Anda di halaman 1dari 40

HERPES SIMPLEKS

Kepaniteraan Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin


Periode 26 Agustus – 28 September 2019
RSU UKI
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia
2019
HERPES SIMPLEKS
Sinonim : Fever Blister, cold sore, herpes febrilis, herpes lebialis, herpes progenitalis

Infeksi akut yang disebabkan oleh VIRUS HERPES SIMPLEKS


(Virus Herpes Hominis) tipe I atau II yang ditandai oleh adanya
vesikel yang berkelompok di atas kulit yang sembab dan
eritematosa pada daerah mukokutan.
Patofisiologi

Virus tertular melalui Masuk ke sel epitel dan


kontak kulit/mukosa melebur dalam membran sel

Virus replikasi dlm


sel & m’hasilkan
banyak virion
Gejala prodromal sebelum Masuk ke dlm inti sel
timbul vesikel herpetiform neuron& ganglia sensoris
Gejala Predileksi VHS tipe I :

Klinis
infeksi orofacial
Infeksi
Primer Predileksi VHS tipe II :
infection genital

Asimtomatis,
VHS dapat ditemukan dalam
keadaan tidak aktif pada Fase Laten
ganglion dorsalis

VHS menjadi aktif akibat


mekanisme pacu, sehingga
Infeksi menimbulkan gejala.

Rekurens Gejala klinis lebih ringan


daripada infeksi primer,
berlangsung 7 - 10 hari.
Infeksi Primer
VHS Tipe I VHS Tipe II
• Predileksi pinggang ke atas terutama • Predileksi pinggang ke bawah
mulut & hidung terutama genital
• Penularan melalui kontak kulit • Penularan melalui hubungan
• Masa inkubasi 3-6 hari seksual
• Berlangsung 3 mgg & disertai gejala • Masa inkubasi 3-6 hari
sistemik [demam, malaise, anoreksia, • Berlangsung 3 mgg & disertai
KGB bengkak] & gejala prodromal gejala sistemik [demam, malaise,
anoreksia, KGB bengkak] & gejala
prodromal
VHS Tipe I VHS Tipe II

Pada regio facialis terdapat vesikel Pada regio genital terdapat


dengan dasar eritem multiple vesikel dengan dasar eritem
berukuran milier dan lentikuler multiple berukuran milier
tersusun herpetiformis. tersusun herpetiformis.
Fase Laten
• Tidak ditemukan gejala klinis
• VHS dorman pada ganglion dorsalis
Infeksi Rekurens
Sering menimbulkan gejala prodormal lokal sebelum timbul vesikel
berupa rasa panas, gatal, dan nyeri. Infeksi rekurens dapat timbul di
tempat yang sama (loco) atau tempat lain di sekitarnya (non loco).

VHS aktif kembali diakibatkan adanya :


– Trauma fisik: demam, infeksi, hubungan sex
– Trauma psikis: gg. emosional, menstruasi, insomnia
• Gejala klinis lebih ringan dari infeksi primer (7-10 hari)
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pada test Tzanck dengan


pewarnaan Giemsa dapat
ditemukan sel datia berinti
banyak dan badan inklusi
intranuklear
TATALAKSANA
TATALAKSANA NON-MEDIKAMENTOSA

Pada masa
Tidak berhubungan penyembuhan lesi
Proteksi individu
seksual selama infeksi harus tetap bersih dan
kering

Ibu hamil dengan usia


Ibu hamil yang
kehamilan diatas 36
mengalami infeksi
minggu yang memiliki
primer harus ditangani
resiko kekambuhan
dengan antiviral
infeksi HSV
Tatalaksana Medikamentosa

Buku Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FK UI


HERPES GENITALIS

• Asiklovir 200 mg per oral, 5 kali sehari selama 7 hari


Episode Klinis Pertama ATAU
• Valasiklovir 500 mg per oral, 2 kali sehari selama 7 hari

• Asiklovir 200 mg per oral, 5 kali sehari selama 5 hari


Infeksi Herpes ATAU
Kambuhan : • Valasiklovir 500 mg per oral, 2 kali sehari selama 5 hari
1. Pada lesi dini  obat topical berupa salep /
krim yng megandung preparat idoksuridin
TATALAKSANA
diberikan secara sering dengan interval
INFEKSI HSV beberapa jam.

2. Preparat asiklovir krim 5% (zovirax) yang


dipakai secara topical  5-6 kali sehari selama
5-10 hari
Penatalaksanaan wanita hamil dengan herpes
genitalis
• Perempuan hamil yang menderita herpes genitalis primer dalam 6
minggu terakhir masa kehamilan dianjurkan untuk dilakukan
section sebelum atau dalam 4 jam sesudah pecahnya ketuban.

• Disarankan untuk melakukan pemeriksaan virologic dan sitologik


sejak kehamilan 32 dan 36 minggu. Setelah itu sekurang kurangnya
setiap minggu dilakukan kultur serviks dan genitalis eksterna. Bila
kultur virus yang diinkubasi minimal 4 hari, memberikan hasil
negative dua kali berturut –turut, serta tidak ada lesi genital 
dianjurkan partus pervaginam
Penatalaksaan bayi lahir dari ibu dengan
herpes genital
• Isolasi untuk bayi lahir dari ibu dengan herpes genitalis. Kultur
virus, pemeriksaan fungsi hati dan cairan serebrospinal harus
dilakukan

• Spesimen kultur virus diambil dari konjungtiva , umbilicus,


nasofaring, dan lesi kulit yang dicurigai pada 24 – 48 jam
pertama.

• Bila ibu mengalami infeksi herpes genital primer pada saat


persalinan pervaginam , harus diberikan profilaksis asiklovir IV
kepada bayi 5-7 hari dengan dosis 3x10 mg/kgBB/hari
Rp 812/tablet Rp 5.219/tube Rp 164.250/tube

(Rp1,000,000/vial
Rp 25.253/tablet
Acyclovir tab 200mg
5dd1
@ Rp. 812,-
Valacyclovir tab 1000mg
2dd1
@ Rp. 25.253,-

Acyclovir tab 400mg Famciclovir tab 250mg


3dd1 3dd1
@ Rp. 960,- @ Rp. 47.135,-
Ulkus mole / Chancroid
• Chanroid, soft chancre, soft ulcer, soft sore, ulcer molle
• IMS/STD
• Penyakit ulkus genital akut
• Setempat atau Terlokalisir di area Anogenital
• Autoinoculation
• Haemophilus ducreyi
• Khas  ulkus di tempat masuk kuman dan seringkali
disertai supurasi kelenjar getah bening regional.
Adenitis inguinal atau bubo.

Definisi
• H. Ducreyi + HIV
• Laki-laki > Perempuan  3:1 sampai 25:1 ;
Epidemiologi Perempuan menjadi karier
• Laki-laki yang disirkumsisi memiliki risiko
rendah
Haemophilus ducreyi
• Gram negatif
• Coccobacillus
• Tidak berkapsul
• Anerob fakultatif

 Masa Inkubasi 3 – 7 Hari Max 14 Hari (bisa memanjang


pada ODHA)

Etiopatogenesis
Lokasi Hubungan seksual
 abrasi mikro 
◦ Kulit genitalia aktivasi PMN +
◦ Permukaan makrofag  Gagal
mukosa menyingkirkan 
pustular 
◦ KGB reginonal. ulseratif
Gambaran klinis
• Gejala prodromal -
• Papul Inflamasi dikelilingi eritematosa (24 -48 jam
Pustulosa  Erosi & Ulkus
• Gejala Sistemik −, Stadium Vesikel −
• Ulkus multiple, dangkal, tidak terdapat indurasi, sangat
nyeri.
• Area tepi: bergaung, rapuh, tidak rata, kulit atau mukosa
sekeliling ulkus eritematosa
• Dasar ulkus terlapisi eksudat nekrotik kuning keabu-abuan
& mudah berdarah jika lapisan diangkat
• Keluhan: Sepertri Uretritis Non-Gonore • Keluhan: disuria, nyeri saat defekasi,
• Ulkus tunggal dipareunia atau duh vagina.
• Lokasi : Preputium, frenulum, sulkus • Lokasi: vulva, introitus, vestibulum, labia
koronarius glans penis. minora. Jarang di vagina, serviks, perineum,
Menyebar ke Paha, Meatus & batang penis, anorektum
anus • Extragenital pada payudara, paha, orofaring.
Bubo Inguinal

• Nyeri adenitis inguinal ± Hari – 2 Minggu dengan rata-rata 1


minggu
• Unilateral
• Eritema pada kulit diatasnya
• Fluktaun dan rupture spontan
• Pus tebal dan creamy
Contoh Ulkus Mole

Sulcus coronarius Nekrotik + Eksudat Vulva


kuning keabua-abuan
Tidak Teratur

Autoinoculation → Anal
Kissing lesion
Pemeriksaan penunjang
• Isolasi H. ducreyi dari lesi atau aspirasi KGB
• Biakan H. ducreyi
• Pewarnaan gram  Basil kecil gram negatif
berderet berpasangan seperti rel kereta api
atau sekumpulan ikan yang berbaris
• PCR
Kompres, irigasi, atau rendam
dengan larutan salin

Pengobatan Lokal

Menghilangkan debris nekrotik


dan mempercepat penyembuhan
ulkus
Tata laksana

• Siprofloksasin 2x500 mg/hari


peroral, selama 3 hari atau
• Eritromisin 4x500 mg/hari
peroral, selama 7 hari atau
• Azitromisin 1 gram per oral,
dosis tunggal atau
• Seftriakson 250 mg injeksi
intramuskular, dosis tunggal.
Rp 153.320,-
Rp 140.000,-/ box
Rp 22.201,-/ vial

Rp 36.000
Disarankan untuk tidak
Pasangan seksual
melakukan hubungan
disarankan untuk
seksual sampai lesi
diperiksa dan diobati.
sudah bersih.

Pencegahan
DIAGNOSIS BANDING
HERPES SIMPLEX IMPETIGO KRISTOSA

HERPES ZOOSTER
Tipe Ulkus Genital
ULKUS MOLE ULKUS DURUM

HERPES SIMPLEKS
THANK
YOU
Daftar Pustaka
• Anzivino E, Fioriti D, Mischitelli M, Bellizzi A, Barucca V, Chiarini F,
Pietropaolo V. Herpes simplex virus infection in pregnancy and in
neonate: status of art of epidemiology, diagnosis, therapy and
prevention. Virology journal. 2009 Dec;6(1):40.
• Cohen, JI. Herpes Simplex. Fitzpatrick’s Dermatology Ninth Edition.
• Indriatmi, Wresti. Herpes Simpleks. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin
Edisi Ketujuh. 2016. Jakarta : FK UI.
• Straface G, Selmin A, Zanardo V, De Santis M, Ercoli A, Scambia G.
Herpes simplex virus infection in pregnancy. Infectious diseases in
obstetrics and gynecology. 2012;2012.

Anda mungkin juga menyukai