Anda di halaman 1dari 13

PERSEPSI MAHASISWA TENTANG LINGKUNGAN PENDIDIKAN

DI FAKULTAS KEDOKTERAN UNILA

BAB I. PENDAHULUAN
1. 1. Latar Belakang
Feedback atau umpan balik dari mahasiswa dan dosen merupakan factor yang
apat meningkatkan penerapan kurikulum serta kualitas dalam proses belajar mengajar
dimana tujuannya untuk menjamin mahasiswa mendapat situasi pemmbelajaran yang
terbaik untuk mahasiswa (Milles&Leinster, 2009). Kualitas lingkungan pendidikan adalah
kunci dalam kesuksesan kurikulum (Hammond et al, 2012). Menurut Word Federation
For Medical Education (WFME) mengusulkan bahwa lingkungan pendidikan merupakan
salah satu yang harus di evaluasi dalam program pendidikan dokter (Council WFME,
1998; Hammond et al, 2012). Penelitian menyebutkan bahwa lingkungan pendidikan
berhubungan positif dengan kesuksesan akedemik dan kepuasaan terhadap program
pendidikan (Aghamolael&Fazel, 2010).
Lingkungan pendidikan bisa di ukur atau dilihat yaitu dengan menggunakan
kuesioner. The Dundee Ready Educational Environment Measure (DREEM) adalah
kuesioner yang banyak digunakan oleh pendidikan kedokteran di dunia untuk menilai
lingkungan pendidikan khususnya dalam pendidikan kedokteran dan kesehatan (Roff et
al, 1997 cited by Aghamolael&Fazel, 2010; Roff, 2005). Kuesioner DREEM mempunyai
reability yang tinggi untuk mengukur persepsi mahasiswa terhadap lingkungan belajar
(Demiroren et al, 2008). Persepsi mahasiswa ini telah diteliti terhadap semua tingkatan
sistem pendidikan dan belakangan digunakan sebagai cara untuk meningkatkan kualitas
penilaian dalam proses belajar mengajar dilapangan (Roff, 2005). Kuesioner DREEM ini
terdiri dari 50 pertanyaan yang didapat melalui penelitian Grounded Theory dan diskusi
panel sebangayak 100 orang tenga kependidikan kesehatan dan validasinya melalui
1000 orang mahasiswa dari berbagai Negara seperti bangladess, Argentina, Ethiopia.
Serta kuesioner ini sudah diterjemahkan kedalam bahasa Cina, swedia, Thailand dan
Negara lainnya (Roff, 2005).
Banyak penelitian yang sudah dilakukan tentang lingkungan pemeblajaran ini,
hamper setiap fakultas kedokteran melakukan evaluasi terhadap lingkungan pendidikan
untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan dapat memberikan feedback terhadap
perencana kurikulum (Demirorent et al, 2008). Penelitian yang dilakukan oleh
Aghamolaei& Fazel, 2010 mendapatkan bahwa persepsi mahasiswa terhadap
lingkungan pembelajaran didapatkan nilai rata-rata, adanya perbedaan persepsi anatara
mahasiswa laki-laki dan perempuan tidak ada perbedaan. Penelitian yang dilakukan oleh

1
Azurman et al, 2009 tentang persepsi mahasiswa terhadap lingkungan pendidikan,
mendapatkan lingkungan yang positif pada fakultas kedokteran.
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung sudah melaksanakan kurikulum
Berbasis Kompetensi dengan pendekatan Problem based learning sejak tahun 2008.
Pada tahun 2012 kurikulum Fakultas Kedokteran Universitas Lampung direvisi.
Lingkungan pendidikan merupakan salah satu factor yang mendukung dalam
meningkatkan kulaitas pendidikan. Selama ini fakultas kedokteran belum pernah
mengukur bagaimana lingkungan pendidikan.

1. 2. Masalah
Bagaimanakah persepsi mahasiswa berbeda tingkatan di Fakultas Kedokteran
Universitas Lampung dengan menggunakan kuesioner The Dundee Ready Educationa
Environment Measure (DREEM)?

1. 3. Tujuan penelitian
Untuk melihat persepsi mahasiswa terhadap lingkungan pendidikan di Fakultas
Kedokteran Universitas Lampung menurut tingkatannya.
1. 4. Manfaat
1. Institusi
 Sebagai feedback atau masukan untuk perencanaan kurikulum di masa yang
akan datang.
 Evaluasi lingkungan pendidikan dan proses belajar mengajar di Fakultas
Kedokteran Universitas lampung
2. Mahasiswa
Meningkatkan kualitas dan pencapaian hasil belajar mahasiswa

1. 5. Keaslian Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian repilkasi dari penelitian yang dilakukan oleh
Demiroren et al, 2008 meneliti persepsi mahasiswa dengan berbeda fase tentang
lingkungan pendidikan di Fakultas kedokteran Ankara yang mendapatkan hasil adanya
perbedaan persepsi antara tingkatan mahasiswa. Keaslian pada penelitian ini adalah
penelitian dilakukan di fakultas kedokteran Universitas Lampung, objek penelitian adalah
mahasiswa seluruh angkatan dari tahun pertama sampai tahun keempat. Serta kuesioner
DREEM yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh ahli bahasa inggris serta di
validasi dengan mneterjemahkan kembali kedlama bahasa Inggris. Kemudian di valiadasi
lagi terhadap mahasiswa

2
Begitu juga penelitian yang dilakukan oleh Aghamolaei&fazel, 2010 meneliti
persepsi mahasiswa tentang pesepsi mahasiswa terhadap lingkungan pendidikan di
Fakultas kedokteran Universitas Hormogzan Iran mendapatkan hasil tida ada perbedaan
persepsi antara mahasiswa laki-laki dan perempuan serta basic sciences dan patofisiologi.
Penelitian oleh Milles S& Leinster M , 2007 meneliti lingkuna pendidikan pada mahasiswa
akhir tahun pertama dengan harapan awal mahasiswa, mendapatkan hasil tidak adanya
perbedaan antara awal dan akhir tahun pertama. Penelitian tentang reabiliti dan vailiditi yang
dilakukan oleh Jakobsson et al, 2010 tentang psikometri instrument DREEM.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Proses belajar mengajar


Belajar adalah suatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh perubahan
prilaku baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam
berinteraksi dengan lingkungannya. Belajar juga dapat diartikan suatu perubahan dalam
kepribadian yang dimanifestasikan sebagai pola-pola respon yang baru berbentuk
keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan dan kecakapan. (Mahmud, 2010)
Belajar dapat dipengaruhi oleh banyak factor. Faktor-faktor ini dapat di kelompokan
menjadi tiga yaitu faktor internal, faktor social dan faktor struktural. Faktor individual/internal
seperti aspek fisiologis, psikologis, sikap mahasiswa, bakat, minat dan motivasi. Faktor
sosial seperti kondisi lingkungan. Faktor struktural adalah pendekatan belajar, strategi dan
metode yang digunakan siswa dan guru dalam melakukan kegiatan pembelajaran serta
gaya belajar masuk dalam faktor struktural (Mahmud, 2010)
Pencapaian hasil belajar yang di kemukan oleh Huitt yang disebut model Huitt,
dipengaruhi oleh karakter mahasiswa diantaranya adalah priorknowledge, intelegensi, gaya
belajar dan motivasi akan mempengaruhi prilaku mahasiswa. Prilaku mahasiswa
dipengaruhi juga oleh materi, keterlibatannya, kesusksesannya. Sedangkan dari karakter
dosen yaitu pengetahuannya, keterampilannya, kepercayaan dirinya. Karakter ini akan
meempengaruhi prilakuk dosen yang terwujud dalam perencanaan, manajemen dan
instruksi. Kebijaan juga akan berpengaruh pada pencapaian hasil mahasiswa yaitu
keuangan, pencapaian hasil, panduan, assessment dan pelatihan. Kebijakan kampus
seperti kepemimpinan dan iklim pemebelajaran akan langsung mempengaruhi prilakuk
dosen. Factor lain yang berpengaruhi adalah masyarakat, agama, keluarga (Huitt, (2003)
sitasi (Gagne et al, 2005).

2.2. Lingkungan belajar (Educational environment)


Educational environment atau lingkungan belajar disebut juga sebagai iklim.
Genn, dalam buku dent&Harden 2009, menjelaskan bahwa pengalaman mahasiswa
atau penerimaan lingkungan pendidikan secara keselruhuan di pendidikan kedokteran
disebut sebagai iklim. Iklim ini mempengaruhi perilaku. Lingkungan pendidikan yang
diterima mahasiswa menjadi iklim pemdidikan (McAleer et al, 2009). Iklim adalah
bagaimana kita merasakan tentang lingkunganm masing-masing akan terasa unik oleh
masing-masing individu (McAleer et al, 2009). Unsus-unsur yang membentuk lingkungan
cukup banyak, selain dosen, ukuran kelas dan lainnya.
Berikut adalah unsusr-unsur yang terdapat dalam lingkungan pendidikan (Mc
Aleer et al, 2009):

4
Keterampilan dosen Jadwal
Metode assessment perpustakaan
Kelas Kehidupan social
Akomodasi fasilitas rekreasi
Learning material Merasa mempunyai
Kemanan personal Pengalaman klinik
Ukuran kelas Student support
Makanan Komputer
Metode pengajaran Kejelasan learning outcome
Ketersedian transportasi keterampilan belajar

Masing-masing lingkunagn pendidikan mempunyai karakter tersendiri. Jefrey and Elston


(1989) mengatakan bahwa hubungan pengajaran tahap sarjana dan menekankan
pentingnya lingkungan pendidikan kedokteran berengaruh signifikan pada kemajuan
mahasiswa dan perilakunya menetukan spesialisasi. Gen dan Harden 1986 mengatakan
bahwa lingkungan pendidikan perlu diukur untuk mendiagnosis situasi institusi dan sebagai
platform untuk membuat modifikasi plingkungan pendidikan menjadi lebih baik untuk sebuat
institusi (Mc Aleer et al, 2009). Adapun alasan mengukur lingkunagn pendidikan adalah
mengembangkan performan mahasiswa, meningkatkan moral dosen, meningkatkan
motivasi diantara mahasiswa, membuat institusi lebih positif, meningkatkan kualitas
pengajaran dan membuktikan perubahan yang positif (McAleer et al, 2009).
Faktor-faktor yang berpengaruh dalam pengukuran lingkungan pendidikan:
1. Planning (perencanaan)
Menentukan tujuan dengan jelas alasan pengykuran lingkungan pendidikan, kenapa
dilakukan pengukuran lingkungan pendidikan. Misalnya untuk evaluasi kurikulum,
melihat aspek pengajaran, materi pengajaran dan penjadwalan>
2. Pengumpulan data
Mnegetahui cara pengambilan sample, dat bisa berasa dari staf rumah sakit atau
kampus atau mahasiswa. Menetukan kapan mengumpulkan data dan bagaiman
mengumpulkannya. Untuk mengukur iklim pendidkan seharusnya diperlukan data
yang cukup banyak.
3. Interprretasi data
Sebelum membuat kuesioner tentang lingkungan pendidikan seharusnya kita
merujuk literature. Instrumen pengukuran lingkungan pendidikan yang terkenal
adalah The Dundee ready educational environment measure (DREEM), The

5
Postgraduate Hospital Educational Environment Measure (PHEEM), clinical learning
environment and supervision (CLES) dan Dental student learning environment
survey (DSLES).

2.3. DREEM
DREEM merupakan alat pengukuran lingkungan pendidikan yang diusulkan oleh
universitas Dundee. The Dundee Ready Educational Environment Measure (DREEM)
adalah kuesioner yang banyak digunakan oleh pendidikan kedokteran di dunia untuk
menilai lingkungan pendidikan khususnya dalam pendidikan kedokteran dan kesehatan
(Roff et al, 1997 cited by Aghamolael&Fazel, 2010; Roff, 2005). Kuesioner ini sudah
digunakan erta telah diuji validitas dan reabilitasnya oleh pendidikan profesi kesehatan di
seluruh dunia selama 20 tahun (Jakobsson et al, 2011). Kuesioner DREEM mempunyai
reability yang tinggi untuk mengukur persepsi mahasiswa terhadap lingkungan belajar
(Demiroren et al, 2008). Persepsi mahasiswa ini telah diteliti terhadap semua tingkatan
sistem pendidikan dan belakangan digunakan sebagai cara untuk meningkatkan kualitas
penilaian dalam proses belajar mengajar dilapangan (Roff, 2005). Kuesioner DREEM ini
terdiri dari 50 pertanyaan yang didapat melalui penelitian Grounded Theory dan diskusi
panel sebangayak 100 orang tenga kependidikan kesehatan dan validasinya melalui
1000 orang mahasiswa dari berbagai Negara seperti bangladess, Argentina, Ethiopia.
Serta kuesioner ini sudah diterjemahkan kedalam bahasa Cina, swedia, Thailand dan
Negara lainnya (Roff, 2005).
DREEM mempunyai reabilitas tinggi, tujuan DREEM ini adalah untuk
menunjukan profil suatu institusi, membandingkan dan analisis persepsi mahasiswa,
melihat lingkungan pembelajaran dengan gaya belajar mahasiswa dan indek kumulatif
mahasiswa, untuk melihat hubungan lingkungan pendidikan dengan hasil pencapaian
mahasiswa (McAleer et al, 2009).
Kuesioner DREEM terdiri dari 50 pertanyaan dengan menggunakajnjawaban
skala likert yaitu 5 jawaban. 0= sangat kuat tidak setuju sampai 4 berati sangat setuju.
Faktor analisis dengan 5 skala yaitu (1) persepsi tentang pembelajaran (maksimum skor
480, (2) persepsi tentang dosen (maksimum skor 44), (3) persepsi tentang akademik
(maksimum skor 32), (4) persepsi tentang atmosfir (maksimum nilai (48), (5) persepsi
social (maksimum nilai 28). Skor secara keseluruhan adalah 200 (Jakobsson et al, 2011)

6
2.4. Kerangka teori
Lingkungan belajar berpengaruh terhadap hasil pembelajaran mahasiswa, terhadap
perubahan kurikulum dan meningkatkan kualitas pengajaran (McAleer et al, 2009). Belajar
dapat dipengaruhi oleh banyak factor. Faktor-faktor ini dapat di kelompokan menjadi tiga
yaitu faktor internal, faktor social dan faktor struktural. Faktor individual/internal seperti
aspek fisiologis, psikologis, sikap mahasiswa, bakat, minat dan motivasi. Faktor sosial
seperti kondisi lingkungan. Faktor struktural adalah pendekatan belajar, strategi dan metode
yang digunakan siswa dan guru dalam melakukan kegiatan pembelajaran serta gaya belajar
masuk dalam faktor struktural (Mahmud, 2010).

Internal Sosial

Pecapaian
belajar Lingkunga
n

Dosen
Kelas
Learning material
Struktural Social
Rekreasi
Keamanan
dll

Kurikulum
Belajar
mengajar
Gambar 1. Kerangka teori modifikasi pencapaian belajar oleh Mahmud dan Mc Aleer

2.5. Kerangka konsep

Lingkungan
DREEM Persepsi
pendidikann

Pembelajaran
Dosen
Akademik
Atmosfir
Sosial
7
2.6. Pertanyaan penelitian
Bagaimanakah persepsi mahasiswa fakultas kedokteran universitas lampung
terhadap lingkungan pendidikan?

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Rancangan penelitian

8
Rancangan penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan cross
sectional. Adapun yang diukur adalah lingkungan pendidikan dengan menggunakan
kuesioner The Dundee Ready Educational Environment Measure (DREEM)
3.2. Subjek Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Fakultas kedokteran Universitas Lampung
Populasi penelitian adalah mahasiswa tahun pertama 167, kedua 120, ketiga 118
dan keempat 115, jumlah total sebanyak 537 orang. Kemudian di ambil sampel
dengan tingkat kepercayaan 95 % (
3.3.Variabel penelitian
Variabel independen: Lingkungan pendidikan dengan kuesioner DREEM
3.4.Instrument penelitian
Kuesioner DREEM terdiri dari 50 pertanyaan dengan menggunakajnjawaban
skala likert yaitu 5 jawaban. 0= sangat kuat tidak setuju sampai 4 berati sangat setuju.
Faktor analisis dengan 5 skala yaitu (1) persepsi tentang pembelajaran (maksimum skor
480, (2) persepsi tentang dosen (maksimum skor 44), (3) persepsi tentang akademik
(maksimum skor 32), (4) persepsi tentang atmosfir (maksimum nilai (48), (5) persepsi
social (maksimum nilai 28). Skor secara keseluruhan adalah 200 (Jakobsson et al, 2011)

3.5. Defenisi Operasional


Persepsi
Lingkungan pendidikan
DREEM
3.6. Validasi dan Reabilitas instrument
Validitas konten: Kuesioner DREEM akan diterjemahkan kedalam bahasa ingrris oleh
ahli bahasa inggris, kemudian instrument yang sudah dalam bentuk bahasa
Indonesia akan diterjemahkan kemablai kedalam bahasa Inggris oleh ahli bahasa
inggris yang berbeda.
Validitas Konstruk akan di sebarkan kuesioner kepada mahasiswa minimal 30 orang
kemudian dilakukan analisis terhadap kuesioner tersebut (analisis faktor).

3.7. Prosedur penelitian


1. Mempersiakan instrument penelitian serta melakukan validitas isi dari
kuesioner. Kuesioner akan diterjemahkan oleh ahli bahasa inggris kedalam
bahasa Indonesia, Kemudiana akan diterjemahkan lagi kedalam bahasa
Ingrris oleh ahli bahasa Ingris yang berbeda.
2. Penyebaran kuesioner kepada mahasiswa minimal 30 kuesioner untuk
menguji validitas dan reabilitas instrument
3. Meminta izin ke pihak fakultas atau pimpinan dan etical clearance
4. Inform concent dengan seluruh mahasiwa
5. Mengambil data ke pada mahasiswa tahun pertama, kedua, ketiga dan
keempat
6. Melakukan analisis data
7. Melaporkan hasil penelitian

9
3.8. Analisis data
Terlebih dahulu dilakukan uji normalitas data dengan uji Kolmogorov-smirnov.
Data dianalisis dan dikumpulkan secara kohor dengan total sample. Analsis
dilakukan dengan menggunakan t-test dan chi-square. Chi-Square adalah
membandingkan data bentuk nominal. Valididti dilakukan dengan analisis itemrespon
rate, floo and ceiling effect, correct item totall correlation dan factor structure, item
respon akan dijumlahkan secara lengkap. Di atas 90% dianggap puas. Korelasi
antara masing-masing item dan jumlah total skor dianggap Konstruk validiti 0.3 atau
lebih besar dianggap validiti diterima.
Reabiliti di tes dengan internal konsistensi, dengan cronbach alfa. range alfa
adalah 0.7-0.9 . o.6 masih bisa diterima. Jika alfa lebih antara 0.7-0.6 dianggap
heterogenitas cukup tinggi, jika besar dari 0.9 dianggap sama.
3.9. Etika Penelitian
Peneliti akan meminta izin ke pihak Fakultas Kedokteran FK Unila, kepada
coordinator blok dan pengajar fisiologi serta etika clearance Komite penelitian FK
Unila. Penelitian akan dilaksanakan secara terencana dan dijelaskan kepada seluruh
mahasiswa dan meminta kesediaannya sebagai partisipan.

3. 10. Jadwal Penelitian

Kegiatan JAN FEB MAR APR MEI JUNI JULI


(2013) (2013)
(2013)
Proposal X
Pendahulua X
n
Persiapan X X
Validasi
instrumen
Penelitian X
Analisis data X
Pelaporan X

3.10. Rencana Anggaran


Jenis Pengeluaran
1. Alat dan bahan habis pakai : Rp. 680.000
2. Persiapan : Rp. 1.750.000

10
3. Pelaksanaan : Rp. 1.300.000
4. Penyelesaian Laporan : Rp. 600.000
5. Seminar : Rp.. 650.000
6. Dokumentasi : Rp. 200.000
Total : Rp. 5.180.000

b. Rincian Pengeluaran
No Rincian Pembiayaan Vol Harga/Volume Total

1 Alat dan bahan habis pakai


a. Kertas A4 80 gram 2 rim Rp. 30.000 Rp. 60.000
b. CD-RW 5 Rp. 10.000 Rp. 20.000
c. Tinta printer black dan 2 Rp. 150.000 Rp. 300.000
colour&catright
d. Alat tulis 2 set Rp. 300.000 Rp. 300.000
Subtotal Rp. 680.000
2 Biaya persiapan
Penggandaan proposal 5 Rp. 30.000 Rp. 150.000
Validasi instrument (ahli bahasa 2 Rp. 500.0000 Rp. 1.000.000
Inggris 2 orang
Validitas & Reabilitas (statistic) 1 Rp. 500.000 Rp. 500.000
Subtotal Rp. 1.750.000
3 Biaya Pelaksanaan
Pengumpul 4 Rp. Rp 400.000
100.000
Pengentrian data 600 Rp. 500 Rp. 300.000
Pengolahan data 600 Rp. 1000 Rp. 600.000
Subtotal Rp. 1.300.000
4. Pembuatan laporan,rapat Rp. 300.000 Rp. 300.000
koordinasi dan konsumsi
Penggandaan Laporan 10 Rp. 30.000 Rp. 300.000
Subtotal Rp. 600.000
5. Biaya seminar
Konsumsi 20 orang 30 Rp. 10.000 Rp. 300.000
Sewa Lcd, OHP, mikrofon, laptop 1 Rp. 200.000 Rp. 200.000
Kebersihan 1 Rp. 50.000 Rp. 50.000
Subtotal Rp. 650.000
6. Dokumentasi 1 Rp. 200.000 Rp. 200.000
Total Rp.5.180.000

11
DAFTAR PUSTAKA

1. The executive Council WMFE. International standarts in medical education:


assessment and accreditation of medical school’s educational programmes. A WFME
position paper. Medical education, 1998, 32 (5); 549-558.
2. Hammond S, O’Rourke M, Martina Kelly, Bennett D, O’Flynn. A Pshycometrric
appraisal of dreem the dreem. Medical Education, 2012; 12(2); 2-5
3. Miles S, Leinster SJ. Comparing staff and student perceptions of the student
experience at new medical school. Medical Teacher, 2009; 31: 539-546
4. Aghamolaei T, Fazel I. Medical student perception of the educational environment at
an Iranian Medical science University, 2010; 10(87); 2-7
5. Roff S. The Dundee Ready Educational Environment Measure (DREEM)-a generic
instrument for measuring’s student perception of undergraduate health professional
curriculum. Medica teacher, 2005;27(4): 322-325
6. Arzurman H, Yusoff MSB, Chit SP. Big Sib student’s perception of the educational
environment at shool medicine sciences, Universiti Sains Malaysia, using Dundee
ready educational Environmnet Measure (DREEM) inventory. Malysian J Med Sci,
2010; 17(3): 40-47
7. Demiroren M, Palauglo O, Ozyurda F, ayhan IH. Perception of students in different
Phases of medical education of educational environment: Ankara University faculty of
medicine. Med educ online, 2008; 13(8): 1-7
8. Miles S, Leinster SJ. Medical Student’s perceptions of their educational environment:
expected versus actual perceptions. Medical education , 2007; 41: 265-272
9. Jakobsson U, Danielsen N, Edgren G. Psychomentric evaluation of the Dundee
Ready Educational Environment Measure (DREEM): Swedish Version. Medical
Teacher, 2011; 33: e267-e274

12
10. McAleer S, Soemantri D, Roff S. Educatonal environment. A practical guide for
medical teacher. Elsevier, 2009; 65-70
11. Mahmud. Psikologi Pendidikan. Pustaka Setia. Bandung, 2010
12. Gagne, R., Wager, G., Golas, K., Keller, J. Principles of instructional design Fifth
edition. Thomson Wadsworth. United Kingdom, 2005

13

Anda mungkin juga menyukai