Anda di halaman 1dari 28

Pendahuluan

 TORCH adalah istilah yang mengacu kepada infeksi


dalam wanita hamil.
 TORCH merupakan singkatan dari Toxoplasma gondii
(toxo), and Other diseases, Rubella, Cyto Megalo Virus
(CMV), Herpes Simplex Virus (HSV).
Toxoplasma
 Infeksi Toxoplasma disebabkan oleh parasit yang
disebut Toxoplasma gondii.
 Infeksi toksoplasma tersebar luas pada hewan dan
manusia
 Bila infeksi ini mengenai ibu hamil pada trimester
pertama akan menyebabkan 20% janin terinfeksi
toksoplasma sedangkan jika ibu terinfeksi pada
trimester ke tiga maka 65% janin terinfeksi dan bisa
mengakibatkan kematian janin
Manifestasi
 Hepatosplenomegali
 Ikterus
 Petekie
 Meningoensefalitis
 Khorioretinitis
 Mikrosefali
 Hidrosefalus
 Kalsifikasi intracranial
 Miokarditis
 Lesi tulang
 Pneumonia, dan Rash makulopapular.
Pemeriksaan penunjang
 IgM (Immunoglobulin M) dan IgG (Immunoglobulin
G)
 Bila IgG(+) & Ig M(+) uji ulang 4 minggu kemudian
 Bila titer tdk ↑ maka infeksi dianggap seblm kehamilan
& tidak ada resiko untuk kehamilan
 Bila titer IgG  bermakna mungkin infeksi terjadi
sekitar waktu konsepsi & ada sedikit resiko utk janin
 Bila terjadi infeksi pada kehamilan yang sangat muda
kemungkinan kejadian infeksi toksoplasmosis
kongenital adalah 10% & biasanya kehamilan ini
berakhir dgn abortus
 Bila Ig G (-) dan IgM(-) wanita tersebut mungkin
mendapat infeksi dan sebaiknya diuji ulang tiap 4 – 6
minggu sekali untuk mendeteksi serokonversi
 Bila wanita mendapat infeksi diwaktu hamil
* Janin beresiko tinggi akan terinfeksi
* Ibu harus diberikan pengobatan profilaktik
* Waktu partus neonatus harus segera diperiksa
Pada janin :
 Bila mendpt infeksi diwaktu hamil kemungkinan 30 –
40 % dari janinnya akan dilahirkan dengan
toksoplamosis kongenital
 Utk mengetahui janinnya terinfeksi atau tdk dpt
dilakukan pemeriksaan USG berulangkali utk deteksi
pembesaran ventrikel serebral & uji serologi utk
mendeteksi zat anti dalam darah janin atau isolasi
T.Gondii dari darah janin atau cairan amnion
Penatalaksanaan
 Mencegah kontak dengan kucing dan menghindari
mengkonsumsi daging yang tak dimasak dengan baik.
 Spiramisin 4 x 500 mg oral selama 10 hari tiap bln,
terapi pada ibu hamil dengan spiramycin 3x1gr /hari
sampai partus
 Pyrimetamin 2x 500 mg oral selama 28 hari setiap bln,
,tdk boleh digunakan pd kehamilan trimester pertama
 Sulfonamida (Sulfadiazin) 2x75 mg/kb BB Oral selama
28 hari
 Klindamisin 2x50 mg oral selama 28 hari setiap bulan
Other Disease
 Sifilis
 Penyakit ini disebabkan infeksi Treponema pallidum,
dapat akut maupun kronis yang mempunyai gambaran
khas yaitu lesi, erupsi kulit dan mukosa
 Penularan biasanya terjadi karena adanya kontak
dengan eksudat infeksius yang berasal dari kulit,
membran mukosa, cairan dan sekret tubuh (darah,
ludah, cairan vagina).
 Penyakit ini dapat ditularkan melalui plasenta
sepanjang masa kehamilan
 respon janin yang hebat akan terjadi setelah
pertengahan kedua kehamilan
 Infeksi yang didapat di akhir kehamilan biasanya tidak
menyebabkan gejala pada bayi baru lahir, baru setelah
beberapa minggu/bulan kemudian akan ditemukan
gejala-gejala: snuffles (kotoran hidung mukopurulen),
ruam makuler besar berwarna tembaga, lesi (plak)
sekitar mulut dan anus, hepatosplenomegali, radang
periosteum, Hutchinson’s teeth, saddle nose, saber
shins, dan lainnya.
 Infeksi penyakit ini juga dapat menyebabkan bayi
berat badan lahir rendah, atau bahkan kematian janin.
Manifestasi
 Hepatosplenomegali
 Ikterus
 Petekie
 Meningoensefalitis
 Khorioretinitis
 dan lesi tulang
Penatalaksanaan
BENSATIN PENISILLIN
 S I, S II dewasa: 2,4 jt im dt
 S I, S II anak: 50.000 U/kg im dt maks 2,4 jt
 Dewasa, S. laten dini: 2,4 ju im d.t
Lanjut : 2,4 ju im /mgg 3 mgg
 Anak:
 S.laten dini : 50.000 u/kg im d.t maks 2,4 jt
 Lanjut : 50.000 u/kg im/ mgg 3 mgg
 S III bukan neurosifilis: 2,4 ju im/mgg 3 mgg
 Neurosifilis:
 PG in aqua 18-24 jt / IV/hari
(2-4 jt IV / 4 jam) selama 10-14 hari
 BP-2,4 jt IM/mggu selama 3 mggu
BILA ALERGI PENICILLIN
 DOXI 2 X 1OOmg, 14 HARI
 TETRA 2 G, 14 HARI
 NEUROSIFILIS
 CEFTRIAXONE 2G IM/IV 10-14 HARI
 HIV dan AIDS
 Penyakit ini terjadi karena infeksi retrovirus
 Penularan terjadi karena kontak seksual antar manusia
dengan masa inkubasi antara 6 bulan hingga 5 tahun;
jika lewat transfusi darah masa inkubasinya rata-rata 2
tahun
 Pada janin penularan terjadi secara transplasenta,
tetapi dapat juga akibat pemaparan darah dan sekret
serviks selama persalinan
Manifestasi klinis
 Gejala non spesifik :
 penyakit neurologis progresif (ensefalopati dengan
gejala kelambatan perkembangan atau kemunduran
fungsi motorik, kemampuan intelektual,atau
perilaku), pneumonitis interstisial limfoid
 Infeksi sekunder : infeksi oportunis yaitu
Pneumocystis carinii pneumonia, chronic enteric
cryptosporidiosis, disseminated strongyloidiasis, dan
dapat terjadi infeksi bakteri misalnya meningitis,
infeksi lainnya misalnya varisela primer yang
mengakibatkan infeksi menyeluruh pada hati, paru,
sistem koagulasi, dan otak), kanker sekunder.
Penatalaksanaan
1. Zidovudin (ZDV)
2. Didanosin ( DDI)
3. Dideoxycytidine ( DDC)
4. Derivat HEPT dan TIBO
5. Kombinasi :
Triple: Sanquinavir, ZDV,DDC
Double: DDC + ZDV
DDC + Saquinavir
Rubella
 Termasuk virus pleomorpis yang mengandung asam
ribonukleat (RNA) dari famili Toga viridae genus
rubivirus. Secara immunology virus rubella berbeda
dengan jenis toga virus lainnya.
Manifestasi Klinik
 Periode prodromal dapat tanpa gejala (asimptomatis),
dapat juga badan terasa lemah, demam ringan, nyeri
kepala, dan iritasi konjungtiva
 rubella mengancam janin bila didapat saat kehamilan
pertengahan pertama, semakin awal ibu hamil terinfeksi
rubella maka makin serius akibatnya pada bayi yang
dikandungnya yaitu kematian janin intra uterin, abortus
spontan, atau malformasi congenital pada sebagian besar
organ tubuh (kelainan bawaan), katarak, lesi jantung,
hepatosplenomegali, ikterus, petekie, meningoensefalitis,
khorioretinitis, hidrosefalus, miokarditis, dan lesi tulang
Penatalaksanaan
 Identifikasi dan vaksinasi terhadap wanita non-imun
segera setelah melahirkan atau abortus
 Vaksinasi terhadap wanita yang beresiko tertular
namun belum memiliki kekebalan dengan serologi
premarital
 Disarankan untuk menghindari vaksinasi rubella
beberapa waktu sebelum atau pada saat kehamilan
karena menggunakan virus hidup yang telah
dilemahkan
Cytomegalovirus
 Infeksi CMV disebabkan oleh virus Cytomegalo, dan
virus ini temasuk golongan virus keluarga Herpes
 Jika ibu hamil terinfeksi. maka janin yang dikandung
mempunyai risiko tertular sehingga mengalami
gangguan
 sebagian besar wanita telah terinfeksi virus ini selama
masa anak-anak dan tidak mengakibatkan gejala yang
berarti.
Manifestasi Klinik
 Jika ibu hamil terinfeksi. maka janin yang dikandung
mempunyai risiko tertular sehingga mengalami
gangguan
 gangguan jika didapat pada masa perinatal akan
mengakibatkan gejala yang berat
 hepatosplenomegali, ikterus, petekie,
meningoensefalitis, khorioretinitis dan optic atrophy,
mikrosefali, letargia, kejang, hepatitis dan jaundice,
infiltrasi pulmonal dengan berbagai tingkatan, dan
kalsifikasi itrakranial. Jika bayi dapat bertahan hidup
akan diseratai retardasi psikomotor maupun kehilangan
pendengaran
Pemeriksaan penunjang
 Anti CMV IgG dan IgM, serta Aviditas Anti-CMV IgG.
Penatalaksanaan
 Cytomegalovirus Mencegah kontak dengan anak-anak
yang terinfeksi selama hamil, melakukan monogami
 Ganciclovir
Herpes Simplek Virus
 Pada kasus herpes simplek infeksi dimulai pada epitel
orolabial untuk HSV1. Infeksi herpes pada alat genital
(kelamin) disebabkan oleh Virus Herpes Simpleks tipe
II (HSV II).
 Pada bayi infeksi ini didapat secara perinatal akibat
persalinan lama sehingga virus ini mempunyai
kesempatan naik melalui membrane yang robek untuk
menginfeksi janin
Manifestasi Klinis
 Gejala pada bayi biasanya mulai timbul pada minggu
pertama kehidupan tetapi kadang baru pada minggu
kedua atau ketiga. Manifestasi kliniknya berupa
hepatosplenomegali, ikterus, petekie,
meningoensefalitis, khorioretinitis, mikrosefali dan
miokarditis.
Pemeriksaan Penunjang
 Pemeriksaan yang dapat dilakukan yaitu Anti-HSV II
IgG dan IgM sangat penting untuk mendeteksi secara
dini terhadap kemungkinan terjadinya infeksi oleh
HSV II dan mencegah bahaya lebih lanjut pada bayi
bila infeksi terjadi pada saat kehamilan.
Penatalaksanaan
 Dapat dipilih salah satu
 Asiklovir 5x 200 mg/hari ,Oral selama 7- 10 hari atau
asiklovir 3x400mg/ hari oral selama 7 – 10 hari bila
berat asiklovir IV 3x5 mg/kg BB/hari selama 7-10 hari.
 Abstinensia sexual atau pemakaian kondom bila ada
lesi
 Konseling dan bila memungkinkan pemeriksaan
terhadap pasangan seksual
 Isolasi bayi yang baru lahir yang diketahui atau
dicurigai ibu mengidap herpes genital
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai