebut mentee. Bertujuan dalam mengatasi kekurangan tenaga bidan, menigkatkan kepuasan bidan serta memperbaiki kualitas pelayanan Memberikan kesempatan kepada para mentor untuk memantau seacra mendetil perkembangan mentee, kemudian diberikan kesempatan u/ membangun pengetahuan dan ketrampilan yang didaptkan melalui interakdi dengan teman sejawat yang telah memiliki pengalaman sehingga terbagun rasa percaya. Coach Konselor Guide Rolemodel Sponsor Teacher Interest Komitmen Bersediamemfasilitasi proses pembelajaran Melaksanakan praktik ANC, INC, PNS, KB, BBL dll Pertemuan pra klinik Melakukan asuhan kebidanan Berpartisipasi dalam melakukan pelayanan Tahap 1 : Depende/ Ketergantungan Profesional baru masih tergantung pada mentor dan mengambil peran subordinat dimana memerlukan supervisi yang dekat Tahap 2 : Independence/Mandiri profesional dan mentor mengembangkan hubungan yang lebih seimbang dan membutuhkan sedikit supervisi Tahap 3 : Supervisi orang lain menjadi mentor bagi diri sendiri dan mendemostrasikan kualitas profesionalsebagai mentor Tahap 4 : Manajemen dan Mensupervisi orang lain menjadi responsibel untuk penampilan yang lain dikarakteristikan dengan merubah peran dari manajer atau supervisor menjadi responsibel terhadap klien, peserta didik dan personel.