RELATION
KELOMPOK 1
Itulah sebabnya media relation sangat penting bagi organisasi. Dalam menjalin komunikasi dan relasi dengan publiknya,
mereka menggunakan media untuk menjaga reputasi dari perusahaan atau organisasi mereka. Oleh sebab itu penting
bagi seorang PR untuk memahami seluk beluk media massa. Untuk mencapai tujuannya, seorang PR membutuhkan
media massa agar dapat menjangkau seluruh stakeholder-nya yang bersifat heterogen dan berada ditempat yang
terpisah. Untuk itu dibutuhkan hubungan baik antara PR dengan wartawan agar pesan yang dibuat oleh PR dapat
dipublikasikan dan disebarkan kepada khalayak.
Fungsi MR
Meningkatkan kepercayaan publik
Dapat meningkatkan citra perusahaan terhadap produk dan jasa yang ditawarkan
oleh perusahaan.
Fungsi : menangani konten produk media yang Fungsi : penjualan dan bertanggung jawab atas
dihasilkan sekaligus memunculkan karakter pemasukan perusahaan media
dari penerbitan tersebut.
Menawarkan kolom iklan, spot/jumlah waktu
Posisi : pemimpin redaksi, redaktur pelaksana, iklan di radio/televisi, juga besaran pixel untuk
redaktur/penanggung jawab bidang, media online kepada perorangan/perusahaan.
wartawan, hingga koresponden
Dipimpin oleh manajer/direktur.
Membawahi account executive, desainer iklan,
dan penulis iklan.
Mengenal pelaku media
DEPARTEMEN PRODUKSI DEPARTEMEN SIRKULASI
Bertanggung jawab terhadap seluruh proses Fungsi: melakukan kerja distribusi media cetak
produksi yang dilakukan oleh perusahaan ke cakupan area terbit media.
media.
Bertanggung jawab melakukan penjualan
Menentukan berapa banyak kertas yang akan media kepada khalayak baik melalui
dipakai, jumlah tiras dari media cetak, sumber distributor, agen, maupun pengecer.
daya manusia yang terlibat, merencanakan
anggaran produksi, hingga mengatur tampilan Posisi : penjualan, bagian penagihan, bagian
media yang akan diterbitkan. distribusi, bagian pengepakan barang, bagian
langganan, dsb.
Mengembangkan srategi
media relation
1. Embedded media strategy
2. Media gathering strategy
3. Embarg media strategy
4. Media briefing strategy
Studi Kasus Masalah Kesehatan
Perusahaan farmasi terkemuka Johnson & Johnson. Pada tahun
1982, perusahaan ini menguasai lebih dari 36 persen perdagangan
obat pusing kepala di seluruh Amerika. Produk Tylenol merupakan
produk unggulan dan telah menghabisakan dana kampanye produk
hingga jutaan dolar. Namun, suatu ketika Tylenol terkontaminasi
dengan racun sianida dan tragisnya tujuh orang mati setelah
meminum obat tersebut di Chicago.
Dalam waktu singkat, jajaran manajemen dan bagian public relations
Johnson & Johnson melalukan serangkaian tindakan cepat:
menghentikan produksi dan distribusi Tylenol, menarik produk dari
pasar, meluncurkan kampanye masif yang memintta konsumen
menukar Tylenol dengan produk yang lebih aman, hingga memanggil
50 karyawan bagian public relations untuk menjadi staf di pusat
pemberitaan.
Johnson & Johnson pun melakukan kampanye media dengan
memanfaatkan penghargaan media atas sikap terbuka perusahaan
selama menangani krisis, mengundang lebih dari 600 jurnalis dari 30
kota besar untuk menghadiri telekonferensi video, mengirimkan 7.500
media kit ke kantor-kantor berita sebelum telekonferensi, melatih
jajaran eksekutif perusahaan agar dapat tampil mengesankan dan
berkomunikasi yang baik ketika berhadapan dengan wartawan, dan
mendistribusikan 80 juta kupon gratis yang dapat ditukarkan dengan
produk Tylenol yang baru.
Langkah yang dilakukan Johnson & Johnson mendapat liputan media
yang luas, mulai dari jaringan radio, koran, majalah, hingga televisi.
Hanya dalam waktu satu tahun Johnson & Johnson berhasil kembali
menguasa penjualan obat pusing kepala dan menarik kembali 80 persen
pangsa pasa sebelumnya. Bahkan keuntungan mereka menjadi naik dari
sebelumnya hanya sekitar $520 juta pertahun menjadi $670 juta per
tahun.
Thank you....