2. BAHRUN NI’MAH (201712156) 3. LUTHFI HASANUDIN (201712213) 4. MAYLUSI DILI A. (201712235) PUSAT LABA
1. Pertimbangan Umum
2. Unit Bisnis Sebagai Pusat Laba
3. Pusat laba lainnya
4. Mengukur Profitabilitas PUSAT LABA
Pusat laba merupakan suatu unit organisasi yang
didalamnya pendapatan dan beban diukur secara moneter. Dalam menetapkan suatu pusat laba suatu perusahaan mendelegasikan dalam pengambilan keputusan ke tingkat yang lebih rendah yang memiliki informasi yang relevan dalam membuat trade-off pengeluaran/pendapatan. PERTIMBANGAN UMUM
1. KONDISI DALAM MENDELEGRASIKAN TANGGUNG JAWAB LABA
• Manajer harus memiliki akses ke informasi relevan yang dibutuhkan dalam membuat keputusan serupa. • Harus ada semacam cara untuk mengkur efektivitasnya suatu trade- off yang dibuat oleh manajer.
2. KELAZIMAN SUATU PUSAT LABA
3. MANFAAT PUSAT LABA
• Kualitas keputusan dapat meningkat karena keputusan tersebut dibuat oleh para manajer yang paling dekat dengan titik keputusan. • Kecepatan dari pengambilan keputusan operasional dapat meningkat karena tidak perlu mendapat persetujuan terlebih dahulu dari kantor pusat. • Manajemen kantor pusat bebas dari pengambilan keputusan harian sehingga dapat berkonsentrasi pada hal-hal yang lebih luas. 4. KESULITAN DENGAN PUSAT LABA
• Pengambilan keputusan yang
terdesentralisasi akan memaksa manajemen puncak untuk lebih mengandalkan laporan pengendalian manajemen dan bukan wawasan pribadinya atas suatu operasi, sehingga mengakibatkan hilangnya pengendalian. • Jika manajemen kantor pusat lebih UNIT BISNIS SEBAGAI PUSAT LABA
Batasan atas Wewenang Unit Bisnis
Batasan dari Unit Bisnis Lain Masalah utama terjadi ketika suatu unit bisnis harus berurusan dengan bisnis lain. Sangatlah berguna untuk memikirkan pengelolaan suatu pusat lama dalam hal pengendalian atas 3 jenis keputusan : 1. Keputusan produk 2. Keputusan pemasaran 3. Keputusan perolehan
Batasan dari Manajemen Korporat
1. Batasan yang timbul dari pertimbangan-pertimbangan strategis 2. Batasan yang timbil karena adanya keseragaman yang di perlukan. 3. Batasan yang timbul dari nilai ekonomi sentralisasi. UNIT-UNIT FUNGSIONAL
• Pemasaran • Manufaktur • Unit pendukung dan pelayanan
ORGANISASI LAINNYA
• Suatu perusahaan dengan operasi cabang yang bertanggung
jawab atas pemasaran produk perusahaan di wilayah geografis tertentu sering kali menjadi pusat laba secara alamiah. Meskipun para manajer cabang tidak memiliki tanggung jawab manufaktur/pembelian, profitabilitasnya sering kali merupakan satu-satunya ukuran kinerja yang paling baik. Jenis-jenis Ukuran Kerja
1. MARGIN KONTRIBUSI
Margin kontribusi menunjukkan rentang antara pendapatan dan beban
variabel. Alasan utama mengapa ini digunakan sebagai alat pengukur kinerja manajer pusat laba adalah bahwa karena beban tetap berada diluar kendali manager tersebut, sehingga para manager harus memusatkan perhatian untuk memaksimalkan margin kontribusi.
2. LABA LANGSUNG
Laba langsung mencerminkan kontribusi pusat laba terhadap overheadumum dan
laba perusahaan. Ukuran ini menggabungkan seluruh pengeluaran pusat laba, baik yang dikeluarkan oleh/dapat ditelusuri langsung ke pusat laba tersebut tanpa memperdulikan apakah pos-pos ini ada dalam kendali manajer pusat laba / tidak. 3. LABA YANG DAPAT DI KENDALIKAN Pengeluaran-pengeluaran kantor pusat dapat di kelompokkan menjadi 2 kategori: 1. Dapat dikendalikan 2. Tidak dapat dikendalikan.
4. LABA SEBELUM PAJAK
Seluruh korporat dialokasikan ke pusat laba berdasarkan jumlah
relatif dari beban yang dikeluarkan oleh pusat laba. 5. LABA BERSIH Perusahaan mengukur kinerja pusat laba domestik berdasarkan laba bersih yaitu jumlah laba bersih setelah pajak . 2 argumen utama yang menentang penggunaan metode ini: Laba setelah pajak sering kali merupakan persentase yang konstan atas laba sebelum pajak, dimana tidak terdapat manfaat dengan memasukkan unsur pajak penghasilan. Karena banyak keputusan mempengaruhi pajak penghasilan yang di buat di kantor pusat, maka tidaklah tepat jika para manjer pusat laba harus menanggung konsekuensi dari keputusan-keputusan tersebut. PENDAPATAN
Banyak perusahaan yang tidak memberikan perhatian
khusus terhadap penyelesaian masalah pendapatan umum ini. Perusahaan mengambil posisi bahwa identifikasi tanggung jawab yang tepat untuk penciptaan pendapatan merupakan sesuatu yang sangat suulit di laksanakan dan bahwa tenaga penjualan harus menyadari bahwa mereka tidak hanya bekerja untuk pusat laba tempat mereka bekerja melainkan juga untuk kebaikan seluruh perusahaan. PERTIMBANGAN MANAJEMEN
Dalam mengevaluasi manajer bisnis, hampir semua perusahaan
di AS melibatkan sebagian (jika bukan seluruhnya) biaya-biaya yang telah dibahas sebelumnya, baik biaya yang berada di bawah kendalinya maupun yang bukan. Sebagai contoh perusahaan multinasional AS mengukur kinerja para manajer anak perusahaan diluar negeri dalam mata uang dolar. Jadi, kinerjanya dipengaruhi oleh fluktuasi nilai tukar mata uang dolar terhadap mata uang negara asal, dimana hal ini sungguh-sungguh berada diluar kendali para manajer. Lanjutan . . .
Hampir semua kebingungan yang timbul dalam mengukur
kinerja manajer pusat laba biasanya terjadi sebagai akibat dari kegagalan untuk memisahkan antara pengukuran kinerja manajer dengan pengukuran ekonomis suatu pusat laba. Jika seseorang hanya mempertimbangkan pengukuran terhadap manajer jasa, maka solusinya sering tampak nyata : Para manajer harus diukur berdasarkan pos-pos yang dapat mereka kendalikan, bahkan jika mereka tidak memiliki pengendalian penuh terhadap pos tersebut. Dalam perusahaan pada umumnya, pos-pos ini mungkin meliputi seluruh biaya yang dikelurkan oleh pusat laba.
Jika para manager dapat mempengaruhi jumlah pajak yang
dibayarkan oleh unit mereka, maka mereka harus dinilai berdasarkan penghasilan unit setelah pajak, dan pos-pos yang jelas tidak dipengaruhiharus dieliminasi, seperti fluktuasi dalam nilai tukar mat uang.