Anda di halaman 1dari 10

Kecacatan Pada Kusta

2008

Oleh :
dr.SYAHRIL R LUBIS SpKK
SUB BAGIAN KUSTA
ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN
FK USU/RS H.ADAM MALIK-RS dr.PIRNGADI
MEDAN
AKIBAT CACAT KUSTA:

KUSTA IMPAIRMENT DISABILITY

HANDICAPS

DEHABILITASI

DESTITUSI
Batasan istilah pada Cacat Kusta (menurut WHO 1980)

1.IMPAIRMENT :
Segala kehilangan atau abnormalitas struktur atau fungsi yang
bersifat psikologik, fisiologik atau anatomik.

Misal : - Leproma - Ulcus


- Ginecomastia - Absorbsi jari
- Madarosis - Claw hand
2.DISABILITY
Segala keterbatasan atau kekurang mampuan (akibat impairment
tadi) untuk melakukan kegiatan dalam batas - batas kehidupan yang
normal bagi manusia.
Jadi Disability ini merupakan objectivitas impairment yaitu gangguan
pada tingkat individu termasuk ketidakmampuan dalam aktivitas
sehari-hari.
Misalnya : memegang benda atau memakai baju sendiri.

3.HANDICAPS:
- Kemunduran pada seorang individu (akibat impairment atau
disability) yang membatasi atau menghalangi penyelesaian tugas
normal.
- Ini tergantung pada : - Umur
- Jenis kelamin
- Faktor sosial budaya

- Handicaps ini merupakan efek penyakit kusta yang


berdampak sosial, ekonomi dan budaya.

4.DEHABILITASI :
Keadaan atau proses pasien kusta (handicaps)
kehilangan status sosial secara progresissive, terisolasi
dari masyarakat, keluarga dan teman-temannya.
5.DESTITUSI :
Dehabilitasi yang berlanjut dengan isolasi yang
menyeluruh dari seluruh masyarakat tanpa makanan
atau perlindungan.
TINGKAT KERUSAKAN SARAF PADA KUSTA

Menurut SRINIVASAN saraf perifer yang terkena akan


mengalami beberapa tingkat kerusakan :
1. Stage Of Involvement :
- Saraf menjadi tebal
- Disertai nyeri tekan dan nyeri spontan pada saraf yang terkena
- Belum ada gangguan fungsi saraf
2. Stage Of Damage :
- Saraf telah rusak
- Fungsi saraf terganggu
misal : Kehilangan fungsi saraf otonom, sensoris dan adanya
kelemahan otot dan paralisis
- Diagnosis stage of damage ditegakkan bila saraf telah mengalami
paralisis yang tidak lengkap atau saraf batang tubuh telah
mengalami paralisis lengkap tidak lebih dari 6 - 9 bulan.
Kita harus dapat mengenali tingkat damage ini dan penting oleh
karena :
Dengan pengobatan kusta pada tingkat ini kerusakan saraf yang
permanen dapat dihindari.
3. Stage Of Destruction
Pada tingkat ini saraf telah rusak secara lengkap.Diagnosis stage of
destruction ditegakkan bila : Kerusakan atau paralisis saraf secara
lengkap lebih dari 1 (satu) tahun. Pada tingkat ini walaupun dengan
pengobatan fungsi saraf tidak dapat diperbaiki.

JENIS CACAT KUSTA


Cacat kusta dapat dikelompokkan menjadi :
1.Cacat primer :
Cacat yang disebabkan langsung oleh aktivitas penyakit
terutama kerusakan akibat respon jaringan terhadap m. leprae.
2.Cacat Sekunder
Cacat yang terjadi akibat cacat primer terutama akibat
adanya kerusakan saraf (sensorik,motorik,otonom).
- Anastesi Luka akibat trauma mekanis atau termis
dan mengalami infeksi sekunder

- Kelumpuhan Motorik Kontraktur sehingga terjadi gangguan


menggenggam atau berjalan
memudahkan terjadinya luka infeksi
sekunder
- Lagopthalmus kornea kering
terjadi KERATITIS
- Kelumpuhan Saraf Otonom Kulit kering, elastisitas
berkurang, kulit menjadi retak-
retak infeksi sekunder
DERAJAT CACAT KUSTA

WHO (1988) membagi cacat kusta menjadi tiga tingkat kecacatan


pada kusta, yaitu pada mata,tangan dan telinga.
1.Cacat pada tangan dan kaki :
Tingkat 0 : Tidak ada anastesi dan kelainan anatomis
Tingkat 1 : Ada anastesi,tanpa kelainan anatomis
Tingkat 2 : Terdapat kelainan anatomis
2.Cacat pada mata :
Tingkat 0 : Tidak ada kelainan pada mata (termasuk visus)
Tingkat 1 : Ada kelainan pada mata tetapi tidak terlihat,visus
sedikit berkurang.
Tingkat 2 : Ada lagoptalmus dan visus sangat terganggu (visus
6/60,dapat menghitung jari pada jarak 6 m).
- Kelainan pada mata termasuk anastesi kornea, lagopthalmus dan
iridosiklitis.
- Tiap mata harus diperiksa dan diklisifikasikan tingkat cacatnya
secara terpisah.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai