Anda di halaman 1dari 31

LUNTURNYA NILAI PANCASILA

DI ERA GLOBALISASI

TRI WIRANTI
1415041063
JURUSAN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
TUGAS PENDIDIKAN KEWARGA NEGARAAN
2014
LUNTURNYA NILAI PANCASILA
DI ERA GLOBALISASI
Latar Belakang
Saat ini kita telah memasuki era globalisasi, yang dimana waktu, ruang, dan
jarak bukan lagi menjadi pembatas. Globalisasi dapat berpengaruh terhadap
perubahan nilai-nilai budaya suatu bangsa. Yang mau tidak mau, suka tidak
suka telah datang dan menggeser nilai-nilai yang telah ada. Nilai-nilai tersebut,
ada yang bersifat positif ada pula yang bersifat negatif. Globalisasi memiliki
dampak positif yaitu salah satu contoh pengetahuan yang dimiliki tak sebatas
atau bahkan daerah itu saja, tapi juga mencakup daerah yang lebih luas.
Namun, sebagai remaja Indonesia, kita harus paham dan kritis terhadap
lingkungan kita bahwa globalisasi juga memiliki banyak dampak negatif yang
kini sangat signifikan terlihat, yaitu mulai pudarnya rasa cinta kepada Pancasila
dan kurangnya pengamalan dan penghayatan Pancasila. Nilai-nilai yang
terkandung dalam pengamalan dan penghayatan Pancasila kurang menjadi
perhatian yang penting bagi kalangan remaja Indonesia. Nilai-nilai Pancasila
seakan dilupakan.

1
Semua ini merupakan ancaman bagi negara kita, tantangan, dan
sekaligus sebagai peluang bagi bangsa ini untuk berkreasi dan
berinovasi di segala aspek kehidupan, khususnya pada generasi
muda indonesia.Di era globalisasi, pergaulan antarbangsa semakin
kental. Batas antarnegara hampir tidak ada artinya, batas wilayah
tidak lagi menjadi penghalang. Di dalam pergaulan antarbangsa
yang semakin kental itu, akan terjadi proses akulturasi, saling
meniru, dan saling mempengaruhi di antara budaya masing-
masing. Adapun yang perlu dicermati dari proses akulturasi
tersebut adalah proses lunturnya nilai budaya suatu bangsa itu
sendiri, sebagai contoh yaitu munculnya sikap individualistis,
konsumerisme, semakin menonjolnya sikap materialistis, dan
lunturnya budaya leluhur dari semulanya. Arus informasi yang
semakin pesat mengakibatkan akses masyarakat terhadap nilai-
nilai asing yang negatif semakin besar. Apabila proses ini tidak
segera dibendung, akan berakibat lebih serius ketika pada
puncaknya masyarakat tidak bangga lagi pada bangsa dan
negaranya. Pada genersi muda hal ini merupakan masalah yang
serius karena mereka adalah tunas penerus bangsa, yang jika tidak
dibendung akan mengancam eksistensi dan ciri luhur bangsa ini.

2
PEMBAHASAN
Di era globalisasi ini banyak nilai-nilai Pancasila yang begitu penting telah
tergeser oleh nilai-nilai dan pola pikir kebaratan yang tidak sesuai dengan
budaya Indonesia yang ketimuran. Hal ini berakibat adanya krisis moral yang
terjadi pada bangsa Indonesia di berbagai lapisan masyarakat, mulai dari para
elite-elite politik hingga individu-individu. Selain itu hal ini merupakan
ancaman bagi bangsa Indonesia untuk menjaga nilai-nilai Pancasila agar tidak
tenggelam dengan selalu mengimplementasikan Pancasila dalam kehidupan
sehari-hari. Tindakan kriminal seperti pengeboman, pemerkosaan, perampokan,
pembunuhan, korupsi, kolusi, dan nepotisme sudah menjadi masalah yang
sering terjadi. Hal ini terjadi karena manusia telah melupakan hakekatnya
sebagai makhluk yang berTuhan, makhluk sosial, dan makhluk pribadi sehingga
tidak lagi menjalankan tugas sebagai khalifah di bumi. Sifat dasar manusia
yang serakah dan selalu ingin mendapatkan lebih adalah salah satu hal
penyebabnya. Selain itu manusia tidak bisa mengendalikan sifat dasarnya
yaitu menghalalkan segala cara hingga mengesampingkan bahkan
menghilangkan etika dan moral kehidupan serta menyimpang dari norma
Pancasila. Dari situlah awal mula masalah tersebut muncul.
3
• Kami meyakini bahwa selain faktor-faktor yang bersifat internal seperti yang diatas,
ada peran dari faktor-faktor eksternal yang ikut menggeser dan ‘ melunturkan ‘
nilai-nilai Pancasila, sebagai contoh adalah kehadiran internet. Di dalam internet
terdapat berbagai macam informasi yang kita butuhkan apabila kita adalah seorang
akademisi, akan tetapi di dalam internet pula banyak hal-hal negatif yang apabila
kita tidak menjaga diri kita dari pengaruh buruk internet, maka akan terjadi suatu
degradasi sosial dan degradasi moral karena kita tidak bisa membedakan mana yang
benar dan mana yang salah. Sehingga pada akhirnya masyarakat luas akan semakin
melupakan jati dirinya sebagai warga Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan
bukan tidak mungkin apabila kita tidak menjaga diri kita dari ancaman lunturnya
nilai-nilai Pancasila di masyarakat, kita akan menjadi negara tanpa ciri-ciri khusus
yang menunjukkan kita sebagai seorang warga negara Indonesia.Selain
itu,hilangnya nilai-nilai pancasila yang ada di kalangan remaja disebabkan karena
tidak adanya rasa persatuan antar remaja itu sendiri. Tidak ada sikap tenggang rasa,
dan saling menghormati antar remaja sehingga seringkali terjadi perpecahan
contohnya: maraknya aksi tawuran antar pelajar. Dalam pendidikan diajarkan
bahwa antar siswa harus memiliki sikap saling menghargai kepada siswa lain.
Namun justru banyak siswa yang melecehkan siswa sekolah lain. Dan jika salah
seorang tidak terima, maka teman-temannya juga ikut tidak terima. Dan
menyebabkan banyak siswa menyerbu siswa yang ada di sekolah lain. Timbullah
tawuran pelajar yang bahkan ada yang sampai meninggal hanya karena dipukuli.
Hal ini sangat mencoreng nilai-nilai pancasila yang ada.
Pancasila ?
Pancasila adalah dasar, pandangan, pedoman yang harus
dijadikan dasar dalam menjalankan kehidupan para remaja.
Pancasila telah menjadi ideologi Bangsa Indonesia.
Pancasila juga sebagai cita-cita yang ingin dicapai Bangsa
Indonesia. Apakah saat ini cita-cita Bangsa Indonesia sudah
tercapai? Dalam realita,kita masih lihat banyak masyarakat
khususnya remaja sebagai subjek yang dibahas, belum
mengamalkan Pancasila sebagai dasar dan pedoman dalam
kehidupannya. Padahal kita semua tahu bahwa remaja
adalah aset penerus bangsa. Kebanyakan dari mereka
hanya mementingkan dirinya sendiri, melakukan hal – hal
yang mereka sukai tanpa berlandaskan Pancasila. Jika
dalam usia remaja saja mereka tidak mencintai Pancasila,
mau jadi apa negara kita kelak.
SEJARAH LAHIRNYA PANCASILA
(Sebagai Ideologi & Dasar Negara)

Tiga setengah abad lebih, bangsa kita dijajah bangsa


asing.
Tahun 1511 Bangsa Portugis merebut Malaka dan
masuk kepulauan Maluku, sebagai awal sejarah
buramnya bangsa ini, disusul Spanyol dan Inggris yang
juga berdalih mencari rempah - rempah di bumi
Nusantara. Kemudian Tahun 1596 Bangsa Belanda
pertama kali datang ke Indonesia dibawah pimpinan
Houtman dan de Kyzer. Yang puncaknya bangsa
Belanda mendirikan VOC dan J.P. Coen diangkat
sebagai Gubernur Jenderal Pertama VOC.

4
Belanda berakhir pada tahun 1942, tepatnya tanggal 9 Maret
1942 Pemerintah Hindia Belanda menyerah tanpa syarat
kepada Jepang. Sejak saat itu Indonesia diduduki oleh bala
tentara Jepang. Namun Jepang tidak terlalu lama menduduki
Indonesia, sebab tahun 1944, tentara Jepang mulai kalah
melawan tentara Sekutu.

Pada tanggal 29 April 1945 Jepang memberikan janji


kemerdekaan yang kedua kepada bangsa Indonesia, yaitu
janji kemerdekaan tanpa syarat yang dituangkan dalam
Maklumat Gunseikan (Pembesar Tertinggi Sipil dari
Pemerintah Militer Jepang di Jawa dan Madura) Dalam
maklumat tersebut sekaligus dimuat dasar pembentukan
Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (BPUPKI). Tugas badan ini adalah menyelidiki dan
mengumpulkan usul-usul untuk selanjutnya dikemukakan
kepada pemerintah Jepang untuk dapat dipertimbangkan bagi
kemerdekaan Indonesia.

5
Keanggotaan badan ini dilantik pada
tanggal 28 Mei 1945, dan mengadakan
sidang pertama pada tanggal 29 Mei s/d 1
Juni 1945. Dalam sidang pertama tersebut
yang dibicarakan khusus mengenai dasar
negara untuk Indonesia merdeka nanti.
Pada sidang pertama tersebut 2 (dua) Tokoh
membahas dan mengusulkan dasar negara
yaitu Muhammad Yamin dan Ir. Soekarno.

6
• Tanggal 29 Mei 1945, Muhammad Yamin
mengajukan usul mengenai calon dasar negara
secara lisan yang terdiri atas lima hal, yaitu:

1. Peri Kebangsaan
2. Peri Kemanusiaan
3. Peri Ketuhanan
4. Peri Kerakyatan
5. Kesejahteraan Rakyat

72
• Selain secara lisan M. Yamin juga mengajukan
usul secara tertulis yaitu :
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Persatuan Indonesia
3. Rasa Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat
Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/
Perwakilan
5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia

8
Butir-butir pengamalan Pancasila

9
Kemudian pada tanggal 1 Juni 1945 Ir. Soekarno (Bung Karno)
mengajukan usul mengenai calon dasar negara yaitu :
1. Nasionalisme (Kebangsaan Indonesia)
2. Internasionalisme (Perikemanusiaan)
3. Mufakat atau Demokrasi
4. Kesejahteraan Sosial
5. Ketuhanan yang Berkebudayaan

Kelima hal ini oleh Bung Karno diberi nama PANCASILA, lebih lanjut
Bung Karno mengemukakan bahwa kelima sila tersebut dapat
diperas menjadi Trisila, yaitu:
1. Sosio nasionalisme
2. Sosio demokrasi
3. Ketuhanan.
Selanjutnya oleh Bung Karno tiga hal tersebut masih bisa diperas
lagi menjadi Ekasila yaitu GOTONG ROYONG.

10
Selesai sidang pembahasan Dasar Negara, maka selanjutnya pada
hari yang sama (1 Juni 1945) para anggota BPUPKI sepakat untuk
membentuk sebuah panitia kecil yang tugasnya adalah menampung
usul-usul yang masuk dan memeriksanya serta melaporkan kepada
sidang pleno BPUPKI. Tiap-tiap anggota diberi kesempatan
mengajukan usul secara tertulis paling lambat sampai dengan
tanggal 20 Juni 1945.

Adapun anggota panitia kecil ini terdiri atas 8 orang, yaitu:


1.Ir. Soekarno
2.Ki Bagus Hadikusumo
3.K.H. Wachid Hasjim
4.Mr. Muh. Yamin
5.M. Sutardjo Kartohadikusumo
6.Mr. A.A. Maramis
7.R. Otto Iskandar Dinata dan
8.Drs. Muh. Hatta

11
1.Hilangnya manusia yang ber-“ Ketuhanan Yang Maha Esa “

• Dalam pemberitaan di berbagai media akhir-akhir ini kita


sering dilihatkan dan dihadapkan kepada fakta bahwa banyak
terjadi aksi-aksi anarkis yang ditujukan kepada suatu
kelompok agama tertentu yang diduga dilakukan oleh suatu
Ormas Keagamaan tertentu.
• Nilai-nilai kegamaan yang bersumber langsung dari Tuhan
sejatinya adalah suatu kebenaran yang harus ditaati oleh
setiap orang yang beragama dan dijadikan suatu ‘ batas ‘ dan ‘
pengingat ‘ saat melakukan suatu tindakan agar tidak
melenceng dari norma dan nilai kebenaran.

12
2.Langkanya “ Kemanusiaan yang adil
dan beradab “
• Nilai-nilai yang terkandung dalam sila kedua ini dapat di
jabarkan sebagai berikut :
1. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan
persamaan kewajiban antara sesama manusia.
2. Saling mencintai sesama manusia.
3. Mengembangkan sikap tenggang rasa.
4. Tidak semena-mena terhadap orang lain.
5. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dan Hak Asasi
Manusia.
6. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
7. Menjaga sifat dan sikap Gotong Royong.

13
3.Retaknya “ Persatuan Indonesia “
Indonesia adalah negara kepulauan dengan jajaran pulau-pulaunya yang
berjumlah lebih dari 17.560 pulau. Para Founding Father kita dengan susah
payah berusaha untuk mempersatukan seluruh kepulauan bekas jajahan untuk
bersatu menjadi suatu negara yang disebut Indonesia. Kita sebagai generasi
penerus haruslah bisa menjaga harta warisan dari generasi sebelumnya dengan
sebaik mungkin. Selain itu, hal ini sudah tentu menjadi tugas wajib pemerintah
untuk memerhatikan kesejahterahan rakyatnya dimanapun mereka tinggal.
Namun, sudahkah hal ini dilakukan oleh pemerintah? Kita bisa melihat bahwa di
Pulau Jawa kemajuan teknologi, transportasi, telekomunikasi, akses pendidikan
dan kesehatan sudah sangat maju dan mudah didapatkan, hal ini sangat
kontradiksi dengan keadaan yang terjadi di pulau-pulau yang jauh dari Ibukota
Jakarta, misalnya saja pulau Papua. Papua adalah pulau yang memiliki berbagai
kekayaan alam yang melimpah, akan tetapi pemerintah seakan menutup mata
terhadap kondisi yang dihadapi oleh masyarakat lokal Papua. Pemerintah justru
cenderung memanfaatkan situasi sulit yang dihadapi oleh masyarakat Papua
untuk menjual berbagai macam aset milik masyarakat Papua seperti tambang
emas kepada PT. Freeport.

14
• Hal ini bisa saja menjadi salah satu alasan dari retaknya “ Persatuan
Indonesia “ karena masyarakat lokal merasa di “ anak tirikan “ oleh
pemerintah. Sebagai contoh, di Papua terdapat organisasi
separatisme bernama OPM ( Organisasi Papua Merdeka ), di
Maluku terdapat organisasi separatisme bernama RMS ( Republik
Maluku Serikat ), dan sebagai pengingat di Aceh ada GAM ( Gerakan
Aceh Merdeka ), akan tetapi antara pihak GAM dan pemerintah
sudah setuju untuk berdamai berdasarkan hasil konferensi di Den
Haag Belanda. Dengan adanya gerakan separatisme dari beberbagai
daerah seperti contoh diatas, hal ini menandakan bahwa adanya
rasa kekecewaan dari masyarakat yang merasa “ dilupakan “ oleh
pemerintah dalam segi kehidupan seperti ekonomi, kesehatan,
pendidikan, dan berbagai macam sarana penunjang kemajuan
daerahnya. Kekecewaan masyarakat ini ditunjukkan dengan aksi-
aksi pengibaran bendera dari organisasi separatisme mereka
sebagai penanda bahwa mereka ingin melepaskan diri dari Republik
Indonesia, inilah salah satu bukti dari Retaknya “ Persatuan
Indonesia “

15
4.Tidak adanya “ Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan dan perwakilan “

• Pemimpin yang amanah, adil, bertanggung jawab, dan


bijaksana adalah sosok ideal dari seorang pemimpin suatu
bangsa. Pemimpin dengan kriteria semacam ini peluang
keberhasilannya dalam memimpin suatu organisasi atau
negara akan lebih besar, terlebih apabila pemimpin
semacam ini mengedepankan kepentingan bersama
daripada kepentingan pribadi. Indonesia yang sejak
merdeka pada tahun 1945 sudah mengalami pergantian
presiden sebanyak enam kali dimana presiden terakhir
adalah Susilo Bambang Yudhoyono sudah menjadi
presiden dalam dua periode kepresidenan. Namun
sudahkah rakyat Indonesia saat ini benar-benar dipimpin
oleh hikmat kebijaksaan dalam permusyawaratan dan
perwakilan ?

16
5. Mimpi Indonesia tentang “ Keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia “

• Kondisi Indonesia saat ini masih jauh dari kata sejahtera, hal ini bisa dilihat dari
berbagai macam indikator, misalnya dengan melihat masih banyaknya rakyat
miskin diberbagai daerah diseluruh Indonesia. Tingkat kemiskinan di Indonesia
sangat tinggi, data terakhir yang dikeluarkan pemerintah pada tahun 2011
menunjukkan angka sebesar 17.7 juta orang masih hidup dibawah garus
kemiskinan Indonesia. Selain itu dari bidang kesehatan pun masyarakat miskin
di Indonesia seperti melihat jarak atau gap yang jauh antara mereka dengan
masyarakat yang mampu. Jaminan kesehatan yang seharusnya berhak dimiliki
oleh semua rakyat Indonesia pada kenyataannya tidak berjalan dengan
semestinya. Selain itu dari sisi pendidikan, mayoritas mereka yang mengenyam
pendidikan dengan fasilitas baik infrastruktur dan intrastruktur yang layak
adalah mereka yang mampu dalam segi ekonomi atau dengan kata lain hidup
diatas garis kemiskinan di Indonesia. Hal ini tentu saja tidak sesuai dengan bunyi
dari sila kelima yang berbunyi “ keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia “.
Jika kita melihat dari sudut pandang antar daerah pun, kita akan dihadapkan
pada kenyataan atas ketimpangan dalam hal pembangunan yang terjadi. Daerah
kota seperti lebih diistimewakan oleh pemerintah dalam hal pembangunan,
sedangkan daerah-daerah yang jauh dari keramaian kota seakan-akan dilupakan
dan pemerintah bagai menutup mata. Ketimpangan sosial di tingkat antar
daerah banyak terjadi, hal ini terlihat jelas dari perkembangan ekonomi di
daerah tersebut.
17
Faktor dan penyebab lunturnya nilai-
nilai Pancasila
1. longgarnya pegangan terhadap agama.
2. kurang efektifnya pembinaan moral yang dilakukan oleh
rumah tangga, sekolah maupun masyarakat.
3. semua penyebab lunturnya nilai Pancasilan pada dasarnya
karena budaya materialistis, hedonistis dan sekularistis.
4. belum adanya kemauan yang sungguh-sungguh dari
pemerintah.
5. situasi dan lingkungan kehidupan bangsa yang telah berubah
baik di tingkat domestik,regional maupun global.
6. terjadinya euphoria reformasi sebagai akibat dari
traumatisnya masyarakat terhadap penyalahgunaan
kekuasaan di masa lalu yang mengatasnamakan Pancasila.
7. Ketujuh, perubahan tersebut telah mendorong terjadinya
pergeseran nilai yang dialami bangsa Indonesia.
18
Antisipasi

1. Menumbuhkan semangat nasionalisme yang tangguh.


2. Menanamkan dan mengamalkan nilai- nilai Pancasila
dengan sebaik- baiknya.
3. Menanamkan dan melaksanakan ajaran agama dengan
sebaik- baiknya.
4. Mewujudkan supremasi hukum, menerapkan dan
menegakkan hukum dalam arti sebenar- benarnya dan
seadil- adilnya.
5. Selektif terhadap pengaruh globalisasi di bidang politik,
ideologi, ekonomi, sosial budaya bangsa.

19
• Terkikisnya rasa cinta kepada Pancasila memang banyak
dipengaruhi oleh arus globalisasi. Dalam hal ini tidak ada
yang perlu dipersalahkan, terlebih remaja itu sendiri.
Adanya pelajaran Pancasila ditekankan pada aspek moral
dan Pendidikan Agama mungkin bisa menghambat atau
paling tidak mengekang adanya perilaku remaja yang
menyimpang. Dengan Pendidikan Agama remaja akan
lebih bertanggung jawab dalam menjalani hidupnya dan
dengan Pendidikan Pancasila remaja akan lebih tau
batasan-batasan dalam bergaul sesuai dengan nilai-nilai
yang terkandung dalam Pancasila. Dengan adanya
pendidikan Pancasila setidaknya bisa membatasi arus
globalisasi terhadap remaja, dengan itu identitas diri
remaja Indonesia bisa tertanam dalam kehidupan remaja.

20
Simpulan
Berdasarkan pembahasan di atas dapat di
simpulkan:pendidikan Pancasila dan pendidikan
Agama dapat menjadi salah satu cara dalam
menumbuhkan kembali rasa cinta kepada
Pancasila. Kita sebagai remaja Indonesia harus
memiliki kesadaran tinggi bahwa nasib bangsa
Indonesia ada di genggaman tangan kita. Jangan
pernah menyia-nyiakan perjuangan pahlawan
hingga dilahirkannya Pancasila yang menjadi
pedoman, pendangan, dasar hidup Bangsa
Indonesia saat ini.

21
SARAN
Hilangnya nilai-nilai pancasila yang dulu sangat
mengakar di kalangan remaja, disebabkan oleh
beberapa faktor antara lain faktor keluarga,
lingkungan, sistem pendidikan yang salah,
ataupun pemahaman agama yang salah.
• Dalam keluarga, orang tua hendaknya
menanamkan nilai-nilai pancasila kepada anak-
anak agar mereka bisa berperan penting bagi
Negara Indonesia di kemudian hari. Tidak hanya
menasehati namun juga mengajarkan dan
mencontohkan bagaimana nilai-nilai pancasila
tersebut dapat dijalankan dilingkungan keluarga
maupun lingkungan sekiar mereka.
22
• Dalam lingkungan sekitar, masyarakat khususnya
kaum remaja dalam memilih teman pergaulan
memiliki peranan yang sangat penting. Jika salah
pergaulan, akan terjerumus kedalam hal-hal negative
yang tentu saja hal tersebut dapat merusak moral
anak yang akan berakibat sang anak tidak
menjalankan nilai-nilai pancasila dengan baik. Contoh
kasus yaitu, tawuran pelajar yang sangat merebak
dikalangan anak-anak sekolah. Mereka menciptakan
suasana kekerasan yang disebabkan karena adanya
emosi maupun pelecehan antar siswa.

23
• Dalam pendidikan, seharusnya guru ataupun
pengajar tidak hanya memberikan penyampaian
apa itu pancasila dan bagaimana nilai-nilai
pancasila itu dijalankan. Namun pengajar harus
lebih mementingkan bagaimana anak didik bisa
menerapkan atau mempraktekkan nili-nilai
pancasila didalam lingkungan sekitar mereka.
contohnya gotong royong membersihkan
sekolah bagi seluruh siswa, mengadakan drama
atau teater yang mengandung pesan pancasila
harus dijunjung tinggi. Maka dengan itu moral
siswa akan terbentuk agar bisa menjalani nilai-
nilai pancasila yang ada.

24
• Dalam hal agama, kita harus memiliki sikap
toleransi antar umat beragama. Tidak
menyinggung agama yang satu dengan agama
yang lainnya. Tidak menunjukkan sikap fanatik
terhadap suatu agama yang dapat
menghancurkan tempat-tempat beragama
agama lain.
Tidak boleh merasa agamanya adalah agama
yang paling benar dan mengunggulkannya di
depan penganut agama lain untuk mengatasi
terjadinya perpecahan.

25
Daftar Pustaka
http://hightek-bet.blogspot.com/2001/11/wujud-aplikasi-pancasila-sebagai-dasar.html

http://www.scribd.com/doc/94263093/artikel-pancasila

http://www.scribd.com/doc/45198632/PANCASILA-4

http://blog.tp.ac.id/pendidikan-sebagai-wahana-pembudayaan-pancasila

http://www.scribd.com/04 oktober 2014/lunturnya-ideologi-pancsila-dalam-era-globalisasi

http://blogspot.com/2013/09/lunturnya-nilai-nilai-pancasila-dalam.html

https://www.facebook.com/notes/junaidi-farhan/sejarah-lahirnya-pancasila-sebagai-
ideologi-dasar-negara/10150267467729714

Anda mungkin juga menyukai