Anda di halaman 1dari 15

ANALISIS JURNAL

Pembimbing: dr. Djap Hadi

Angeline Bongelia Friska


11 2015 390
KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN KOMUNITAS
FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA
23 Oktober 2017 – 30 Desember 2017
JUDUL

Hubungan Antara Terjadinya Kandidiasis Vulvovaginalis dengan Penggunaan


Kontrasepsi Hormonal
MASALAH PENELITIAN

Kejadian Kandidiasis Vulvovaginalis (KVV) diduga disebabkan oleh


penggunaan kontrasepsi hormonal . Penyebabnya diduga karena
penggunaan hormon estrogen yang dapat memfasilitasi pertumbuhan
mikroorganisme seperti jamur Candida, sp.
Tujuan
• Menganalisa hubungan antara kejadian Kandidiasis Vulvovaginalis
(KVV) dengan penggunaan kontrasepsi hormonal.

Variabel
• Dependen : Kejadian KVV
• Independen : Kontrasepsi hormonal (pil, suntik, implan).
Desain Penelitian
• Cross Sectional

Waktu Penelitian
• Maret-Mei 2016
POPULASI DAN SAMPEL

• Pasien wanita di Puskesmas Mangkang Semarang, usia 20-30


tahun dan pengguna kontrasepsi hormonal.

• Sampel: jumlah sampel 51 orang, dengan pembagian


penggunaan kontrasepsi hormonal suntik, oral/pil, serta
implan/susuk.
KERANGKA KONSEP

Kontrasepsi
Hormonal
SUNTIK

Kontrasepsi
Hormonal KEJADIAN
PIL KVV

Kontrasepsi
Hormonal
Implan
ANALISIS DATA

KARAKTERISTIK SUBJEK PENELITIAN

Jenis Kontrasepsi Frekuensi %

Suntik 34 66,7 %

Pil 13 25,5%

Implan 4 7,8%
ANALISIS DATA

HUBUNGAN KVV DENGAN KONTRASEPSI HORMONAL

Jenis Preparat KVV P


Kontrasepsi

+ -

N % N %

Suntik 17 63,0 17 70,8 0,636

Pil 7 25,9 6 25,0

Implan 3 11,1 1 4,2


HASIL

Hasil pemeriksaan laboratorium menggunakan metode pengecatan gram yang dilakukan terhadap 51 orang
wanita yang merupakan pengguna kontrasepsi hormonal suntik sebanyak 34 orang, pengguna kontrasepsi
hormonal pil sebanyak 13 orang, dan pengguna kontrasepsi hormonal implan sebanyak 4 orang, didapatkan
jumlah wanita yang mengalami KVV pada pengguna KB suntik sebanyak 17 orang (63,0%), pada penggguna KB pil
sebanyak 7 orang (25,9%), dan pada pengguna KB implan sebanyak 3 orang (11,1%) pada bulan Maret-Mei 2016
di Puskesmas Mangkang Semarang.

Berdasarkan uji chi-square didapati nilai kemaknaan (p) sebesar 0,636 yang berarti hubungan antara kejadian KVV
dan penggunaan kontrasepsi hormonal tida bermakna karen nilai p>0,5%.
PEMBAHASAN

Kontrasepsi hormonal terdiri dari kombinasi estrogen dan progesteron (ora/pil), dan yang hanya mengandung
progesteron saja (suntik dan implan).

Yang berpengaruh terhadap pertumbuhan jamur Candida hanya hormon estrogen saja yang mampu memfasilitasi
prouksi asam laktat yang berkontribusi terhadap penurunan pH menjadi lebih asam, sert meningkatkan kadar
glikogen pada sel epitel vagina dimana kondisi tersebu menciptakan situasi yang lebih optimal untuk
pertumbuhan mikroorganisme seperti jamur Candida.

Sebalknya, hormon progesteron dapat meningkakan lendir dan pada epitel vagina yang mampu menjadi barrier
dari infeksi jamur Candida, serta berperan dalam kontrol umpan balik negatif terhadap kelenjar pituitari untuk
produksi FSH, yang pada tahap selanjutnya juga menginhbisi pembentuan estrogen.
PEMBAHASAN

Penggunaan kontrasepsi hormonal tergolong aman untuk digunakan, karena sekalipun kontrasesi hormonal jenis
oral atau pil mengandung estrogen, namun efeknya dapat dinetralkan oleh kombinasi progesteron didalamnya.

Bila mengamati hasil penelitian, pasien yang terdiagnosis KVV berjumlah lebih dari 50%,hal ini sangat mungkin
dikarenakan oleh faktor-faktor lain diluar variabel penelitian kali ini.
KESIMPULAN

(a) kontrsepsi hormonal yang paling banyak digunakan oleh


masyarakat adalah kontrasepsinjenis suntuk
(b) tidak terbuti adanya hubungan antara kontrasepsi hormonal
dengan kejadian Kandidiasis Vulvovaginalis.
SARAN

• Mengacu kepada hasil penelitian ini kami menyarankan


kepada Puskesmas Bendosari untuk menurunkan kejadian
diare, perlu dilakukan:
(a) Kaporisasi sumur setiap 6 bulan sekali
(b) Penyuluhan kesehatan masyarakat tentang Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS) yang telah diprogramkan
Departemen Kesehatan.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai