Anda di halaman 1dari 12

Oleh

Hindun Radjilun, S.ST


Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan tenaga kesehatan
untuk mencegah penularan penyakit dari atau kepada pasien di
fasilitas kesehatan.

MENJAGA KEBERSIHAN TANGAN


 Jaga agar kuku jari-jari tangan tetap pendek.
 Tutup luka di tangan dengan bahan kedap air.
 Selalu bersihkan tangan pada situasi-situasi berikut ini:
* Sebelum dan sesudah menyentuh pasien.
* Sebelum memegang alat/instrumen invasif, baik ketika
mengenakan sarung tangan maupun tidak.
* Setelah kontak dengan cairan tubuh atau ekskresi,
membran mukosa, kulit yang tidak intak, atau kasa
penutup luka.
* Ketika berpindah dari satu bagian tubuh yang
terkontaminasi ke bagian tubuh lain dari pasien yang sama.
* Setelah kontak dengan permukaan objek yang bersentuhan
dengan pasien (termasuk peralatan medis).
* Setelah melepas sarung tangan (steril maupun non-steril).
 Jika tangan tidak terlihat kotor, gunakan pembersih tangan berbahan
dasar alkohol (alcohol-based handrub). Jika tangan tidak terlihat
kotor namun pembersih tangan berbahan dasar alkohol tidak
tersedia, cucilah tangan dengan sabun dan air bersih mengalir.
 Jika tangan terlihat kotor, atau bila terkena darah/cairan tubuh,
atau setelah menggunakan toilet, cuci tangan dengan sabun dan air
bersih mengalir. Cuci tangan juga dianjurkan bila dicurigai ada
paparan terhadap patogen berspora, misalnya pada wabah
Clostridium difficile. Lakukan teknik mencuci tangan sesuai BAGAN 1
selama 40-60 detik.
 Sebelum menangani obat-obatan atau menyiapkan makanan,
bersihkan tangan dengan pembersih tangan berbahan dasar alkohol
atau cuci tangan dengan sabun dan air bersih mengalir
 Bila di fasilitas kesehatan tidak tersedia keran dengan air bersih
mengalir, letakkan ember berisi air bersih di tempat yang cukup
tinggi dan berikan keran di dasar ember sehingga air bisa mengalir
keluar untuk cuci tangan.
Langkah-langkah mencuci tangan degan air dan sabun

Basahi tangan dengan air Balurkan sabun ke seluruh Gosokkan telapak dengan
permukaan tangan telapak

Telapak kanan di atas Telapak dengan telapak Bagian belakang jari pada
punggung telapak kiri dengan jari saling telapak dengan posisi
dan sebaliknya menyilang saling mengunci

Gosok jempol dengan Kelima jari kanan Bilas kedua tangan


gerakan memutar menguncup digosok dengan air
memutar pada telapak
kiri dan sebaliknya

Keringkan tangan dengan Gunakan tisu/handuk Tangan Anda kini sudah


tisu/handuk bersih dan tersebut untuk mematikan bersih
kering kran, lalu buang/cuci agar
tidak digunakan orang lain
 Gunakan sarung tangan steril atau yang sudah didisinfeksi
tingkat tinggi (DTT) ketika melakukan prosedur bedah,
menolong persalinan, memotong tali pusat, menjahit luka
episiotomi, dan menjahit robekan perineum.
 Gunakan sarung tangan steril yang panjang (sampai
menutupi siku) ketika melakukan plasenta manual atau
kompresi bimanual interna.
 Gunakan sarung tangan pemeriksaan (non-steril) untuk
melakukan pemeriksaan vagina, memasang infus,
memberikan obat injeksi, dan mengambil darah.
 Gunakan sarung tangan rumah tangga saat:
• Membersihkan alat dan tempat tidur
• Mengelola bahan yang terkontaminasi, sampah dan
limbah
• Membersihkan darah dan cairan tubuh yang berceceran
 Gunakan sarung tangan sesuai petunjuk di atas.
 Tutup semua bagian kulit yang tidak intak/utuh
dengan bahan tahan air.
 Berhati-hati dalam mengelola sampah dan
alat/benda tajam.
 Kenakan apron panjang yang terbuat dari plastik
atau bahan tahan air, serta sepatu bot karet ketika
menolong persalinan.
 Lindungi mata dengan mengenakan kacamata atau
perlengkapan lain.
 Gunakan masker dan topi atau tutup kepala
 Siapkan tempat penampungan sampah tajam yang tidak
dapat ditembus oleh jarum.
 Pastikan semua jarum dan spuit digunakan hanya satu
kali.
 Jangan menutup kembali, membengkokkan, ataupun
merusak jarum yang telah digunakan.
 Langsung buang semua jarum yang telah digunakan ke
tempat penampungan sampah tajam tanpa
memberikannya ke orang lain.
 Ketika tempat penampungan sudah tiga perempat
penuh, tutup, sumbat,
atau plester wadah tersebut dengan rapat lalu bakar.
 Buang plasenta, darah, cairan tubuh, dan benda-benda yang
terkontaminasi ke wadah anti bocor.
 Kubur atau bakar segera sampah padat yang terkontaminasi.
 Buang limbah cair ke saluran khusus.
 Cuci tangan, sarung tangan, dan tempat penampungan setelah membuang
sampah atau limbah yang infeksius.

MENGELOLA PAKAIAN DAN KAIN YANG TERKONTAMINASI


 Petugas yang menangani linen harus menggunakan alat pelindung diri
berupa sarung tangan rumah tangga, sepatu tertutup kedap air, apron,
dan kacamata pelindung.
 Kumpulkan dan pisahkan semua pakaian dan kain yang terkontaminasi
darah atau cairan tubuh di kantong plastik khusus.
 Bilas darah maupun cairan tubuh lain dengan air sebelum mencucinya
dengan sabun.
JANGAN PERNAH MENYENTUH BENDA-BENDA
TERSEBUT DENGAN TANGAN SECARA LANGSUNG

PEMROSESAN INSTRUMEN
 Untuk instrumen yang dipakai ulang, lakukan 3 langkah pokok
yang ada:
1. Dekontaminasi
2. Pencucian dan pembilasan
3. Sterilisasi atau disinfeksi tingkat tinggi (DTT)
 Saat mencuci alat, kenakan sarung tangan tebal/sarung tangan
rumah tangga dan berhati-hatilah jangan sampai tertusuk
instrumen tajam.
 Jika tidak segera dipakai, instrumen yang sudah disterilisasi
harus dijaga agar tidak terkontaminasi.
Langkah-langkah pemrosesan instrumen
1. DEKONTAMINASI
Rendam instrumen bekas pakai di dalam larutan klorin 0,5% selama
10 menit. (lihat BAGAN 3)

2. PENCUCIAN DAN PEMBILASAN


Cuci alat dengan menggunakan air, kemudian cuci lagi
dengan deterjen dan air bersih mengalir.

3. STERILISASI ATAU DTT


Sterilisasi: Masukkan alat ke dalam otoklaf selama 20 menit
(bila tidak dibungkus) atau 30 menit (bila dibungkus) dalam
tekanan 106 kPa dan suhu 1210C. Bila menggunakan metode
panas kering, lakukan steriliasi dengan oven selama 60 menit
pada suhu 1700C atau selama 120 menit pada suhu 1600C.
INGAT! Waktu paparan mulai dihitung ketika sterilisator
mencapai suhu yang diinginkan. Sisakan jarak 7,5 cm antara
bahan-bahan yang disterilisasi dan dinding mesin.

DTT: Rebus alat dalam panci tertutup (semua alat terendam


2,5 cm di bawah permukaan air) selama 20 menit, terhitung
sejak air mendidih. Sebagai alternatif, rendam dalam larutan
klorin 0,5% atau glutaraldehid 2-4% selama 20 menit lalu bilas
dengan air DTT dan biarkan kering sebelum digunakan
Cara membuat larutan klorin
Larutan klorin dapat dibuat dengan mencairkan produk larutan
pemutih pakaian yang mengandung klorin. Caranya adalah:
 Periksa kepekatan (% konsentrasi) produk klorin yang digunakan
 Campur 1 bagian konsentrat pemutih dengan jumlah bagian air
yang dibutuhkan sesuai rumus dibawah ini:
Jumlah bagian air = % konsentrat produk –1
% konsentrat yang diinginkan
Contoh:
Membuat larutan klorin 0,5% dari larutan pemutih (klorin 5%) Jumlah
bagian air = (5% / 0,5%) – 1 = 10 – 1 = 9

Larutan klorin 0,5% dapat dibuat dengan menambahkan 1 bagian


larutan pemutih (klorin 5%) dengan 9 bagian air, misalnya 100 ml
larutan pemutih dengan 900 ml air.

Anda mungkin juga menyukai