Anda di halaman 1dari 29

Vulvovaginitis: Screening for and

Management of Trichomoniasis,
Vulvovaginal Candidiasis, and
Bacterial Vaginosis
Oleh :
EKA HERIYANTI
1102016065
Koass Bagian Kulit dan Kelamin Periode 29 Juli – 31 Agustus 2019
RSUD Pasar Rebo
2019
Abstrac
• Objective : meninjau ulang bukti dan menyediakan rekomendasi dalam
skrining dan managemen vulvovaginal candidiasis, trichominiasis, dan
bacterial vaginosis.
• Outcomes : untuk mengevaluasi efektivitas pengobatan antibiotik, angka
kesembuhan pada infeksi simpel dan kompleks, dan implikasinya pada
kondisi kehamilan
• Evidence : literatur diambil dari MEDLINE, EMBASE, CIHAHL, dan The
Cochrane Library pada 2013, hasil dari pencarian dianalisa menggunakan
systematic review, randomized controlled trial, dan studi observasional.
• Value : kualitas penilaian pada dokumen in menggunakan kriteria yang
digambarkan pada The Canadian Task Force On Preventive Health Care.
Vulvovaginal Candidiasis
• Kondisi yang sangat sering terjadi pada
infeksi vagina, 75 % wanita pernah
mengalami infesi ini setidaknya sekali
dalam hidupnya.
• faktor resiko : aktivitas seksual,
penggunaan antibiotik terakhir,
kehamilan, dan kondisi imunosupresi
seperti ODHA atau diabetes.
The Organism
• Paling sering disebabkan oleh
candida albicans.
• Reservoir utama candida adalah
rectum, dan kadang dapat
ditemui di vagina
• Gejala timbul karena banyaknya
jamur dan penetrasinya ke sel
epitel vulvovaginal.
The Disease
• Gejala : 1. uncompicated VVC : cottage-cheese-like discharge (cairan
seperti gumpalan keju), vaginal dan vulvar pruritus, nyeri,
burning, eritem, dan/ edema, disuria dan disparenia dapat
timbul.
2. compicated VVC : vvc dengan tingkat rekurensi (4 kali atau
lebih kejadian dalam 12 bulan) ,berhubungan dengan
gejala yang berat, infeksi selain spesies albicans, atau pada
compromised host (kondisi ini lebih sering menyerang
individu dengan keadaan imunosupresi).
Gejala Klinis VVC
Diagnosis
• Memerlukan inspeksi pelvic (discharge putih tebal dan vulvar pruritis
tidaklah sensitif dan spesifik sebagai kriteria diagnosis).
• Supertif diagnosis : eritem dan edem pada vulva dan jaringan vagina,
cairan putih, tebal dan menggumpal, PH < 4.5 , ditemukan budding
yeast dan pseudohyphae pada sediaan basah, Whiff test negatif dan
pewarnaan gram ditemukan sel polimorfnuklear, budding yeast, dan
pseudohifa.
Treatment
Terapi dibutuhkan apabila : terdapat gejala lanjutan, ditemukan jamur pada
sediaan basah dan pewarnaan gram/kultur (pada 20% wanita jamur
ditemukan sebagai flora normal di vagina sehingga gejala mayoritas
asimtomatik).
VVC pada Kehamilan
• Vvc pada kehamilan dapat memanjang dan gejala yang lebih berat,
gejala resolusi membutuhkan terapi yang lebih lama.
• Hanya direkomendasikan golongan topikal azol : ekternal imidazole
cream dan intravaginal ovules selama 14 hari.
• Golongan oral fluconazol harus dihindari karena meningkatkan resiko
tetralogy of fallot.
• Asam boric intravaginal juga meningkatkan terjadinya defek
kongenital jika di gunakan pada 4 bulan pertama kehamilan.
Trichomonas Vaginalis
The Organism
Trichomonas vaginalis adalah protozoa parasitik anaerob berflagel yang
menempel pada sel epitel di traktus urogenital
The Disease
• Prevalensi T. Vaginalis di US sebanyak 3,1 % pada wanita usia
reproduktis (14-49 th).
• Sebanyak 64% - 90% orang terinfeksi tidak menunjukan gejala
(asimtomatik), dan dapat bertahan bulanan sampai tahunan.
• Laki-laki memiliki gejala yang lebih sedikit daripada wanita oleh
karena itu lebih sering asimtomatik.
• Gejala pada laki-laki : uretritis, disuria, dan ditemuaknya cairan
bening atau mukopurupen yang keluar dari gland penis.
The Disease cont...
• Pada perempuan organisme dapat ditemukan pada cervix, vagina,
kandung kemih, kelenjar bartholin, skene, dan periuretral.
• Pada wanita dengan gejala simtomatis biasanya ditemukan :
peningkatan cairan vagina yang memiliki bau busuk, berwarna hijau
atau kuning, dan terlihat berbusa, pruritus yang signifikan di iringi
dengan vuvitis dan vaginitis, disuria, disparenia, dan beberapa juga
ditemukan spot hemaragik (petechiae) di mukosa genital (colpitis
macularis / strawberry cervix).
Gejala klinis trichomoniasis
Diagnosis
• Pada gambaran mikroskop dan kultur ditemukan parasit.
• Pada papanicolaou screening test organisme dapat ditemukan namun tes
ini memiliki tingkat sensitifitas yang rendah.
• Immunoassay dipstick test (T. vaginalis nucleic acid amplification testing)
atau NAAT adalah pemeriksaan paling sensitif dan spesifik.
Treatmen
• Terapi trikonomiasis : oral metronidazole 2 gram (1 kali minum) atau
500 mg (2 kali minum sehari selama 7 hari).
• Tingkat kesembuhan mencapai 88% dengan regimen ini dan semakin
tinggi apabila pasangan seksual juga ikut diterapi.
• Apabila terjadi resistensi terhadap metronidazole terapi dapat
diperpannjang atau menggunaka alternatif Timidazole 2 gram ( 1 kali
minum)
Partner treatmen (pasangan seksual)
• Berdasarkan The PHAC 2010 guidelines on STI , pasangan seksual
harus di terapi menggunakan regimen yang serupa, dan tidak
melakukan kegiatan seksual intercourse sampai keduanya diobati dan
asimtomatik .
• Angka rekurensi tinggi pada laki-laki dan perempuan yang sering
berganti pasangan.
Trikomoniasis pada kehamilan

• Berkaitan dengan kelahiran preterm, dan jika simtomatik dan


ditemukan pada test maka wajib diterapi.
• Terapi mengunankan metronidazole dengan penggunaan yang sama
seperti pada wanita yang tidak hamil.
Side Effects
Efek metronidazole :
• Mual
• Muntah
• Sakit kepala
• Insomnia
• Pusing
• Mengantuk
• Timbul rash
• Mulut kering
• Rasa metalic dimulut.
Bacterial Vaginosis
The Organism
• Flora normal vagina terdiri atas bakteri aerob dan anaerob, namun
spesies lactobacillus lebih banyak mendominasi >95% dari semua
jenis bakteri.
• Lactobacillus berfungsi menjaga pH vagina agar tetap asam dengan
terus menyediakan hidrogen preroxida, pada bacterial vaginosis
jumlahnya berkurang dan terjadi peningkatan bakteri patogen lain
• Sampai saat ini tidak ada satupun bakteri patogen yang dapat
mengkonfirmasi terjadinya bacterial vaginosis.
Bakteri pada bacteria vaginosis
Prevotella species

bacteroides
The Disease
• Kelainan paling sering penyebab vaginitis pada traktus genital pada
wanita hamil dan tidak.
• Dikaitkan dengan faktor resiko : kelahiran preterm, ruptur membran
prematur, aborsi spontan, chorioamnionitis, post partum
endometriosis, post caesar, post surgical infection, subclinical pelvic
infecetion.
• Kejadian meningkat pada ras wanita kulit hitam,merokok, wamita
yang sering menggunakan caiaran pembersih dan produk intravaginal
lainya, dan pada wanita yang aktif melakukan aktivitas seksual.
Diagnosis
• Pemeriksaan mikrobiologi dan
pemeriksaan secara klinis
direkomendasikan, jika terdapat 3 dari 4
tanda yakni : cairan vagina yang lengket
dan homogen, pH vagina >4,5,
ditemukan clue cell, dan bau amis pada
whiff test.
• Penentuan dengan nugent score :
• Positif : 7 atau lebih
• Intermediate : 4-6
• Normal : 0-3
Nugent Score
treatmen
• First line terapi adalah oral metronidazol 500 mg (2 kali sehari selama
1 minggu)
• Oral tinidazole sebagai alternatif.
Rekurensi bacterial vaginosis
• 1 sampai 3 dari wanita yang telah diobati menderita rekurensi dalam
waktu 3 bulan.
• Strategi untuk menangani rekurensi adalah dengan konsumsi oral
metronidazole lebih lama dari biasanya atau menggunakan
metronidazole bagina gel 0,75% (5 gram dengan aplikator selama 10
hari)
• Pada beberapa penelitian juga mengatakan penggunaan porbiotik
dan vitamin c mencegah terjadinya rekurensi walaupun belum di uji
coba secara luas.
Bacteria vaginosis pada kehamilan
• Vaginal discharge normal pada sebagian besar kehamilan, namun
apabila terdapat bacterial vaginosis pada kehamilan makan perlu di
tangani.
• Berdasarkan PHAC guidelines : metronidazole 500 mg (2 kali sehari
selama 7 hari) atau clindamycin oral 300 mg (2 kali sehari selama 7
hari).
• Topikal agent tidak direkomendasikan selama kehamilan.
kesimpulan
TERIMAKASIH 

Anda mungkin juga menyukai