Anda di halaman 1dari 37

PERATURAN JABATAN NOTARIS

OLEH
NOT/PPAT AGUNG HERNING INDRADI PRAJANTO, SH., M.HUM.
Sejarah Singkat Lembaga Notariat

PENGANTAR
1. Lembaga Notariat dikenal sejak jaman romawi dikenal dgn nama
Notarius (org-org yg menjalankan pekerjaan menulis) dan
berkembang di Prancis, sejak Belanda di jajah oleh Perancis dgn
sendirinya Peraturan yg berkaitan dgn kenotariatan berlaku di
negeri Belanda, meskipun Belanda (1813) telah merdeka
peraturan Notaris dari Ventosewet yg berasal dr Perancis tetap
masih berlaku.
Atas dasar asas Concondantie melahirkan Reglement op het
Notarisambt in Ned. Indie (Peraturan Jabatan Notaris di Hindia
Belanda, Stb 1860)
Pengaturan Jabatan Notaris

1. Reglement op het Notarisambt in Nederlands Indie (stbl. 1860 No. 3)

2. Undang – Undang Nomor 30 tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris.

3. Undang – Undang Nomor 2 Tahun 2014 Tentang Perubahan atas Undang –


Undang Nomor 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris.
Istilah Notaris
 Notarius : 1. orang yang mengerjakan pekerjaan menulis
2. orang yang mencatat dengan tulisan cepat
3. sebutan bagi penulis pribadi Raja (Notarii)
4. sebutan untuk pegawai istana yang melakukan
pekerjaan administratif.

 Notarii : pejabat yang menjalankan tugas untuk pemerintah namun tidak


melayani umum (publik).

 Tabelliones : yang menjalankan pekerjaan sebagai “penulis” untuk publik


yang membutuhkan keahliannya; tidak mempunyai sifat
jabatan; surat yang dibuatnya tidak mempunyai sifat
otentik.
Pengertian Jabatan Notaris

A. Notaris : adalah Pejabat umum yang berwenang untuk membuat akta


otentik dan memiliki kewenangan lainnya sebagaimana dimaksud
dalam UU ini atau berdasarkan UU lainnya.
B. Pejabat Sementara Notaris : adalah seorang yang untuk sementara
menjabat sbg Notaris utk menjalankan jabatan dari Notaris yg
meninggal dunia.
C. Notaris Pengganti : adalah seorang yg untuk sementara diangkat
sebagai Notaris untuk menggantikan Notaris yg sedang cuti, sakit /
untuk sementara berhalangan menjalankan jabatannya sebagai
Notaris.
Perbedaan Stb 1860:3 dengan UU Nomor 2 tahun
2014

Unndang – Undang Nomor


Stb 1860
2 Tahun 2014
 Produk Hukum Kolonial
Belanda  Produk Hukum Nasional RI
 Melaksanakan Hukum
Nasional untuk
 Sebagai pelaksana Ketentuan
pembuktian/alat bukti
Buku IV KUHPerdata tentang
Pembuktian  Sesuai hukum nasional RI sejak
Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia, tidak mengenal
 Asas konkordinasi sistem hukum perbedaan golongan
Kolonial Hindia Belanda, penduduk (kecuali WNI dan
termasuk penggolongan WNA)
penduduk Hindia Belanda.
 Selain Notaris dapat dapat
menjadi Pejabat Lelang
. Macam Macam Akta

Pengertian Akta, Akta adalah surat yg diberi


tandatangan memuat peristiwa yg menjadi
dasar suatu hak atau perikatan, dibuat sejak
semula dgn sengaja utk pembuktian.
Akta Otentik

 Akta Otentik (1868 BW), Akta yang didalam bentuk


yang ditentukan oleh UU, dibuat oleh atau dihadapan
Pegawai-pegawai Umum yang berkuasa utk itu, di
tempat dimana akta dibuatnya.

 Bentuk akta otentik dapat dibedakan menjadi 2:


1. Akta yang dibuat pejabat (Ambtelyke acte,
Procesverbaal acte, relaas acte).
2. Akta yang dibuat dihadapan pejabat oleh para
pihak (Party acte)
lanjutan

 Keistimewaan dari akta otentik adalah merupakan


bukti yang sempurna (full evident) tentang apa
yang dibuatnya. Artinya bila seorang mengjukan
akta otentik kepada Hakim sebagai alat bukti maka
hakim harus menerima dan menganggap apa yang
tertulis dalam akta tersebut merupakan peristiwa
yang benar terjadi.
Akta Dibawah Tangan

 Akta dibawah tangan, adalah akta yang


sengaja dibuat untuk pembuktian oleh para
pihak tanpa bantuan dari seorang pejabat
(Notaris).
PERBEDAAN AKTA OTENTIK DAN AKTA
DIBAWAH TANGAN

Akta otentik Akta Dibawah Tangan


 Akta otentik menjamin  Tidak menjamin kepastian
kepastian tanggal dari Jam dan Tanggal
akta tersebut  Akta dibawah tangan tidak
 Grosse akta otentik pernah mempunyai
dalam beberapa hal kekuatan executorial
mempunyai kekuatan  Kemungkinan akan
executorial seperti kehilangan akta dibawah
putusan Hakim. tangan lebih besar
daripada akta otentik
STRUKTUR dan ANATOMI AKTA
A. PEMBUKAAN/AWAL (OPENING)
B. KOMPARISI (PARTIES)
C. PREMIS (RECITALS)
D. ISI (CONTENT)
E. PENUTUP (CLOSING)

DALAM PASAL 38 Ayat (1) UUJN akta Notaris terdiri dari :


a. Awal akta/ Kepala akta
b. Badan Akta
c. Akhir/Penutup akta
Pembukaan Akta (Opening)

 Judul akta
 Nomor akta
 Jam/Pukul, Hari,Tanggal, Bulan dan Tahun.
 Nama lengkap dan kedudukan Notaris
KOMPARISI

 Menurut pasal 38 ayat (3) UU No. 2 tahun 2014 komparisi


ada di Badan Akta yang memuat : nama lengkap,
tempat dan tanggal lahir, kewarganegaraan,
pekerjaan, jabatan, kedudukan, tempat tinggal para
penghadap dan/atau orang yang mereka wakili, dan
keterangan mengenai kedudukan bertindak
penghadap.
Isi Komparisi

 Identitas para pihak yang membuat perjanjian/kontrak


 Kedudukan para pihak dalam melakukan tindakan
 Dasar kedudukan tersebut
 Cakap (rechtsbelwaamheid) dan berwenang
(rechtsbevoegheid) untuk melakukan tindakan hukum
(rechtshandelingen) yang akan disebutkan/dicantumkan
dalam kontrak/perjanjian.
 Para pihak memiliki hak untuk melakukan sesuatu tindakan
yang akan dicantumkan dalam kontrak/perjanjian
Isi Akta
 Isi akta yang merupakan kehendak dan keinginan dari pihak yang
berkepentingan
 Nama lengkap, tempat dan tempat lahir, serta pekerjaan, jabatan,
kedudukan, dan tempat tinggal dari tiap tiap saksi pengenal
 Garis besar isi akta
1. Premise : merupakan “prolog” keinginan para pihak (mengapa
mereka ingin membuat akta)
2. Isi : inti dari keinginan para pihak yang sifatnya esensialia misalnya
perjanjian utang, unsur esensialianya adalah jumlahnya, waktu
pelunasannya dan sebagainya.
PENUTUP AKTA
Memuat :
1. Uraian tentang pembacaan akta sebagaimana dimaksud
dalam pasal 16 ayat (1) huruf m jo Pasal 16 (ayat (7) UU Nomor 2
tahun 2014
2. Uraian tentang penandatanganan dan tempat
penandatanganan atau penerjemahan akta apabila ada
3. Nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, pekerjaan, jabatan,
kedudukan dan tempat tinggal dari tiap tiap saksi akta
4. Uraian tentang tidak adanya perubahan yang terjadi dalam
pembuatan akta atau uraian tentang adanya perubahan yang
dapat berupa penambahan, pencoretan atau penggantian
Pengangkatan dan Pemberhentian
Notaris
1. Pengangkatan :
Notaris diangkat dan diberhentikan oleh Menteri (Ps 2 UUJN)
Syarat untuk diangkat menjadi Notaris
(Ps 3 – Ps 7UUJN)
2. Pemberhentian :
Notaris diberhentikan dari jabatannya dgn hormat
(Ps 8 UUJN)
Notaris diberhentikan dgn sementara
(Ps 9 – 10 UUJN)
Notaris diberhentikan dgn tdk hormat (Ps 12 – 13 UUJN)
Kewenangan, Kewajiban dan
Larangan
Kewenangan Notaris :
 Notaris berwenang membuat Akta autentik mengenai semua
perbuatan, perjanjian, dan penetapan yang diharuskan oleh
peraturan perundang-undangan dan/atau yang dikehendaki
oleh yang berkepentingan untuk dinyatakan dalam Akta
autentik, menjamin kepastian tanggal pembuatan akta,
menyimpan Akta, memberikan grosse, salinan dan kutipan
Akta, semuanya itu sepanjang pembuatan Akta itu tidak juga
ditugaskan atau dikecualikan kepada pejabat lain atau orang
lain yang ditetapkan oleh undang-undang.
Selain kewenangan yg dimaksud dlm Ps 15 (1), Notaris berwenang
pula (Ps 15 (2) UUJN) :
a) Mengesahkan ttd dan menetapkan kepastian tgl surat dibawah
tangan dgn mendaftar dibuku khusus (Legalisasi)
b) Membukukan surat di bawah tangan dgn mendaftar dalam buku
khusus (Warmeking)
c) Membuat copy dari asli surat di bawah tangan berupa salinan yg
memuat uraian sebagaimana ditulis dan digambarkan dlm surat
yg bersangkutan
Contoh legalisasi
Halaman legalisasi

Nomor: 4922/L/VIII/2017 ------------------------------------------------------------------


Melihat dan mengesahkan tanda tangan dari : ----------------------------------------
1. Tuan A, beralamat di ….
2. Tuan B, beralamat di …….
3. Tuan C, beralamat di …….
Tersebut di atas pada hari ini Senin tanggal 21-08-2017 (dua puluh satu Agustus
tahun dua ribu tujuh belas) oleh saya, Agung Herning Indradi Prajanto, Sarjana
Hukum, Notaris di kabupaten Sleman ----------------------------------------------------------------
(cap dan tanda tangan)

[Agung Herning Indradi Prajanto, SH]


Contoh Waarmerking

PENGESAHAN ---------------------------------------------------------------------------
NOMOR : 046/V/G/NOT/2017. ----------------------------------------------------------------------
Dibukukan dan didaftarkan pada hari ini, Sabtu, tanggal 06-05-2017 [enam Mei
dua ribu tujuh belas] oleh saya, AGUNG HERNING INDRADI PRAJANTO, Sarjana
Hukum, Notaris di Kabupaten Sleman. -----------------------------------------------------------

(cap dan tanda tangan)

[ AGUNG HERNING INDRADI PRAJANTO, S.H. ]


Kewenangan notaris tersebut dalam pasal 15 dari ayat (1)
sampi dengan ayat (3) UU nomor 2 Tahun 2014 dapat
dibagi menjadi :
 Kewenangan Umum Notaris
 Kewenangan Khusus Notaris
 Kewenangan Notaris yang akan ditentukan kemudian
Kewenangan Umum Notaris

 Pasal 15 ayat (1) UUJN Menegaskan bahwa salah satu kewenangan


notaris yaitu membuat akta secara umum.Hal ini dapat disebut
sebagai kewenangan Umum Notaris dengan batasan sepanjang :
 Tidak dikecualikan kepada pejabat lain yang telah ditetapkan oleh
Undang-Undang
 Menyangkut akta yang harus dibuat adalah akta otentik mengenai
semua perbuatan,perjanjian dan ketetapan yang diharuskan oleh
aturan hukum untuk dibuat atau dikehendaki oleh yang
bersangkutan
 Mengenai kepentingan subyek hukumnya yaitu harus jelas untuk
kepentingan siapa suatu akta itu dibuat.
Kewenangan Umum Notaris

 Berdasarkan wewenang yang ada pada notaris sebagaimana


dimaksud tersebut dalam pasal 15 UU Nomor 2 tahun 2014 dan
kekuatan pembuktian dari akta notaris, maka :
 Notaris dalam tugas jabatannya memformulasikan keiinginan/tindakan
para pihak ke dalam akta otentik dengan memperhatikan aturan
hukum yang berlaku
 Akta notaris sebagai akta otentik mempunyai kekuatan pembuktian
yang sempurna, sehingga tidak perlu dibuktikan atau ditambah
dengan alat bukti yang menyatakan tidak benar, maka pihak yang
menyatakan tidak benar inilah yang wajib membuktikan
pernyataannya sesuai dengan hukum.
Kewenangan Khusus Notaris

 Kewenangan notaris ini dapat dilihat dalam pasal 15 Ayat (2)


UU Nomor 2 Tahun 2014 yang mengatur mengenai
kewenangan khusus notaris untuk melakukan tindakan hukum
tertentu, seperti :
 Mengesahkan tanda tangan dan menetapkan kepastian
tanggal surat dibawah tangan di dalam satu buku khusus
 Membukukan surat-surat dibawah tangan dengan
mendaftarkannya dalam suatu buku khusus
Kewenangan khusus

 Memberikan penyuluhan hukum sehubungan dengan pembuatan akta


 Membuat akta yang berkaitan dengan pertanahan
 Membuat akta risalah legang
 Membuat salinan (copy) asli surat surat dibawah tangan berupa salinan
uang membuat uraian sebagaimana ditulis dan digambarkan dalam
surat yang bersangkutan
 Melakukan pengesahan antara fotokopi dengan surat aslinya.
Contoh Legalisir :
Kewenangan Notaris Yang Akan
Ditentukan Kemudian
 Yang dimaksud dalam pasal15 ayat (3) UU 2 Tahun 2014
dengan kewenangan yang akan ditentukan kemudian
adalah wewenang yang berdasarkan aturan hukum lain yang
akan datang kemudian (ius constituendum)

 Wewenang notaris yang akan ditentukan kemudian,


merupakan wewenang yang akan ditentukan berdasarkan
peraturan perundang-undangan.
 Yang dimaksud dengan peraturan perundang-undangan
dalam undang –undang ini adalah semua peraturan yang
bersifat mengikat secara umum yang dikeluarkan oleh Badan
Perwakilan Rakyat bersama pemerintah baik di tingkat pusat
maupun ditingkat daerah, serta semua keputusan badan atau
pejabat tata usaha negara, baik tingkat pusat maupun daerah,
yan juga mengikat secara umum.
Kewajiban Notaris
Kewajiban notaris termuat dalam pasal 16 UU 2 tahun 2014 adalah:
 Bertindak amanah, jujur, saksama, mandiri, tidak berpihak, dan
menjaga kepentingan pihak yang terkait dalam perbuatan hukum;
 Membuat akta dalam bentuk minuta akta dan menyimpannya
sebagai bagian dari protokol notaris;
 Melekatkan surat dan dokumen serta sidik jari penghadap pada
minuta akta
 Mengeluarkan grosse akta, salinan akta, atau kutipan akta
berdasarkan minuta akta;
 Memberikan pelayanan sesuai dengan ketentuan dalam undang-
undang ini, kecuali ada alasan untuk menolaknya;
Kewajiban
 Merahasiakan segala sesuatu mengenai akta yang dibuatnya dan
segala keterangan yang diperoleh guna pembuatan akta sesuai
dengan sumpah/janji jabatan, kecuali undang-undangm
menentukan lain;
 Menjilid akta yang dibuatnya dalam 1 (satu) bulan menjadi buku
yang memuat tidak lebih dari 50 (lima puluh) akta, dan jika jumlah
akta tidak dapat dimuat dalam satu buku, akta tersebut dapat dijilid
menjadi lebih dari satu buku, dan mencatat jumlah minuta akta,
bulan, dan tahun pembuatannya pada sampul setiap buku;
 Membuat daftar dari akta protes terhadap tidak dibayar atau tidak
diterimanya surat berharga;
 Membuat daftar akta yang berkenaan dengan wasiat menurut
urutan waktu pembuatan akta setiap bulan;
 Mengirimkan daftar akta sebagaimana dimaksud dalam huruf i
atau daftar nihil yang berkenaan dengan wasiat ke pusat daftar
wasiat pada kementerian yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang hukum dalam waktu 5 (lima) hari pada
minggu pertama setiap bulan berikutnya;
 Mencatat dalam repertorium tanggal pengiriman daftar wasiat
pada setiap akhir bulan;
 Mempunyai cap atau stempel yang memuat lambang negara
republik indonesia dan pada ruang yang melingkarinya dituliskan
nama, jabatan, dan tempat kedudukan yang bersangkutan;
 Contoh cap/stempel :
Contoh cap/stempel :
Kewajiban..
 Membacakan akta di hadapan penghadap dengan dihadiri oleh paling sedikit 2 (dua)
orang saksi, atau 4 (empat) orang saksi khusus untuk pembuatan akta wasiat di bawah
tangan, dan ditandatangani pada saat itu juga oleh penghadap, saksi, dan notaris;
dan
 Menerima magang calon notaris.
 Menjalankan jabatan di luar wilayah jabatannya;
 Meninggalkan wilayah jabatannya lebih dari 7 (tujuh) hari kerja berturut-turut tanpa
alasan yang sah;
 Merangkap sebagai pegawai negeri;
 Merangkap jabatan sebagai pejabat negara;
 Merangkap jabatan sebagai advokat;
 Merangkap jabatan sebagai pemimpin atau pegawai badan usaha milik negara,
badan usaha milik daerah atau badan usaha swasta;
Larangan Notaris

 Merangkap jabatan sebagai pejabat pembuat akta tanah


dan/atau pejabat lelang kelas II di luar tempat kedudukan
notaris;
 Menjadi notaris pengganti; atau
 Melakukan pekerjaan lain yang bertentangan dengan
norma agama, kesusilaan, atau kepatutan yang dapat
mempengaruhi kehormatan dan martabat jabatan notaris.
Larangan Notaris

Larangan Rangkap Jabatan sebagai PPAT atau Pejabat lelang kelas II


 Rangkap Jabatan yang dilarang adalah di luar tempat kedudukan
Notaris (pasal 17 ayat (1) huruf g)
 Kewenangan Notaris melakukan pekerjaan jabatan PPAT dan Pejabat
Lelang Kelas II hanya boleh dilakukan di Kabupaten atau Kota tempat
Notaris berkantor, tidak boleh lagi dilakukan untuk satu Provinsi. Hal ini
diperkuat dengan pasal 19 angka 2 yaitu tempat kedudukan PPAT
wajib mengikuti tempat kedudukan Notaris. Artinya, Notaris tidak boleh
membuka kantor PPAT berbeda dengan tempat kedudukan kantor
Notarisnya.
 Apabila dilanggar , Notaris mendapat sanksi

Anda mungkin juga menyukai