KASUS
HERNIA
Oleh : Muhammad zakii
Sabira
Wilda hanim
Syarifah ueliya zuhra
Pendahuluan
• Hernia merupakan penonjolan isi rongga melalui defek
atau bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan.
• Secara umum, hernia terdiri dari kantong hernia, isi
hernia, pintu hernia, cincin hernia, dan locus minoris
resistance
Laporan kasus
IDENTITAS
RM : 01387535
Nama : Tn. Hasan Derman
Usia : 42 thn
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : Rusip Antara
Status : Menikah
Pekerjaan : Petani
Pendidikan : Tamat SLTA
Agama : Islam
Anamnesa
• Keluhan utama
Nyeri pada benjolan di daerah lipat paha kanan
sejak 8 jam SMRS
Riwayat kebiasaan
• Pasien merupakan seorang perokok.
Pemeriksaan fisik
Keadaan Umum : Sadar
Kesadaran : Compos Mentis (GCS
E4V5M6)
Vital Signs : TD: 130/70 mmHg;
Nadi: 111 x/menit;
Respirasi rate: 22 x/i
Suhu: 36,8ºC
Kulit : warna sawo matang, turgor kulit baik
Kepala : normocephali
Muka : simetris, deformitas (-)
Mata : konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-
Telinga : normotia, sekret (-)
Hidung : pernapasan cuping hidung (-), sekret (-)
Mulut : bibir tidak sianosis, lembab
Leher : tidak tampak pembesaran kelenjar getah bening
Paru Hasil pemeriksaan
Inspeksi Dada kanan dan kiri simetris, tidak ada ketinggalan gerak,
pelebaran costa (-), retraksi (-),bentuk dada normal
Palpasi Tidak ada nafas yang tertinggal, Fremitus dada kanan dan
kiri sama
Palpasi Ictus cordis tidak kuat angkat, teraba di SIC V linea mid clavicula
sinistra
Perkusi Bunyi : redup
Batas Jantung :
Batas Kiri Jantung
^ Atas : SIC II linea parasternalis sinistra.
^ Bawah : SIC V linea midclavicularis sinistra
Batas Kanan Jantung
^ Atas : SIC II linea sternalis dextra
^ Bawah : SIC IV linea sternalis dextra
Auskultasi HR= 78 x/menit BJ I/II murni reguler, bising systole (-), gallop (-)
Abdomen Hasil pemeriksaan
Palpasi Nyeri tekan (+), defans muskuler (-), hepar dan lien tidak teraba
Perkusi Hipertimpani
Benjolan, konsistensi lunak,
Nyeri tekan (+)
Ekstremitas Superior Akral Hangat (+), Edem (-) sianotik (-) clubbing fin
Dextra ger (-) macula (+) hiperpigmentasi (+)
Ekstremitas Superior Akral Hangat (+), Edema (-) sianotik (-) clubbing
Sinistra finger (-) macula (+) hiperpigmentasi (+)
Ekstremitas Inferior Akral Hangat (+), Edema (-) sianotik (-) clubbing
Dextra finger (-) macula (+) hiperpigmentasi (+)
Ekstremitas Inferior Akral Hangat (+), Edema (-) sianotik (-) clubbing
Sinistra finger (-) macula (+) hiperpigmentasi (+)
Darah Rutin Hasil Nilai Normal
HGB 12.6 g/Dl 12,3-15,3 g/Dl
RBC 4.53 106/Ul 4,1-5,1.106/Ul
HCT 37.1 % 34,0-47,0 %
MCV 81.9 Fl 80,0-97,0
MCH 27.8 pg 26,5-33,5
MCHC 34.0 g/Dl 31,5-35,0
RDW 10.0 % 11,5-14,5
WBC 12.81 103/Ul 5,0-10,03/Ul
EO 0,2 % 1-6
BASO 0,2 % 0-1
NEUT 54,0% 50-70
LYMPH 1.56 % 25-40
MONO 1.81 % 2-8
PLT 308 103/ Ul 150- 450. 103/ Ul
Cloting time 6 4-15
Bleeding time 3 3-7
Golongan Darah O
fungsi ginjal hasil normal
Ureum 56 10-50
Diagnosa
DIAGNOSIS KERJA
• Hernia inguinalis lateralis dextra strangulata
DIAGNOSA BANDING
• Hernia inguinalis lateralis dextra inkarserata
Penatalaksaan
• IFVD Ringer laktat 1000ml 20 gtt/i
• Inj ketorolac 1 amp/8 jam
• Inj ranitidine 1 amp/12 jam
• Inj ceftriaxone 1 gr/12 jam
• Inj ondancentron 1 amp /8 jam
• Pro hernioplasty
Prognosis
Ad vitam : dubia ad bonam
Ad fungsionam: dubia ad bonam
Ad sanationam: dubia ad bonam
Laporan operasi
Operasi dilakukan pada tanggal 21 September pukul 20.45 WIB.
Jenis anestesi yang digunakan adalah anestesi spinal.
Diagnosis sebelum operasi : hernia inguinalis dextra strangulata
Diagnosis sesudah operasi : hernia inguinalis dextra strangulata
Nama / macam operasi : hernioplasty mesh
Komplikasi/penyulit : Tidak ada
Laporan operasi
1. Pasien terlentang dalam spinal anestesi
2. Asepsis dan antisepsis
3. Insisi oblique 2 jari medial SIAS - tuberculum pubicum
4. Identifikasi kantong hernia. Loop ileum 5 cm -> vital,
batas jepitan jelas -> kembalikan rongga abdomen
5. Ligasi kantong hernia setinggi preperitoneal fat
6. Pasang mesh pada ligamen cooper, ligamen inguinalis,
conjoint tendon
7. Jahit lapis demi lapis
8. Selesai
Nama / macam operasi : Reseksi anastomosis
Laporan operasi :
1. Posisi pasien tidur terlentang
2. Insisi di linea mediana dengan panjang sesuai perkiraan
bagian usus yang mengalami perforasi atau nekrosis.
3. Insisi diperdalam sampai mencapai cavum peritoneum
Seluruh pus, fases dan cairan kotor yang terdapat dalam
cavum abdomen dihisap keluar - Dilakukan indentifikasi
bagian usus yang mengalami nekrosis secara sistematis dan
seterusnya.
4. Sebelum melakukan reseksi, pastikan dahulu bahwa usus tidak
sehat sehingga ada indikasi untuk dilakukan reseksi. Tanda usus
tidak sehat adalah permukaannya tidak mengkilap, tampak kering,
warna kebiruan bahkan kehitaman, tidak ada kontraksi, tidak
berdarah dan tidak ada pulsasi pembuluh darah, serta seromuskuler
terkelupas.
5. Keluarkan bagian usus yang tidak sehat tersebut diluar cavum
abdomen, berikan alas dengan kain kasa dibawahnya untuk
mencegah kontaminasi kedalam cavum peritoneum. Identifikasi
lokasi pembuluh darah yang memberikan suplai pada usus yang
tidak sehat tersebut, kemudian ligasi pembuluh darah tersebut.
6. Lakukan pemotongan mesenterium menuju tepi-tepi usus yang
tidak sehat tersebut secara segmental. Tepi-tepi usus dipotong d
engan menggunakan pisau, hindari menggunakan diatermi kare
na akan merusak lapisan usus. Rawat perdarahan dengan diater
mi.
7. Evaluasi kembali vaibilitas tepi-tepi usus yang telah dipotong.
Dekatkan kedua tepi usus yang telah dipotong untuk membandi
ngkan diameter lumen yang akan disambung. Jika terdapat perb
edaan diameter lumen maka dilakukan eksisi tepi usus tersebut
sehingga tedadi kesamaan diameter lumen.
8. Dilakukan teugel pada ujung-ujung usus dengan benang silk 3/0
jarum nontraumatik. Kemudian dilakukan penjahitan secara
seromuskuler dengan benang non absorbable multi filament
sintetik 3/0 secara kontinu mulai dari sisi belakang usus. Hal yang
lama kemudian diulangi untuk sisi depan usus. Jarak antara jahitan
satu dengan lainnya kirakira 1/2 cm. Pastikan tepi-tepi serosa usus
telah tertutup rapat.
9. Setelah itu evaluasi kembali viabilitas usus, pastikan lumen tidak
terlalu sempit dengan cara mempertemukan ujung jari dengan ibu
jari operator pada lokasi anastomosis
Laporan manajemen cairan pasien :
Berat badan 60kg, puasa 8 jam, operasi besar, durasi 180 menit, per
darahan 1000
Kebutuhan cairan :
1. Defisit akibat puasa : (100 x 8) + (100 x 3) = 1100 ml
2. Operasi besar : 8 x 60 x 3 = 1440 m
l
3. Perdarahan : 1000 x 3 = 3000 m
l
4. Total kebutuhan: = 5540 ml
Cairan yang diberikan :
1. Pre OP : Maintenance 20gtt/i 500cc selama puasa (8 jam)
: Cor 300gtt/i 1000cc dalam 1 jam
2. Intra OP : Cor 300gtt/i 1000cc x 3 jam = 3000cc
3. Post OP : Cor 300gtt/i 1000cc dalam 1 jam
4. Total pemberian = 1500 + 3000 + 1000 = 5500 ml
TINJAUAN PUSTAKA
Fisiologi usus halus
Selama proses penyerapan, bahan-bahan yang tercerna masuk ke
anyaman kapiler atau lacteal sentral. Agar dapat deserap, bahan harus mene
mbus sel epitel, berdifusi melalui cairan interstisium di dalam inti jaringan i
kat vilus, dan kemudian menembus dinding pembuluh kapiler atau limfe
Penyerapn Na+ dependen energy mendorong penyerapan pasif H2O
Definisi
Suatu tindakan pembedahan dengan memotong sebagian segm
en usus yang rusak atau tidak memungkinan untuk dipertahanka
n lagi karena berbagai sebab, untuk kemudian disambung kemb
ali.
Indikasi operasi
Perforasi usus oleh karena trauma atau infeksi usus dengan
bagian usus yang tidak sehat, tumor usus halus dan usus besar
yang masih dapat dilakukan reseksi.
Prosedur
• - Posisi : Terlentang
• - Potongan : Vertikal atau transversal
• - Persiapan : Resusitasi cairan adekuat : NGT
• - Antibiotik : Cefazolin 1-2g iv (preop)
• - Waktu operasi : 1-3 jam
• - EBL : 50-100 ml
• - Persiapan PO : NGT
• - Mortalitas : Bervariasi menurut penyebab (1-5%)
• - Morbiditas : Atelektasis <10%
Ileus intestinal <10%
Infeksi terbuka <5%
• Kebocoran usus, fistula <3%
• Skor sakit : 7-9
Pre-Operatif
Respirasi
Kardiovaskular
Muskuloskeletal
Gastroinstetinal
Renal
Laboratorium
Premedikasi
Post-Operatif
Komplikasi
Penanganan nyeri
Pemeriksaan
Short Bowel Syndrome
Diare,
hipersekresi gastric
steatorrhea,
malabsorpsi protein
karbohidrat, air dan mineral, defisiensi vitamin.
Manifestasi sistemik berupa batu ginjal dan empedu.
Penatalaksanaan
Pencegahan
Reseksi usus
Terapi fase awal dan fase lambat
Pemberian pengobatan untuk mengurangi motilitas usus
Diet
Prognosis