Anda di halaman 1dari 16

ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

TUNAGRAHITA
Disusun Oleh
Nesti Widya M P07125216007
Celsha Ameika A P07125216008
Salma Nura A P07125216009
Roisatulchusna P07125216010
Lanny Hapsari W P07125216011
Arum Sari Tria A P07125216012
Definisi Anak Tunagrahita
• Anak dengan kemampuan mental di bawah rata-rata dikenal dengan
tunagrahita (Intellectual and Development Dissability atau IDD).
• Anak tunagrahita didefinisikan sebagai “Mental retardation refers to
significantly subaverage general intellectual functioning resulting in or
adaptive behavior and manifested during the developmental period”
(Hallahan & Kauffman, 1988: 47).
• Tunagrahita adalah anak yang secara nyata mengalami hambatan dan
keterbelakangan perkembangan mental-intelektual dibawah rata-rata,
sehingga mengalami kesulitan dalam menyelesaikan tugas-tugasnya.
Istilah lain tunagrahita adalah sebutan untuk anak dengan hendaya
ataupenurunan kemampuan atau berkurangnya kemampuan dalam
segikekuatan, nilai,kualitas, dankuantitas (Garnida,2015).
1. Keterhambatan fungsi
kecerdasan secara umum
atau dibawah rata-rata
2. Ketidakmampuan dalam
Karakteristik perilaku sosial/adaptif
Tunagrahita 3. Hambatan perilaku sosial/
adaptif terjadi pada usia
perkembangan yaitu
sampai dengan usia18
tahun.
1. Penampilan fisik tidak
seimbang, misalnya kepala
terlalu kecil/besar
2. Tidak dapat mengurus diri
sendiri sesuai usia
Ciri-ciri fisik dan 3. Tidak ada/ kurang sekali
perhatiannya terhadap
penampilan anak tuna lingkungan
grahita 4. Koordinasi gerakan kurang
(gerakan seringtidak
terkendali)
Klasifikasi Tunagrahita
• Ada tiga klasifikasi tentang anak tunagrahita menurut Skala Binet dan
Skala Weschler (Kosasih, 2012).

Tuna grahita ringan Tuna grahita sedang Tuna grahita berat


1. Tunagrahita ringan
• Menurut Skala Binet memiliki IQ antara 68-52
• Menurut Skala Weschler memiliki IQ antara 69-55
• Masih dapat belajar membaca, menulis, dan berhitung sederhana.
• Dalam berbicaranya banyak yang lancar, tetapi tidak memiliki banyak
kosa kata.
• Mengalami kesulitan dalam berpikir abstrak, tetapi mereka masih
mampu mengikuti pelajaran yang bersifat akademik atau tool subject,
baik di sekolah biasa maupun di sekolah luar biasa (SLB).
• Umur kecerdasannya apabila sudah dewasa sama dengan anak
normal yang berusia 12 tahun.
2. Tunagrahita sedang
• Memiliki IQ 51-36 menurut Skala Binet dan 54-40 menurut Skala Weschler.
• Sangat sulit bahkan tidak dapat belajar secara akademik seperti menulis,
membaca dan berhitung walaupun mereka bisa belajar menulis secara
sosial, misalnya menulis namanya sendiri dan mengerjakan pekerjaan
rumah tangga.
• Tidak bisa mempelajari pelajaran-pelajaran yang bersifat akademik.
• Perkembngan bahasanya sangat terbatas karena perbendaharaan kata yang
sangat kurang.
• Memerlukan perlindungan orang lain, meskipun begitu masih mampu
membedakan bahaya dan bukan bahaya.
• Umur kecerdasannya sama dengan anak normal umur 7 tahun.
3. Tunagrahita berat
• Kelompok ini dapat dibedakan antara anak tuna grahita berat dan
anak tunagrahita sangat berat.
• Tuna grahita berat (severe) memiliki IQ antara 32-24 menurut Skala
Binet dan antara 39-52 menurut Skala Weschler.
• Tunagrahita sangat berat (profound) memiliki IQ dibawah 19 menurut
Skala Binet dandi bawah24 menurut Skala Weschler.
• Anaktuna grahita berat memerlukan bantuan perawatan secara
total, bahkan memerlukan perlindungan dari bahaya sepanjang
hidupnya.
Faktor penyebab
1. Faktor keturunan
• Ketika terjadi fertilisasi dan terjadi manusia baru, maka ia akan
memperoleh faktor-faktor yang diturunkan, baik dari ayah maupun dari
ibu yang disebut genotif. Aktualisasi genotif dihasilkan atas kerjasama
dengan lingkungan. Sebagai pembawa sifat keturunan, gene antara lain
menentukan warna kulit, bentuk tubuh, raut wajah, dan kecerdasan.
2. Gangguan metabolisme dan gizi
• Metabolisme dan gizi merupakan dua hal yang sangat penting bagi
perkembangan individu, terutama perkembangan sel-sel otak.
Kegagalan dalam metabolisme dan pemenuhan gizi akan
mengakibatkan terjadinya gangguan pisik dan mental pada individu.
3. Infeksi dan keracunan
a. Rubella
• Wanita hamil yang terjangkit penyakit rubella akan mengakibatkan
janin yang dikandungnya menderita tunagrahita, tunarungu, penyakit
jantung, dan lain-lain.
b. Sypillis
• Bayi dalam kandungan ibunya yang terjangkit syphilis akan lahir
mengalami kelainan, seperti tuna grahita.
4. Masalah pada kelahiran
• Tuna grahita juga dapat disebabkan akibat sulitnya proses kelahiran,
sehingga bayi dikeluarkan dengan menggunakan tank yang dapat
merusak otak.
5. Faktor lingkungan (sosial-budaya)
• Banyak peneliti yang melaporkan bahwa lingkungan dapat
berpengaruh terhadap fungsi intelek anak. Anak tuna grahita banyak
ditemukan :
a. Di daerah yang taraf ekonominya lemah
b. Dalam keluarga yang kurang menyadari pentingnya pendidikan dini bagi
anak, kurang kasih sayang, dan kurangnya kontak pribadi dengan anak.
Anak berkebutuhan khusus 1) Kesehatan gigi dan mulut beberapa anak dengan
seringkali kebutuhan khususberbeda dari anak normal
membutuhkanpertimbangan
perawatan kesehatan gigi 2) Pencegahan penyakit gigi dan mulut pada anak
dikarenakan beberapa alasan berkebutuhan khusus memiliki prioritas yang
yaitu (Welbury dkk., 2005) :
lebih tinggi daripada anak normal
3) Rencana serta ketentuan perawatan gigi dan mulut
pada anakberkebutuhan khusus perlu dimodifikasi
dengan melihat kemampuannya.
1) Bahasa yang digunakan Bahasa yang digunakan
dalam berinteraksi dengan anak tunagrahita adalah

Ciri-ciri khusus Pelayanan bahasa sederhana, tidak berbelit, jelas, dan


gunakan kata-kata yang sering didengar oleh anak.
2) Ketersediaan program khusus Di samping ada
program umum yang diperkirakan semua anak di
kelas itu dapat mempelajarinya perlu disediakan
program khusus untuk anak tunagrahita yang
kemungkinan mengalami kesulitan.
Penatalaksanaan pembelajaran anak tuna
grahita
• Hal yang paling penting dalam pendidikan anak tunagrahita adalah
memunculkan harga diri sehingga mereka tidak menarik diri dan
masyarakat tidak mengisolasi anak tunagrahita karena mereka
terbukti mampu melakukan sesuatu. Pada akhirnya anak tunagrahita
mendapat tempat di hati masyarakat, seperti anggota masyarakat
umumnya.
Hambatan dalam pembelajaran pengembangan
diri menggosk gigi pada anak tunagrahita
• Anak tunagrahita belum memiliki pengetahuan tentang langkah-
langkah menggosok gigi dengan benar. Siswa tunagrahita kategori
sedang masih merasakesulitan dalam menggosok bagian-bagian gigi
yang letaknya berada di dalam sepertigigi bagian kanan dan kiri serta
gigi bagian dalam, siswa hanya mampu menggosokbagian tertentu
saja seperti bagian depan dan bagian gigi graham atau gigipengunyah.
WUJUDKAN INDONESIA RAMAH DISABILITAS

Anda mungkin juga menyukai