Anda di halaman 1dari 14

RHEUMATOID

ARTHRITIS DAN
OSTEOARTHRITIS
RA merupakan penyakit autoimun sistemik (Symmons,
2006). RA merupakan salah satu kelainan multisistem
yang etiologinya belum diketahui secara pasti dan
dikarateristikkan dengan destruksi sinovitis (Helmick,
RHEUMATOID 2008). Penyakit ini merupakan peradangan sistemik
ARTHRITIS yang paling umum ditandai dengan keterlibatan sendi
yang simetris (Dipiro, 2008). Penyakit RA ini merupakan
kelainan autoimun yang menyebabkan inflamasi sendi
yang berlangsung kronik dan mengenai lebih dari lima
sendi (poliartritis) (Pradana, 2012)
a. Genetik
b. Hormon Sex
c. Faktor Infeksi
ETIOLOGI
d. Heat Shock Protein (HSP)
e. Faktor Lingkungan, salah satu contohnya
adalah merokok
1. Genetik
2. Usia
3. Jenis Kelamin , wanita >>
FAKTOR 4. Merokok
RISIKO
5. Infeksi
6. Obesitas
PATOGENESIS
Ditinjau dari stadium penyakitnya, ada tiga stadium pada RA
yaitu (Nasution, 2011):
a. Stadium sinovitis. Artritis yang terjadi pada RA disebabkan
oleh sinovitis, yaitu inflamasi pada membran sinovial yang
membungkus sendi. Sendi yang terlibat umumnya simetris,
meski pada awal bisa jadi tidak simetris. Sinovitis ini
menyebabkan erosi permukaan sendi sehingga terjadi
deformitas dan kehilangan fungsi (Nasution, 2011). Sendi
STADIUM RA pergelangan tangan hampir selalu terlibat, termasuk sendi
interfalang proksimal dan metakarpofalangeal (Suarjana,
2009)
b. Stadium destruksi Ditandai adanya kontraksi tendon saat
terjadi kerusakan pada jaringan sinovial (Nasution, 2011).
c. Stadium deformitas Pada stadium ini terjadi perubahan
secara progresif dan berulang kali, deformitas dan gangguan
fungsi yang terjadi secara menetap (Nasution, 2011).
Manifestasi artikular RA terjadi secara simetris berupa
inflamasi sendi, bursa, dan sarung tendo yang dapat
menyebabkan nyeri, bengkak, dan kekakuan sendi, serta
hidrops ringan (Sjamsuhidajat, 2010). Tanda kardinal
inflamasi berupa nyeri, bengkak, kemerahan dan teraba
MANIFESTASI hangat mungkin ditemukan pada awal atau selama
KLINIS kekambuhan, namun kemerahan dan perabaan hangat
mungkin tidak dijumpai pada RA kronik (Surjana, 2009).
Sendi-sendi besar, seperti bahu dan lutut, sering menjadi
manifestasi klinis tetap, meskipun sendi-sendi ini
mungkin berupa gejala asimptomatik setelah bertahun-
tahun dari onset terjadinya (Longo, 2012).
American College of Rheumatology (2011) mengartikan
osteoarthritis sebagai sekelompok kondisi heterogen
yang mengarah kepada tanda dan gejala sendi. Penyakit
ini ditandai oleh adanya abrasi rawan sendi dan adanya
pembentukan tulang baru yang irreguler pada
OSTEOARTHRITIS permukaan persendian. Nyeri merupakan gejala khas
pada sendi yang mengalami osteoarthritis. Rasa nyeri
semakin berat bila melakukan aktivitas dengan
penggunaan sendi dan rasa nyeri diakibatkan setelah
melakukan aktivitas dengan penggunaan sendi dan rasa
nyeri semakin ringan dengan istirahat (Sumual, 2012).
1. Usia > 40 tahun
2. Obesitas
3. Jenis Kelamin
4. Riwayat Trauma
FAKTOR 5. Riwayat Cedera Sendi
RISIKO 6. Faktor Genetik
7. Kelainan Perumbuhan
8. Pekerjaan dengan beban berat
9. Gangguan Metabolik
PATOGENESIS
1. Nyeri sendi (recurring pain or tenderness in joint)
2. Kekakuan (stiffness)
3. Hambatan gerakan sendi (inability to move a joint)
MANIFESTASI 4. Bunyi gemeretak (krepitasi)
KLINIS 5. Pembengkakan sendi (swelling in a joint)
6. Perubahan cara berjalan atau hambatan gerak
7. Kemerahan pada daerah sendi (obvious redness or heat in a
joint)
Terapi non-farmakologis :
a. Edukasi
b. Terapi fisik dan rehabilitasi
c. Penurunan berat badan

TATALAKSANA  Terapi farmakologis :


a. Analgesik oral non-opiat
b. Analgesik topikal
c. NSAID
d. Chondroprotective
e. Steroid intra-artikuler
Terapi bedah :
a. Malaligment, deformitas lutut Valgus-Varus
b. Arthroscopic debridement dan joint lavage
c. Osteotomi
d. Artroplasti sendi total
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai