Anda di halaman 1dari 91

GRAM NEGATIF BATANG

Dr. Aisyah Ghanie


Bagian Mikrobiologi FK.Unsri
GRAM - NEGATIF BACTERIAL INFECTION
Categories of gram-negatif rods
ENTERIC GRAM NEGATIF BATANG
ENTEROBACTERIACEAE

• Terdiri dari sejumlah besar spesies bakteri yang erat


hubungannya .
• Hidup di usus besar manusia dan hewan. Ditemukan
juga di tanah, air, sampah
• Ada yang merupakan flora normal usus,
menyebabakan penyakit pada keadaan tertentu.
• Salmonella dan shigella selalu patogen
Mempunyai peranan penting dalam infeksi
nosokomial
Klasifikasi
• Ewing & Martin Bergey’s manual
Suku Genus Genus
Escherichea Escherichia Escherichea
Shigella Shigella
Edwardsiellae Edwardsiella Edwardsiella
Salmonelleae Salmonella Salmonella
Arizona Citrobacter
Citrobacter Klebsiella
Klebsielelae Klebsiella Enterobacter
Enterobacter Hafnia
Serratia Serratia
Proteceae Proteus Proteus
Prosidencia
Morganella
Procidencia Yersinia
Erwineae Erwinia Erwinia
Pectobacterium
Morfologi dan Fisiologi
• Gram negatif batang
- Fermentasi glucose dengan acid production. - -
Reduksi nitrat menjadi nitrit, katalase positive,
oxidase negative, aerobic atau fakultatif anaerob.
- Bergerak dengan peritrichous flagella, kecuali
Shigella dan Klebsiella.
Faktor2 patogenitas
1. Endotoksin ; lipopolisaccharida pd ddg sel
2. Enterotoksin ; mempunyai efek toksik pd usus
halus menyebabkan pelepasan cairan ke dalam
ileum
3. Daya invasi organisme
4. Permukaan sel kuman  mempunyai peranan
penting, misalnya kapsul pada K.pneumoni
mencegah fagositosis
5. Haemolysin
6. Enzym2 lain
Antigen
1. K ( Capsular )
• Capsular polysaccahride, pada klebsiella besar.
• Dapat dihubungkan dengan virulensi
Misal : - K1 dari E. coli menyebabkan meningtis
neonatal
- KI,2 dari klebsiella, infeksi pada sistem
pernafasan
- K8,9,10,24 dari klebsiella, infeksi saluran
kemih

2. H ( flagella ) antigens
Terdiri dari protein yang mempunyai variasi fase antigen
spesifik dan non spesifik.

3. O ( somatic ) antigens
Terdiri dari polisakarida
Both within and outside the
enteric tract :
Escherichia Coli
• Diisolasi dari feses manusia dan binatang
• Sebagian strain adalah flora usus normal, strain- strain
lainnya adalah patogenik
• Dapat menjadi oportunis patogen
Misal ke saluran kemih, empedu, paru-paru,
peritonium,dan selaput otak
Pada manusia E.coli berguna sebagai :
1. Pembentuk vitamin B kompleks
2. Menghambat kuman yang bersifat proteolitik
3. Membentuk kolicin
4. Indikator pemeriksaan air ( terkontaminasi feses /
tidak ).

Kultur / reaksi biokimia


• Tumbuh pada hampir semua media, temperatur
optimum 30º-37° C.
• EMB / Endo, koloni merah dengan kilat logam agar
darah, beberapa strain hemolise positive ( lebih
patogen ).
Faktor virulensi
1. Antigen permukaan :
1. Tipe manosa sensitif (pili)
2. Tipe manosa resitent  kolonisasi faktor antigen
(CFA I & II)
3. 1 & 2 penting untuk perlekatan sel kuman pada
sel/jaringan host.Misal antigen K1 pada Coli
2. Enterotoksin
- Toksin LT (termolabil)
- Toksin (termostabil)
- Kedua toksin ini diatur oleh plasmid
• Toksin LT merangsang enzim adenilat siklase (pd sel epitel
mukosa usus halus)

• Peningkatan permiabilitas sel mukosa usus halus

• Akumulasi cairan dalam usus

• Diare

• Toksin ST menyebabkan ggn absorpsi klorida dan


natrium dan dapat menurunkan motilitas usus halus
Infeksi
1. Gastroenteritis
1.1 E.coli enteropathogenic ( EPEC )
Diare pada bayi, terutama negara
berkembang.
1.2. E. coli enterotoxigenic ( ETEC )
Diare wisatawan, diare pada bayi di
negara berkembang. Menghasilkan eksotoksin
yang tidak Tahan panas, dan menyebabakan
secretory diare yang mirip kolera
1.3. E.coli enterohemorrhagic ( EHEC )
Menghasilkan Verotoksin, dinamai sesuai efek
sitotoksinnya pada sel vero, berhubungan dengan
kolitis hemoragik. Bentuk diare yang berat dengan
syndrome uremia hemolitik akibat gagal ginjal akut.
Verotoksin memiliki sifat yang mirip toksin shiga
yang dihasilkan beberapa strain shigella dysentriae
tipe 1.
O157H7 paling sering ditemukan
1.4. E. coli enteroinvasive ( EIEC )
- Menimbulkan penyakit yang sangat mirip dengan
shigella. Banyak terdapat pada anak-anak dan para
wisatawan di negara berkembang
- M.o menginvasi sel mukosa,terjadi kerusakan sel,
terpelasnya lapisan mukosa,faeces darah +,mukus dan
pus
1.5. E. enteroaggregative ( EAEC )
Diare akut dan kronik pada masyarakat di negara
berkembang. Diare tidak berdarah, tidak menyebabkan
inflamasi pd mukosa intestinum
2. Sepsis
Bila pertahanan inang menurun menyebabkan E.coli
masuk aliran darah sehingga menyebabkan sepsis.
Bayi yang baru lahir sangat rentan terhadap sepsis
E. coli

3. Meningitis
E. coli merupakan 40% kasus meningtis neonatal.
4. Infeksi saluran kemih ( penyebab tersering)
- Lebih kurang 90% pada wanita muda dan pada
wanita hamil
- Laki-laki dengan hipertropi prostat

5. Pneumonia
Di rumah sakit 59% dari Primary Nosokomial
pneumonia.

6. Infeksi Luka
Terutama luka di dalam abdomen.
Diagnosa Labor
• Bahan : Tergantung lokasi penyakit
• Langkah – langkah yang dilakukan :
1. Mikroskopik, dengan gram
2. Biakan , kuman ditanam pada :
a. Agar darah lihat ada hemolisis atau tidak
b. Mac conkey dan EMB, mempunyai kilat logam
c. Reaksi biokimia
d. Uji serologi termasuk serotipe apa.
Salmonella
• Patogen untuk manusia atau binatang. Disebarkan
dari binatang dan produknya, fecal- oral, dapat
menjadi carrier.
• Virulensi : Antigen Vi
• Klasifikasi : sangat komplek, lebih dari 2000 serotipe
yang harus secara rutin diidentifikasi untuk keperluan
klinik
• Yang menyebabkan penyakit :
1. Salmonella enteritidis ( enteritis )
2. Salmonella typhimurium ( enteritis )
• Yang menyebabkan penyakit :
1. Salmonella enteritidis ( enteritis )
2. Salmonella typhimurium ( enteritis )
3. Salmonella cholerasuis ( septicemia )
4. Salmonella typhi ( enteric fever, asymptomatic
carrier )
5. Salmonella paratyphi ( enteric fever, asymptomatic
carrier )

• Morfologi dan Fisiology


Gram negatif, yang kecil, bergerak dengan perithrichus flagella,
mempunyai kapsul polysacharide ( Viantigen ) memproduksi
H2S, acid dan gas dari glucose ( S.typhi gas negatif, minimal H2S
).
• Gejala klinik
1. Enteritis ( Acute gastroenteritis )
Penyebab : - S. typhimurium dan S. enteritidis
- pencemaran makanan , daging unggas
( produk-produk )
Inkubasi : 8 – 48 jam, mual, muntah, diare, demam ,
biakan darah negatif.
2. Septikimia
Penyebab : - S. cholerasuis, menyertai infeksi focal
yang mungkin pada paru-paru, tulang,
meningen, invasi ke aliran darah, panas.
- Diagnosa dengan biakan darah pada
waktu panas, biakan tinja negatif.
3. Enteric fever ( Demam tifoid )
Penyebab : - S. typhi, S. paratyphi A, B, C .Manusia adalah
reservoir satu-satunya, kemasukan kuman 200 sudah
infektif, 3% penderita carrier.
4. Asymptomatic carrier
Terdapat di kantung empedu kalau lebih dari 1 tahun
menyebabkan carrier kronik.
• Pemeriksaan Laboratorium
a. Spesimen : darah, tinja, urine
b. Bakteriologi /kultur
- Hasil biakan + memastikan demam tifoid
- Hasil negatif tidak menyingkirkan mungkin
karena sudah mendapat terapi a.biotik, volume
darah specimen kurang, vaksinasi, saat
pengambilan darah setelah minggu I
C. Serologi :
1. test aglutinasi, serum yang diketahui + ,
koloni yang tak diketahui , lihat gumpalan.
2. Aglutinasi pengenceran tabung
Widal test : - menentukan peningkatan
titer antibodi
- O ≥ 1/200 , infeksi aktif
- H ≥ 1/200 , ada imunisasi,
post infeksi
- Vi tinggi, carrier
- Titer O & H yang dipakai
untuk diagnosa
Faktor yg mempengaruhi
uji Widal
1. Pengobatan dini a.biotika
2. Ggn pembentuka a.bodi dan pemberian
kortikosteroid
3. Waktu pengambilan darah
4. Daerah endemik dan non endemik
5. Riwayat vaksinasi
Faktor tehnik pemeriksaan
antar laboratorium
• Belum ada standar baku karena belum ada
kesepakatan pendapat mengenai titer aglutini
yg bermakna diagnostik untuk demam tifoid
• Batas titer yg dipakai hanya kesepakatan saja,
berlaku setempat dan berbeda antar
laboratorium
Epidemiologi
• Sumber infeksi : air, susu, dan produk susu ( es
krim, keju, puding) kerang, penyalahgunaan
obat-obatan, daging dan produknya, telur,
binatang peliharaan.
• Prevention dan Control :
- observasi standar air
- memasak dengan benar
- mencari carrier terutama pekerja makanan
- Vaccine
Primarily within enteric tract

Shigella
• Kuman usus yang patogen, penyebab disentri basiler, habitat
alamnya usus besar manusia. Infeksi terbatas pada saluran
pencernaan.
• Morfologi / kultur
Gram negatif batang, tidak membentuk gas pada glucosa,
H2S negatif (tidak bergerak) , pada Mac Conkey SS, koloni
kecil, halus, tidak berwarna, tahan dalam es selama 2 bulan
dan di laut 2-5 bulan.
Klasifikasi

Spesies No serotype

S.dysentri 10
S.flexneri 8
S. boydii 15
S. sonnei 1
• Faktor Virulensi :
• 1. Menginvasi ke epitel usus
• 2. Toksin shiga yang memiliki efek
neurotoksik, sitotoksik dan enterotoksik.
Penularan :
• Makanan, jari, feses, lalat (4 F) dari satu orang ke orang lain.
Gejala klinis :
• sakit perut, demam, diare dengan darah dan lendir,
tenesmus dapat sembuh sendiri.
• Disentri klasik – tinja lembek, ada darah,mukus dan pus
• Watery diarrhea
• Kombinasi ke 2 nya
• Diagnosa Laboratorium :
- Bahan tinja segar yang ada darah, lendir, usapan
rektum.
- Tanam dalam media selenit : Mac Conkey, SS selama 24 jam
dengan suhu 37ºC.
- Koloni tumbuh reaksi biokimia / 24 jam
- Slide aggluination test , penentuan group.

• Pencegahan / Pengawasan :
- Sanitasi air, susu, makanan, dan sampah, pengendalian lalat
- Isolasi penderita, pemberian desinfeksi pada kotoran
- mendeteksi carrier / gejala subklinik terutama pengelola
makanan
Vibrio
• Gambaran umum
- Cholera suatu penyakit yang dahsyat, tersebar
secara
pandemic, dapat terjadi syok hipovolemik.
- Predisposisi : gizi buruk, dan daya tahan
lemah

• Vibrio cholerae, menyebabkan cholera dibagi :


1. Serotipe O1 , biotipe klasik dan eltor
dibagi serosub group, Ogawa, Inaba Hikojima
2. Non O1, O1 39, mirip kolera O1 biotipe eltor
• Morfologi dan phisiologi
- Gram negatif batang, seperti koma, motil dengan
polar flagella.
- Fakultatif anaerob, oxidasi positif.
- Suhu pertumbuhan 18º-37ºC, pH 7-9 ( suasana
basa ).
- Cepat mati dengan asam
- Agar TCBS , koloni kuning
- Media diperkaya, alkali peptone
- Halofilik, membutuhkan Nacl untuk pertumbuhan.
• Reservoir dan penularan
Pencemaran makanan dan air dari feses termasuk
kerang.
• Dasar virulensi
Enterotoksin protein yang disebut choleragen.
• Gejala klinik :
– Diare cair yang berat ( tinja, cucian beras ), muntah,
dapat terjadi syok hipovolemik.
- Cairan yang keluar 15-20 liter/hari.
• Pemeriksaan Labor :
Bahan pemeriksaan , feses
1. Transport medium
2. Enrichment, alkaline peptone
3. Cultur, TCBS agar koloni kuning
4. Biokimia dan test serologi
5. Test fermentasi : - test aglutinasi
- reaksi merah kolera
- slide aglutination test
• Pencegahan :
1. Pendidikan, perbaikan sanitasi,
khususnya makanan dan air
2. Isolasi pasien, ekskresinya
didesinfeksi.
3. Cari pembawa kuman.
Vibrio para hemolyticus
• Reservoir /penularan
– Spesies air asin/laut di daerah pantai (holofilik)
– Menginfeksi melalui makanan laut yg tidak/ kurang matang
• Gejala : diare cair, feses berdarah,muntah, demam
• Insiden : tertinggi di wilayah budaya makan seafood
mentah
• Laboratorium : Media TCBS, koloni hijau, oksidase +
Vibrio vulnificus
• Halofilik mencemari kerang /tiram
• Tersebar di seluruh dunia
• Penyakit :
– Selulitis, mengupas tiram yg tercemar
– Septikemia, sering terjadi pada peminum alkohol
dan penyakit hati
– Gastroenteritis
• Media : TCBS, koloni biru hijau
Campylobacter
• Menyebabkan diare dan penyakit sistemik
• Klasifikasi :
1. C.jejuni & C.coli
– Infeksi secara klinis sama melalui oral, kontak dgn hewan
yg terkontaminasi
– Sensitif thd asam lambung ; 104 m.o  infeksi
– Kadang dapat invasi ke darah  demam enterik
– Klinis ; akut, kramp abdominal, diare >>, mungkin
berdarah, lesu, demam, sakit kepala 5-8 hari lalau sembuh
sendiri
– Sensitif terhadap eritromisin
2. C.fetus
– Patogen oportunistik  dapat sistemik
Helicobacter pylori
• Gram - , bentuk spiral, memiliki banyak polar
flagela, motil, mikroaerofilik
• Berkaitan dgn gastritis antral, ulkus duodenum
(peptic ulcer 90%, 50-80% ulkus lambung
dihubungkan dgn lymphoma yg terkait dgn
mukosa selaput lendir (MALT)
• Prevalensi 40-60& meningkat pada usia > 60
th
Habitat dan Transmisi
• Lambung manusia
• Penularan melalui jalur fecal, oral atau muntahan
• Terdapat predisposisi genetik
• Pathogenesis : memproduksi urease yang mengubah
urea menjadi amoniak dan memudahkan migrasi ke
epitel lambung
• Memiliki kemampuan beradaptasi yg tinggi pada
lingkungan yg asam
• Amoniak akan menetralisir pH asam lambung  m.o
mudah berkembang shg enzym dan toksin akan dip
roduksi (cytotoxin assosiated gene A; CagA)
Laboratorium
• Pewarnaan Gram dan kultur
• Urease tes +
• Serologi tes untuk a.bodi
• Tes urease udara pernafasan (urease breath
test)
• Biopsi jaringan lambung
Outside enteric tract only
Klebsiella

• Safrofit ditemukan di air, tanah, tinja


• Dapat jadi oportunitis patogen pada tractus urinarius
dan tractus respitarorius.
• Morfologi / biakan
- Gram negative, kapsul besar, tidak bergerak.
- Pada EMB dan Mac Conkey, koloni merah-
jambu, mukoid,
koloni besar-besar, cenderung bersatu.
• Faktor virulensi : kapsul polisakarida besar
• Infeksi
1. Klebsilella pneumoniae
- menyebabkan primer patogen, pnemonia
- predisposisi : diabetes, penyakit paru kronis, pecandu
alkohol

2. Klebsiella ozena
- menyebabkan atrofi progresif pada selaput lendir hidung
dapat menyebabkan kehilangan penciuman

3. Klebsiella rhinoscleromatis
- destructive granuloma pada hidung dan pharynx
Serratia

• Patogen opportunistik dan menyebabkan infeksi


nosokomial ( radang paru, endokarditis, bakteremia
), TU, TR pada penderita immunocompromised
• Serratia marcescens memproduksi pigmen merah
Proteus
Saprofit di tanah, air, sampah, flora normal TD
• Sifat / morfologi
Bergerak sangat aktif dengan peritrichous
flagella
menghasilkan koloni swarming dalam media
padat.
• Faktor virulensi
Meningkatkan pH melalui pembentukan urease, urine
menjadi alkaline membentuk batu. Gerak spontan
proteus berpengaruh pada invasi ke sistem saluran
kencing
• Gejala klinik : pneumonia, infeksi pada
luka, bakteremia
- P. mirabilis menyebabkan infeksi
saluran kencing
- P. vulgaris dan morganella, patogen
nosokomial
• Pengendalian : mencuci tangan, sterilisasi
peralatan ,desinfeksi, membatasi
pemberian pengobatan intravena.
Pseudomonas
• Gram negatif batang, sebagian kecil flora normal intestinal
dan kulit manusia. Hidup aerob di tanah dan air.
Patogen : - bila pertahanan menurun pada infeksi campuran

• Pseudomonas aeroginosa
- Menyebabkan infeksi nosokimial
- Sering di isolasi dari penderita neoplastik, infeksi TR
bawah, luka bakar berat,
- Senang hidup di tempat lembab dan menghasilkan
eksotoksin (lantai kamar mandi,peralatan pernafasan,
tempat air dsb
- Dapat membuat simpai polisakharida berlendir terutama
pada kolonisasi di paru2 pada fibrosis kistik
- Mati dengan air mendidih
• Morfologi dan sifat
- Koloni bulat halus, pigmen biru kehijauan
- Berdifusi ke dalam perbenihan
- Lebih resisten terhadap antibiotika dan
desinfektan
- Pigmen :
- Piosianin ( putih kebiru-biruan)
- Fluoresin (kehijauan ).
• Infeksi
- Pada orang dengan daya tahan turun, misalnya pada
luka bakar dapat terjadi selulitis dgn nanah
biru kehijauan, endokarditis bacterialis
- Pada orang yg sakit berat dengan penggunaan
alat-alat kedokteran.
- Pada kulit dapat terjadi ectema ganggrenosum
- Otitis eksterna setelah berenang
- Infeksi lokal dapat jadi septikemia.
- Meloidosis : Ps. pseudomallei
Respiratory Tract

Haemophilus
A. Karakteristik
Gram negatif batang pleomorfik , pertumbuhan
memerlukan darah yang dilisiskan.
Yang Penting :
 H. Influenza
 H. Ducreyi
B. Haemophilus Influenzae
Faktor Virulensi
Kapsul poliribitol tipe B.
Yang tidak berkapsul adalah bagian flora normal
nosofaring strain berkapsul menyebabkan
penyakit yang tersering strain B.
Infeksi dan Toksisitas
1. Otitis media, sinusitis, bronkitis terutama
disebabkan strain H. Influenzae non typeable.
2. Septikemia, terutama tipe B. Menginfeksi
anak 6 bulan – 2 tahun yang belum
diimunisasi
3. Meningitis purulenta epidemik terutama pada
anak 5 bln – 5 thn . Influenzae tipe B
4. Epiglotitis
Disebabkan H. Influenzae tipe B
Pemeriksaan Laboratorium
 Spesimen
Hapusan nosofaringeal, nanah, darah, cairan spinal
 Pemeriksaan langsung
Imunofluoresen
Uji pembengkakan kapsul
 Kultur
 Agar coklat, menyediakan faktor X (protoporfirin) dan
faktor V (Nicotinamida addenen dinucleotida)
 Pada agar darah, H. influenzae tumbuh disekitar
S.aureus – fenomena satelit, terjadi karena
Staphylokokus menghasilkan NAD
C. Haemophilus Ducreyi
 Banyak didaerah tropik AS selatan
 Menyebabkan choncroid, suatu penyakit
menular seksual (PMS)
 Ada ulkus genital yang nyeri
 Diagnosa dengan PCR
Legionella
Karakteristik
 Basil aerobik, intrasel, kurang terwarnai dengan
Gram
 Penyebab tersering legionnaire’s disease

Reservoir dan penularan


 Organisme air, mencemari sistem pendingin
udara (AC)
 Tidak ada penularan orang ke orang
Faktor Virulensi
 Bersifat intrasel pada manusia
 Berkembang biak didalam sistem monosit /
makrofag yang akan membunuh sel tersebut
 Membuat sitotoksin
 Membuat  laktamosa yang meng-inaktifkan
sefalosporin dan penisilin
 Mempunyai suatu endotoksin
 Membuat hemolisin dan enzim proteolitik
Gejala klinik
 Pneumonia multifokal nekrotikans, gejala mialgia,
nyeri kepala, demam, batuk, diare.
 Berat pada pasien dengan gangguan kekebalan.
Diagnosa laboratorium
Specimen :
Bronchiol washings, cairan pleure, biopsi paru-
paru, darah.

1. Pewarnaan dengn antibodi fluoresensi


2. Biakan pada agar BCYE (Buffer Carcoal Yeast
Extract)
Bordetella
Ada 3 Spesies :
1. Bordetella Pertusis
batuk rejan (pertusis)
2. Bordetella Parapertusis
sering subklinis
3. Bordetella Bronchiseptica
Bordetella Pertusis

• Gram negatif, kecil, cocco basil.


Dengan pewarnaan toluidin blue terlihat berupa
granula bipolar metakhromatik berkapsul
• Media biakan, Bordet Gengou
Koloni seperti mutiara / tetesan air raksa
Sifat pertumbuhan :
 Aerob ,pada glucosa dan laktose, asam +, gas (-)
 Tidak memerlukan faktor X dan V untuk
pertumbuhannya.
 Pada agar darah timbul haemolisis
 Berkapsul virulen, tidak berkapsul avirulen
Gambaran Klinik :
Inkubasi 2 minggu
1. Stadium kataral, batuk, bersin sangat infeksius
2. Stadium paroksimal
Batuk bersifat eksplosif dan ditandai dengan
whooping pada saat inspirasi, muntah,
sianosis dan kejang-kejang.
3. Leimfositosis (16.000 – 30.000 / L)
Kekebalan
Setelah penyembuhan dan vaksinasi infeksi kedua
ringan

Pencegahan
Vaksinasi DPT
Animal Source
Brucella
Gambaran umum :
• Zoonosis, parasit intraseluler didalam sistem
retikuloendotelial.
• Gram negatif batang kecil (paling banyak bentuk
coccobasil).
• Ada 3 spesies yg patogen pd manusia dan
reservoir :
• 1. B.melitensis ( kambing dan domba)
• 2. B.Abortus ( cattle)
• 3. B. swiss ( babi)
Penyakit / gejala klinik
• Brucellosis (undulant fever) / demam malta
• Demam hilang timbul dan gejala-gejala yang tidak
khas, kelemahan otot yang menonjol, menggigil,
berkeringat, nafsu makan menurun, dapat bersifat
kronik.
Reservoir dan penularan
Pada manusia :
• Menyebabkan infeksi saluran gastro intestinal,
misal minum susu yg tidak dipasteurisasi, droplet
• Kontak dengan jaringan hewan yang terinfeksi
• Bahaya pada pekerja labor / dokter hewan / dan
pekerja rumah potong, petani, pemerah susu
Diagnosis laboratorium
Bahan :
• Darah, bahan biopsi (kelenjar getah bening,
tulang, hati, LCS )
• Serum test serologi

Pemeriksaan :
1. Biakan
2. Serologi :
• test aglutinasi
• Test kulit
• Antibodi penghambat, yaitu antibodi lg A
Yersinia / Pasteurella

Gambaran Umum :
Zoonosis :
Pes menyebabkan penyakit pada binatang mengerat liar
tikus (pinjal) penyakit dahsyat, kematian hitam (black
death)
Disebarkan melalui makanan dan air
Spesies yang dikenal :
1. P. multocida Septikemi
hemorrhagik pada
binatang
2. Francisella tularensis Tularemia
3. Y. Pestis Sampar /pes
4. Y. enterocolitica

Infeksi enterik
5. Y. pseudotuberculosis
Yersinia Pestis
- Sangat virulen
- Non enteric pathogen
- 2 manifestasi klinik ; bubonic plaque & pneumonic

Faktor Virulensi
Antigen penting V dan W dan antigen selubung
Penularan
Reservoir hewan pengerat liar
Penularan :
1. Gigitan kutu
2. Percikan ludah (dianggap sangat menular)
Infeksi
Bubonie plague
Meliputi bubo (kelenjar limfe) yang cepat
membesar (ketiak & pangkal paha), demam,
konjungtivittis, septikemia,
Pnuemonia plaque, syok, angka kematian tinggi.
Pencegahan dan pengobatan
• Isolasi 72 jam, diberikan antibiotik, tetracyeline,
streptomycin dan chloromphenicol
• Berikan tetrasiklin profilaksis pada orang-orang
yang berdekatan dengan penderita dalam tengah
hari terakhir
• Angka kemtian tinggi
Diagnosis laboratorium
Bahan pemeriksaan :
Dahak, aspirasi kelenjar getah bening, darah usap
tenggorok
Identifikasi :
•Pewarnaan Giemsa, immunoflorescent,
Wayson
• Kultur
• Serologi
• Curiga pasien demam yg pernah
berinteraksi dgn rodensia
• Perlu mengethui wilayah endemik

Anda mungkin juga menyukai