Anda di halaman 1dari 10

KELOMPOK 4

PUSAT LABA
SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN
NAMA KELOMPOK :
• Fikri M Raihan W (22216830)
• Shofi Maharani (27216027)
• Syafa Devi Wicinda (27216216)
• Zahirah Tazkiyah (27216894)
Pusat Laba
Pusat laba (profit center) merupakan pusat pertanggungjawaban yang memiliki
kewenangan untuk mengendalikan biaya-biaya dan menghasilkan pendapatan tetapi
tidak memiliki kewenangan untuk mengambil keputusan tentang investasi. Pusat
laba hanya bertanggungjawab terhadap tingkat laba yang harus dicapai. Misalnya:
pimpinan anak perusahaan atau manajer divisi yang tidak diberi hak untuk
mengambil keputusan tentang investasi.
 Pertimbangan Umum
Pertimbangan ini menyangkut unit- unit bisnis dalam perusahaan dan
pelimpahan wewenang di dalam perusahaan, yaitu:
1. Organisasi fungsional, yaitu organisasi dimana fungsi produksi atau pemasaran
utaa dilakukan oleh unit organisasi yang terpisah
2. Organisasi divisional, yaitu ketika suatu organisasi diubah menjadi organisasi
dimana setiap unit utama bertanggung jabwab baik atas produksi maupun
pemasaran.
Kondisi- Kondisi Dalam Mendelegasikan
Pertanggungjawaban Laba
 Pertimbangan biaya/ pendapatan (trade off): pertimbangan manajemen dalam
melibatkan usulan untuk meningkatkan beban dengan haraan bahwa hal itu akan
menghasilakan peningkatan yang lebih besar dalam pendapatan penjualan.
Contohnya yaitu penambahan beban iklan.
 Dua kondisi yang harus terpenuhi terkait dengan kondisi diatas yaitu:
1. Manajer harus memiliki akses ke informasi relevan yang dibutuhkan dalam
membuat keputusan serupa.
2. Harus ada semacam cara untuk mengukur efektifitasnya suatu trade-off yang
dibuat oleh manajer.
 Langkah- langkah yang harus dilakukan dalam membuat pusat laba adalah:
1. Mementukan titik terendah dalam organisasi jika kedua kondisi tersebut terpenuhi
2. Manajemen harus memutuskan apakah keuntungan dari delegasi tanggung jawab
laba akan dapat menutupi kerugiannya.
Manfaat Pusat Laba
 Diantaranya yaitu :
1. Kualitas keputusan yang dapat meningkat karena keputusannya dibuat oleh para manajer yang
paling dekat dengan titik keputusan.
2. Kecepatan pengambilan keputusan operasional dapat meningkat karena tidak perlu mendapat
persetujuan terlebih dahulu dari kantor pusat.
3. Manajer kantor pusat bebas dari pengambilan keputusan harian sehingga dapat berkonsentrasi
pada hal- hal yang lebih luas.
4. Manajer yang hanya tunduk pada sedikit batasan korporat lebih bebas untuk menggunakan
imajinasi dan inisiatifnya.
5. Karena pusat laba serupa dengan perusahaan independen, maka pusat laba memberikan tempat
pelatihan yang sempurna bagi manajemen umum. Para manajer mendapat pengalaman dalam
mengelola seluruh area fungsional, dan manajemen yang lebih tinggi mendapatkan kesempatan
untuk mengevaluasi potensi pekerjaan yang tingkatnya lebih tinggi.
6. Kesadaran laba dapat ditingkatkan karena para manajer yang bertanggung jawab atas laba akan
selalu mencari cara untuk meningkatkan labanya.
7. Pusat laba memberikan informasi siap pakai kepada manajemen puncak mengenai profitabilitas dari
komponen- komponen individual perusahaan.
8. Karena output yang dihasilkan telah siap pakai, maka pusat laba sangat responsif terhadap tekanan
untuk meningkatkan kinerja kompetitif.
Unit Bisnis Sebagai Pusat Laba
Para manajer berperan untuk mempengaruhi pendapatan dan beban sedemikian
rupa sehingga dapat dianggap bertanggung jawab atas laba bersih. Meskipun
demikian wewenang seorang manajer dapat dibatasi dengan berbagai cara, yang
sebaiknya dicerminkan dalam desain dan operasi pusat laba.
Hal utama yang harus dipertimbangkan adalah adanya batasan atas wewenang
manajer unit bisnis. Batasan dapat muncul dari unit bisnis lain maupun dari
manajemen korporat.
1. Batasan Atas Wewenang Unit Bisnis
Untuk memahami sepenuhnya manfaat dari konsep pusat laba, manajer unit bisnis
akan memiliki otonomi seperti presiden dari suatu perusahaan independen. Dalam
pratik sehari- hari, otonomi semacam ini tidak pernah ada. Jika suatu perusahaan
dibagi menjadi unit- unit yang sepenuhnya independen, maka perusahaan tersebut
akan kehilangan manfaat dari sinergi dan ukuran yang ada.
2. Batasan dari Unit Bisnis Lain
Salah satu masalah utama terjadi ketika suatu unit bisnis harus berurusan dengan unit
bisnis lain. Sangatlah berguna untuk memikirkan pengelolaan suatu pusat laba dalam hal
pengendalian atas tiga jenis keputusan: (1) keputusan produk (barang atau jasa apa saja
yang harus dibuat dan dijual; (2) keputusan pemasaran (bagaimana, di mana, dan berapa
jumlah barang atau jasa yang dijual); dan (3) keputusan perolehan (procurement) atau
sourcing (bagaimana mendapatkan dan memproduksi barang atau jasa).
3. Batasan dari Manajemen Korporat
Batasan- batasan yang dikenakan oleh manajemen korporat dikelompokkan menjadi 3
bagian: 1) Batasan yang timbul dari pertimbangan- pertimbangan stategis; (2) Batasan
yang timbul karena adanya keseragaman yang diperlukan; (3) Batasan yang timbul darai
nilai ekonomis sentralisasi.
Unit - Unit Fungsional

1. Pemasaran
Kegiatan pemasaran dapat dijadikan sebagai pusat laba dengan membebankan biaya dari produk yang
terjual. Harga transfer ini memberikan informasi yang relevan kepada manajer pemasaran dalam
membuat trade off pendapatan/pengeluaran yang optimal. Dengan menggunakan dasar biaya standar
hal ini memisahkan kinerja biaya pemasaran dari kinerja biaya manufaktur dan mempengaruhi tingkat
efesiensi kendali manajer pemasaran.

2. Manufaktur
Biasanya, kegiatan manufaktur merupakan pusat beban, dimana manajemen dinilai berdasarkan
kinerja versus biaya standar dan anggaran overhead. Akan tetapi, ukuran ini dapat menimbulkan
masalah, karena ukuran tersebut tidak mengindikasi sejauh mana kinerja manajemen atas seluruh
aspek pekerjaan. Dengan demikian, apabila kinerja proses manufaktur diukur terhadap biaya standar,
dianjurkan evaluasi yang terpisah dari aktivitas- aktivitas pengendalian.

3. Unit Pendukung dan Pelayanan


Unit- unit dapat menjadi pusat laba diantaranya: pemeliharaan, teknologi, informasi, transportasi,
teknik, konsultan, dan aktivitas lainnya. Unit bisnis tersebut membebankan biaya pelayanan yang
diberikan dengan tujuan finansial untuk menghasilakn bisnis yang mencukupi sehingga pendapatan
setara dengan pengeluaran.
Jenis – Jenis Ukuran Kinerja
Kinerja ekonomis suatu pusat laba selalu diukur dari laba bersih selain itu kinerja manajemen
pusat laba diukur berdasarkan lima ukuran profitabilitas, yaitu:
 
1. Margin Kontribusi (Contribution Margin)
Margin kontribusi menunjukkan rentang (spread) antara pendapatan dengan beban variabel.

2. Laba Langsung (Direct Profit)


Mencerminkan kontribusi pusat laba terhadap overhead umum dan laba perusahaan

3. Laba yang Dapat Dikendalikan


Pengeluaran- pengeluaran yang dapat dikendalikan, paling tidak pada tingkat tertentu, oleh
manajer unti bisnis-misalnya layanan informasi.

4. Laba sebelum Pajak


Dalam ukuran ini, seluruh overhead korporat dialokasikan ke pusat laba berdasarkan jumlah
relatif dari beban yang dikeluarkan oleh pusat laba.
5. Laba bersih
Disini perusahaan mengukur kinerja pusat laba domestik berdasarkan laba bersih (net income) yaitu laba
setelah pajak.

6. Pendapatan
Pemilihan metode pengakuan pendapatan sangatlah penting, dalam beberapa kasus dua atau lebih pusat laba
dapat berpartisipasi dalam suatu usaha penjualan yang sukses. Idealnya, setiap pusat laba harus diberikan nilai
yang sesuai atas bagiannya dalam transaksi tersebut.

7. Pertimbangan Manajemen
Sebagian besar kebingungan yang timbul dalam mengukur kinerja manajemen pusat laba biasanya terjadi
sebagai akibat dari kegagalan untuk memisahkan antara pengukuran kinerja manajer dan pengukuran ekonomis
suatu pusat laba. Para manajer harus diukur berdasarkan pos- pos yang dapat mereka kendalikan, bahkan jika
mereka tidak memiliki pengendalian penuh terhadap pos tersebut.
Dalam mengikuti pedoman- pedoman tersebut tidak berarti bahwa semua masalah terpecahkan. Salah satu cara
untuk membuat penilaian ini dapat diandalkan adalah dengan mengeleminasi semua pos agar manajer tidak
memiliki pengaruh.
~Terima kasih cinta untuk segalanya~

Anda mungkin juga menyukai