Anda di halaman 1dari 25

ALJABAR LINIER

HASIL KALI TITIK (DOT PRODUCT) DAN


HASIL KALI SILANG (CROSS PRODUCT)

Dosen Pengampu:
Dra. Titik Sugiarti, M.Pd.
Dr. Didik Sugeng Pambudi, M.S.

Resume
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Aljabar Linier

Disusun Oleh:
Vina Khoirotun Nafi’ah (180210101091)
Muhammad Syarif Hidayat (180210101100)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2019
Hasil Kali Titik (Dot Product)

Misalkan u dan v adalah dua vektor taknol di dimensi-2 atau dimensi-3, dan anggaplah
vektor – vektor ini telah dilokasikan sehingga titik awalnya berimpit. Yang kita artikan dengan
sudut di antara u dan v adalah sudut  yang ditentukan oleh u dan v .yang memenuhi
0    .

Definisi. Jika u dan v adalah vektor-vektor di dimensi-2 atau dimensi-3 dan  adalah sudut
diantara u dan v , maka hasil kali titik (dot pruduct) atau hasil kali dalam Euclidis(Euclidean
inner product) u v didefinisikan oleh:

 u v cos   untuk , u  0  v  0
u v 
 0  untuk , u  0  v  0

Contoh:

Tentukan hasil kali titik diantara vektor u  (0, 0, 4) dan vektor v  (0, 4, 4) dengan besar sudut
  45
Penyelesaian:

u v u v cos  45    02  02  42   2
02  42  42   
 2
   4  4 2 
 2 
  16
 2 

1
2

Misalkan u   u1 , u2 , u3  dan v   v1 , v2 , v3  adalah dua vektor taknol. Seperti pada gambar di


bawah, jika  adalah sudut diantara u dan v , maka hukum cosinus menghasilkan
2 2 2
PQ  u  v  2 u v cos 

Karena PQ  v  u , maka rumus di atas dapat menjadi:

2 2
vu  u  v 2 u v cos 
2 2
2u v cos   u  v  v  u 1

2
u v cos  
1
2 2 2
u  v  v u
2

Atau

u v
1
2

u  v  v u
2 2 2

Dengan mensubtitusikan persamaan:

u  u12  u2 2  u32 , v  v12  v2 2  v32 , dan v  u   v1  u1    v2  u2    v3  u3 


2 2 2 2 2 2

ke dalam persamaan diatasnya, maka akan diperoleh persamaan baru, yaitu:


3

u v
1
2  2 2
u  v  v u
2

u v
1
2
     
u12  u2 2  u32  v12  v2 2  v32   v1  u1    v2  u2    v3  u3 
2 2 2

u v
1
2
    
u12  u2 2  u32  v12  v2 2  v32  v12  2v1u1  u12  v2 2  2v2u2  u2 2  v32  2v3u3  u32 
1
u v   2v1u1  2v2u2  2v3u3 
2
u v   v1u1  v2u2  v3u3 

Setelah menyederhanakannya, kita peroleh persamaan:

u v u v cos   v1u1  v2u2  v3u3

Jika u  (u1 , u2 ) dan v  (v1 , v2 ) adalah dua vektor di dimensi-2, dengan menggunakan cara yang
sama seperti di dimensi tiga, maka akan kita dapatkan persamaan:

u v  v1u1  v2u2

Jika u dan v adalah vektor di taknol, maka kita dapat mencari sudut diantara u dan v dengan
rumus:

uv
cos  
u v

Contoh:

1. Tinjaulah vektor- vektor

u  (1, 2, 4) dan v  (3,1, 2)

Carilah u v dan tentukan sudut  di antara u dan v !

Penyelesaian:
4

u v  u1v1  u2v2  u3v3  (1)(3)  (2)(1)  (4)(2)  9


u  12  (2) 2  42  1  4  16  21

v  32  12  22  9  1  4  14

uv 9 9
cos      0,525
u v 21 14 294

  cos 1 (0,525)  58,33

 Sifat-Sifat Hasil Kali Titik

Jika a , b, dan c adalah vektor-vektor di dimensi-2 atau dimensi-3 dan k adalah bilangan real
serta  adalah besar sudut dengan syarat 0    
2
1. a a  a

Bukti: Karena vektor a berimpit dengan vektor a itu sendiri maka  adalah sudut diantara
a dan a adalah 0 , diperoleh

 Terbukti 
2
a a  a a cos 0  a

Contoh:

Tentukan hasil perkalian titik antara vektor a  3i  2 j  k dengan vektor itu sendiri!

Pembahasan:

a a   3i  2 j  k   3i  2 j  k   9  4  1  14

atau

a  32  22   1  9  4  1  14, maka


2

 14 
2 2
a   14

2. a b  b a

Bukti:
5

a b  (a1  a2  a3 ) (b1  b2  b3 )
a b   a1b1  a2b2  a3b3 
a b   b1a1  b2 a2  b3a3  komutatif 
a bb a

Contoh:
Diketahui a  2i  5 j  k dan b  4i  2 j  8k . Tentukan a b dan b a !
Pembahasan:
a b   2i  5 j  k   4i  2 j  8k   2.4  5.2  1.  8   8  10  8  10
b a   4i  2 j  8k   2i  5 j  k   4.2  5.2   8  .1  8  10  8  10

 
3. a b  c  a b  b c
Bukti:
 
a b  c   a1 , a2 , a3   b1 , b2 , b3    c1 , c2 , c3  

a b  c    a , a , a  b  c , b  c , b  c 
1 2 3 1 1 2 2 3 3

a b  c   a b  c   a b  c   a b  c 
1 1 1 2 2 2 3 3 3

a  b  c    a b  a c  a b  a c  a b  a c  distributif 
1 1 1 1 2 2 2 2 3 3 3 3

a  b  c    a b  a b  a b    a c  a c  a c   asosiatif 
1 1 2 2 3 3 1 1 2 2 3 3

a  b  c   a b  a c  Terbukti 

Contoh:
Diketahui a  i  2 j  3k , b  2i  5 j  k , dan c  2i  5 j  k . Tentukan hasil dari perkalian


b ac ! 
Pembahasan:
 
b a  c   2i  5 j  k    i  2 j  3k    2i  5 j  k  

b  a  c    2i  5 j  k   i  3 j  2k 

b  a  c   2.  1  5.  3  1.  2   2  15  2  19


atau
 
b a  c  b a  b c   2i  5 j  k   i  2 j  3k    2i  5 j  k   2i  5 j  k 

b a  b c   2  10  3   4  25  1  9  28  19
6

   
4. k a b  ka b  a kb  
Bukti:

 
k a b  k  a1 , a2 , a3   b1 , b2 , b3  

k a b  k a b  a b  a b 
1 1 2 2 3 3

k  a b    k  a b   k  a b   k  a b 
1 1 2 2 3 3

k  a b    ka  b   ka  b   ka  b   asosiatif 
1 1 2 2 3 3

k a b  k a b

k  a b    a  kb   a  kb   a  kb   komutatif 
1 1 2 2 3 3

k  a b   a  kb   Terbukti 

Contoh:

Diketahui a  4i  8 j  k dan b  5i  4 j  2k dan sebuah skalar k  2 . Tentukan hasil dari

 
perkalian k a b !

Pembahasan:

 
k a b  2  4i  8 j  k   5i  4 j  2k  

k  a b   2  20  32  2   2.50  100
atau
 k a  b  2  4i  8 j  k  5i  4 j  2k 
 k a  b  8i  16 j  2k  5i  4 j  2k 
 k a  b  40  64  4  100
5. Sudut  :


o  (lancip) jika dan hanya jika a b  0
2

o   (tumpul) jika dan hanya jika a b  0
2

o   (siku-siku/tegak lurus) jika dan hanya jika a b  0
2
7

Bukti:

Perlu diingat bahwa  akan lancip jika dan hanya jika cos  0 ,  akan tumpul jika

dan hanya jika cos  0 dan   (siku-siku) jika dan hanya jika cos  0
2

Karena u 0 dan v 0 serta berdasarkan Definisi Dot Product bahwa

a b  a b cos 
maka a b memiliki tanda sama dengan cos .


Karena 0    , maka sudut  lancip jika dan hanya jika cos  0 ,  tumpul jika dan
2

hanya jika cos  0 , dan   jika dan hanya jika cos  0 . (Terbukti)
2

Contoh:

Diketahui tiga vektor u, v, dan w, dengan u  4 , w  13 dan u v  6 . Jika v  u  w


dan sudut antara v dan w adalah  , maka nilai dari sin 2  ?

Pembahasan:

Karena v  u  w , maka w  v  u . Akibatnya

2 2 2
w  v  u  2.v u

 13 
2 2
 v  42  2.6
2
13  v  16  12
2
v 9

v 3

Karena v  u  w maka w  v  u . Akibatnya

2 2 2
u  v  w  2.v w

 4  13 
2 2
 32   2.v w

v w6
v w3
8

Sudut antara v dan w adalah  , sehingga

vw 3 1
cos    
v w 3. 13 13

Berdasarkan identitas phythagoras:

sin 2   1  cos 2 
2
 1 
sin   1  
2

 13 
1 12
sin 2   1  
13 13

 Proyeksi Vektor

Proyeksi merupakan ilmu yang mempelajari tentang cara pandang objek dalam ruang
dimensi tiga dalam gambar di ruang dimensi dua. Kita dapat menguraikan vektor u ke dalam
dua suku, yang satu sejajar dengan vektor a taknol sedangkan yang lain tegak lurus terhadap a .
Jika u dan a ditempatkan sedemikian rupa maka titik awalnya akan menempati titik Q . Kita

dapat menguraikan vektor u seperti gambar di bawah. Turunkanlah garis tegak lurus dari atas u
ke garis yang melalui a , dan bentuklah vektor w1 dari Q ke alas garis yang tegak lurus
tersebut. Maka akan terbentuk persamaan:

w2  u  w1

Sebagaimana ditunjukkan di atas, vektor w1 disebut proyeksi ortogonal u pada a atau


komponen vektor u sepanjang a , kita nyatakan dengan:

w1  proyau
9

Vektor w2 disebut komponen vektor u yang ortogonal terhadap a . Karena w2  u  w1


maka vektor ini bisa kita nyatakan dengan:

w2  u  proyau

Dikarenakan vektor w1 sejajar dengan vektor a , maka kita harus mengalikan skalar k ,
sehingga kita dapat menuliskan dalam bentuk w1  ka , sehingga:

u  w1  w2  ka  w2

Dengan mengambil hasil kali titik dari vektor u dan a , maka akan menghasilkan
persamaan:

 
2
u a  ka  w2 a  k a  w2 a

Dikarenakan w2 a  0 karena w2 tegak lurus pada vektor a , sehingga menghasilkan:

ua
k 2
a

Karena proyau  w1  ka , kita peroleh:

ua
proya u  2
a
a

Sedangkan untuk mencari panjang komponen vektor u sepanjang a dapat kita peroleh
dari persamaan berikut:
10

ua
proya u  2
a
a

ua
proya u  2
a
a

ua
proya u  2
a
a

ua
proya u 
a

Contoh:

Misalkan u  1, 4, 2  dan a   2, 4,5 . Carilah komponen vektor u sepanjang a dan
komponen vektor u yang ortogonal ke a !

Pemecahan:

u a   2, 4, 2   2, 4,5    2.2    4.4    2.5   4  16  10  10

 
2 2
a  2 2  4 2  52  4  16  25  45

Jadi, komponen vektor u sepanjang a adalah

 2, 4,5   , , 
ua 10 4 8 10
proya u  a
9 9 9 
2
a 45

Dan komponen vektor u yang ortogonal dengan a adalah

 4 8 10   14 28 28 
u  proya u   2, 4, 2    , ,    , , 
9 9 9   9 9 9 
Hasil Kali Silang (Cross Product)

Perkalian silang atau cross product dua buah vektor, misalkan antara vektor u dan
vektor v yang dituliskan sebagai u  v didefinisikan sebagai perkalian antara vektor u dengan
komponen vektor v yang tegak lurus vektor u. Perkalian silang dari dua buah vektor ini akan
menghasilkan sebuah vektor baru yang arahnya tegak lurus pada bidang yang di bentuk oleh dua
vektor tersebut.

̅ × 𝒗̅ dapat kita dapatkan dengan rumus:


Jadi untuk mencari panjang dari vektor 𝒖

uv  u v sin 

(Dalam geomteri u  v merupakan luas jajar genjang dengan sisi u dan v )

Hasil perkalian silang dari dua vektor dapat di wakili dengan notasi dalam bentuk
determinan 3 × 3.Perhatikan vektor-vektor satuan berikut ini:

i = (1 , 0 , 0) j = (0 , 1 , 0) dan k =(0 , 0 , 1),masing-masing vektor ini memiliki

panjang 1 dan terletak sepanjang sumbu koordinat.Vektor tersebut di namakan vektor satuan

baku di ruang-3. Hasil kali silang antara dua buah vector yang berurutan dalam arah yang
searah dengan arah jarum jam adalah vektor yang berikutnya,dan apabila berlawanan dengan
arah jarum jam adalah negatif dari vektor yang berikutnya.

11
12

Untuk ii  j  j  k  k

i  j  k . j  k  i, k  i  j

j  i  k . k  j  i, i  k   j

Jika vektor u dan vektor v di tuliskan dalam basis vektor satuan,diperoleh:

u = (𝑢1 , 𝑢2 , 𝑢3 ) =𝑢1 i + 𝑢2 j + 𝑢3 𝑘̅

Selain itu,untuk arah vektor yang merupakan hasil dari perkalian silang dua vektor yang
taknol,maka dapat di ketahui dengan menggunakan aturan tangan kanan .Misalkan θ adalah
sudut di antara u dan v ,dan anggaplah u terotasi melalui sudut θ sehingga berimpit dengan v
.Jika jari-jari tangan kanan dilikukkan sehingga mengarah rotasi, maka ibu jari menunjukkan
(secara kasarnya) arah u  v

Sifat-sifat khusus dari perkalian silang atau cross product:

̅×𝒖
1. 𝒖 ̅=0

Dari perkalian vektor satuan saja dapat kita lihat pada saat i × i = j × j = k × k = 0 sehingga
sudah pasti jika suatu vektor dikalikan silang dengan vektor itu sendiri maka hasilnya adalah 0.

Contoh:

Tentukan hasil dari a  a dimana a  3i  3 j  5k !

Pembahasan:
13

Dikarenakan vektor a dikali silang dengan vektor itu sendiri, maka sudut diantara dua vektor
tersebut adalah 0 , sehingga

aa  a a sin 0  0

̅×𝒗
2. 𝒖 ̅ = -(𝒗̅ × 𝒖
̅ ) (Anti Komutatif)

̅×𝒗
Dengan menggunakan aturan tangan kanan dapat dilihat bahwa hasil dari 𝒖 ̅ arahnya
̅ dan 𝒗
tegak lurus ke atas tidak menembus bidang yang di bentuk oleh 𝒖 ̅,sedangkan hasil dari
̅× 𝒖
𝒗 ̅ memiliki arah tegak lurus ke bawah menembus bidang yang di bentuk oleh 𝒖
̅ dan 𝒗
̅.

̅×𝒗
Jadi terbukti jika 𝒖 ̅ = -(𝒗̅ × 𝒖
̅ ) (bersifat antikomutatif).

Contoh:

Diketahui dua buah vektor masing-masing:

a  4i  3 j  2k
b  7i  2 j  5k

Tentukan hasil dari a  b !

Pembahasan:

a  b   a2b3  a3b2  i   a3b1  a1b3  j   a1b2  a2b1  k


a  b   3.5   2  2  i    2  7  4.5  j   4.2  3.7  k
=
a  b  15  4  i   14  20  j  8  21 k
a  b  19i  34 j  13k
14

̅ × (𝒗
3. 𝒖 ̅ ) ≠ (𝒖
̅× 𝒘 ̅×𝒗
̅)× 𝒘
̅ (Tidak Bersifat Asosiatif)

̅×𝒗
Dapat kia ketahui dari gambar di atas bahwa (𝒖 ̅)× 𝒘
̅ =𝒘
̅ ×𝒘
̅ = 0,sedangkan untuk
̅ × (𝒗
𝒖 ̅× 𝒘 ̅×𝒗
̅ ) dapat dilihat bahwa memiliki hasil yang berbeda dari (𝒖 ̅)× 𝒘
̅ sehingga terbukti
bahwa dalam perkalian silang tidak berlaku sifat asosiatif.

Contoh:

Diketahui tiga vektor, yaitu:

a  2i  4 j  6k
b  i  3 j  5k
c  4i  2 j  k


Tentukan hasil dari a  b  c ! 
Pembahasan:
15

 
a  b  c   2i  4 j  6k    i  3 j  5k    4i  2 j  k  

a   b  c    2i  4 j  6k    b c  b c  i   b c  b c  j   b c  b c  k 
2 3 3 2 3 1 1 3 1 2 2 1

a   b  c    2i  4 j  6k    3  10  i   20  1 j   2  12  k 

a   b  c    2i  4 j  6k    13i  19 j  14k 

a   b  c    a (b  c)  a (b  c)  i   a (b  c)  a (b  c)  j   a (b  c)
2 3 3 2 3 1 1 3 1 2  a2 (b  c)1  k

a   b  c    56  114  i   78  28  j   28  52  k

a   b  c   170i  106 j  24k

̅ × (𝒗
4. 𝒖 ̅+𝒘 ̅×𝒗
̅ ) = (𝒖 ̅) + (𝒖
̅×𝒘 ̅+𝒗
̅ ) atau (𝒖 ̅) × 𝒘 ̅×𝒘
̅ = (𝒖 ̅×𝒘
̅ ) + (𝒗 ̅ ) (Distributif)

̅ dengan panjang vektor 1, 𝒗


Misal terdapat 𝒖 ̅ dengan panjang vektor 3,dan 𝒘
̅ dengan
̅ × (𝒗
panjang vektor 4.Kita buktikan 𝒖 ̅+𝒘 ̅×𝒗
̅ ) = (𝒖 ̅) + (𝒖
̅×𝒘
̅ ).

Maka:

̅ × (𝒗
Dapat di lihat dari gambar di atas bahwa 𝒖 ̅+𝒘 ̅×𝒗
̅ ) = (𝒖 ̅) + (𝒖
̅×𝒘
̅ ),berlaku juga
̅+𝒗
pada (𝒖 ̅) × 𝒘 ̅×𝒘
̅ = (𝒖 ̅×𝒘
̅ ) + (𝒗 ̅ ),sehingga terbukti bahwa pada perkalian silang berlaku
sifat distributif,sehingga:

̅ =(𝑢1 i + 𝑢2 j + 𝑢3 𝑘̅ ) × (𝑣1 i + 𝑣2 j + 𝑣3 𝑘̅ )
̅×𝒗
𝒖

=(𝑢1 i + 𝑢2 j + 𝑢3 𝑘̅ ) × 𝑣1 i + (𝑢1 i + 𝑢2 j + 𝑢3 𝑘̅ ) × 𝑣2 j + (𝑢1 i + 𝑢2 j + 𝑢3 𝑘̅ ) × 𝑣3 𝑘̅


16

=(𝑢1 i 𝑣1 i + 𝑢2 j 𝑣1 i + 𝑢3 𝑘̅𝑣1 i ) +(𝑢1 i 𝑣2 j + 𝑢2 j 𝑣2 j + 𝑢3 𝑘̅𝑣2 j ) +(𝑢1 i 𝑣3 𝑘̅ + 𝑢2 j


𝑣3 𝑘̅ + 𝑢3 𝑘̅𝑣3 𝑘̅)

=(0 − 𝑢2 𝑣1 𝑘̅+ 𝑢3 𝑣1 j ) +(𝑢1 𝑣2 𝑘̅ + 0 − 𝑢3 𝑣2 i ) +(−𝑢1 𝑣3 j + 𝑢2 𝑣3 i + 0)

=(𝑢2 𝑣3 − 𝑢3 𝑣2 ) i −(𝑢1 𝑣3 − 𝑢3 𝑣1 ) j +(𝑢1 𝑣2 − 𝑢2 𝑣1 ) 𝑘̅

Dari hasil yang telah diperoleh,jika kita perhatikan maka akan sama dengan hasil dari
metode sarrus untuk:

i j k i j
̅×𝒗
𝒖 ̅ = u1 u 2 u 3 u1 u 2
v1 v2 v3 v1 v2

̅×𝒗
𝒖 ̅ =( i 𝑢2 𝑣3 + j 𝑢3 𝑣1 + k 𝑢1 𝑣2 − ( k 𝑢2 𝑣1 + i 𝑢3 𝑣2 + j 𝑢1 𝑣3 )

̅×𝒗
𝒖 ̅ = ( 𝑢2 𝑣3 − 𝑢3 𝑣2 ) i + (𝑢3 𝑣1 − 𝑢1 𝑣3 ) j +(𝑢1 𝑣2 − 𝑢2 𝑣1 ) k

̅ = (𝑢2 𝑣3 − 𝑢3 𝑣2 ) i −(𝑢1 𝑣3 − 𝑢3 𝑣1 ) j +(𝑢1 𝑣2 − 𝑢2 𝑣1 ) 𝑘̅


̅×𝒗
𝒖

atau dapat kita tuliskan dalam notasi determinan

u u3 u1 u3 u1 u2 
̅ =  2
̅×𝒗
𝒖 i j k
 v2 v3 v1 v3 v1 v 2 

̅ × 𝒗̅ ,dapat juga
Untuk mempermudah dalam memperoleh komponen-komponen dari 𝒖
dengan melakukan langkah-langkah berikut ini:

u1 u 2 u3
1. Bentuk matriks 2 × 3: yang baris pertamanya terdiri dari komponen-
v1 v2 v3

̅ dan baris kedua terdiri dari komponen-komponen 𝒗


komponen 𝒖 ̅.
̅×𝒗
2. Untuk menghitung komponen pertama dari 𝒖 ̅ ,dapat dilakukan dengan
menghilangkan kolom pertama matriks tersebut,lalu hitunglah nilai
determinannya.Untuk menghitung komponen kedua ,hilangkan kolom kedua dan
hitunglah nilai negatif dari determinannya.Sedangkan untuk menghitung komponen
17

ketiga dengan menghitung nilai determinannya yang di dapatkan dengan menghilangkan


kolom ketiga dari matriks tesebut.

Contoh:

Diketahui tiga vektor, yaitu:

a  i  3 j  2k
b  i  3 j  5k
c  4i  2 j  k

Tentukan hasil dari a  b  c !  


Pembahasan:

 
a  b  c   i  3 j  2k    i  3 j  5k    4i  2 j  k  

a   b  c    i  3 j  2k    5i  j  6k 

a   b  c    a  b  c   a b  c   i   a b  c   a b  c   j   a b  c 
2 3 3 2 3 1 1 3 1 2 
 a2  b  c 1 k

a   b  c    3(6)  (2)1 i   2.5  1(6)  j  1.1  3.5  k

a   b  c    18  2  i   10  6  j  1  15  k

a   b  c   16i  4 j 14k

̅×𝒗
5. k(𝒖 ̅) = (k𝒖
̅) × 𝒗
̅=𝒖
̅ × (k𝒗
̅)

Bukti:

̅ =(𝑢1 i + 𝑢2 j + 𝑢3 𝑘̅ ) dan 𝒗
Misalkan 𝒖 ̅ =(𝑣1 i + 𝑣2 j + 𝑣3 𝑘̅ ) ,maka:

̅)=(𝑢1 i + 𝑢2 j + 𝑢3 𝑘̅ ) × (𝑣1 i + 𝑣2 j + 𝑣3 𝑘̅ )
̅×𝒗
k(𝒖

= k((𝑢1 i + 𝑢2 j + 𝑢3 𝑘̅ ) × 𝑣1 i + (𝑢1 i + 𝑢2 j + 𝑢3 𝑘̅ ) × 𝑣2 j + (𝑢1 i + 𝑢2 j + 𝑢3 𝑘̅) × 𝑣3 𝑘̅


18

=((k𝑢1 i )𝑣1 i +(k 𝑢2 j )𝑣1 i +(k 𝑢3 𝑘̅)𝑣1 i ) +((k𝑢1 i )𝑣2 j + (k𝑢2 j )𝑣2 j +(k 𝑢3 𝑘̅)𝑣2 j )

+((k𝑢1 i )𝑣3 𝑘̅+ (k𝑢2 j )𝑣3 𝑘̅ +(k 𝑢3 𝑘̅)𝑣3 𝑘̅)

=(k𝑢1 i +k 𝑢2 j +k 𝑢3 𝑘̅) × (𝑣1 i + 𝑣2 j + 𝑣3 𝑘̅ )

̅) × 𝒗
= (k𝒖 ̅

=(𝑢1 i (k𝑣1 i )+𝑢2 j (k𝑣1 i )+ 𝑢3 𝑘̅(k𝑣1 i )) +(𝑢1 i (k𝑣2 j )+ (𝑢2 j (k𝑣2 j )+ 𝑢3 𝑘̅ (k𝑣2 j ))

+(𝑢1 i (k𝑣3 𝑘̅ )+ 𝑢2 j (k𝑣3 𝑘̅)+ 𝑢3 𝑘̅ (k𝑣3 𝑘̅ ))

=(𝑢1 i + 𝑢2 j + 𝑢3 𝑘̅) × (k𝑣1 i +k𝑣2 j +k 𝑣3 𝑘̅ )

̅ × (k𝒗
=𝒖 ̅) (Terbukti)

Contoh:

Diketahui vektor a  2i  8 j  k dan vektor b  6i  3 j  2k serta k  2 yang merupakan suatu

besaran skalar. Tentukan hasil dari a  kb !  


Pembahasan:

 
a  kb   2i  8 j  k    2  6i  3 j  2k  

a   kb    2i  8 j  k   12i  6 j  4k 

a   kb    a (kb)  a (kb)  i   a (kb)  a (kb)  j   a (kb)  a (kb)  k


2 3 3 2 3 1 1 3 1 2 2 1

a   kb    8.4  (1)(6)  i   1(12)  2(4)  j   2(6)  8(12)  k

a   kb    32  6  i   12  8  j   12  96  k

a   kb   26i  20 j  108k

̅×0=0×𝒖
6. 𝒖 ̅=0

Bukti :

̅ =(𝑢1 i + 𝑢2 j + 𝑢3 𝑘̅) ,maka:


Misalkan 𝒖
19

̅ × 0 =(𝑢1 i + 𝑢2 j + 𝑢3 𝑘̅) × 0
𝒖

=𝑢1 i (0)+ 𝑢2 j (0)+ 𝑢3 𝑘̅(0)

=(0)𝑢1 i +(0) 𝑢2 j +(0) 𝑢3 𝑘̅

̅
=0×𝒖

= 0 (Terbukti)

Contoh:

Tentukan hasil dari hasil kali silang antara vektor a  2i  3 j  4k dengan vektor 0!

Pembahasan:

a  0   2i  3 j  4k    0i  0 j  0k 
a  0   a2 0  a3 0  i   a3 0  a1 0  j   a1 0  a2 0  k
a  0  0i  0 j  0k  0

Hubungan penting di antara hasil kali titik dan hasil kali silang,memperlihatkan bahwa
̅ × 𝒗̅ ortogonal baik untuk 𝒖
𝒖 ̅ maupun 𝒗̅

̅ .( 𝒖
1. 𝒖 ̅×𝒗
̅) = 0 ̅×𝒗
(𝒖 ̅ ortogonal ke 𝒖
̅)
Bukti:
Misalkan 𝒖̅ = (𝑢1 , 𝑢2 , 𝑢3 ) dan 𝒗
̅ = (𝑣1 ,𝑣2 , 𝑣3 ) ,maka:
̅ .( 𝒖
𝒖 ̅×𝒗
̅) =(𝑢1 , 𝑢2 , 𝑢3 ) . ((𝑢2 𝑣3 − 𝑢3 𝑣2 ) ,−(𝑢1 𝑣3 − 𝑢3 𝑣1 ),(𝑢1 𝑣2 − 𝑢2 𝑣1 ) )
=𝑢1 (𝑢2 𝑣3 − 𝑢3 𝑣2 ) −𝑢2 (𝑢1 𝑣3 − 𝑢3 𝑣1 ) + 𝑢3 (𝑢1 𝑣2 − 𝑢2 𝑣1 )
= (𝑢1 𝑢2 𝑣3 − 𝑢1 𝑢3 𝑣2 ) −(𝑢1 𝑢2 𝑣3 − 𝑢2 𝑢3 𝑣1 ) + (𝑢1 𝑢3 𝑣2 − 𝑢2 𝑢3 𝑣1 )
=0
20

̅ .( 𝒖
2. 𝒗 ̅×𝒗
̅) = 0 ̅×𝒗
(𝒖 ̅ ortogonal ke 𝒗
̅)
Bukti:
Misalkan 𝒖̅ = (𝑢1 , 𝑢2 , 𝑢3 ) dan 𝒗
̅ = (𝑣1 ,𝑣2 , 𝑣3 ) ,maka:
̅ .( 𝒖
𝒗 ̅×𝒗
̅) = (𝑣1 ,𝑣2 , 𝑣3 ) . ((𝑢2 𝑣3 − 𝑢3 𝑣2 ) ,−(𝑢1 𝑣3 − 𝑢3 𝑣1 ),(𝑢1 𝑣2 − 𝑢2 𝑣1 ) )
=𝑣1 (𝑢2 𝑣3 − 𝑢3 𝑣2 ) −𝑣2 (𝑢1 𝑣3 − 𝑢3 𝑣1 ) + 𝑣3 (𝑢1 𝑣2 − 𝑢2 𝑣1 )
= (𝑢2 𝑣1 𝑣3 − 𝑢3 𝑣1 𝑣2 ) −(𝑢1 𝑣2 𝑣3 − 𝑢3 𝑣1 𝑣2 ) + (𝑢1 𝑣2 𝑣3 − 𝑢2 𝑣1 𝑣3 )
=0
3. ‖𝒖 ̅‖2 =‖𝒖
̅ × 𝒗 ̅ ‖2 ‖𝒗
̅ ‖2 − ( 𝒖 ̅ )2
̅. 𝒗 ( Identitas Lagrange )
Bukti:
‖𝒖 ̅‖2 =‖𝒖
̅ × 𝒗 ̅ ‖2 ‖𝒗
̅ ‖2 − ( 𝒖 ̅ )2
̅. 𝒗
̅ ‖2 ‖𝒗
=‖𝒖 ̅‖2 − ‖𝒖
̅ ‖2 ‖𝒗
̅‖2 𝑐𝑜𝑠 2 𝜃
̅ ‖2 ‖𝒗
=‖𝒖 ̅‖2 (1−𝑐𝑜𝑠 2 𝜃)

̅ ‖2 ‖𝒗
=‖𝒖 ̅‖2 𝑠𝑖𝑛2 𝜃

‖𝒖 ̅ ‖=‖ 𝒖
̅ × 𝒗 ̅ ‖. ‖𝒗̅ ‖. (sin 𝜃) (Terbukti)

̅ dan 𝒗̅ seperti yang


Untuk menghitung nilai dari luas segi empat yang di bentuk oleh 𝒖
ditunjukkan pada gambar ,dapat dengan cara sebagai berikut:

Luas segi empat = panjang × tinggi

=‖𝒗̅ ‖. ‖ 𝒖
̅ ‖ (sin 𝜃)

̅ ‖. ‖𝒗̅ ‖. (
=‖ 𝒖 )

Jadi hasil kali silang dua vektor dan akan menghasilkan suatu vektor yang tegak
lurus terhadap dan serta memiliki panjang sama dengan luas dari segi empat yang di bentuk
oleh vektor dan .
21

Contoh Soal:

 Hitung luas segi empat yang di bentuk oleh dan ,dengan = (1,3, 4) dan
= (3 , 2 , 6) ,dan sudut yang di keduanya adalah 45 !
Penyelesaian:

Luas segi empat = alas × tinggi

= . ( )

= .( )

= . .( )

= . .(1/2 )

=14/2

 Diketahui u  3i  2 j  5k , v  i  4 j  4k dan w  3 j  2k .Hitunglah hasil kali tripel


skalar dari u v  w ! 
Penyelesaian:

 
u v  w   3i  2 j  5k   i  4 j  4k    3 j  2k  

u  v  w    3i  2 j  5k   v w  v w  i   v w  v w  j   v w  v w  k 
2 3 3 2 3 1 1 3 1 2 2 1

u  v  w    3i  2 j  5k   4.2  (4)3 i   4.0  1.2  j  1.3  4.0  k 

u  v  w    3i  2 j  5k   8  12  i   2  j  3k 

u  v  w    3i  2 j  5k   20i  2 j  3k 

u  v  w   60  4  15  49

 Jika a  i  2 j  3k , b  2i  j  k dan c  i  3 j  2k ,maka hitunglah a b b  c !   


Penyelesaian:
22

 a b b  c   i  2 j  3k   2i  j  k   2i  j  k   i  3 j  2k 


 a b b  c    2  2  3 b c  b c  i  b c  b c  j  b c  b c  k 
2 3 3 2 3 1 1 3 1 2 2 1

 a b b  c   3 1(2)  (1)3 i   1.1  2(2)  j   2.3  1.1 k 


 a b b  c   3  2  3 i   1  4 j   6  1 k 
 a b b  c   3 i  3 j  5k 
 a b b  c   3i  9 j  15k 

DAFTAR PUSTAKA

Anton, H.. 1992. Aljabar Linier Elementer.Erlangga: Jakarta


Anton, H. and Rorres, C.. 2005. Elementary Linear Algebra with Applications. John Wiley &
Sons:USA.

Kusumawati, Ririen.2009.Aljabar Linier dan Matriks.Malang:UIN Malang Press.

Purwanto, Heri.2005.Aljabar Linier.Jakarta:PT. ERCONTARA RAJAWALI.

Anda mungkin juga menyukai