Anda di halaman 1dari 36

Rumah Sakit Ketergantungan Obat Cibubur

CASE REPORT

GANGGUAN MENTAL DAN PERILAKU AKIBAT


PENGGUNAAN ZAT GANJA SINTETIK (GORILLA)

Pembimbing
dr. Herny Taruli Tambunan, M.Ked (KJ), Sp.KJ
dr. Gerald Mario Semen, Sp.KJ (K), SH
dr. Imelda Wijaya, Sp.KJ

Disusun Oleh
Pratika Lawrence Sasube
1865050050
– Nomor Rekam Medis
– 0484**
– Nama Pasien
– An. NR
– Nama Dokter Penanggung Jawab Pasien

– dr. Herny Taruli Tambunan, M.Ked (KJ),


Sp.KJ
– Nama Dokter Muda
– : Pratika Lawrence Sasube
– Masuk RS pada Tanggal
– : 27 Agustus 2019
– Rujukan / datang sendiri / keluarga
– : Keluarga
I. IDENTITAS PASIEN

– Nama : An. NR
– Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 14 Juni 2004
– Umur : 16 tahun
– Jenis Kelamin : Laki – laki
– Suku Bangsa : Betawi
– Agama : Islam
– Pendidikan Terakhir : SMP
– Pekerjaan : Belum Bekerja
– Status Perkawinan : Belum menikah
– Alamat : Jl. JXX RT XXX / RW XXX No. XX , Depok
II. RIWAYAT PSIKIATRI

– Autoanamnesis :
– 28 Agustus 2019 (Ruang Derawan)
– 31 Agustus 2019 (Ruang Derawan)
– 4 September 2019 (Ruang Derawan)
– Alloanamnesis :
– 4 September 2019
Keluhan Utama

Pasien dibawa ke RSKO dengan keluhan utama sering berbicara sendiri, gelisah, dan
terkadang suka melamun.

Riwayat Gangguan Sekarang

Pasien laki-laki berusia 15 tahun datang ke Rumah Sakit Ketergantungan Obat Jakarta pada
tanggal 27 Juni 2019 Pasien dibawa kedua orang tuanya setelah ketahuan mengonsumsi
tembakau gorilla, informasi diterima dari om ( adik kandung ibu pasien) yang tinggal
berdekatan dengan keluarga pasien.

Melalui autoanamnesis di tanggal 28 Agustus 2019, didapatkan bahwa pasien tidak


mengetahui sebab apapun ketika di bawa ke RSKO, pasien juga sangat tidak koperatif dalam
menjawab setiap pertanyaan. Informasi lain didapatkan melaui alloanamnesis dari ibu
pasien pada tanggal 4 September 2019 Menurut laporan keluarga pasien, pasien mulai
berperilaku aneh di rumah sejak bulan mei dan juni 2019, pasien tampak sering tertawa
sendiri, kadang bercerita sendiri, dan sering melamun.
– Pasien memang pernah dirawat jalan karena keluhannya ini di awal tahun lalu.
di bangku SMP, pasien atas dukungan orang tua, disekolahkan di pesantren
kelas 1 dan 2 SMP kemudian menurut laporan dari guru di pesantren pasien
pernah kabur dari lingkungan pesantren untuk merokok bersama teman-teman
pasien. Kemudian, di kelas 3 SMP pasien meminta kepada orang tua untuk
tinggal kembali bersama kedua orang tua di Jakarta, dan bersekolah disana.
Sejak itu, pasien semakin sering keluar rumah, bahkan sampai larut malam,
kemudian pada bulan puasa tahun ini, perilaku pasien mulai aneh, sering
melamun, tertawa sendiri, serta senyum sendiri.
– Pasien sempat di ruqiyah oleh keluarga pasien, pada saat rukiqah pasien
mengakui bahwa dirinya adalah seseorang dengan inisial A yang datang dari
lombok untuk memanfaatkan pasien sendiri. Pasien juga mengaku sudah sering
merokok sejak kelas 5 SD.

– Dalam sehari setidaknya pasien mengonsumsi 5-10 batang rokok. Keluarga


pasien, yaitu om pasien langsung mengambil tindakan dengan mencari tahu
lingkungan pergaulan pasien, karena pasien tidak pernah terbuka kepada kedua
orang tuanya, pasien tidak pernah mengakui bahwa dia memakai ganja sintetik
yaitu gorilla, pasien juga sering tidak kooperatif dalam menjawab setiap
pertanyaan orang tua. Keluarga pasien juga mendapatkan informasi bahwa
pasien sering berteman dengan orang-orang yang berumur lebih tua dari pasien
sendiri.
– Selama itu juga pasien sering meminta uang jajan yang ekstra Kurang lebih
Rp200.000 setiap minggu kepada kedua orang tua pasien, dalam sebulan
setidaknya pasien meminta uang berkali-kali dengan alasan membeli kaos kaki,
peralatan alat tulis belajar, dll di toko online, tetapi kenyataannya uang tersebut
digunakan untuk membeli ganja sintetik dari teman pasien. ibu pasien juga
sudah berusaha untuk mengenal lingkungan dan pergaulan pasien tetapi,
pasien tidak cukup terbuka akan hal itu. Sampai pada akhirnya gangguan yang
di alami pasien semakin terlihat, dan kedua orang tua pasien mengambil
tindakan dengan membawa pasien ke RSKO.
Riwayat Gangguan Terdahulu

– Riwayat Gangguan Psikiatri


– Pasien dan keluarga pasien mengaku bahwa sebelum kejadian ini, pasien tidak
pernah mengalami gangguan psikiatri.

– Riwayat Gangguan Medik


– Pasien memiliki riwayat dirawat di rumah sakit pada tahun 2015 dengan diagnosa
DBD.
Riwayat Gangguan Terdahulu

– Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif


– Pasien mengaku mulai merokok sejak kelas 5 SD, yaitu pada tahun 2013
sampai dengan sekarang. Dalam 1 hari pasien bisa menghabiskan maksimal
5-10 batang rokok. Kemudian, pasien mulai mencoba ganja sintetik (gorilla)
sejak 2018 setelah lepas dari sekolah pesantren. Pasien mulai mecoba nya
melalui teman-teman pasien yang kebanyakan orang dewasa.
Riwayat Kehidupan Pribadi

– Riwayat Perkembangan Fisik

– .
Ibu pasien mengatakan saat masa kehamilannya, pasien tidak pernah
mengalami masalah atau sakit. Pasien dilahirkan dengan cara persalinan normal
di Puskesmas. Ibu pasien mengatakan saat bayi pasien bahkan pernah
memenangkan kontes lomba bayi sehat pada saat pasien berumur sekitar 2.5
tahun
Riwayat Perkembangan Pribadi

– .
Masa kanak-kanak : Pasien tergolong normal dalam proses tumbuh kembang,
tingkah laku normal, dan sesuai dengan anak seusianya. Pasien merupakan anak
yang aktif, dan suka menolong orang.

Masa remaja : pasien tergolong normal dalam proses tumbuh kembang, mudah
bergaul dengan teman seusianya. Pasien mengaku orang yang tertutup, tetapi di
dalam lingkungan yang sudah pasien kenali, dia akan dengan mudah terbuka
– Riwayat Pendidikan – Kehidupan Beragama
– Pendidikan terakhir pasien adalah – Ibu pasien mengatakan pasien
SMA. jarang melakukan ibadah shalat
lima waktu, dan semenjak perilaku
– Riwayat Pekerjaan
pasien berubah.
– Pasien belum bekerja.
– Riwayat Psikoseksual dan
Perkawinan
– Pasien belum menikah.
– Situasi Kehidupan Sosial Sekarang
– Pasien tinggal di rumah dengan luas 90 m2 dengan 3 kamar tidur, 1 dapur dan 1
kamar mandi. Pasien tinggal dengan kedua orang tua pasien, dan ketiga adik laki-laki
pasien. Hubungan dengan kedua orang tua baik, namun pasien kurang terbuka akan
kesehariannya dan pergaulan pasien. Pasien memiliki tiga orang adik laki-laki yang
masih duduk di bangku sekolah.

BAB III
STATUS MENTAL
A. Deskripsi Umum

– 1. Penampilan
– Seorang anak laki – laki berusia 19 tahun dengan penampilan
fisik sesuai usianya. Rambut pendek, berwarna hitam, kulit sawo
matang. Pada saat wawancara pasien memakai baju kaos
berwarna hitam dan celana pendek olahraga. Kebersihan diri
dan kerapihan kurang baik. Ekspresi wajah pasien tampak datar.
Kontak mata terkadang tidak ada, terkadang pasien senyum-
senyum sendiri.
– 2. Kesadaran
– Kesadaran Umum : Pasien terlihat tenang
– Kesadaran Neurologis : Composmentis

– 3. Perilaku dan Aktivitas Psikomotor


– Sebelum Wawancara : Pasien tenang
– Selama Wawancara : Pasien tenang dan mampu untuk menjawab
pertanyaan yang diberikan, pasien seringkali tidak berkontak mata.
– Sesudah Wawancara : Pasien dapat diajak bersalaman.
– 4. Sikap Terhadap Pemeriksa
– Pasien tidak cukup kooperatif dalam menjawab setiap pertanyaan yang diberikan.
– Cara Berbicara
– Pasien tidak cukup kooperatif dalam menjawab pertanyaan yang diberikan,
pembicaraan terkadang tidak sesuai dengan apa yang ditanyakan, tetapi tidak ada
gangguan berbicara.
– – Gangguan Persepsi
– Alam Perasaan – Halusinasi : Tidak ada
– Mood : (saat pemeriksaan)
Hipotimia – Ilusi : Tidak ada
– Afek : Tumpul (saat pemeriksaan)
– Depersonalisasi : Tidak ada
(saat pemeriksaan)
– Derealisasi : Tidak ada
(saat pemeriksaan)
Sensorium dan Kognitif (Fungsi
Intelektual)
– Taraf Pendidikan : Sesuai – Daya Ingat Jangka Panjang : Baik
dengan tingkat pendidikan pasien
– Daya Ingat Jangka Pendek : Baik
– Pengetahuan Umum :
– Daya Ingat Sesaat :
Cukup
Baik
– Kecerdasan : Cukup
– Pikiran Abstrak : Baik
– Konsentrasi : Cukup
– Visuospasial : Baik
– Perhatian : Cukup
– Bakat Kreatif : Tidak ada
– Daya Orentasi Waktu : Baik
– Kemampuan Menolong Diri:
– Daya Orentasi Tempat : Baik – Cukup (mandi, makan, aktivitas lainnya
– Daya Orentasi Personal : Baik
dilakukan oleh pasien sendiri)
Proses Pikir

– Arus Pikir
– Produktivitas : Pasien menjawab sesuai pertanyaan
– Kontinuitas Pikir : Asosiasi longgar
– Hendaya Berbahasa : Tidak ada
– Isi Pikir : Tidak ada waham, fobia, obsesif kompulsif
(saat diperiksa)
– Pengendalian Impuls
– Terkendali, selama wawancara pasien dapat bersikap tenang dan tidak
menunjukkan gejala agresif terhadap pemeriksa.
– Daya Nilai : Baik
– RTA : Tidak terganggu
– Tilikan : Derajat 1
– Reabilitas : Dapat dipercaya
PEMERIKSAAN FISIK

– Status Generalis – Bentuk Tubuh

– Kepala : Normocephali
– Keadaan Umum :
Baik – Mata : Dalam Batas Normal

– Kesadaran : – Mulut : Dalam Batas Normal


Composmentis – Leher : Dalam Batas Normal

– Tekanan Darah : – Thoraks : Dalam Batas Normal


120/70mmHg – Abdomen : Dalam Batas Normal
– Nadi : 90x/menit – Ekstremitas : Dalam Batas Normal
– Suhu : – Sistem Kardiovaskular : Dalam Batas Normal
36,7° C
– Sistem Respirasi : Dalam Batas Normal
– Frekuensi Pernafasan : – Sistem Gastrointestinal : Dalam Batas Normal
18 x/menit
– Sistem Musculoskeletal : Dalam Batas Normal

– Sistem Urogenital : Dalam Batas Normal


– Status Neurologis
– Saraf Kranial (I-XIII) : Tidak Dilakukan
– Gejala Rangsang Meningeal : Tidak Dilakukan
– Mata : Tidak Dilakukan
– Pupil : Tidak Dilakukan
– Ofthalmoscopy : Tidak Dilakukan
– Motorik : Tidak Dilakukan
– Sensibilitas : Tidak Dilakukan
– Sistem Saraf Vegetatif : Tidak Dilakukan
– Fungsi Luhur : Tidak Dilakukan
– Gangguan Khusus : Tidak Ada
PEMERIKSAAN PENUNJANG

– Pemeriksaan Laboratorium :
– Pemeriksaan Laboratorium tanggal 27 Agustus 2019 14.30 WIB

Pemeriksaan Hematologi Hasil Rujukan


Hb 12,8 g/dl Pria 13,2-17,3 g/dl

Wanita 11,7-15,5 g/dl


Leukosit 10400 sel./ul Pria 3600-10600 sel/ul

Wanita 3600-11000 sel/ul


Hematokrit 38vol% Pria 40-52 vol%

Wanita 35-47 vol%


Trombosit 371000 sel/ul 150000 – 440000 sel/ul
Eritrosit 4.42 juta sel/ul Pria 4,4-5,9 juta sel/ul

Wanita 3,8-5,2 juta sel/ul


Kimia Darah Fungsi Hati*
– Pemeriksaan Thorax tanggal
SGOT 11 P <
/ AST U/L 50 W < 50
27-08-2019
SGPT 15 P <
/ ALT U/L 50 W < 50
– Rontgen Foto Thorax :
Fungsi Ginjal
dalam batas normal, tidak tampak
Ureu 24 15-
kelainan
m mg/dL 40
Kreat 0.66 0.5-
inin mg/dL 1.5
– Pemeriksaan THC Metode GCMS

HASIL
11-Hydroxy-DELTA-9-tetrahydrocannabinol, bis(trimethylsilyl)
ether
MDMB-CHMICA TMS P1594
Hasil : GRADE III +
(Kapasitas
Intelektual Rata- TEST IQ (Standar Progressive
Matrice )
rata)
FORMULASI DIAGNOSTIK
Aksis I : Gangguan Klinis

F12.0 Gangguan Mental dan Perilaku Akibat Penggunaan Kanabinoida

Aksis II : Gangguan Kepribadian dan Retardasi Mental

Tidak ada

Aksis III : Kondisi Medik Umum

Tidak ada

Masalah berkaitan dengan lingkungan sosial

Lingkungan pasien memberikan dampak negatif yang membuat pasien


mengenal zat terlarang.

Aksis V : Global Assessment of Functioning (GAF) Scale

GAF scale = 71 - 80. Gejala sementara dan dapat diatasi. Disabilitas ringan
dalam sosial, pekerjaan, sekolah, dan lainnya.
DAFTAR MASALAH

– Organobiologi
– Tidak ada
– Psikiatri / Psikologi
– Pasien tampak tidak bersemangat dan tidak memiliki keinginan dan rencana untuk
masa depan nya
– Pasien terkadang merasa tidak percaya diri
– Sosial / Keluarga
– Lingkungan dan teman – teman terdekat pasien mengonsumsi zat adiktif
TERAPI

 Farmakoterapi (Rawat Inap)


 Risperidone 2x1mg (PO)
 THP 2x0.5 mg (PO)
 Olanzapin 1 x 5 mg (PO) Psikoedukasi
• Memotivasi pasien untuk meminum obat secara
teratur
• Memberikan kesempatan bagi pasien untuk
menceritakan mengenai keluhannya dan
meyakinkan pasien bila keluhan dapat berkurang
• Memotivasi pasien untuk merencanakan masa
depannya karena usia pasien yang masih muda
dan masih memiliki kesempatan untuk memiliki
masa depan yang baik
– Sosioterapi – Terapi Keluarga
– Memotivasi pasien untuk menjalani – Memberikan informasi kepada
komunikasi terhadap lingkungan dan keluarga agar dapat mengetahui dan
membuka diri. memahami kondisi pasien
– Menganjurkan pasien untuk – Memotivasi keluarga agar terus
melakukan kegiatan-kegiatan positif mendampingi pasien dan mendukung
seperti olahraga, mengikuti kegiatan pasien melakukan hal yang positif,
sosial, dll seperti pekerjaan maupun hobi yang
ia sukai
– Memberitahukan kepada keluarga
pentingnya keteraturan dalam kontrol
dan mengonsumsi obat.
LAPORAN FOLLOW UP
PASIEN
1

28 Agustus 2019

S Os mengatakan tidak ada keluhan

O Pasien kurang kooperatif, afek tidak serasi, emosi tumpul, halusinasi (-), waham (-), sulit

tidur (-), pasien sering senyum sendiri, tatapan tidak fokus, mengulang-ngulang kata yang

sama.

A F12 : Gangguan Mental dan Perilaku akibat Pengunaan Kanabinoida

P Risperidon 2 x 1 mg; THP 2 x 0.5 mg; Olanzapin 1 x 10 mg


1
2.
31 Agustus 2019

S Os mengatakan tidak ada keluhan

A Pasien kurang kooperatif, afek tidak serasi, emosi tumpul, halusinasi (-), waham (-), sulit

tidur (-), pasien sering senyum sendiri, tatapan tidak fokus, mengulang-ngulang kata yang sama.

A F12 : Gangguan Mental dan Perilaku akibat Pengunaan Kanabinoida

P Risperidon 2 x 1 mg; THP 2 x 0.5 mg; Olanzapin 1 x 10 mg


2
3.
4 September 2019

S Os mengatakan tidak ada keluhan

O Status mental stabil, afek serasi, koheren, halusinasi (-), waham (-), sulit tidur (-)

A F12 : Gangguan Mental dan Perilaku akibat Pengunaan Kanabinoida

P Risperidon 2 x 1 mg; THP 2 x 0.5 mg; Olanzapin 1 x 10 mg

Anda mungkin juga menyukai