Anda di halaman 1dari 39

KESEHATAN KERJA

Dr. Sri Rokhmani


Sehat
Adalah suatu kondisi fisik, mental, dan
sosial seseorang yang tidak saja
bebas dari penyakit atau gangguan
kesehatan, melainkan juga
menunjukkan kemampuan untuk
berinteraksi dengan lingkungan
pekerjaannya.
Kesehatan kerja
Spesialisasi ilmu kesehatan/kedokteran beserta
prakteknya yang bertujuan agar
pekerja/masyarakat pekerja memperoleh derajat
kesehatan setinggi-tingginya baik fisik, mental
maupun sosial dengan usaha preventif atau
kuratif terhadap penyakit/gangguan kesehatan
yang diakibatkan oleh faktor pekerjaan dan
lingkungan kerja serta terhadap penyakit umum.
(Suma’mur)
Kesehatan kerja
 Aplikasi Kesehatan Masyarakat pada suatu
tempat kerja, dimana pasien dari Kesehatan
Kerja adalah masyarakat pekerja dan
masyarakat sekitar perusahaan tersebut.
( Soekidjo. N)
Beban • Fisik
Kerja • Mental

• Fisik
KESEHATAN • Kimia
Lingk. • Biologi
TENAGA Kerja • Ergonomi
KERJA • Psikologi

• Keterampilan
• Kesegaran jasmani &
rohani
Kapasitas • Ukuran tubuh
Kerja • Status kesehatan/gizi
• Usia
• Jenis Kelamin
Tujuan Pelayanan Kesehatan Kerja
 Memberikan bantuan dalam penyesuaian diri
fisik mental,penyesuaian pekerjaan dengan
tenaga kerja.
 Melindungi dari gangguan kesehatan yang
timbul dari pekerjaan/lingkungan kerja
 Meningkatkan kesehatan badan, kondisi mental
dan keampuan fisik tenaga kerja
 Memberikan pengobatan,perawatan dan
rehabilitasi tenaga kerja yang menderita sakit
Sasaran Tujuan Utama :
 Masy pekerja ( karyawan perusahaan, PNS,
Petani, Nelayan, Pekerja Sektor non formal) =
Tercapainya Derajat Kesehatan Setinggi-
tingginya baik fisik, mental dan sosial
 Masy sekitar perush = terlindung dari bahaya
pengotoran dari bahan2 yg berasal dr persh.
 Hsl produksi persh = tidak membahayakan
kesehatan masy. konsumennya
 Efisiensi kerja dan daya produktivitas karyawan
meningkat
TUGAS POKOK PELAYANAN KESEHATAN
KERJA

1. Pemeriksaan kesehatan sebelum kerja (awal),berkala


dan khusus
2. Pembinaan dan pengawasan atas penyesuaian
pekerjaan terhadap tenaga kerja
3. Pembinaan dan pengawasan perlengkapan APD
4. Pembinaan dan pengawasan terhadap lingkungan
kerja
5. Pembinaan dan pengawasan perlengkapan untuk
kesehatan kerja
6. Pencegahan dan pengobatan terhadap penyakit
umum dan PAK
7. Pertolongan pertama pada kecelakaan
8. Pendidikan kesehatan untuk tenaga kerja dan
latihan untuk petugas P3K
9. Memberikan nasehat mengenai perencanaan dan
pembuatan tempat kerja, pemilihan APD dan gizi
kerja
10. Membantu usaha rehabilitasi akibat kecelakaan
atau PAK
11. Pembinaan dan pengawasan terhadap tenaga kerja
yang mempunyai kelainan tertentu dalam
kesehatannya
12. Memberikan laporan berkala tentang pelayanan
kesehatan kerja kepada pengurus
Program Kesehatan Kerja
 Kegiatan yang bersifat komprehensif
→ promotif, preventif, kuratif, dan
rehabilitatif

 Perhatian utama di bidang kesehatan


kerja lebih ditujukan ke arah pencegahan
terhadap kemungkinan timbulnya peny
serta pemeliharaan kesehatan seoptimal
mungkin.
Program kesehatan kerja,yang
dapat dilakukan :
 Identifikasi potensi bahaya dan risiko →
mengenal kondisi di tempat kerja.
 Analisis risiko → penilaian kemungkinan potensi
bahaya menjadi manifestasi dan mengupayakan
langkah pengendalian sehingga risiko yang
timbul dapat dikurangi atau dieliminasi.
 Survailance kesehatan pekerja → px kesehatan
awal, berkala & khusus untuk deteksi dini
kemungkinan terjadinya gangguan kesehatan /
penyakit yg diderita pekerja & mengupayakan
cara mengatasinya.
 Pemantauan biologik → memantau pengaruh pekerjaan /
lingkungan kerja pd kesehatan pekerja melalui
pemeriksaan kadar bahan kimia/metabolitnya di dalam
darah/urine
 Pengendalian lingkungan kerja → cara / sistem kerja dan
dilaksanakan bersama ahli hygiene perusahaan, sanitasi,
dan disiplin lain yang terkait.
 Pelayanan kesehatan kerja yang bersifat komprehensif →
preventif, promotif, kuratif, dan rehabilitatif bukan hanya
mengobati keluhan, gejala, atau penyakit saja.
 Konsultasi dan komunikasi
 Pelatihan kesehatan kerja → untuk meningkatkan
keterampilan pihak manajer, supervisor dan pekerja
sehingga mampu mengenal, menilai dan mengendalikan
potensi bahaya dan risiko yang ada.
UPAYA PERLINDUNGAN

Upaya perlindungan tenaga kerja bidang


kesehatan masyarakat kerja harus dapat
dilaksanakan dengan baik dan
sepenuhnya dapat mengevaluasi serta
mengendalikan bahaya-bahaya resiko
dari kesehatan kerja.
PERLINDUNGAN KESJA

Sebab :
- Tenaga kerja = sumber daya yg sangat
menentukan jalannya industri ( aset persh)
- Pekerjaan dan lingk kerja mempunyai pengaruh
thd kes tenaga kerja
- Kegiatan industri semua tingkatan mengandung
resiko bahaya (tdk satupun industri benar2
bebas dr bahaya)
PERLINDUNGAN KESJA

UU No. 1 Tahun 1970 pasal 10


( M. Sulaksmono 1997)
“ Tanggung jawab pencegahan kecelakaan
kerja selain pihak perusahaan, karyawan
(Naker), dan Pemerintah”
PERLINDUNGAN KESJA

UU No. 14 Tahun 1969


“ Upaya kesehatan kerja adalah kewajiban yg
harus dilaksanakan di semua perusahaan”
(Perlind.Kesh.Merupakan hak TK)

Dgn ketentuan2 pokok ketenagakerjaan dimana


jelas ditetapkan :” pemeliharaan dan
peningkatan kesehatan kerja merupakan bagian
dr upaya perlindungan tenaga kerja yg harus
dilaksanakan sesuai dg martabat tenaga kerja
sbg manusia”.
UPAYA
PERLINDUNGAN/PERUNDANGAN

PERMENAKERTRANS No. Per.


02/MEN/1980, ttg Px kesehatan TK dalam
penyelenggaraan Keselamatan Kerja:
1. Kewajiban Pengurus untuk Px
Kesehatan TK.
- Sebelum bekerja
- Berkala
- Khusus
2. Px kesh.TK dilakukan oleh dokter yang mempunyai
kualifikasi & kompetensi (Hiperkes Depnakertrans
dikukuhkan oleh Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi)

3. Jenis Px. TK bersifat umum & kewajiban


pengurus/pengusaha. Dokter menyusun pedoman Px TK
sesuai dengan kemampuan perusahaan dan kemajuan
ilmu kedokteran dlm bidang keselamatan kerja.

4. PERMEN No.1 Th. 1976 :


Kewajiban pelatihan Hiperkes bagi dokter & paramedis
(Permen No. 1 th.1979) di perusahaan/instansi.

5. PERMENAKERTRANS No.Per.03/MEN/1982 ,ttg tugas


utama dokter perusahaan dan industri :
Melakukan Px. Kes. sblm bekerja, berkala, & khusus.
6. KEPMENAKERTRANS No. KEP.187/MEN/1999, ttg.
pengendalian bhy kimia berbahaya di tempat kerja :
Melakukan Px. Kes. TK sekurang2nya 1 thn sekali.

7. UU No. 3 thn. 1992, Jamsostek :


R.Lingkup : jaminan KK, jaminan kematian, jaminan
hari tua, jaminan pemeliharaan kesehatan.

8. Per. Pemerintah No.14 thn. 1993 ,ttg


penyelenggaraan Jamsostek (> 10 karyawan; upah
>1 jt).
PROSEDUR PEMERIKSAAN KESEHATAN
TENAGA KERJA
 Px kesehatan tenaga kerja direncanakan &
melibatkan pihak pimpinan pengurus
perusahaan dan dokter perusahaan.

 Semua perusahaan sebagaimana disebutkan


dalam UU No.1/1970 harus melakukan
pemeriksaan kesehatan bagi tenaga kerja dan
wajib membuat perencanaan untuk pemeriksaan
kesehatan sebelum bekerja, berkala, dan
khusus.
 Pengurus/pengusaha dan dokter wajib menyusun
pedoman pemeriksaan kesehatan tenaga kerja dan
pedoman tersebut harus mendapatkan persetujuan
terlebih dahulu dari Direktur/pejabat Depnakertrans.

 Pedoman pemeriksaan kesehatan tenaga kerja tersebut


dikembangkan sesuai dengan kemampuan perusahaan
dan kemajuan ilmu kedokteran dalam bidang
keselamatan kerja.

 Dalam waktu selambat-lambatnya 2 (dua) bulan,


pengusaha wajib melaporkan kepada Direktur Jenderal
Binalindung Tenaga Kerja melalui Kantor Wilayah Ditjen
Binalindung Tenaga Kerja setempat.
1. Pemeriksaan Kesehatan Sebelum
Bekerja (Px. Awal)
- Px. dilakukan pada saat TK sblm diterima dalam
pekerjaannya.
- Menilai kondisi pekerja dalam keadaan kesh. yang
optimal.
- Tidak mengidap penyakit menular.
- Cocok untuk pekerjaan yang akan dilakukannya.
- Mengenal penyakit dalam keadaan dini (diobati).
- Sebagai data medis dasar untuk pertimbangan
pengajuan kompensasi jika terjadi PAK.
- Data medis dasar kriteria mendapatkan asuransi
- Dilaksanakan oleh dokter perusahaan atas dasar
pengajuan tertulis dari perusahaan.
Jenis pemeriksaan kesehatan sebelum
bekerja meliputi :

- Identitas :
Nama, umur, jenis kelamin, alamat, status
perkawinan, riwayat pekerjaan dahulu, rencana
penempatan/jenis pekerjaannya.
- Anamnesis :
RPD, RPS, RP dlm keluarga, riwayat pemaparan
faktor resiko lingkungan kerja sebelumnya.
Wanita : riwayat kehamilan, persalinan.
Jenis pemeriksaan kesehatan sebelum
bekerja meliputi :
- Pemeriksaan Fisik :
Menyeluruh dan sistematik, meliputi :
KU, vital sign, visus mata, THT, Px. jantung,
paru, perut dan organ gerak.
- Pemeriksaan Penunjang :
foto rontgen, lab.rutin, pemeriksaan penunjang
lain yang dianggap perlu sesuai kebutuhan.
- Bila dalam waktu 3 bln sblmnya prnh menjalani
px.kesehatan oleh dokter berkompeten dan
tidak ada keragu2an, tdk perlu dilakukan
px.kesehatan.
Kesimpulan Hasil Px. Sebelum
Bekerja
1. Fit for Duty / cocok untuk semua jenis
pekerjaan :
- Dapat melakukan segala macam
pekerjaan.
- Tidak ada kelainan fisik / cacat.
Kesimpulan Hasil Px. Sebelum Bekerja

2. Fit for Duty with Minor Correctable


Defect / Cocok untuk semua jenis
pekerjaan dengan lampiran catatan :
- Dapat melakukan suatu pekerjaan
- Kelainan ringan yang dapat dikoreksi
- Mis : kelainan visus, caries dentis.
Kesimpulan Hasil Px. Sebelum Bekerja

3. Fit for selected/Limited duty/ Hanya cocok


untuk pekerjaan yang direkomendasikan :
- Dapat melakukan pekerjaan / tugas ttt yang
terbatas karena ada penyakit yang menetap.
- Dapat bekerja yang khusus
- Ditempatkan pada tempat yang sesuai kondisi
kesehatannya.
- Tidak berbahaya bagi diri dan sekitarnya
- Contoh : buta warna.
Kesimpulan Hasil Px. Sebelum Bekerja

4. Unfit for Duty / Tidak cocok untuk


dipekerjakan :
- Tidak dapat dipekerjakan saat ini
- Penyakit menular akut/kronik
- Gangguan jiwa, dsb.
2. PEMERIKSAAN KESEHATAN
BERKALA
- Bertujuan untuk mempertahankan derajat kesehatan
tenaga kerja sesudah bekerja.
- Pemeriksaan penting untuk dapat mencegah timbulnya
gangguan kesehatan akibat kerja sedini mungkin.
- Dilakukan sekurang2nya 1 tahun sekali.
- Berguna untuk mengetahui cara pemajanan dan
pengendalian faktor resiko PAK
- Jika ditemukan kelainan, perusahaan wajib
menindaklanjuti.( terapi, tindakan medis ttt, rujukan
spesialis serta rehabilitasi dan faktor penyebabnya a.l.
Pengendalian lingkungan kerja)
2. PEMERIKSAAN KESEHATAN
BERKALA
 Pemeriksaan fisik lengkap
 Kesegaran jasmani
 Foto rontgen paru
 Laboratorium rutin
Kesimpulan Hasil Px. Berkala
 Sehat
 Perlu tindak lanjut : ada kelainan medis
yang ditemukan
 Perlu tindak lanjut dari segi pekerjaannya :
ada kelainan yang ditemukan dapat
mengganggu keselamatan kerja.
3. Pemeriksaan Kesehatan Khusus
 Bertujuan untuk menilai adanya pengaruh dari pekerjaan
ttt terhadap tenaga kerja.
 Rutin dilakukan
 TK absen/perawatan karena sakit lebih dari 4 minggu.
 TK absen setelah kecelakaan kerja.
 TK absen > 2 minggu karena kecelakaan apapun.
 TK absen terkait penyakit tertentu (vertigo, neoplasma,
jantung, saraf, infeksi kronis, gangguan jiwa).
 Dilakukan bila adanya keluhan dari TK atau atas
pengamatan Pengawas Keselamatan dan Kesehatan
Kerja / penilaian Pusat Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (Balai Hiperkes dan KK) / pendapat umum di
masyarakat.
Kesimpulan Hasil Px. Khusus
 Sehat
 Perlu tindak lanjut : ada kelainan medis
yang ditemukan.
 Perlu tindak lanjut dari segi pekerjaannya :
ada kelainan yang ditemukan dapat
mengganggu keselamatan kerja.
Contoh ttg pemeriksaan kesehatan
khusus :
 Tenaga kerja yang bekerja dengan faktor
risiko ttt,mis: pekerja yg berisiko terkena
radiasi, menangani bahan kimia yg
berbahaya.
 TK yang karena kondisi fisik,mental serta
peny.yg dideritanya prl istirahat, sakit scr
terus menerus dlm waktu yg lama.
PEMANTAUAN BIOLOGIS (BIOLOGICAL
MONITORING)
 Cara untuk menilai pajanan dan risiko terhadap
kesehatan tenaga kerja dg mengukur konsentrasi
indikator bahan kimia tertentu pada spesimen
biologis
 Nilai yg didapat dibandingkan dengan nilai Indeks
pemaparan Biologis (Biological Exposure Index)
 Bila nilai dibawah dari nilai Indeks Pemaparan
Biologis maka tenaga kerja tidak akan terganggu
kesehatannya.
 Mis : pemeriksaan darah, urine, tinja, atau bahkan
kadang-kadang kuku, rambut sesuai dengan sifat
kimia yang dicurigai.
 Contoh : pemeriksaan timbal dalam darah, phenol
dalam urine,dll
PENYELENGGARAAN PELAYANAN
KESEHATAN KERJA

 Diselenggarakan sendiri oleh pengurus

 Diselenggarakan oleh pengurus dengan


mengadakan ikatan dengan dokter atau
pelayanan kesehatan lain

 Pengurus dari beberapa perusahaan secara


bersama-sama menyelenggarakan suatu
pelayanan kesehatan kerja
KENDALA-KENDALA PELAKSANAAN
PELAYANAN KESEHATAN KERJA
 Pelayanan kesehatan kerja dianggap sebagai klinik
perusahaan yang sekedar hanya berfungsi mengobati
 Pemahaman & kesadaran pimpinan perusahaan & pekerja
akan manfaat kesehatan kerja masih sangat kurang
 Kedudukan organisasi kesehatan di perusahaan,
umumnya berada pada tingkat rendah, sehingga upaya
penerapan program kesehatan di perusahaan belum
dapat dilaksanakan sepenuhnya
 Dokter part time, sehingga banyak menjumpai
keterbatasan dalam mengembangkan kemampuannya.
 Pihak pengurus perusahaan masih banyak yang
mempunyai anggapan keliru tentang upaya peningkatan
kondisi kesehatan tenaga kerja, biaya yang dikeluarkan
dikategorikan sebagai pos rugi.

Anda mungkin juga menyukai