Variabel
• Dependen : Kejadian KVV
• Independen : Kontrasepsi hormonal (pil, suntik, implan).
Desain Penelitian
• Cross Sectional
Waktu Penelitian
• Maret-Mei 2016
POPULASI DAN SAMPEL
Kontrasepsi
Hormonal
SUNTIK
Kontrasepsi
Hormonal KEJADIAN
PIL KVV
Kontrasepsi
Hormonal
Implan
ANALISIS DATA
Suntik 34 66,7 %
Pil 13 25,5%
Implan 4 7,8%
ANALISIS DATA
+ -
N % N %
Hasil pemeriksaan laboratorium menggunakan metode pengecatan gram yang dilakukan terhadap 51 orang
wanita yang merupakan pengguna kontrasepsi hormonal suntik sebanyak 34 orang, pengguna kontrasepsi
hormonal pil sebanyak 13 orang, dan pengguna kontrasepsi hormonal implan sebanyak 4 orang, didapatkan
jumlah wanita yang mengalami KVV pada pengguna KB suntik sebanyak 17 orang (63,0%), pada penggguna KB pil
sebanyak 7 orang (25,9%), dan pada pengguna KB implan sebanyak 3 orang (11,1%) pada bulan Maret-Mei 2016
di Puskesmas Mangkang Semarang.
Berdasarkan uji chi-square didapati nilai kemaknaan (p) sebesar 0,636 yang berarti hubungan antara kejadian KVV
dan penggunaan kontrasepsi hormonal tida bermakna karen nilai p>0,5%.
PEMBAHASAN
Kontrasepsi hormonal terdiri dari kombinasi estrogen dan progesteron (ora/pil), dan yang hanya mengandung
progesteron saja (suntik dan implan).
Yang berpengaruh terhadap pertumbuhan jamur Candida hanya hormon estrogen saja yang mampu memfasilitasi
prouksi asam laktat yang berkontribusi terhadap penurunan pH menjadi lebih asam, sert meningkatkan kadar
glikogen pada sel epitel vagina dimana kondisi tersebu menciptakan situasi yang lebih optimal untuk
pertumbuhan mikroorganisme seperti jamur Candida.
Sebalknya, hormon progesteron dapat meningkakan lendir dan pada epitel vagina yang mampu menjadi barrier
dari infeksi jamur Candida, serta berperan dalam kontrol umpan balik negatif terhadap kelenjar pituitari untuk
produksi FSH, yang pada tahap selanjutnya juga menginhbisi pembentuan estrogen.
PEMBAHASAN
Penggunaan kontrasepsi hormonal tergolong aman untuk digunakan, karena sekalipun kontrasesi hormonal jenis
oral atau pil mengandung estrogen, namun efeknya dapat dinetralkan oleh kombinasi progesteron didalamnya.
Bila mengamati hasil penelitian, pasien yang terdiagnosis KVV berjumlah lebih dari 50%,hal ini sangat mungkin
dikarenakan oleh faktor-faktor lain diluar variabel penelitian kali ini.
KESIMPULAN