Anda di halaman 1dari 11

Aina fazla Mutia ariska

Ainul wardah Nurmasyitah


Beti mutia sari Nurul harlita indika
Dian firdayani Nurul ramadhani
Debby shinta dewi Purwasih
Fahnum Riska
Jannatiah Satriana.D
Herlina Selvina
Meitri yonanda Yarmianti
Definisi
Hypospadia adalah kelainan bawaan berupa lubang urethra
yang terletak di bagian bawah dekat pangkal penis
(Ngastiyah, 2005).
Hipospadia adalah kelainan congenital berupa muara
uretra yang terletak di sebelah ventral penis dan sebelah
proksimal ujung penis. Letak meatus uretra bisa terletak
pada glandular hingga perineal. ( Purnomo, B,
Basuki,2003).
Dari kedua pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa
hipospadia adalah kelainan kongenital dimana letak
meatus uretra terletak di bagian bawah dekat pangkal
penis.
Anatomi Fisiologi
 Genetalia ekstrena pria terdiri dari penis dan skrotum.
Penis terdiri dari glans dan korpus. Korpus penis dibentuk
terutama oleh jaringan erektil. Glans penis adalah struktur
yang terbentuk seperti kerucut pada ujung penis dan
mengandung jaringan sensori dan jaringan erektil. Korona
adalah area seperti mahkota dimana glans menonjol dari
korpus penis. Kulit ini dipotong pada saat sirkumsisi.
Uretra terletak didalam korpus penis, dengan meatus
uretra yang terletak ditengah ujung glans.(Mansjoer
Arif,2000)
 Skrotum merupakan kantung yang longgar dan berkerut
yang terletak di dasar penis. Skrotum mempunyai dua
kompartemen, setiap kompartemen berisi testis,
epididimis, dan bagian vas deferens merupakan organ-
organ seks internal pria.
 Testis berbentuk seperti telur dan seperti karet.
Panjang testis pada bayi adalah1,5 cm. panjang testis
ini tetap tidak berubah secara nyata sampai masa
pubertas. Kemudian testis membesar secara bertahap
panjang testis orang dewasa, yaitu 4-5 cm. testis kiri
agak lebih rendah dari pada testis kanan. Fungsi
utama dari testis adalah menghasilkan sperma dan
hormone. Selama ejakulasi sperma mengalir ke dalam
epididimis, dan kemudian ke dalam vas deferens
sebelum melewati uretra.
 Uretra dalah saluran yang dimulai dari orifisium uretra
interna dibagian buli-buli sampai orifisium uretra
eksterna glans penis, dengan panjang yang bervariasi.
Uretra pria dibagi menjadi dua bagian, yaitu bagian
anterior dan bagian posterior. Uretra posterior dibagi
uretra pars prostatika dan uretra pars membranasea.
Uretra anterior dibagi menjadi meatus uretra
pendulare uretra dan bulbus uretra.
1) Uretra bagian anterior
Uretra anterior memiliki panjang 18-25 cm (9-10 inchi). Saluran
ini dimulai dari meatus uretra, pendulans uretra dan bulbus
uretra. Uretra anterior ini berupa tabung yang lurus, terletak
bebas diluar tubuh, sehingga kalau memerlukan operasi atau
reparasi relatif mudah.

2) Uretra bagian posterior


Uretra posterior memiliki panjang 3-6 cm (1-2 inchi). Uretra
yang dkelilingi kelenjar prostate dinamakan prostatika. Bagian
selanjutnya adalah uretra membransea yang memiliki panjang
terpendek dari semua bagian uretra, sukar untuk dilatasi dan
pada bagian ini terdapat otot yang membentuk sfingter. Sfingter
ini bersifat volunter sehingga kita dapat menahan kemih dan
berhenti pada waktu berkemih. Uretra membransea terdapat
dibawah dan dibelakang simpisis pubis, sehingga trauma pada
simpisis pubis dapat mencederai uretra membransea.
Etiologi
 Hipospadia terjadi karena gangguan perkembangan
uretra anterior yang tidak sempurna sehingga uretra
terletak dimana saja sepanjang batang penis sampai
perenium. Semakin proksimal muara meatus maka
semakin besar kemungkinan ventral penis memendek
dan melengkung karena adanya chordee. Ada banyak
faktor penyebab hipospadia dan banyak teori yang
menyatakan tentang penyebab hipospadia antara lain :
1) Faktor Genetika
Terjadi karena gagalnya sintesis androgen. Hal ini biasanya terjadi
karena mutasi pada gen yang mengode sintesis androgen tersebut
sehingga ekspresi dari gen tersebut tidak terjadi. 12 % berpengaruh
terhadap kejadian hipospadia bila punya riwayat keluarga yang
menderita hipospadia. 50 % berpengaruh terhadap kejadian
hipospadia bila bapaknya menderita hipospadia.
2) Faktor hormon
Faktor hormon androgen sangat berpengaruh terhadap kejadian
hipospadia karena berpengaruh terhadap proses maskulinisasi masa
embrional. Androgen dihasilkan oleh testis dan placenta karena
terjadi defisiensi androgen akan menyebabkan penurunan produksi
dehidrotestosterone (DHT) yang dipengaruhi oleh 5 ɑ reduktase, ini
berperan dalam pembentukan penis sehingga bila terjadi defisiensi
androgen akan menyebabkan kegagalan pembentukan bumbung
uretra yang disebut hipospadia.Hormone yang dimaksud di sini adalah
hormone androgen yang mengatur organogenesis kelamin (pria). Atau
biasa juga karena reseptor hormone androgennya sendiri di dalam
tubuh yang kurang atau tidak ada. Sehingga walaupun hormone
androgen sendiri telah terbentuk cukup akan tetapi apabila
reseptornya tidak ada tetap saja tidak akan memberikan suatu efek
yang semestinya. Atau enzim yang berperan dalam sintesis hormone
androgen tidak mencukupi pun akan berdampak sama.
3) Faktor Lingkungan
Biasanya faktor lingkungan yang menjadi penyebab
adalah polutan dan zat yang bersifat teratogenik yang
dapat mengakibatkan mutasi. Pencemaran limbah
industri berperan sebagai Endocrin discrupting
chemicals baik bersifat eksogenik maupun anti
androgenik seperti polychorobiphenyls, dioxin, furan,
peptisida, organochlorin, alkiphenol polyethoxsylates
dan phtalites. Sudah diketahui bahwa setelah tingkat
indefenden maka perkembangan genital eksterna laki-
laki selanjutnya dipengaruhi oleh estrogen yang
dihasilkan testis primitif. Suatu hipotesis
mengemukakan bahwa kekurangan estrogen atau
terdapat anti androgen akan mempengaruhi
pembentukan genetalia eksterna laki-laki.
Embriologi Hipospadi
 Pada embrio yang berumur 2 minggu baru terdapat 2 lapisan yaitu eksoderm
dan endoderm. Baru kemudian terbentuk lekukan di tengah-tengah yaitu
mesoderm, sedangkan di bagian kaudalnya tetap bersatu membentuk
membrane kloaka. Pada permulaan minggu ke-6, terbentuk tonjolan antara
umbilical cord dan tail yang disebut genital tubercle. Dibawahnya pada garis
tengah terbentuk lekukan dimana di bagian lateralnya ada 2 lipatan
memanjang yang disebut genital fold.
 Selama minggu ke-7, genital tubercle akan memanjang dan membentuk glans.
Ini adalah bentuk primordial dari penis bila embrio adalah laki-laki, bila
wanita akan menjadi klitoris. Bila terjadi agenesis dari mesoderm, maka genital
tubercle tak terbentuk, sehingga penis juga tak terbentuk.
 Bagian anterior dari membrane kloaka, yaitu membrane urogenitalia akan
rupture dan membentuk sinus. Sementara itu genital fold akan membentuk
sisi-sisi dari sinus urogenitalia. Bila genital fold gagal bersatu diatas sinus
urogenitalia.
 Adanya fusi digaris tengah dari lipatan uretra tidak lengkap sehingga lewat
meatus uretra terbuka pada sisi ventral dari penis dan kelainan letak pada
meatus ini menyebabkan sedikit pergeseran pada glans diperinium, yang
akhirnya prepisium tidak ada pada sisi ventral dan terjadi kurvatura
(lengkungan) ventral dari penis. Sehingga terjadi hipospadia.
Patofisiologi Hypospadia
 Hipospadia terjadi dari pengembangan tidak lengkap
uretra dalam rahim. Penyebab pasti cacat di tidak tahu
tetapi diperkirakan terkait dengan pengaruh
lingkungan dan hormonal genetik (sugar, 1995).
Perpindahan dari meatus uretra biasanya tidak
mengganggu kontinensia kemih. Namun, stenosis
pembukaan dapat terjadi, yang akan menimbulkan
obstruksi parsial outflowing urin. Hal ini dapat
mengakibatkan ISK atau hidronefrosis (kumor, 1992).
Selanjutnya, penempatan ventral pembukaan urethral
bisa mengganggu kesuburan pada pria dewasa, jika
dibiarkan tidak terkoreksi (Jean Weiler Ashwill, 1997, p.
1)

Anda mungkin juga menyukai