Anda di halaman 1dari 15

AUDITING II

AUDIT ATAS PROPERTI, MESIN DAN


PERALATAN

NAMA KELOMPOK :
• FARIDAH ERLIANOOR (1710313220023)
• GHINA ANNISA (1710313120017)
• LASTI AGUSTIA RIANI (1710313320039)
JENIS AKUN LAINNYA DALAM SIKLUS
AKUISISI DAN PEMBAYARAN

pembahasan untuk beberapa akun utama dalam siklus ini


akan dibahas, yang disebut audit atas:
 Aset tetap (properti dan peralatan)
 Beban dibayar dimuka
 Utang lain-lain
 Akun pendapatan dan beban
AUDIT ATAS ASSET TETAP (PROPERTI DAN
PERALATAN)

Aset tetap (property dan peralatan) adalah asset yang


diharapkan memiliki umur lebih dari satu tahun, digunakan
dalam bisnis, dan tidak ditujukan untuk dijual kembali.
 Telaah atas peralatan – akun terkait
Pencatatan akuntansi utama dalam akun peralatan manufaktur
dan akun asset tetap lainnya umumnya merupakan berkas
utama asset tetap. Berkas utama meliputi catatan terperinci
atas setiap bagian peralatan dan jenis property lainnya.
DALAM AUDIT PERALATAN MANUFAKTUR DAN AKUN
TERKAIT, PENGUJIAN AKAN DIMUDAHKAN JIKA
DIPISAH MENJADI BEBERAPA KATEGORI:

 Melakukan prosedur analitis


 Melakukan verifikasi akuisisi tahun berjalan
 Melakukan verifikasi penghentian asset tahun berjalan
 Melakukan verifikasi saldo akhir pada akun asset
 Melakukan verifikasi beban depresiasi
 Melakukan verifikasi saldo akhir dalam akumulasi
depresiasi
AUDIT BEBAN DIBAYAR DIMUKA

Beban dibayar di muka, tagihan di muka, dan aset


tak berwujud adalah aset yang umurnya ber variasi
dari hitungan bulan sampai bertahun-tahun.
Termasuk di dalamnya adalah:
• Sewa dibayar di muka
• Biaya organisasi
• Pajak dibayar di muka
• Paten
• Asuransi dibayar di muka
• Merek dagang
• Tagihan di muka
• Hak cipta
 Telaah Asuransi Dibayar di Muka
 Pengendalian Internal
 Pengujian Audit
 Polis Asuransi Terdapat dalam Skedul Asuransi Dibayar di
Muka dan Polis Asuransi yang Ada Telah Didaftar
(Keberadaan dan Kelengkapan)
 Klien Memiliki Hak atas Seluruh Polis Asuransi dalam
Skedul Asuransi Dibayar di Muka (Hak)
 Beban Asuransi Terkait dengan Asuransi Dibayar di Muka
Diklasifikasikan dengan Benar (Klasifikasi)
 Jumlah Dibayar di Muka pada Skedul adalah Akurat dan
Totalnya Ditambahkan dengan Benar dan Sesuai dengan
Buku Besar (Akurasi dan Kecocokan Perincian)
 Transaksi Asuransi Dicatat pada Periode yang Benar (Pisah
Batas)
AUDIT UTANG AKRUAL

Dalam siklus akuisisi dari pembayaran adalah utang


akrual, yaitu:
 estimasi kewajiban yang belum dibayarkan atas jasa
atau keuntungan yang telah diterima sebelum tanggal
neraca. Banyak utang akrual merupakan utang masa
depan untuk jasa yang belum dibayarkan, tetapi
sebenarnya belum berutang pada tanggal neraca.
 estimasi jumlah kewajiban yang jatuh temponya tidak
pasti, seperti kewajiban pajak penghasilan daerah
dimana kemungkinan jumlah yang tercantum dalam
pengembalian pajak akan berubah setelah petugas pajak
mengaudit pengembalian tersebut.
PEMBAHASAN BERIKUT MENGENAI PAJAK PROPERTI
AKRUAL MERUPAKAN CONTOH AUDIT YANG AKRUAL.

Audit atas Pajak Properti Akrual


Saat auditor melakukan verifikasi pajak properti akrual,
keseluruhan delapan tujuan audit terkait saldo adalah relevan
kecuali nilai realisasi. Dua hal di bawah ini merupakan hal
penting, yaitu :
 Properti yang diperhitungkan pajak akrualnya berada dalam
skedul akrual.
 Pajak properti akrual dicatat secara akurat.
AUDIT AKUN PENDAPATAN DAN BEBAN

Dua konsep berikut dalam audit akun pendapatan dan


beban merupakan hal penting dalam
mempertimbangkan tujuan laporan laba/rugi:
 Kesesuaian antara periode pendapatan dan beban
diperlukan untuk menentukan hasil yang benar.
 Penerapan prinsip akuntansi yang konsisten dalam
beberapa periode penting untuk perbandingan .
Kedua konsep tersebut harus diterapkan dalam
pencatatan masing-masing transaksi dan
penggabungan akun buku besar dalam penyajian
laporan.
• Pendekatan Audit atas Akun Pendapatan dan
Beban
• Prosedur Analitis
• Pengujian Pengendalian dan Pengujian
Substantif atas Transaksi
• Pengujian Perincian Saldo Akun - Analisis Beban
• Pengujian Perincian Saldo - Alokasi
CONTOH KASUS

 Pada Desember 2006 Indonesia Corruptin Watch (ICW) melaporkan


kasus dugaan korupsi ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam
ruislaag (tukar guling) antara asset PT. Industri Sandang Nusantara
(ISN), sebuah BUMN yang bergerak di bidang tekstil, dengan asset PT.
GDC, sebuah perusahaan swasta. Dalam ruislaag ter sebut PT. ISN
menukarkan tanah seluas 178.497 meter per segi di kawasan Senayan
dengan Tanah seluas 47 hektar beser ta Pabrik dan mesin di karawang.

Berdasarkan hasil temuan Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK)
semester II Tahun Anggaran 1998/1999, menyatakan ruislaag itu
berpotensi merugikan keuangan Negara sebesar Rp. 1 21 ,628 miliar.

 Kerugian itu terdiri dari kekurangan luas bangunan pabrik dan mesin
milik PT. GDC senilai Rp. 63,954 miliar, berdasarkan penilaian aktiva
tetap oleh PT. Sucofindo pada 1999; penyusutan nilai asset pabrik
milik PT. GDC senilai Rp. 31 ,546 miliar; dan kelebihan perhitungan
harga tanah senilai Rp. 0,1 27 miliar. Selain itu juga ditemukan bahwa
terdapat nilai saham yang belum dibayarkan oleh PT. GDC sebesar Rp.
26 miliar.
SESI PERTANYAAN ??

Anda mungkin juga menyukai