Anda di halaman 1dari 19

Penyebab Gagal Ginjal Kronis pada

Pasien 59 Tahun
E2
Milton Kaspo Sagoya (102016029)
Edward Anderson Nainggolan (102016160)
Marry Salvatrix Mekeng (102013065)
Sinta Wulansari (102013429)
Livia Lita Ratu (102016030)
Olivia Sarah Kadang (102016061)
Yohana Stefanie H. Samosir (102016110)
Sri Ayu Mega Santika (102016215)
Skenario 2
Seorang laki-laki 59 tahun datang di bawa keluarga ke
UGD dengan keluhan sesak nafas memberat sejak 1
minggu terakhir
Analisis Masalah

Anamnesis
Prognosis PF dan PP

Pencegahan
WD dan DD

RUMUSAN
Komplikasi
MASALAH
Etiologi

Penata Gejala Pato Epidemiologi


laksanaan Klinis fisiologi
Anamnesis
• Identitas pasien

• Keluhan utama Laki-laki 59 tahun, sesak saat berativitas &


berbaring sejak 1 tahun terakhir, batuk hilang
timbul, (-) dahak, (-) nyeri dada, (-) demam,
• Riwayat penyakit sekarang
mual/muntah 1-2x sejak 1 tahun terakhir,
kedua kaki sering bengkak & kulit gatal,
• Keluhan penyerta kencing sedikit, kuning, (-) darah.
Kencing manis 2 tahun yang lalu tidak rutin
berobat, pernah di diagnosis penyakit ginjal
• Riwayat penyakit dahulu sebelumnya.

• Riwayat kesehatan keluarga


Pemeriksaan Fisik

KU & kesadaran pasien

Pasien tampak sakit berat, kesadaran


TTV
compos mentis .
TTV : 140/70mmHg, frekuensi nadi
Inspeksi 110x/menit, frekuensi nafas
28x/menit. Bb(70kg), tb(170cm)
Palpasi Thorax : ronkhi basah halus
bilateral, murni reguler
Ekstremitas : pitting edema, kulit
Perkusi
hiperpigmentasi, edema bipedal

Auskultasi
Pemeriksaan penunjang
Laboratorium rutin : darah tepi lengkap, elektrolit, ureum,
kreatinin, enzim hepar, kadar gula darah sewaktu,serta
urinalisis.
Ultrasonografi ginjal: bisa memperlihatkan ukuran ginjal
mengecil, korteks yang menipis, adanya hidronefrosis atau batu
ginjal, kista, massa, kalsifikasi
Trombosit : 129.000/ ul darah, Hb : Trombosit : 150.000 – 400.000/ul
8 g/dl, Ht : 25%, Leukosit darah, Hb : 14-18g/dl, Ht : 40-48%,
9000/mm3 Leukosit 4.000 – 10.000/mm3
Ureum/ Kreatinin : 120/6 mg/dl, Ureum/ Kreatinin : 15-40/0.5-1.5
Clereance kreatinin : 13,125 mg/dl, Clereance kreatinin : 13,125
GDS 220 mg/dl GDS <150mg/dl
Working Diagnosis
Differential Diagnosis
WD DD

CKD ec DM Nefropati GAGAL JANTUNG


dengan edema paru & KRONIK
uremia
AKI
Anemia ec CKD
PPOK
DM TIPE II
Gagal jantung kronik : sekumpulan tanda dan gejala yang disebabkan oleh kelainan
struktural atau fungsi jantung ditandai dengan adanya ronki paru, paroksismal nokturnal
dispnea, edema paru akut, edema ekstremitas, batuk, Dispnea d’effort (kriteria Framingham)

AKI: terjadi ketika ada penurunan akut dari GFR dan zat-zat yang biasanya diekskresi
oleh ginjal terakumulasi di dalam darah. Biasa terjadi akibat dari deplesi cairan,
sepsis, atau toksisitas obat, terutama setelah operasi, trauma, atau luka bakar. Ada
peningkatan serum urea dan kreatinin, dan oliguria.

PPOK
Menyebabkan sesak nafas, Biasa memiliki riwayat merokok, Sesak dapat terjadi
karena alergen luar, Sesak juga bisa terjadi bila melakukan aktifitas yang berat,
Sesak hilang saat istirahat atau menggunakan inhaler, Jantung tidak mengalami
kelainan.
Gagal Ginjal Kronik
Gagal ginjal menyebabkan penurunan GFR (Glomerulus Filtration Rate),
Tekanan darah jadi meningkat, Retensi cairan meningkat, Oedem pada perifer
dan paru, Terjadi gejala kongesti paru, Terdapat protein di urine dan oligouria

Anemia : terjadi akibat penurunan sintesis eritropoetin di ginjal, oleh karena kerusakan
ginjal. Gejala berupa lemas, penurunan konsentrasi, mudah lelah, sesak, pusing, pucat

DM TIPE II : kondisi penyakit yang berlangsung lama (kronis). Dalam diabetes tipe 2,
tubuh tidak memproduksi cukup insulin atau tidak dapat menggunakan insulin dengan
baik. Lemak, hati, dan sel-sel otot tidak merespon insulin dengan benar -> resistensi
insulin
Etiologi
Penyebab Insiden
Diabetes Melitus
44%
- Tipe 1 ( 7%)
- Tipe 2 ( 37%) 27%
Hipertensi dan penyakit pembuluh darah 10%
besar 4%
Glomerulonefritis
3%
Nefritis interstitialis
Kista dan pnyakit bawaan lain 2%
Penyakkit sistemik misal lupus, vaskulitis 2%
Neoplasma
Tidak diketahui
4%
Penyakit lain 4%
Epidemiologi
Secara global, penyebab terbesar adalah diabetes mellitus. Di Amerika
menururt NIDDK melaporkan 10% orang dewasa memiliki PGK. Di
Indonesia, beberapa tahun terakhir penyebab
terbanyak adalah hipertensi (PERNEFRI
2015). Namun belum dapat dipastikan apakah memang hipertensi
merupakan penyebab PGK atau hipertensi akibat penyakit ginjal tahap
akhir, karena data IRR didapatkan dari pasien hemodialisis yang
sebagian merupakan pasien dengan penyakit ginjal tahap akhir.
1. Dasar derajat penyakit
Rumus *Kockcroft-Gault:
LFG (mL/menit/1,73m2) = (140 – umur) x Berat Badan
72x kreatinin plasma (mg/dL)
*pada perempuan dikalikan 0,85
Tabel 2. Klasifikasi Penyakit Ginjal Kronik atas Dasar Derajat Penyakit

Deraja Penjelasan LFG


2
t (mL/men/1,73m )
1 Kerusakan ginjal dengan LFG normal atau ≥90
meningkat
2 Kerusakan ginjal dengan LFG menurun ringan 60 – 89
3 Kerusakan ginjal dengan LFG menurun sedang 30 – 59
4 Kerusakan ginjal dengan LFG menurun berat 15 – 29
5 Gagal ginjal <15 atau dialisis
Gejala klinis
lemas, cepat lelah.

nafsu makan turun,mual & muntah, lidah


hilang rasa, cegukan

tungkai lemah, bengkak pada ektremitas,


parestesi, keram otot-otot, daya konsentrasi
menurun, insomnia dan gelisah.

nokturia, oligouria (<400mL/hari)

sesak nafas

Kelainan umum: badan kurus (kurang


gizi), tampak sakit kronik / sakit berat,

Hiperpigmentasi dan kering pada kulit.


PENATALAKSANAAN

Perencanaan tatalaksana sesuai dengan derajatnya:


Tabel 5. Penatalaksaan Sesuai dengan Derajat LFG
Derajat LFG Rencana tatalaksana
2
(mL/menit/1,73m )
1 ≥ 90 Terapi penyakit dasar, kondisi komorbid,
evaluasi perburukan, fungsi ginjal, memperkecil
resiko kardiovaskuler
2 60 – 89 Menghambat perburukan fungsi ginjal
3 30 – 59 Evaluasi dan terapi komplikasi
4 15 – 29 Persiapan untuk terapi pengganti ginjal
5 < 15 Terapi pengganti ginjal
Tatalaksana
Pembatasan asupan protein, dimulai pada LFG ≤ 60 mL/menit.
Protein diberikan 0,6 – 0,8/kgBB/hari

Kontrol tekanan darah (ACE, ARB)

Kontrol kadar glukosa darah (glitazon)

Batasi asupan garam <5 g/hari


Komplikasi Prognosis

Penyakit kardiovaskular Prognosis dari penyakit


ginjal kronik, tergantung
Anemia pada seberapa cepat upaya
deteksi dan penanganan
Neurologis
dini, serta penyakit
Gangguan metabolisme penyebab
Pencegahan
pengobatan hipertensi
pengendalian gula darah,
lemak darah, dan anemia
penghentian merokok
peningkatan aktivitas fisik
pengendalian berat badan
Kesimpulan

Pada kasus pasien di diagnosis menderita gagal ginjal kronik dengan adanya
edema paru, dan juga anemia. Hal ini ditegakan dengan ditemukan
peningkatan ureum/kreatinin dan adanya gejala khas yaitu sesak nafas saat
aktivitas atau istirahat, edema tungkai, mual/muntah, kulit hiperpigmentasi,
dan ronkhi basah halus.

Anda mungkin juga menyukai