Anda di halaman 1dari 16

DOT PRODUCT/HASIL KALI TITIK Oleh: M.

Syarif Hidayat
DOT PRODUCT/HASIL KALI TITIK
Misalkan u dan v adalah dua vektor taknol di dimensi-2 atau dimensi-3, dan
anggaplah vektor – vektor ini telah dilokasikan sehingga titik awalnya berimpit. Yang
kita artikan dengan sudut di antara u dan v adalah sudut  yang ditentukan oleh u
dan v yang memenuhi 0    
DOT PRODUCT/HASIL KALI TITIK
Definisi. Jika hasil dan adalah vektor-vektor di dimensi-2 atau dimensi-3 dan
adalah sudut diantara dan , maka hasil kali titik (dot pruduct) atau hasil kali dalam
Euclidis(Euclidean inner product) didefinisikan oleh:

 u v cos   untuk , u  0  v  0
u v 
 0  untuk , u  0  v  0
DOT PRODUCT/HASIL KALI TITIK
Contoh:
Tentukan hasil kali titik diantara vektor u=(0,0,4) dan vektor v=(0,4,4) dengan besar
sudut   45 !
Pembahasan:

u v  u v cos    0 0 4
2 2 2
  2
0  4  4 
2 2 2

 2 

 2

   4  4 2    16
 2 
DOT PRODUCT/HASIL KALI TITIK
Misalkan u dan v adalah dua vektor taknol. Seperti pada gambar, jika  adalah
sudut diantara u dan v , maka hukum cosinus menghasilkan:

PQ  u  v  2 u v cos 
2 2 2

Karena PQ=v-u, maka:

u v cos  
1
2
u  v  v u
2 2 2

u v
1
2

u  v  v u
2 2 2

DOT PRODUCT/HASIL KALI TITIK
Dengan mensubtitusikan
u  u12  u2 2  u32 , v  v12  v2 2  v32 dan v  u   v1  u1    v2  u2    v3  u3 
2 2 2 2 2 2

Ke dalam persamaan, maka kita akan mendapatkan persamaan:


u v  u v cos  u1v1  u2v2  u3v3
Jika u dan v adalah dua vektor di dimensi-2 maka rumus yang bersesuia adalah:

u v  u v cos  u1v1  u2v2


DOT PRODUCT/HASIL KALI TITIK
Contoh:
Tinjaulah vektor-vektor berikut:
u=(1,-2,4) dan v=(3,1,2), tentukan u.v dan besar sudut apitnya!
Pembahasan:
u v  u1v1  u2v2  u3v3  (1)(3)  (2)(1)  (4)(2)  9
u  12  (2) 2  42  1  4  16  21
v  32  12  22  9  1  4  14
uv 9 9
cos      0,525
u v 21 14 294
  cos 1 (0,525)  58,33
SIFAT-SIFAT DOT PRODUCT/HASIL KALI TITIK
Jika a,b, dan c adalah vektor-vektor di dimensi-2 atau dimensi-3 dan k adalah
bilangan real serta  adalah besar sudut dengan syarat 0     , maka berlaku:
1. a a  a
2

Bukti: karena vektor a berimpit dengan vektor a itu sendiri, maka sudut yang
terbentuk adalah 0
a a  a a cos 0  a
2

2. a b  b a
Bukti: a b  (a1  a2  a3 ) (b1  b2  b3 )
a b   a1b1  a2b2  a3b3 
a b   b1a1  b2 a2  b3a3  komutatif 
a bb a
SIFAT-SIFAT DOT PRODUCT/HASIL KALI TITIK
3. a  b  c   a b  b c
Bukti: a  b  c    a1 , a2 , a3   b1 , b2 , b3    c1 , c2 , c3  
a  b  c    a1 , a2 , a3   b1  c1 , b2  c2 , b3  c3 
a  b  c   a1  b1  c1   a2  b2  c2   a3  b3  c3 
a  b  c    a1b1  a1c1  a2b2  a2c2  a3b3  a3c3  distributif 
a  b  c    a1b1  a2b2  a3b3    a1c1  a2c2  a3c3  asosiatif 
a b  c   a b  a c

4. k  a b    ka  b  a  kb 
SIFAT-SIFAT DOT PRODUCT/HASIL KALI TITIK
Bukti:

k  a b   k  a1 , a2 , a3   b1 , b2 , b3  
k  a b   k  a1b1  a2b2  a3b3 
k  a b    k  a1b1   k  a2b2   k  a3b3 
k  a b    ka1  b1   ka2  b2   ka3  b3   asosiatif 
k  a b    ka  b
k  a b    a1  kb1   a2  kb2   a3  kb3   komutatif 
k  a b   a  kb 
SIFAT-SIFAT DOT PRODUCT/HASIL KALI TITIK
Jika a dan b adalah vektor-vektor taknol dan  adalah sudut di antara a dan b,
maka:
o    (lancip) jika dan hanya jika a b  0
2

o  (tumpul) jika dan hanya jika a b  0
2

o  (siku-siku/tegak lurus) jika dan hanya jika a b  0
2
Bukti:

a b  a b cos
PROYEKSI VEKTOR
Pengertian: Proyeksi merupakan ilmu yang mempelajari tentang cara pandang objek
dalam ruang dimensi tiga dalam gambar di ruang dimensi dua. Proyeksi vektor
dibagi menjadi 2, proyeksi ortogonal dan proyeksi skalar ortogonal. Proyeksi
ortogonal adalah cara pandang mata pada sebuah objek yang ditarik garis tegak
lurus pada sebuah bidang datar sedangkan proyeksi skalar ortogonal merupakan
panjang dari proyeksi vektor ortogonal.
Ilustrasi:

w2  u  w1
PROYEKSI VEKTOR
• Vektor w1 disebut proyeksi ortogonal u pada a atau komponen vektor u
sepanjang a, kita nyatakan dengan: Proya u
• Vektor w2 disebut komponen vektor yang ortogonal terhadap a . Karenaw2  u  w1
maka vektor ini bisa kita nyatakan dengan: w2  u  proyau
• Dikarenakan w1 sejajar dengan a, maka kita harus mengalikan skalar k ,
sehingga kita dapat menuliskan dalam bentuk w1  ka , sehingga: u  w1  w2  ka  w2
• Dengan mengambil hasil kali titik dari vektor u dan a , maka akan menghasilkan
persamaan: u a   ka  w2  a  k a 2  w2 a
• Dikarenakan w2 a0 karena tegak lurus pada vektor a, sehingga menghasilkan
ua
k 2
a
PROYEKSI VEKTOR
• Karena proya u= w1  ka , kita peroleh: proya u  u a2 a
a

•Sedangkan untuk mencari panjang komponen vektor u sepanjang a dapat kita


peroleh dari persamaan berikut: ua
proya u  2
a
a

ua
proya u  2
a
a
ua
proya u  2
a
a
ua
proya u 
a
PROYEKSI VEKTOR
Contoh
Misalkan u=(1,-4,2) dan a=(2,4,5) . Carilah komponen vektor u sepanjang a dan
komponen vektor u yang ortogonal ke a!
Pembahasan:
u.a   2, 4, 2   2, 4,5    2.2    4.4    2.5   4  16  10  10

 
2
a  2 4 5  4  16  25  45
2 2 2 2

Jadi, komponen vektor u sepanjang a adalah


 2, 4,5   , , 
ua 10 4 8 10
proyau  a
9 9 9 
2
a 45
PROYEKSI VEKTOR
Dan komponen vektor u yang ortogonal dengan a adalah
 4 8 10   14 28 28 
u  proya u   2, 4, 2    , ,    , , 
9 9 9   9 9 9 

Anda mungkin juga menyukai