(PERLAKUAN PANAS)
Definisi :
Perlakuan panas adalah kombinasi operasi yang melibatkan
pemanasan pada kecepatan tertentu, penahanan pada
temperature tersebut selama waktu tertentu dan pendinginan
dengan kecepatan tertentu.
Tujuan Umum:
Untuk mendapatkan struktur mikro tertentu sesuai sifat yang
diharapkan (fisik, mekanis, magnetic dan listrik).
Untuk meningkatkan kekuatan, kekerasan, dan ketahanan (bulk hardening, surface
hardening)
Untuk meningkatkan keuletan dan melunakkan (tempering, recrystallization
annealing)
Untuk meningkatkan ketangguhan (tempering, recrystallization annealing)
Untuk mendapatkan butir yang halus (recrystallization annealing, full annealing,
normalising)
TUJUAN
atau kombinasi
Treatments Mechanical (Thermo-mechanical,
E.g. shot peening thermo-chemical)
E.g. case carburizing
Bulk
Surface Chemical
HEAT TREATMENT
BULK SURFACE
Baya hypo-eutectoid
A3 kadar karbon < 0.8%
Wt% C
0.8 %
Full Annealing
Karena berbagai proses seperti quenching (celup cepat) maka terjadi perbedaan pendinginan
antara daerah dalam benda kerja dan daerah permukaan, permesinan, transformasi fasa
(misalnya transformasi fasa menjadi martensit), pengelasan, dll.
Annealing dilakukan di bawah A1 . Recovery akan terjadi dengan menghilangkan dislokasi.
Pengelasan
T
Wt% C
0.8 %
Proses perlakuan panas yang khusus diberikan pada baja karbon tinggi yang memerlukan
proses permesinan sebelum proses hardening dan tempering. Tujuan utama proses ini untuk
meningkatkan keuletan material.
Sama seperti annealing untuk stress relief, pemanasan dilakukan sedikit di bawah garis A1.
Pemanasan dalam waktu lama akan menyebabkan plate sementit berubah jadi speroid.
910C Acm
A3
723C
Spheroidization A1
T
Wt% C
0.8 %
NORMALIZING
Sample dipanaskan hingga di atas A3 | Acm sehingga terbentuk austenite. Sample kemudian
didinginkan uuntuk menghasilkan perlit halus. Perlit halus akan memiliki kekerasan dan
keuletan yang baik.
Pada baja hypo-eutectoid steels normalizing dilakukan 50C di atas temperature annealing.
Pada baja hyper-eutectoid normalizing dilakukan diatas Acm → karena pendinginan lebih
cepat maka sementit tidak akan membentuk lapisan kontinyu di batas butir.
T
Wt% C
0.8 %
HARDENING
Material dipanaskan di atas A3 | Acm sehingga menghasilkan fasa austenite. Spesimen
kemudian di quench pada kecepatan pendinginan yang lebih cepat dibanding kecepatan
pendinginan kritis (i.e. menghindari area “hidung” diagram CCT).
Proses quenching menghasilkan regangan sisa (akibat proses thermal, transformasi fasa).
Heat
Transformasi | Acm →martensit
above A3menjadi Austenization → Quench
biasanya (higher than
tidak sempurna dan critical cooling rate)austenite
akan menghasilkan
sisa.
Matensit menghasilkan material keras dan getas dan tempering biasa dilakukan mengikuti
proses hardening. Hal ini menghasilkan kombinasi yang baik antara kekuatan dan
ketangguhan.
910C nin
g Acm
Har e
den Hard
A3 ing
T
Wt% C
0.8 %
Nilai tingkat “keparahan” media quench (keparahan artinya tingkat kecepatan pendinginan)
Ada beberapa jenis media quench dengan efek pendinginan bervariasi. Tingkat keparahan
media quench ditunjukan dengan faktor ‘H’ . Media quench yang ideal memiliki nilai H .
Skema memperlihatkan
variasi kecepatan
pendinginan dari permukaan
ke dalam sehingga
menghasilkan mikrostruktur
berbeda
Time-Temperature-Transformation
(TTT)Curve
Diagram TTT adalah plot temperature versus logaritma waktu
untuk suatu paduan baja pada komposisi tertentu.
Diagram ini digunakan untuk menentukan awal dan akhir pada
perlakuan panas isothermal (yang ditahan pada temperature
konstan) dimana material sebelumnya telah bertransformasi
menjadi fasa austenit.
Diagram TTT menunjukan kapan transformasi muai terjadi dan
kapan akhir transformasi. Juga memperlihatkan berapa
persentase austenite yang telah berubah menjadi fasa lain.
Time-Temperature-Transformation
(TTT)Curve
Diagram TTT untuk baja AISI 1080 (0.79%C, 0.76%Mn) yang telah
dipanaskan hingga menjadi austenite pada temperature 900°C
Tipikal hasil uji kekerasan yang dilakukan
sepanjang diameter untuk suatu silinder
yang di-quench
Schematic of Jominy End Quench Test
Suatu sample dengan struktur mikro martensit akan memiliki sifat keras dan getas. Karena
itu setelah quenching maka sample atau komponen dilakukan temper. Hasil proses temper,
martensit yang merupakan fasa metastable akan terdekomposisi menjadi ferit dan sementit
pada proses pemanasan.
Tempering dilakukan di bawah temperature di bawah temperature eutectoid (panaskan →
tahan→ pendinginan lambat).
Siklus waktu temperature untuk temperaing dipilih sehingga bisa dihasilkan kekuatan dan
ketangguhan yang optimal. Misalnya baja perkakas diquench sehingga diperoleh kekerasan
Rc65, hasil dari temper diperoleh kekerasan Rc45-55.
MARTEMPERING & AUSTEMPERING
These processes have been developed to avoid residual stresses generated during quenching.
In both these processes Austenized steel is quenched above Ms (say to a temperature T1) for
homogenization of temperature across the sample.
In Martempering the steel is then quenched and the entire sample transforms simultaneously
to martensite. This is followed by tempering.
In Austempering instead of quenching the sample, it is held at T1 for it to transform to
bainite.
800
Eutectoid temperature
723 Austenite
Pearlite
600
+ Fe3C
500 Pearlite + Bainite
T →
400 Bainite
300 T1
Ms
200 Austempering
Mf
100
Martempering Martensite