Anda di halaman 1dari 124

Tehnik Wawancara

Dr.Reksoyudo
Wawancara Psikiatri, Sejarah dan
pemeriksaan mental status

 Wawancara Psikiatri sangat berguna untuk penanganan dari


penyakit, prognosis sampai dengan keputusan tata laksana.

 Sejak dari awal wawancara akan membentuk sebuah hubungan


secara alami antara pasien dengan dokter

 Pada pembahasan hanya sebatas wawancara pada orang dewasa


tanpa memasukkan anak anak.
Pembelajaran secara umum dari tehnik
wawancara
Persetujuan

 Ketika dimulainya wawancara psikiatri dibutuhkan pengenalan


identitas tenaga kesehatan kepada pasien ( Kecuali dengan
kondisi pasien berangkat sendiri dengan kesadaran ke tempat
praktek dokter)

 Pasien sendiri juga didorong untuk memperkenalkan dirinya


sendiri sesuai dengan keyakinannya bias berubah atau
ditambahkan untuk identitasnya
Privasi dan Kerahasiaan

 Terdapat aturan yang mengatur untuk kerahasiaan pasien yang


diatur dalam Health Insurance Portability and Accountability Act
(HIPAA) serta lembar persetujuan harus diberikan kepada pasien

 Kerahasiaan dalam wawancara harus diperhatikan antara pasien


dengan dokter.
lanjutan

 Kadang di rumah sakit sulit dilakukan menjaga kerahasiaan


wawancara sehingga diperlukan suatu ruang khusus agar pasien
dapat bercerita dengan tenang

 Namun apabila menyangkut dengan kasus forensic atau


kemungkinan pasien melakukan kekerasan maka dokter berhak
untuk memperingati korban / calon korban tersebut berdasarkan
hukum
lanjutan

 Terkadang keluarga pasien ikut untuk menemani pasien.

 Keluarga pasien harus sesuai dengan keinginan pasien apakah boleh


atau tidak untuk ikut sesi wawancara

 Kecuali pada pasien dengan kendala berkomunikasi maka keluarga atau


perwalian dari pasien boleh untuk menemani tanpa persetujuan pasien

 Untuk perekaman wawancara diperbolehkan apabila untuk tujuan


forensic dan persetujuan dari pasien
Menghargai

 Pada setiap aspek klinis, pasien harus dihargai dan dokter harus
menyesuaikan dengan kondisi pasien karena pasien mungkin saja
merasakan rasa trauma atau stress dari pembicaraan wawancara
yang mungkin saja terjadi
Empathy / Rapport
 Rasa hormat dan pertimbangan pasien akan berkontribusi pada perkembangan
hubungan. Dalam keadaan klinis, hubungan dapat didefinisikan sebagai respons yang
harmonis dari dokter dengan pasien dan pasien dengan dokter

 Memberikan rasa empati akan menghasilkan harmonisasi antara dokter dengan pasien

 Empati adalah memahami apa yang pasien pikirkan dan rasakan serta seorang psikiater
mampu menempatkan diri pada posisi pasien tanpa menghilangkan obyektifitas.

 Apabila Psikiater sulit untuk memahami yang pasien rasakan namun membutuhkan
pasien untuk melanjutkan ceritanya maka dengan berkata “Saya paham” maka dapat
sebagai bentuk respon dari psikiater kepada pasien.
lanjutan

 Menjaga obyektifitas adalah suatu hal krusial dalam hubungan


teraupetik antara dokter dengan pasien.

 Seorang Psikiater bukan hanya memahami emosi dari Pasien tapi


harus tetap obyektif dalam menangani pasien.
 Intervensi empati ("Itu pasti sangat sulit bagi Anda" atau "Saya mulai memahami
betapa buruknya perasaan itu") semakin meningkatkan hubungan. Seringkali respons
nonverbal (mengangkat alis atau condong ke arah pasien) atau respons yang sangat
singkat ("Wow") akan sama efektifnya

 Empati adalah memahami apa yang dipikirkan dan dirasakan pasien dan itu terjadi
ketika psikiater mampu menempatkan dirinya di tempat pasien sementara pada saat
yang sama mempertahankan obyektivitas
 Unsur penting dalam empati adalah mempertahankan objektivitas. Mempertahankan
objektivitas sangat penting dalam hubungan terapeutik dan membedakan empati dari
identifikasi

 Batas yang kabur antara pasien dan psikiater ini dapat membingungkan dan
menyusahkan bagi banyak pasien, terutama bagi mereka yang sebagai bagian dari
penyakit mereka sudah memiliki masalah batas yang signifikan (misalnya, individu
dengan gangguan kepribadian ambang).
Tujuh fase wawancara dan empat komponennya
6 strategi mendapatkan rapport :

1. Menempatkan pasien dan pewawancara dalam ketentraman


2. Menemukan rasa nyeri dan mengekspresikan rasa kasihan
3. Menilai tilikan pasien dan menjadi sekutu
4. Menunjukkan keahlian
5. Menegakkan wibawa sebagai dokter dan ahli terapi
6. Menyeimbangkan peranan pendengar yang empati,seorang ahli dan orang
yang berwenang.
Checklist pewawancara dalam memudahkan
mendapatkan rapport
Menegakkan rapport tergantung juga
dari faktor interpersonal:
1. Transferensi : sekumpulan harapan,kepercayaan dan respon emosional
yang dibawa oleh seorang pasien dalam hubungan dokter pasien

2. Transferensi balik : bentuk perasaan negative yang dapat merusak hubungan dokter
pasien, tetapi juga dapat berupa reaksi positif,idealis, bahkan erotis.(dapat muncul dari
pasien ataupun dari dokternya)
Hubungan dokter dengan pasien

 Hubungan dokter dengan pasien adalah pusat dari pengobatan kesehatan

 Pasien datang ke psikiater karena membutuhkan pertolongan, pasien datang


dan harus memberikan informasi yang bersifat privasi kepada orang yang baru
dikenal yaitu Psikiater oleh karena itu tugas sebagai psikiater untuk bias
memberikan kepercayaan pada pasien untuk memberikan informasi sejak dari
awal bertemu ( dimulai dari berbagi no telpon)

 Keinginan pasien untuk berbagi bisa berhasil atau tidak berdasarkan


kemampuan verbal dan non verbal dari seorang psikiater
lanjutan

 Hubungan antara dokter dengan pasien harus berdasarkan hubungan yang asli
bukan dibuat buat. Seorang psikiater harus mampu tertawa ketika suatu content
humor, mengakui kesalahan, ataupun meminta maaf kepada pasien apabila ada
kesalahan ( contoh: datang terlambat)

 Apabila pasien menunjukkan hal pribadi (ex: Foto) seorang psikiater harus mampu
memberikan komentar yang dipahami pasien dan berterima kasih karena sudah
berbagi.

 Memahami sejarah keluarga dari pasien dapat menguatkan hubungan antara dokter
dan pasien
lanjutan

 Hindari sebisa mungkin sebagai psikiater untuk menerima pertanyaan dari pasien yang
berhubungan dengan kehidupan personal seperti dokter sudah menikah ? Anak berapa ?
Dll , Dikarenakan akan mengakibatkan adanya suatu asumsi atau sugesti dari pasien
tentang kehidupan psikiater disamakan dengan kehidupan pasien

 Pertanyaan sebisa mungkin diarahkan ke arah seputar penyakit pasien


Conscious / Unconscious

 Selain kesadaran terkadang ketidaksadaraan wajib untuk


diperhatikan dari pasien. Sebagai contoh kesalahan dalam
berbicara, atau ketidak sengajaan dalam membuka suatu masalah.

 Karena terkadang pasien tidak bercerita jujur kepada Psikiater


tentang mengutarakan masalahnya.
lanjutan

 Transference adalah suatu proses secara tidak sadar bagi seorang pasien untuk

mengutarakan pada psikiater biasanya disebabkan karena masa kanak-kanak dari

pasien, ataupun berdasarkan dari sosok orang tua ataupun seperti orang tua bagi pasien.

 Ketidak mampuan psikater dalam memahami hal ketidak sadaran pasien dapat

mengakibatkan kegagalan seorang psikiater dalam memahami kondisi pasien dan

terkadang bias mengakibatkan serangan personal kepada psikiater


lanjutan

 Counterransference adalah hal yang terjadi sebaliknya dimana justru


psikiater tidak sadar menempatkan diri pada kondisi dan kebiasaan
pasien

 Psikiater harus mewaspadai kondisi ini ( mengantuk saat sesi, lupa


perjanjian, rasa bosan)

 Apabila terjadi maka segera konsultasikan kepasa supervise untuk


dilakukan terapi kepada psikiater yang mengalami hal tersebut
lanjutan

 Walaupun pasien datang untuk berobat namun terdapat pasien


yang datang lama lama akan resisten atau merasa bosan yang
tidak disadari akan berdampak pada perasaan, pikiran ataupun
kebiasaan yang biasanya akan terlihat seperti emosi yang
berlebihan, lupa jadwal pertemuan dll
Berpusat pada pasien

 Pada wawancara harus berpusat pada pasien, khususnya pada kehidupan pasien
untuk mendapatkan suatu informasi. Adolf Meyer life chart adalah suatu gambaran
graphic representasi dari psychobiological untuk memahami penyakit dari pasien

 Pengobatan medis hanya berfungsi untuk mengobati penyakit pasien namun tidak
untuk penguatan psikologi dari pasien

 Sehingga dibutuhkan wawancara psikiatri untuk meningkatkan kondisi pasien

 Sebagai contoh, memberikan pertanyaan terbuka pada pasien ( apa yang terbaik
dari diri kamu) dapat meningkatkan kondisi pasien.
Rasa Aman dan Nyaman

 Antara pasien dengan psikiater harus ada rasa aman.

 Ini berhubungan dengan keselamatan secara fisik.

 Pada rumah sakit atau IGD dibutuhkan staff lain selain dokter dan pasien
ketika wawancara. Ataupun suatu pintu keluar yang mudah dibuka apabila
terjadi hal hal yang tidak memungkinkan.

 Pada pasien psikotik atau gelisah mungkin merasa terancam saat wawancara
sehingga membutuhkan situasi yang aman bagi dokter dan staff untuk hal hal
yang tidak terduga
lanjutan

 Seorang psikiater harus memastikan kondisi pasien apakah


nyaman atau tidak untuk melakukan wawancara dikarenakan
terkandang pasien psikotik akan kehilangan control akan dirinya.

 Pertanyaan seperti “ Nyaman tidak kursinya”,”Sudah cukup


hangat ruangannya”, dapat membuat pasien untuk merasa lebih
nyaman pada saat wawancara dan siapkan air atau tissue untuk
persiapan wawancara
Waktu sesi wawancara

 Untuk sesi biasa wawancara biasa antara 45-90 menit

 Namun untuk pasien dengan gaduh delisah dan psikotik yang dibutuhkan adalah 20-30
menit dan bisa kurang berdasarkan kondisi pasien.

 Suatu wawancara terjadi secara dinamis dan beberapa aspek evaluasi harus diperhatikan
berdasarkan respon dari pasien berdasarkan hal hal yang dibahas.

 Berdasarkan wawancara nanti seorang psikiater bias menentukan lanjut atau tidaknya
untuk sesi wawancara berikutnya
Proses dalam wawancara
Sebelum wawancara

 Untuk pasien luar, kontak pertama kali adalah melalui telpon ke klinik psikiater

 Segera memahami kondisi telpon dari pasien apakah bingung, stress, keinginan bunuh
diri atau membunuh seeorang. Dan segera dihubungkan ke psikiater untuk penanganan
emergency

 Ketika akan wawancara harus disesuaikan dengan jadwal dan sesi agar dapat waktu
yang tepat dan efisien untuk masalah dari pasien

 Minta ke pasien untuk membawa riwayat pengobatan psikiater sebelumnya dan daftar
obata-obatan yang diminum.
lanjutan

 Apabila pasien kiriman dari kehakiman maka yang diperhatikan bukanlah diagnose dan
pengobatan tapi kemampuan dari pasien untuk melakukan suatau tindakan tersebut
apakah berkontribusi atau tidak dari kondisi kejiwaan dari pasien
Ruang Tunggu

 Pasien ketika datang untuk wawancara disiapkan dahulu untuk mengisi suatu kuesioner
untuk memastikan kondisi dari pasien. Skala kuesioner yang digunakan adalah Patient
Health Questionnaire 9(PHQ-9) atau Quick Inventory od Depression Symptomatology
Self Report (QIDS-SR) yang dua duanya berdasarkan dari Diagnostik and Statistical
Manual of Mental Dissease (DSM)
Ruang Wawancara

 Ruang wawancara biasa digunakan adalah yang kedap suara,


dekoarasi polos dan tidak berlebihan, terdapat pilihan kursi bagi
pasien apakah kursi yang empuk atau yang keras. Kursi antara
pasien dan Psikiater harus sama tingginya dan jangan dibatasi
oleh meja antara pasien dengan psikiater

 Distraksi dari luar harus seminimum mungkin.


Pelaksanaan Wawancara

 Ketika bertemu seorang psikiater harus memberikan wajah yang


bersahabat kepada pasien serta memperkanalkan diri , ulurkan
tangan untuk melihat respon dari pasien . Apabila pasien menolak
untuk berjabat tangan maka dapat disimpulkan ada masalah pada
pasien tersebut.
Pertanyaan Terbuka

 Respon pasien dari suatu pertanyaaan adalah sangat penting.

 Sangat penting bagi seorang psikiater untuk mendapatkan keterbukaaan pasien untuk
menceritakan hal pribadinya

 Caranya adalah dengan memberikan pertanyaan terbuka pada pasien tersebut sebagai contoh
adalah “ Ceritakan tentang rasa sakit anda?”

 Jangan memberikan pertanyaan yang hanya membutuhkan jawaban iya atau tidak saja

 Seorang psikiater harus mampu membuat pasien lanjut bercerita tentang kondisi yang
dialami oleh pasien tersebut.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
wawancara psikiatri adalah:
1. Identifikasi data

2. Sumber Informasi

3. Keluhan Utama

4. Riwayat Penyakit Sekarang

5. Riwayat Penyakit Kejiwaan

6. Penggunaan obat-obatan / Adiksi

7. Riwayat Kesehatan Dahulu

8. Riwayat Keluarga
9. Riwayat Sosial

10. Mereview system

11. Pemeriksaan Status Mental (MSE)

12. Pemeriksaan Fisik

13. Formulasi

14. Diagnosa DSM 5

15. Rencana Pengobatan


1. Identifikasi data

 Berdasarkan Pasien seperti:


 Nama
 Umur
 Kelamin
 Status
 Etnis
 Pekerjaan
2.Sumber Informasi

 Untuk mengklarifikasi informasi apakah valid atau tidak


3.Keluhan Utama

 Untuk mengetahui keluhan yang paling dirasakan oleh pasien


4. Riwayat Penyakit Sekarang

 Riwayat penyakit sekarang adalah berdasarkan perjalanan dari tanda dan gejala
yang terjadi sebelumnya sampai dengan episode penyakit yang sekarang,

 Berdasarkan minat, hubungan , kebiasaan dan status fisik dari pasien yang
biasanya diterangkan melalui pertanyaan terbuka kepada pasien.

 Serta dilihat dari berapa lama episode penyakit ini terjadi.

 Menanyakan tentang pengobatan apa saja yang pernah dicoba bagi pasien,
review dari RPS dapat dibagi menjadi 4 kategori seperti gangguan mood,
ansietas,psikosis dan lainnya
5. Riwayat Kejiwaan Dahulu

 Riwayat kejiwaan dahulu digunakan untuk mencari tahu kehidupan pasien


sebelumnya disertai dengan tanda dan gejala dan pengobatan sebelumnya
apakah sudah adekuat atau tidak.

 Serta untuk mencari tahu apabila ada pengehentian pengobatan

 Dan mencari tahu apakah ada efek samping dari pengobatan sebelumnya .

 Mencari tahu diagnosis sebelumnya dan siapa yang memberikan diagnosis

 Mencari tahu apakah terdapat riwayat bunuh diri maupun menyakiti diri sendiri
atau tidak.
6. Penggunaan Obat-obatan/ Adiksi

 Digunakan untuk mencari tahu apakah ada riwayat pengguanaan


alcohol, narkoba , maupun obat-obatan lain yang digunakan tanpa resep
dari dokter

 Apakah terdapat riwayat rehabilitasi pada pasien harus diperhatikan

 Riwayat adiksi lain seperti gangguan makan, merokok, bahkan berjudi


harus diperhatikan.
7. Riwayat Pengobatan Sebelumnya

 Semua kondisi pengobatan pada pasien harus diperhatikan,


apakah ada riwayat alergi pada obat obatan tertentu ataupun
resistensi pada pengobatan sebelumnya.

 Pada kondisi post operasi, gagal ginjal, dan gagngguan metabolic


wajib ditanyakan untuk mencegah adanya kesalaha dalam
pengobatan
8.Riwayat Keluarga

 Dikarenakan penyakit psikiatrik berhubungan dengan keluarga dan kental dengan


kondisi genetik , maka dengan mengetahui riwayat keluarga dapat meninjau factor
resiko yang terjadi pada pasien,

 Riwayat bunuh diri pada keluarga dapat digunakan sebagai acuan dalam factor
resiko untuk kondisi pasien

 Riwayat diabetes dan hyperlipidemia juga dapat digunakan sebagai acuan untuk
pemberian obat antipsikotik

 Riwayat keluarga juga dapat digunakan untuk mengidentifikasi penyebab stress


pada pasien
9. Riwayat social

 Digunakan untuk mencari tahu apakah factor psikososial di dalam lingkungan dapat menjadi stressor
dalam kondisi pasien

 Kondisi sekolah pada pasien anak dan remaja dapat menjadi acuan dalam mengecek kondisi psikososial
pada pasien

 Pada tentara dilihat dari kondisi militer dari pasien. Seperti pangkat yang didapat, kondisi perang, riwayat
militer di kesatuan

 Untuk kondisi kerja bias ditanyakan bagaiman kondisi kerja dan lingkungannya

 Riwayat pernikahan dan hubungan dengan pasangan dapat ditanyakan untuk mencari tahu kondisi

 Serta Riwayat Sexual pasien


10. Review Sistem

 Review system adalah untuk mencari tahu hal hal yang tidak
terlihat di pemeriksaan sebelumnya seperti rasa cepat lelah atau
sering lemas
11. Pemeriksaan Status Mental (MSE)

 Pemeriksaan status mental (MSE) adalah kejiwaan yang setara dengan pemeriksaan
fisik pada bidang kedokteran lainnya. MSE mengeksplorasi semua bidang fungsi
mental dan menunjukkan bukti tanda dan gejala penyakit mental

 Data dikumpulkan untuk pemeriksaan status mental selama wawancara dari saat-saat
awal interaksi, termasuk apa yang dikenakan pasien dan penampilan umum mereka
 MSE psikiatris termasuk penyaringan kognitif paling sering dalam bentuk Pemeriksaan
Status Mental Mini (MMSE), tetapi MMSE tidak bercampur dengan MSE secara
keseluruhan. Komponen-komponen MSE disajikan dalam bagian ini dalam urutan yang
dapat dimasukkan dalam catatan tertulis untuk tujuan organisasi, tetapi sebagaimana dicatat
di atas, data dikumpulkan selama wawancara.
Penampilan dan Perilaku

 Bagian ini terdiri dari deskripsi umum tentang bagaimana pasien terlihat dan bertindak
selama wawancara. Apakah pasien tampak seusia, lebih muda atau lebih tua? Apakah
ini terkait dengan gaya berpakaian pasien, fitur fisik, atau gaya interaksi? Barang yang
perlu dicatat termasuk apa yang dikenakan pasien, termasuk perhiasan tubuh, dan
apakah itu sesuai dengan konteksnya. Sebagai contoh, seorang pasien dalam baju rumah
sakit akan sesuai di ruang gawat darurat atau unit rawat inap tetapi tidak di klinik rawat
jalan. Fitur yang membedakan, termasuk cacat, bekas luka, dan tato, dicatat. Perawatan
dan kebersihan juga termasuk dalam penampilan keseluruhan dan dapat menjadi
petunjuk untuk tingkat fungsi pasien
 Deskripsi perilaku pasien mencakup pernyataan umum tentang apakah ia menunjukkan
distress akut dan kemudian pernyataan yang lebih spesifik tentang pendekatan pasien
dalam wawancara. Pasien dapat digambarkan sebagai kooperatif, gelisah, tidak
bersemangat, tidak tertarik, dan sebagainya
Aktivitas Motorik
 Aktivitas motorik dapat digambarkan sebagai normal, melambat (bradikinesia), atau
gelisah (hiperkinesia). Hal ini dapat memberikan petunjuk untuk diagnosis (mis., Depresi
vs mania) serta membaurkan masalah neurologis atau medis. Cara berjalan, kebebasan
bergerak, postur yang tidak biasa atau menetap, mondar-mandir, dan meremas-remas
tangan dijelaskan. Ada atau tidak adanya tics harus dicatat, seperti seharusnya gelisah,
gemetaran, kegelisahan yang tampak, mengacap bibir, dan menjulurkan lidah. Ini dapat
menjadi petunjuk untuk reaksi yang merugikan atau efek samping dari obat-obatan seperti
tardive dyskinesia, akathisia, atau fitur parkinsonian dari obat-obatan antipsikotik atau
petunjuk gejala penyakit seperti gangguan penurunan perhatian / hiperaktivitas
Pembicaraan

 Evaluasi wicara adalah bagian penting dari MSE. Elemen yang dipertimbangkan
termasuk kelancaran, jumlah, kecepatan, nada, dan volume. Kefasihan dapat merujuk
pada apakah pasien memiliki penguasaan penuh dari bahasa Inggris serta kemungkinan
masalah kefasihan yang lebih halus seperti gagap, kesulitan menemukan kata, atau
kesalahan paraphasic
Mood

 Istilah mood and afek bervariasi dalam definisi mereka, dan sejumlah penulis telah
merekomendasikan menggabungkan dua elemen ke label baru "ekspresi emosional."
Secara tradisional, mood didefinisikan sebagai keadaan emosi internal dan
berkelanjutan pasien.
Afek

 Afek berbeda dari mood dalam hal itu adalah ekspresi mood atau apa mood pasien
tampaknya ke dokter. Afek sering digambarkan dengan unsur-unsur berikut: kualitas,
kuantitas, jangkauan, kesesuaian, dan kongruensi. Istilah yang digunakan untuk
menggambarkan kualitas (atau nada) dari afek pasien termasuk disforis, bahagia,
euthymic, mudah tersinggung, marah, gelisah, menangis, terisak, dan datar
Isi Pikiran
 Isi pemikiran pada dasarnya adalah apa yang dipikirkan oleh pasien. Ini disimpulkan
oleh apa yang diekspresikan secara spontan oleh pasien, serta tanggapan terhadap
pertanyaan spesifik yang bertujuan untuk memunculkan patologi tertentu. Beberapa
pasien mungkin bertahan atau merenungkan konten atau pemikiran tertentu. Mereka
mungkin fokus pada materi yang dianggap obsesif atau kompulsif.
 Pertanyaan yang dapat membantu termasuk, "Apakah Anda pernah merasa seseorang

mengikuti Anda atau keluar untuk menjemput Anda?" dan "Apakah Anda merasa TV atau

radio memiliki pesan khusus untuk Anda?" Jawaban afirmatif untuk pertanyaan terakhir

menunjukkan "ide referensi." Paranoia dapat terkait erat dengan bahan delusi dan dapat

berkisar dari paranoia "lunak", seperti kecurigaan umum, hingga bentuk yang lebih parah

yang berdampak pada fungsi sehari-hari.


Proses Pikir
 Proses pemikiran berbeda dari isi pikiran dalam hal itu tidak menggambarkan apa yang
dipikirkan orang itu melainkan bagaimana pikiran itu dirumuskan, diorganisir, dan
diungkapkan. Seorang pasien dapat memiliki proses berpikir normal dengan isi pikiran
khayalan yang signifikan. Sebaliknya, mungkin ada konten pemikiran yang secara
umum normal tetapi proses pemikirannya terganggu secara signifikan.

 Proses berpikir normal biasanya digambarkan sebagai linear, terorganisir, dan diarahkan
pada tujuan. Dengan pelarian ide, pasien dengan cepat bergerak dari satu pikiran ke
pikiran lain, pada kecepatan yang sulit untuk diimbangi oleh pendengar, tetapi semua
ide terhubung secara logis. Pasien tidak langsung mencakup rincian dan materi yang
tidak secara langsung relevan dengan subjek atau jawaban atas pertanyaan tetapi pada
akhirnya kembali untuk membahas subjek atau menjawab pertanyaan
Tabel 5.1 -4 Gangguan Pemikiran Formal

Sirkumstansial. Terlalu banyak rincian yang sepele atau tidak relevan yang menghambat
perasaan untuk sampai pada intinya.
Clang associations. Pikiran dihubungkan oleh bunyi kata-kata dan bukan oleh maknanya (mis.,
Melalui berima atau assonance).
Derailment. (Sinonim dengan asosiasi longgar.) Kerusakan dalam hubungan logis antara ide-
ide dan rasa keteraturan tujuan secara keseluruhan. Kata-kata itu membuat kalimat, tetapi
kalimat itu tidak masuk akal.
Flight of ideas. Suksesi berbagai asosiasi sehingga pikiran tampaknya bergerak tiba-tiba dari
satu gagasan ke gagasan lainnya; sering (tetapi tidak selalu) diekspresikan melalui
perkataan yang cepat dan ditekan.
Neologisme. Penemuan kata-kata atau frasa baru atau penggunaan kata-kata konvensional
dengan cara istimewa.
Perseverasi. Pengulangan kata, frasa, atau ide di luar konteks.
Tangensial. Menanggapi pertanyaan, pasien memberikan jawaban yang sesuai dengan topik
umum tanpa benar-benar menjawab pertanyaan. Contoh:
Dokter: "Apakah Anda kesulitan tidur belakangan ini?"
Pasien: "Saya biasanya tidur di tempat tidur, tetapi sekarang saya tidur di sofa."
Thought blocking. Gangguan pemikiran yang tiba-tiba atau terputusnya aliran gagasan.
Gangguan persepsi

 Gangguan persepsi termasuk halusinasi, ilusi, depersonalisasi, dan derealisasi.


Halusinasi adalah persepsi tanpa adanya rangsangan untuk memperhitungkannya.
Halusinasi pendengaran adalah halusinasi yang paling sering ditemui dalam kasus
kejiwaan. Halusinasi lain dapat meliputi visual, taktil, penciuman, dan pengecap (rasa).
 Depersonalisasi adalah perasaan bahwa seseorang bukan diri sendiri atau sesuatu telah
berubah.
 Derealisasi adalah perasaan bahwa lingkungan seseorang telah berubah dalam
beberapa cara aneh yang sulit dijelaskan.
Kognisi

 Unsur-unsur fungsi kognitif yang harus dinilai adalah kesadaran, orientasi, konsentrasi,
memori (baik jangka pendek dan panjang), perhitungan, dasar pengetahuan, penalaran
abstrak, wawasan, dan penilaian.
Tabel 5.1 -5 Pertanyaan yang Digunakan untuk Menguji Fungsi Kognitif di Bagian
Sensorium dari Pemeriksaan Status Mental

1 Kesadaran (Observasi)

2 Orientasi Siapa namamu? Siapa saya?

Tempat apa ini? Di mana letaknya?

Di kota mana kita?

3 Konsentrasi Mulai dari 100, hitung mundur dengan 7 (atau 3).

Ucapkan huruf alfabet mundur dimulai dengan Z.

Sebutkan bulan dalam tahun mundur dimulai dengan


Desember.

4 Ingatan :

Segera Ulangi angka-angka ini setelah saya: 1, 4, 9, 2, 5

Baru Apa yang kamu punya untuk sarapan?

Apa yang kamu lakukan sebelum kita mulai berbicara pagi


ini?

Saya ingin Anda mengingat tiga hal ini: pensil kuning,


cocker spaniel, dan Cincinnati. Setelah beberapa menit,
saya akan meminta Anda untuk mengulanginya.

Jangka panjang Apa alamat Anda saat Anda duduk di kelas tiga?

Siapa gurumu?

Apa yang Anda lakukan selama musim panas antara sekolah


menengah dan perguruan tinggi?

5 Perhitungan Jika Anda membeli sesuatu yang harganya $ 3,75 dan Anda
membayar dengan tagihan $ 5, berapa banyak kembalian
yang harus Anda dapatkan?

Berapa harga tiga jeruk jika selusin jeruk berharga $ 4,00?

6 Dasar pengetahuan Berapa jarak antara New York dan Los Angeles? Perairan
apa yang terletak di antara Amerika Selatan dan Afrika?
Penalaran Abstrak

 Penalaran abstrak adalah kemampuan untuk bolak-balik antara konsep umum dan
contoh spesifik. Dengan meminta pasien mengidentifikasi kesamaan antara objek atau
konsep yang serupa (apel dan pir, bus dan pesawat terbang, atau puisi dan lukisan) serta
menafsirkan peribahasa dapat berguna dalam menilai kemampuan seseorang untuk
abstrak
Tilikan

 Tilikan dalam evaluasi psikiatris, merujuk pada pemahaman pasien tentang bagaimana
perasaannya, penampakannya, dan fungsinya serta potensi penyebab penampakan
psikiatriknya. Pasien mungkin tidak memiliki tilikan, tilikan sebagian, atau tilikan
penuh. Komponen tilikan yang sering adalah pengujian realitas dalam kasus seorang
pasien dengan psikosis. Contoh pengujian realitas utuh adalah, "Saya tahu bahwa tidak
ada seorang pria yang berbicara kepada saya ketika saya sendirian, tetapi saya merasa
seperti saya bisa melihat mereka dan mendengar suara mereka."
Daya Nilai

 Daya nilai mengacu pada kapasitas seseorang untuk membuat keputusan yang baik dan
menindaklanjutinya. Tingkat penilaian mungkin berkorelasi dengan tingkat tilikan.
Seorang pasien mungkin tidak memiliki wawasan tentang penyakitnya tetapi memiliki
penilaian yang baik. Sudah biasa menggunakan contoh hipotetis untuk menguji
penilaian, misalnya, "Apa yang akan Anda lakukan jika Anda menemukan sebuah
amplop yang dicap di trotoar?"
Tabel 5.1 -6 Pertanyaan Umum untuk Anamnesis Psikiatri dan Status Mental

Topik Pertanyaan Komentar dan Petunjuk Klinis

Identifikasi data Langsung dalam memperoleh data Jika pasien tidak dapat bekerja sama,
identifikasi. Minta jawaban spesifik. dapatkan informasi dari anggota
keluarga atau teman; jika dirujuk
oleh dokter, dapatkan rekam medis.

Keluhan Utama Mengapa Anda akan menemui Catat jawaban kata demi kata;
psikiater? Apa yang membawamu ke keluhan aneh menunjuk pada proses
(CC) rumah sakit? Apa yang tampaknya psikotik.
menjadi masalah?

Riwayat Kapan Anda pertama kali melihat Catat dengan kata-kata pasien
penyakit sesuatu terjadi pada Anda? Apakah sendiri sebanyak mungkin.
sekarang (HPI) Anda kesal tentang sesuatu ketika Dapatkan riwayat rawat inap dan
gejala muncul? Apakah mereka perawatan sebelumnya. Timbulnya
muncul secara tiba-tiba atau bertahap? gejala secara tiba-tiba dapat
mengindikasikan gangguan akibat
obat.

Gangguan Apakah Anda pernah kehilangan Pastikan tingkat penyakit,


psikiatri dan kesadaran? Punya kejang? perawatan, obat-obatan, outcome,
medis rumah sakit, dokter. Tentukan
sebelumnya apakah penyakit memiliki tujuan
tambahan (perolehan sekunder).

Riwayat pribadi Apakah Anda tahu tentang kelahiran Ibu yang lebih tua (>35) memiliki
Anda? Jika demikian, dari siapa? risiko tinggi untuk bayi dengan
Berapa umur ibumu saat kamu lahir? sindrom Down; ayah yang lebih tua
Ayahmu? (>45) dapat menyebabkan
kerusakan sperma, menghasilkan
defisit termasuk skizofrenia.

Masa kecil Pelatihan toilet? Mengompol? Kecemasan perpisahan dan fobia


Bermain seks dengan teman sebaya? sekolah berhubungan dengan
Apa ingatan masa kecil pertama depresi orang dewasa; enuresis
Anda? dikaitkan dengan pengaturan
semangat. Ingatan masa kecil
sebelum usia 3 tahun biasanya
dibayangkan, tidak nyata.
Masa remaja Remaja mungkin menolak untuk Kinerja sekolah yang buruk adalah
menjawab pertanyaan, tetapi mereka indikator sensitif dari gangguan
harus ditanya. Orang dewasa dapat emosional. Skizofrenia dimulai pada
mengubah ingatan tentang akhir masa remaja
pengalaman yang dibebankan secara
emosional. Penganiayaan seksual?

Masa dewasa Pertanyaan terbuka lebih disukai. Bergantung pada keluhan utama,
Ceritakan tentang pernikahanmu. beberapa area memerlukan
Jangan menghakimi; Apa peran penyelidikan yang lebih rinci.
agama dalam hidup Anda, jika ada? Pasien manik sering kali terbelit
Apa preferensi seksual Anda pada utang atau kekacauan. Gagasan
pasangan? keagamaan yang dinilai terlalu
tinggi dikaitkan dengan gangguan
kepribadian paranoid.

Riwayat seksual Apakah ada atau telah ada masalah Jangan menghakimi. Bertanya
atau kekhawatiran tentang kehidupan kapan masturbasi dimulai adalah
seks Anda? Bagaimana Anda belajar pendekatan yang lebih baik daripada
tentang seks? Apakah ada perubahan bertanya apakah Anda atau
dalam dorongan seks Anda? pernahkah Anda masturbasi.

Riwayat Adakah anggota keluarga Anda yang Pemuatan genetik dalam kecemasan,
Keluarga mengalami depresi? Beralkohol? Di depresi, skizofrenia. Dapatkan
rumah sakit jiwa? Jelaskan kondisi riwayat pengobatan keluarga (obat
hidup Anda. Apakah Anda memiliki yang efektif pada anggota keluarga
kamar sendiri? untuk gangguan serupa mungkin
efektif pada pasien).

Status Mental

Penampilan Perkenalkan diri Anda dan arahkan Tidak terurus dan berantakan dalam
Umum pasien untuk duduk. Di rumah sakit, gangguan kognitif, menunjukkan
bawa kursi Anda ke samping tempat dengan tepat kecanduan narkotika,
tidur; jangan duduk di tempat tidur. penarikan dan postur bungkuk
dalam depresi.

Perilaku Apakah Anda lebih aktif dari Postur menetap, perilaku aneh pada
motoric biasanya? Kurang aktif? Anda skizofrenia. Hiperaktif dengan
mungkin bertanya tentang tingkah penyalahgunaan stimulan (kokain)
laku yang jelas, seperti, "Saya dan dalam mania. Keterbelakangan
perhatikan tangan Anda masih psikomotor pada depresi; tremor
Gangguan Apakah Anda pernah Halusinasi visual
persepsi melihat sesuatu atau menunjukkan skizofrenia.
mendengar suara? Apakah Halusinasi taktil
Anda memiliki pengalaman menunjukkan kokainisme,
aneh ketika Anda tertidur delirium tremens (DTs).
atau saat bangun? Apakah Halusinasi penciuman
dunia berubah dengan cara umum terjadi pada epilepsi
apa pun? Apakah Anda lobus temporal.
memiliki bau aneh?
Isi pikir Apakah Anda merasa orang Apakah waham sesuai
ingin menyakiti Anda? dengan suasana hati
Apakah Anda memiliki (waham kebesaran dengan
kekuatan khusus? Adakah perasaan gembira) atau
yang mencoba tidak sesuai? Mood dalam
mempengaruhi Anda? waham kongruen mengarah
Apakah Anda memiliki ke skizofrenia. Ilusi umum
sensasi tubuh yang aneh? terjadi pada delirium.
Adakah pemikiran yang Penyisipan pikiran adalah
tidak bisa Anda lupakan? karakteristik dari
Apakah Anda berpikir skizofrenia.
tentang akhir dunia?
Bisakah orang membaca
pikiran Anda? Apakah Anda
pernah merasa TV berbicara
kepada Anda? Tanyakan
tentang fantasi dan mimpi.
Proses pikir Tanyakan makna peribahasa Asosiasi yang longgar
untuk menguji abstraksi, menunjukkan skizofrenia;
seperti, "Orang-orang di flight of ideas ke mania;
rumah kaca tidak boleh ketidakmampuan untuk
melempar batu." Jawaban berpikir abstrak ke
konkretnya adalah, "Gelas skizofrenia, kerusakan otak.
pecah." Jawaban abstrak
berhubungan dengan tema
universal atau masalah
moral. Tanyakan kesamaan
antara burung dan kupu-
kupu (keduanya hidup), roti
dan kue (keduanya
makanan).
12. Pemeriksaan Fisik

 Inklusi dan luasnya pemeriksaan fisik akan tergantung pada sifat dan pengaturan
wawancara psikiatrik. Dalam keadaan rawat jalan, sedikit atau tidak ada pemeriksaan
fisik dapat dilakukan secara rutin, sementara di ruang gawat darurat atau pengaturan
rawat inap, pemeriksaan fisik yang lebih lengkap diperlukan. Tanda-tanda vital, berat
badan, lingkar pinggang, indeks massa tubuh, dan tinggi badan mungkin merupakan
ukuran penting untuk diikuti terutama mengingat efek potensial dari obat atau penyakit
psikiatris pada parameter ini
 Abnormal Involuntary Movement Scale (AIMS) adalah tes skrining penting yang harus
diikuti ketika menggunakan obat antipsikotik untuk memantau efek samping potensial
seperti tardive dyskinesia. Evaluasi neurologis yang terfokus adalah bagian penting dari
penilaian psikiatrik.
13. Perumusan

 Puncak dari aspek pengumpulan data dari wawancara psikiatrik adalah


mengembangkan formulasi dan diagnosis (diagnosa) serta rekomendasi dan
perencanaan perawatan

 Formulasi harus mencakup ringkasan singkat tentang riwayat, presentasi, dan


status pasien saat ini. Ini harus mencakup diskusi tentang faktor biologis
(medis, keluarga, dan riwayat pengobatan) serta faktor psikologis seperti
keadaan masa kanak-kanak, pengasuhan, dan interaksi interpersonal masa lalu
dan faktor sosial termasuk stresor, dan keadaan kontekstual seperti keuangan,
sekolah, pekerjaan, rumah , dan hubungan interpersonal.
14. Perencanaan Perawatan

 Penilaian dan formulasi akan muncul dalam catatan tertulis yang berhubungan dengan
wawancara psikiatrik, tetapi diskusi dengan pasien mungkin hanya ringkasan dari
penilaian ini yang diarahkan pada kemampuan pasien untuk memahami dan
menafsirkan informasi

 Bagian pertama dari perencanaan perawatan melibatkan menentukan apakah suatu


hubungan pengobatan harus dibangun antara pewawancara dan pasien. Kasus-kasus di
mana ini mungkin bukan kasus termasuk jika wawancara dilakukan dalam konsultasi,
untuk masalah hukum atau sebagai peninjauan pihak ketiga, atau di ruang gawat darurat
atau keadaan akut lainnya.
 Dalam kasus-kasus tertentu ini mungkin tidak sukarela (seperti dalam kasus rawat inap
tidak sukarela). Dalam kebanyakan kasus harus ada diskusi tentang opsi yang tersedia
sehingga pasien dapat berpartisipasi dalam keputusan tentang langkah selanjutnya. Jika
hubungan pengobatan sedang dimulai, maka struktur perawatan itu harus didiskusikan.
Akankah fokus utamanya adalah manajemen obat, psikoterapi, atau keduanya? Apa
yang akan menjadi frekuensi kunjungan? Bagaimana dokter akan dibayar untuk layanan
dan apa harapan bagi pasien untuk dipertimbangkan terlibat dalam perawatan?
 Rekomendasi pengobatan harus mencakup diskusi tentang kemungkinan obat
terapeutik, risiko dan manfaat dari tidak ada pengobatan, dan pilihan pengobatan
alternatif.

 Rekomendasi perawatan klinis lainnya mungkin termasuk rujukan untuk psikoterapi,


terapi kelompok, evaluasi atau perawatan ketergantungan kimia, atau penilaian medis.
 Kolaborasi dengan dokter perawatan primer, spesialis, atau dokter lain harus selalu
menjadi tujuan, dan persetujuan pasien yang tepat harus diperoleh untuk ini. Demikian
pula, keterlibatan keluarga dalam perawatan pasien seringkali dapat menjadi bagian
yang berguna dan integral dari perawatan dan membutuhkan persetujuan pasien yang
tepat.
TEKNIK

 Prinsip-prinsip umum wawancara psikiatris seperti hubungan pasien-dokter, wawancara


terbuka, dan kerahasiaan dijelaskan di atas. Selain prinsip-prinsip umum, ada sejumlah
teknik khusus yang dapat efektif dalam memperoleh informasi dengan cara yang
konsisten dengan prinsip-prinsip umum. Teknik-teknik yang bermanfaat ini dapat
digambarkan untuk memfasilitasi intervensi dan memperluas intervensi.
Memfasilitasi Intervensi

 Beberapa intervensi yang efektif dalam memungkinkan pasien untuk terus berbagi
kisahnya dan juga membantu dalam mempromosikan hubungan pasien-dokter yang positif.
Kadang-kadang beberapa teknik ini dapat digabungkan dalam satu intervensi.
Penguatan

 Intervensi penguatan, meskipun tampaknya sederhana, sangat penting dalam berbagi


materi pasien tentang dirinya sendiri dan individu penting lainnya dan peristiwa dalam
kehidupan pasien. Tanpa penguatan ini, seringkali wawancara akan menjadi kurang
produktif. Ungkapan singkat seperti "Saya mengerti," "Lanjutkan," "Ya," "Ceritakan
lebih banyak lagi ''" "Hmm" atau "Uh-huh" semua menyampaikan minat pewawancara
pada pasien untuk melanjutkan. Adalah penting bahwa ungkapan-ungkapan ini cocok
secara alami ke dalam dialog
Refleksi

 Dengan menggunakan kata-kata pasien, psikiater menunjukkan bahwa dia telah


mendengar apa yang dikatakan pasien dan menyampaikan minat untuk mendengar lebih
banyak
Meringkas

 Secara berkala selama wawancara, ada baiknya untuk meringkas apa yang telah
diidentifikasi tentang topik tertentu. Ini memberikan kesempatan bagi pasien untuk
mengklarifikasi atau memodifikasi pemahaman psikiater dan mungkin menambahkan
materi baru.
Edukasi

 Kadang-kadang dalam wawancara itu sangat membantu bagi psikiater untuk mendidik
pasien tentang proses wawancara.
Penentraman

 Seringkali tepat dan bermanfaat untuk memberikan ketentraman kepada pasien.


Misalnya, informasi yang akurat tentang perjalanan penyakit yang biasa dapat
mengurangi kecemasan, mendorong pasien untuk terus mendiskusikan penyakitnya,
dan memperkuat tekadnya untuk melanjutkan perawatan
Dorongan

 Seringkali mereka tidak yakin dengan apa yang akan terjadi, dan menerima dorongan
dapat memfasilitasi keterlibatan mereka. Psikiater harus berhati-hati untuk tidak
melebih-lebihkan kemajuan pasien dalam wawancara.
 Psikiater dapat memberikan umpan balik kepada pasien tentang upayanya, tetapi pesan
kedua adalah bahwa ada lebih banyak pekerjaan yang harus dilakukan.
Pengakuan Emosi

 Penting bagi pewawancara untuk mengakui ekspresi emosi oleh pasien. Hal ini sering
menyebabkan pasien berbagi lebih banyak perasaan dan merasa lega bahwa ia dapat
melakukannya. Terkadang tindakan nonverbal, seperti memindahkan kotak tisu lebih
dekat, dapat mencukupi atau digunakan secara tambahan.
Humor

 Berbagi humor ini dapat mengurangi ketegangan dan kecemasan serta memperkuat
keaslian pewawancara. Penting untuk memastikan bahwa komentar pasien memang
dimaksudkan untuk menjadi lucu dan bahwa psikiater dengan jelas menyampaikan
bahwa ia tertawa bersama pasien, bukan pada pasien
Diam

 Penggunaan keheningan yang hati-hati dapat memfasilitasi perkembangan wawancara.


Pasien mungkin perlu waktu untuk memikirkan apa yang telah dikatakan atau
mengalami perasaan yang muncul dalam wawancara. Psikiater yang kegelisahannya
sendiri menghasilkan kesunyian yang segera diakhiri dapat menghambat perkembangan
tilikan atau ekspresi perasaan oleh pasien. Di sisi lain, keheningan yang diperpanjang
atau berulang bisa mematikan wawancara
Komunikasi nonverbal

 Dalam banyak wawancara yang baik, fasilitas intervensi yang paling umum adalah
nonverbal. Mengangguk kepala, postur tubuh termasuk condong ke arah pasien, posisi
tubuh menjadi lebih terbuka, menggerakkan kursi lebih dekat ke pasien, meletakkan
pena dan folder, dan ekspresi wajah termasuk melengkungkan alis semua menunjukkan
bahwa psikiater peduli, mendengarkan dengan penuh perhatian, dan terlibat dalam
wawancara
Memperluas Intervensi

 Teknik-teknik ini membantu ketika garis diskusi telah cukup didapat, setidaknya untuk
saat ini, dan pewawancara ingin mendorong pasien untuk berbicara tentang masalah lain.
Intervensi ini paling berhasil ketika tingkat kepercayaan telah terbangun dalam wawancara
dan pasien merasa bahwa psikiater tidak menghakimi tentang apa yang dibagikan.
Mengklarifikasi

 Kadang-kadang dengan hati-hati mengklarifikasi apa yang dikatakan pasien dapat


menyebabkan masalah atau psikopatologi yang tidak diakui.
Contoh
 Seorang janda berusia 62 tahun menggambarkan bagaimana rasanya sejak suaminya
meninggal 14 bulan lalu. Dia berulang kali berkomentar bahwa "semuanya kosong di
dalam." Residen menafsirkan ini sebagai artinya dunianya terasa kosong tanpa
pasangannya dan membuat interpretasi ini pada beberapa kesempatan. Isyarat nonverbal
pasien menunjukkan bahwa ia tidak memiliki panjang gelombang yang sama. Supervisor
meminta pasien untuk mengklarifikasi apa yang dia maksud dengan "kosong di dalam."
Setelah menghindari beberapa, pasien menyatakan bahwa dia memang kosong di dalam;
semua organnya hilang - mereka telah "menghilang."
 Interpretasi residen mungkin sebenarnya akurat secara psiko-dinamis, tetapi delusi
somatik tidak teridentifikasi. Identifikasi yang benar dari apa yang sebenarnya dikatakan
pasien mengarah pada eksplorasi pikiran lain, dan delusi lainnya terungkap. Gambaran
"hilang" khayalan ini adalah contoh pewawancara "menormalkan" apa yang dikatakan
pasien. Pewawancara menggunakan pemikiran proses sekunder dalam memahami kata-kata
pasien, sementara pasien menggunakan pemikiran proses primer.
Asosiasi

 Ketika pasien menggambarkan gejalanya, ada area lain yang berhubungan dengan
gejala yang harus dieksplorasi. Sebagai contoh, gejala mual menyebabkan pertanyaan
tentang nafsu makan, kebiasaan buang air besar, penurunan berat badan, dan kebiasaan
makan.
Mengarahkan

 Seringkali, melanjutkan cerita dapat difasilitasi dengan mengajukan pertanyaan "apa,"


"kapan," "di mana," atau "siapa".
Menggali

 Wawancara dapat mengarah ke area konflik, tetapi pasien dapat meminimalkan atau
menyangkal kesulitan. Mendorong pasien untuk membicarakan masalah ini dengan
lembut mungkin cukup produktif.
Transisi

 Terkadang transisi terjadi dengan sangat lancar. Pasien berbicara tentang jurusan
pendidikan dasar di perguruan tinggi dan psikiater bertanya, "Apakah itu mengarah
pada pekerjaan Anda setelah lulus?"
Arahan ulang

 Teknik yang sulit untuk pewawancara yang belum berpengalaman adalah mengarahkan
kembali fokus pasien. Jika pewawancara berkonsentrasi memperkuat cerita pasien,
mungkin sulit untuk memindahkan wawancara ke arah yang berbeda. Namun, ini sering
penting untuk wawancara yang berhasil karena kendala waktu dan kebutuhan untuk
memperoleh gambaran luas tentang kehidupan pasien serta masalah saat ini
Intervensi obstruktif

 Meskipun teknik yang mendukung dan memperluas memfasilitasi pengumpulan


informasi dan pengembangan hubungan pasien-dokter yang positif, ada sejumlah
intervensi lain yang tidak membantu untuk kedua tugas tersebut. Beberapa kegiatan ini
berada dalam kategori yang sama dengan intervensi yang lebih bermanfaat tetapi tidak
jelas, tidak terhubung, waktunya tidak tepat, dan tidak responsif terhadap masalah atau
masalah pasien
Pertanyaan Tertutup

 Serangkaian pertanyaan tertutup pada awal wawancara dapat memperlambat aliran


alami dari cerita pasien dan memperkuat pasien memberikan satu kata atau jawaban
singkat dengan sedikit atau tanpa penjelasan
1. Pertanyaan Terbuka v Tertutup.
2. Refleksi. Mengulangi dengan cara yang suportif sesuatu yg telah dikatakan pasien.
Tujuan :

-.meyakinkan dokter sudah mengerti apa yang dikatakan pasien

-.membiarkan pasien mengetahui bahwa dokter memperhatikan yangdikatakan pasien


3. Fasilitasi. Dokter membantu pasien melanjutkan wawancara dengan memberikan isyarat verbal maupun
non verbal yang mendorong pasien terus bicara.
4. Keheningan. Dapat memberikan pasien untuk merenung, menangis, atau hanya duduk dalam lingkungan
yang menerima dan suportif dimana dokter menyatakan dengan jelas bahwa tidak semua momen harus diisi
dengan percakapan

5. Konfrontasi. Alat untuk menunjukkan kepada pasien bahwa dokter tidak menganggap pasien tidak
memberikan perhatian,atau merupakan suatu cara untuk menyangkal.

6. Kejelasan. Dokter berusaha medapatkan perincian dari pasien mengenai apa yang baru saja dikatakan
pasien.

7.Interpretasi. Digunakan jika dokter menyatakan sesuatu mengenai perilaku atau pikiran pasien yang
mungkin tidak disadari pasien. Harus cermat terhadap tema dan pola dasar pasien.

8. Penyajian terakhir. Secara berkala selama wawancara,dokter dapat mengambil alih waktu dan secara
singkat meringkaskan apa yang telah dikatakan pasien sejauh ini.

9. Penjelasan. Dokter menjelaskan rencana pengobatan kepada pasien dalam Bahasa yang mudah dipahami
10. Transisi. Memungkinkan dokter menyampaikan gagasan bahwa telah cukup didapatkan
informasi mengenai 1 subjek, hal ini mendorong pasien untuk melanjutkannkepada subjek
lain.
11. Pengungkapan diri. Mengungkapkan diri secara terbatas dan berhati-hati oleh dokter
berguna dalam situasi tertentu.Dokter harus merasa wajar, dan mengomunikasikan bahwa
dirinya merasa nyaman.
12. Dorongan positif. Memungkinkan pasien merasa nyaman dalam menceritakan
segalanya kepada dokter, bahkan mengenai hal2 tertentu.
13. Menentramkan hati. Menentramkan hati pasien dapat menyebabkan meningkatnya
kepercayaan dan kepatuhan.

14. Nasihat. Diberikan untuk menjadi efektif dan dirasa sebagai empatik, diberikan setelah
pasien dibiarkan berbicara bebas mengenai apa masalahnya, sehingga dokter mempunyai
dasar informasi yang memadai untuk membuat saran-saran.
Pertanyaan majemuk

 Beberapa pertanyaan sulit dijawab oleh pasien karena lebih dari satu jawaban dicari.
Pertanyaan Mengapa

 Terutama di awal wawancara psikiatrik, pertanyaan "mengapa" seringkali tidak


produktif. Sangat sering jawaban untuk pertanyaan itu adalah salah satu alasan
mengapa pasien mencari bantuan.
Pertanyaan atau Pernyataan
Penghakiman
 Intervensi penghakiman umumnya tidak produktif untuk masalah yang dihadapi dan
juga menghambat pasien untuk berbagi materi yang lebih pribadi atau sensitif. Daripada
memberi tahu pasien bahwa perilaku tertentu benar atau salah, akan lebih baik bagi
psikiater untuk membantu pasien merefleksikan seberapa sukses perilaku itu.
Meminimalkan Kekhawatiran Pasien

 Ini bisa menjadi kontraproduktif karena daripada diyakinkan, pasien mungkin merasa
bahwa psikiater tidak mengerti apa yang dia coba ekspresikan. Jauh lebih produktif untuk
mengeksplorasi kekhawatiran; ada kemungkinan lebih banyak materi yang belum
dibagikan.
Nasihat Dini

 Saran yang diberikan terlalu dini seringkali merupakan saran yang buruk karena
pewawancara belum mengetahui semua variabel. Juga dapat mencegah pasien tiba di
rencana untuk dirinya sendiri.
Interpretasi Dini

 Interpretasi dini dapat menjadi kontraproduktif karena pasien dapat merespon secara
defensif dan merasa disalahpahami
Transisi

 Beberapa transisi terlalu tiba-tiba dan dapat mengganggu masalah penting yang
didiskusikan pasien
Menutup Wawancara

 5 hingga 10 menit terakhir dari wawancara sangat penting dan seringkali tidak diberi
perhatian yang cukup oleh pewawancara yang tidak berpengalaman. Penting untuk
memberi tahu pasien tentang waktu yang tersisa: "Kita harus berhenti sekitar 10 menit."
Tidak jarang, pasien akan menyimpan masalah atau pertanyaan penting sampai akhir
wawancara dan memiliki setidaknya waktu singkat untuk mengidentifikasi masalah ini
sangat membantu. Jika akan ada sesi lain, maka psikiater dapat mengindikasikan bahwa
masalah ini akan diatasi pada awal sesi berikutnya atau meminta pasien untuk
membawanya pada saat itu.
 Jika pasien berulang kali memunculkan informasi penting pada akhir sesi, maka ini
harus dieksplorasi untuk maknanya. Jika tidak ada item seperti itu yang dibawa secara
spontan oleh pasien, maka akan bermanfaat untuk bertanya kepada pasien apakah ada
masalah lain yang belum dibahas yang ingin dibagikan pasien. Jika masalah seperti itu
dapat diselesaikan dalam waktu singkat, maka itu seharusnya; jika tidak, maka dapat
dimasukkan dalam agenda untuk sesi berikutnya. Juga bermanfaat untuk memberi pasien
kesempatan untuk mengajukan pertanyaan: "Saya sudah mengajukan banyak pertanyaan
kepada Anda hari ini. Apakah ada pertanyaan lain yang ingin Anda tanyakan pada saya
saat ini?"
 Jika wawancara ini akan menjadi sesi evaluasi tunggal, maka ringkasan diagnosis dan
pilihan untuk pengobatan umumnya harus dibagikan kepada pasien (pengecualian
mungkin cacat atau evaluasi forensik yang dibuat pada awal bahwa laporan akan dibuat
dibuat ke entitas pengarah). Jika pasien dirujuk oleh dokter perawatan primer, maka
psikiater juga menunjukkan bahwa ia akan berkomunikasi dengan dokter perawatan
primer dan berbagi temuan dan rekomendasi. Jika ini bukan sesi tunggal dan pasien
akan terlihat lagi, maka psikiater dapat menunjukkan bahwa ia dan pasien dapat bekerja
lebih jauh pada rencana perawatan di sesi berikutnya.
Wawancara Motivasi

 Wawancara motivasi adalah teknik yang digunakan untuk memotivasi pasien untuk
mengubah perilaku maladaptifnya. Terapis mengandalkan empati untuk menyampaikan
pemahaman, memberikan dukungan dengan memperhatikan kekuatan pasien, dan
mengeksplorasi ambivalensi dan pikiran atau perasaan yang bertentangan yang
mungkin dimiliki pasien tentang perubahan. Panduan diberikan dalam wawancara
dengan memberikan informasi tentang masalah (mis., Alkoholisme, diabetes),
sementara pada saat yang sama, membuat pasien berbicara tentang resistensi untuk
mengubah perilaku
REKAM MEDIS

 Catatan kesehatan elektronik (EHR) sekarang digunakan di seluruh dunia kedokteran. Ada
keuntungan besar dari catatan yang terkomputerisasi, termasuk pengambilan informasi secara
cepat, berbagi data dengan tepat di antara berbagai anggota tim perawatan kesehatan, akses
ke data penting dalam keadaan darurat, mengurangi kesalahan, dan sebagai alat untuk
penelitian dan kegiatan peningkatan kualitas. Pedoman praktik berbasis bukti juga dapat
diintegrasikan dengan EHR sehingga informasi atau rekomendasi dapat diberikan di titik
layanan. Namun, penggunaan komputer juga dapat menghadirkan tantangan signifikan bagi
hubungan pasien-dokter yang sedang berkembang. Seringkali, dokter yang menggunakan
komputer selama wawancara akan meninggalkan pasien untuk memasukkan data.
MASALAH BUDAYA

 Budaya dapat didefinisikan sebagai warisan bersama, seperangkat keyakinan, dan nilai-
nilai yang menetapkan harapan untuk perilaku, pikiran, dan bahkan perasaan. Sejumlah
sindrom terikat budaya yang unik untuk populasi tertentu telah dijelaskan

 Budaya dapat mempengaruhi presentasi penyakit, keputusan kapan dan di mana


mencari perawatan, keputusan tentang apa yang harus dibagikan dengan dokter, dan
penerimaan dan partisipasi dalam perencanaan perawatan. Seringkali, individu dari
populasi minoritas mungkin enggan mencari bantuan dari dokter yang berasal dari
kelompok mayoritas terutama untuk kesulitan emosional.
Wawancara dengan Penerjemah
 Ketika terjemahan dibutuhkan, terjemahan itu harus disediakan oleh juru bahasa
profesional yang bukan anggota keluarga. Penerjemahan oleh anggota keluarga harus
dihindari karena (1) seorang pasien, dengan anggota keluarga sebagai penerjemah,
dapat dibenarkan sangat enggan untuk membahas masalah-masalah sensitif termasuk
ide bunuh diri atau penggunaan narkoba dan (2) anggota keluarga mungkin ragu untuk
secara akurat menggambarkan defisit seorang pasien.

 Sangat membantu untuk berbicara dengan penerjemah sebelum wawancara untuk


memperjelas tujuan pemeriksaan. Jika penerjemah terutama tidak bekerja dengan
pasien psikiatris, maka penting untuk menyoroti perlunya penerjemahan kata demi kata
bahkan jika tanggapannya tidak teratur atau tangensial. Jika penerjemah tidak
mengetahui masalah ini, maka psikiater mungkin mengalami kesulitan mendiagnosis
gangguan pikiran atau defisit kognitif.
WAWANCARA PASIEN SULIT

1. Pasien dengan psikosis


2. Pasien depresi dengan potensi bunuh diri
3. Pasien yang bermusuhan, gelisah, dan berpotensi melakukan kekerasan
4. Pasien yang menipu
Pasien dengan Psikosis

 Halusinasi pendengaran adalah halusinasi yang paling umum pada penyakit kejiwaan di
Amerika Utara. Banyak pasien tidak akan menafsirkan pengalaman mereka sebagai
halusinasi, dan ini berguna untuk memulai dengan pertanyaan yang lebih umum: "Apakah
Anda pernah mendengar seseorang berbicara kepada Anda ketika tidak ada orang lain di
sana?" Pasien harus ditanyai tentang isi halusinasi, kejelasan, dan situasi di mana mereka
terjadi. Seringkali sangat membantu untuk bertanya kepada pasien tentang contoh spesifik
dan apakah dia dapat mengulangi kata demi kata dari isi halusinasi. Penting untuk secara
khusus bertanya apakah pasien pernah mengalami halusinasi perintah, halusinasi di mana
pasien diperintahkan untuk melakukan tindakan tertentu
 Validitas persepsi pasien tidak boleh diabaikan, tetapi akan sangat membantu untuk
menguji kekuatan kepercayaan pada halusinasi: "Apakah tampaknya suara-suara itu
berasal dari dalam kepala Anda? Menurut Anda, siapa yang berbicara dengan Anda?“

 Menurut definisi, pasien dengan waham memiliki keyakinan salah yang telah
diperbaiki. Dengan waham, seperti halnya dengan halusinasi, penting untuk
mengeksplorasi detail spesifik. Pasien sering sangat enggan untuk mendiskusikan
keyakinan mereka karena banyak yang keyakinannya ditolak atau diejek. Mereka dapat
bertanya langsung kepada pewawancara apakah pewawancara percaya khayalan. Meskipun
seorang pewawancara tidak harus secara langsung mendukung kepercayaan salah, jarang
membantu untuk langsung menantang khayalan, terutama dalam pemeriksaan awal
 Untuk pasien dengan pikiran dan perilaku paranoid, penting untuk menjaga jarak
hormat. Kecurigaan mereka dapat meningkat dengan wawancara yang terlalu hangat.
Mungkin bermanfaat untuk menghindari kontak mata langsung yang berkelanjutan
karena hal ini dapat dianggap sebagai ancaman
Pasien Depresi dan Berpotensi Bunuh Diri

 Penilaian bunuh diri harus dilakukan untuk semua pasien termasuk riwayat sebelumnya,
riwayat keluarga upaya bunuh diri dan menyelesaikan bunuh diri, dan ide, rencana, dan
niat saat ini. Pendekatan terbuka sering kali membantu: "Pernahkah Anda berpikir
bahwa hidup tidak layak dijalani?" Penting untuk merinci upaya sebelumnya. Risiko
mematikan dari upaya sebelumnya dan pemicu potensial untuk upaya ini harus
diklarifikasi. Ini dapat membantu menilai risiko saat ini
 Pasien harus ditanya tentang pemikiran bunuh diri saat ini, dan jika ada pikiran, apa niat
pasien. Beberapa pasien akan menggambarkan memiliki pikiran untuk bunuh diri tetapi
tidak berniat untuk bertindak berdasarkan pemikiran ini atau berharap untuk mati.
Mereka melaporkan bahwa meskipun pikiran hadir, mereka tidak memiliki niat untuk
bertindak berdasarkan pemikiran tersebut. Ini biasanya disebut sebagai ide bunuh diri
pasif. Pasien lain akan menyatakan tekad mereka untuk mengakhiri hidup mereka dan
berisiko lebih tinggi. Kehadiran gejala psikotik harus dinilai. Beberapa pasien mungkin
mengalami halusinasi yang memaksa mereka untuk melukai diri mereka sendiri
walaupun mereka tidak memiliki keinginan untuk mati
 Jika pasien melaporkan ide bunuh diri, mereka harus ditanya apakah mereka memiliki
rencana untuk mengakhiri hidupnya. Spesifisitas rencana harus ditentukan dan apakah
pasien memiliki akses ke cara untuk menyelesaikan rencana.

 Jika pasien tidak menindaklanjuti desakan-desakan ini, maka akan sangat membantu
untuk bertanya apa yang mencegahnya dari bertindak berdasarkan pemikiran ini:
"Menurut Anda apa yang membuat Anda tidak menyakiti diri sendiri?" Pasien dapat
mengungkapkan informasi yang dapat mengurangi risiko akut mereka, seperti
keyakinan agama yang melarang bunuh diri atau kesadaran akan dampak bunuh diri
pada anggota keluarga
Pasien yang bermusuhan, gelisah, dan
berpotensi melakukan kekerasan

 Keselamatan bagi pasien dan psikiater adalah prioritas saat mewawancarai pasien yang
gelisah. Pasien yang tidak bersahabat sering diwawancarai dalam situasi darurat, tetapi
pasien yang marah dan gelisah dapat hadir dalam situasi apa pun. Jika mewawancarai
dalam lingkungan yang tidak dikenal, maka psikiater harus membiasakan diri dengan
pengaturan kantor, memberikan perhatian khusus pada penempatan kursi. Kursi-kursi
itu sebaiknya diletakkan sedemikian rupa sehingga pewawancara dan pasien bisa keluar
jika perlu dan tidak terhalang
 Psikiater harus mendekati wawancara dengan cara yang tenang, langsung dan berhati-
hati untuk tidak menawar atau berjanji untuk mendapatkan kerja sama dalam wawancara:
"Setelah kami selesai di sini Anda akan bisa pulang." Taktik ini hanya dapat meningkatkan
agitasi.

 Jika pasien membuat ancaman atau memberikan indikasi bahwa dia mungkin menjadi
kasar di luar wawancara, maka penilaian lebih lanjut diperlukan. Karena sejarah kekerasan
masa lalu adalah prediktor terbaik dari kekerasan di masa depan, episode-episode
kekerasan masa lalu harus dieksplorasi untuk menetapkan, apa yang mempercepat episode,
dan apa hasil atau hasil potensial (jika tindakan itu terganggu).
 Juga, apa yang telah membantu di masa lalu dalam mencegah episode kekerasan
(pengobatan, batas waktu, aktivitas fisik, atau berbicara dengan orang tertentu) harus digali.
Apakah ada korban yang diidentifikasi dan apakah ada rencana untuk perilaku kekerasan?
Sudahkah pasien mengambil langkah untuk memenuhi rencana? Bergantung pada jawaban atas
pertanyaan-pertanyaan ini, psikiater dapat memutuskan untuk meresepkan atau menambah obat
antipsikotik, merekomendasikan rawat inap, dan mungkin, tergantung pada yurisdiksi, memberi
tahu korban yang terancam.
Pasien yang menipu

 Psikiater dilatih untuk mendiagnosis dan mengobati penyakit kejiwaan. Meskipun


psikiater terlatih dengan baik dalam memperoleh informasi dan mempertahankan
kesadaran untuk penipuan, kemampuan ini tidak mudah. Pasien berbohong atau menipu
psikiater mereka karena berbagai alasan. Beberapa dimotivasi oleh keuntungan
sekunder (mis., Untuk sumber daya keuangan, ketidakhadiran di tempat kerja, atau
untuk persediaan obat-obatan). Beberapa pasien mungkin menipu, bukan untuk
keuntungan eksternal, tetapi untuk manfaat psikologis dengan mengambil peran sakit.
Mendapatkan Rapport

 Othmer dan othmer mendefinisikan perkembangan Rapport dengan melalui


enam strategi:
1. Menempatkan pasien dan pewawancara dalam ketentraman
2. Menemukan rasa nyeri dan mengekpresikan rasa kasihan
3. Menilai tilikan pasien dan menjadi sekutu
4. Menunjukkan keahlian
5. Menegakkan wibawa sebagai dokter dan ahli terapi
6. Menyeimbangkan peranan pendengar yang empatik,seorang ahli, dan orang
yang berwenang
 Pada survei 700 pasien, pasien pada umumnya setuju bahwa dokter tidak
mempunyai waktu atau kesediaan untuk mendengarkan dan atau
mempertimbangkan perasaan pasien.
 Faktor psikososial dan ekonomi mempunyai pengaruh yang jelas pada
hubungan manusia, sehingga dokter harus mempunyai sebanyak mungkin
pengertian mengenai subkultus pasien.
 Tidak berhasilnya dokter dalam mendapatkan rapport yang baik dengan
pasien menyebabkan ketidak efektifan dalam perawatan
 Adanya rapport menyatakan secara tidak langasung bahwa terdapat
pengertian dan kepercayaan antara dokter dengan pasien.
 Perbedan dalam status social,intelektual dan pendidikan dapat mempengaruhi
rapport
Transferensi

 Didefinisikan sebagai sekumpulan harapan,kepercayaan dam respon emosional


yang dibawa oleh seorang pasien dalah hubungan dokter-pasien
 Hal ini tidak perlu didasarkan siapa dokternya atau bagaiman dokternya
bertindak dalam kenyataan tapi lenih mungkin pada pengalaman menetap
yang dialami pasien dengan figure berkuasa dan penting lainnya di sepanjang
hidupnya
 Perilaku Transferensial: Perilaku pasien terhadap dokter cenderung
merupakan ulangan perilaku yang pernah dilakukan oleh pasien terhadap
figure-figure berkuasa
 Seorang pasien mungkin mengharapkan dokter untuk melakukan sesuatu
sebgai contoh meresepkan obat atau melakukan pembedahan dana dapat
menerima perawatan dokter yang memuaskan

Anda mungkin juga menyukai