mengukur jumlah serta kualitas semen dan sperma seorang pria. Memberikan Data : • Fungsi anatomi • Fungsi fisiologi • Patologi • Kemampuan fertilisasi Pemeriksaan : • Makroskopik • Mikroskopik Pemeriksaan Makroskopik • Pengukuran volume Sperma ditampung seluruhnya dalam botol penampung yang bermulut lebar untuk sekali ejakulasi. Volume diukur dengan gelas ukur yang mempunyai skala volume 0,1 ml, kemudian baca hasil. Spesifik berat semen lebih kurang 1 g per ml. Volume yang lebih dari 8 ml disebut Hyperspermia, Sedangkan yang kurang dari 1 ml disebut Hypospermia. Kesan volume ini menggambarkan kerja kelenjar prostat dan vesika seminalis. • Pemeriksaan pH mengukur pH dapat dengan menggunakan kertas pH atau pH meter. Sperma yang normal menunjukan pH yang bersifat basa yaitu 7,2 – 7,8. pH yang rendah terjadi karena peradangan yang kronis dari kelenjar prostat, Epididimis, vesika seminalis atau kelenjar vesika seminalis kecil, buntu maupun rusak. • Bau semen Spermatozoa yang baru keluar mempunyai bau yang khas atau spesifik berbau langu atau seperti bau bunga flamboyan. Bau Sperma yang khas tersebut disebabkan oleh oksidasi spermin (suatu poliamin alifatik) yang dikeluarkan oleh kelenjar prostat. menyengat atau busuk, menandakan kemungkinan adanya suatu infeksi. • Warna Sperma Memeriksa warna sperma sekaligus memeriksa kekeruhan. Sperma yang normal biasanya berwarna putih keruh seperti air kanji kadang- kadang agak keabu-abuan. 10 Adanya leukosit yang disebabkan oleh infeksi traktus genitalia dapat menyebabkan warna sperma menjadi putih kekuningan. Adanya perdarahan menyebabkan sperma berwarna kemerahan. • Likuifaksi Likuifaksi diperiksa 20 menit setelah ejakulasi (setelah dikeluarkan). Dapat dilihat dengan jalan melihat koagulumnya. Bila setelah 20 menit belum homogen kemungkinan ada gangguan pada kelenjar prostat. Bila sperma yang baru diterima langsung encer tidak mempunyai koagulum mungkin karena saluran pada kelenjar vesica seminalis buntu atau memang tidak mempunyai vesika seminalis. • Viskositas ( kekentalan ) Kekentalan atau viskositas sperma dapat diukur setelah likuifaksi sperma sempurna. Semakin kental sperma tersebut semakin besar viskositasnya. Pemeriksaan Mikroskopis • Motilitas/Pergerakan Penilaian motilitas sperma dilakukan segera setelah likuifaksi semen sempurna. Motilitas sperma diperiksa dengan pembesaran 200-400 x.
-Progressive motility (PR) : Gerakan aktif kedepan
atau sedikit melengkung -Non-progressive motility (NP) : Tidak ada gerakan maju atau gerak maju melingkar -Immotility (IM) : Tidak ada gerakan yang terlihat.