Anda di halaman 1dari 19

JOURNAL READING

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN ANAK RSUD PASAR REBO

“Effectiveness Of Β-Lactam Monotherapy vs Macrolide


Combination Therapy For Children Hospitalized With Pneumonia”
Disusun oleh:
Anggi Larasati
11020151023
Pembimbing:
dr. Tuty Rahayu, Sp. A (K)
PENDAHULUAN
• Pneumonia adalah salah satu infeksi serius paling umum pada masa
kanak-kanak, dengan peringkat di 3 alasan teratas rawat inap anak di
Amerika Serikat (AS) setiap tahun.
• The Pediatric Infectious Diseases Society/Infectious Diseases Society of
America national consensus guideline for the management of
pneumonia in children merekomendasikan spektrum sempit terapi β-
laktam (misalnya, ampisilin atau amoksisilin) ​untuk sebagian besar
anak-anak dengan dugaan pneumonia bakteri pada pasien rawat inap
dan rawat jalan
Metode
• Populasi Studi terhadap caregiver dan review terperinci
• pasien rawat inap dengan community- dari catatan medis untuk semua anak yang
acquired pneumonia di antara anak-anak terdaftar.
(usia, <18 tahun) dilakukan antara 1 • Ahli radiologi pediatrik bersertifikat,
Januari 2010 dan 30 Juni 2012 di 3 tempat dibutakan
rumah sakit anak-anak di Nashville, • Ethics
Tennessee; Memphis, Tennessee; dan Salt
Lake City, Utah. • Disetujui oleh dewan peninjau
kelembagaan di Pusat Medis Universitas
• Penggunaan Antibiotik Empiris Vanderbilt, Universitas Utah
• β-Laktam monoterapi didefinisikan sebagai • Orang tua dan anak-anak yang terdaftar
penggunaan eksklusif 1 atau lebih juga memberikan persetujuan
antibiotik ini.
• Terapi yang kedua yaitu kombinasi β-
• Outcomes and Statistical Analysis
laktam dengan makrolida. • Perbandingan (monoterapi β-laktam vs β-
laktam plus makrolida terapi kombinasi)
• Pengumpulan data dan lama tinggal (diukur dalam jam)
• Peneliti studi EPIC melakukan wawancara • Study analisis menggunakan meode cohort
Hasil
CRITICAL APPRAISAL
VALIDITY
• Menentukan ada tidaknya pertimbangan dan
penyertaan semua pasien dalam pembuatan
kesimpulan
• Mengidentifikasi lengkap atau tidaknya follow-up
• Follow-updata tersedia untuk 873 anak
(61,6%), termasuk 616 anak-anak dari kohort
yang tidak cocok yang menerima β-
laktammonoterapi (n = 616/873; 70,5%) dan
257 diterima terapi kombinasi (n = 257/873;
29,4%). Secara keseluruhan, 769 anak-anak (n
= 769/873; 88,1%) telah pulih dari penyakit
awal mereka di RS waktu tindak lanjut,
termasuk 535 anak (n = 535/616; 86,9%) yang
menerima β-laktammonoterapi dan234 (n =
234/257; 91,1%) yang menerima terapi
kombinasi (aOR, 1,11; 95% CI, 0,59-2,07).
• Mengidentifikasi ada tidaknya analisis pasien pada kelompok randomisasi
awal
• Anak-anak terdaftar dalam studi EPIC jika mereka dirawat di rumah
sakit dengan tanda-tanda atau gejala infeksi akut (misalnya, demam),
penyakit pernapasan akut (misalnya, batuk), dan bukti radiografi
pneumonia. Anak-anak dengan rawat inap baru-baru ini,
imunosupresi parah, fibrosis kistik, trakeostomi, atau diagnosis
alternatif yang jelas dikeluarkan
• Menentukan ada tidaknya blinding pada pasien, klinisi, dan peneliti
• Ahli pediatrik radiologi bersertifikat, dibutakan untuk informasi
demografis dan klinis pasien,dan menyelesaikan interpretasi
radiografi standar pada setiap studi rumah sakit. Hasil penilaian ini
tidak dibagikan dengan dokter yang merawat. caregiver diwawancarai
3 hingga 10 minggu setelah keluar dari rumah sakit untuk
mengumpulkan data mengenai pemulihan penyakit yang dilaporkan
sendiri dan rawat inap.
IMPORTANCE
•Menentukan besar efek terapi (CER, EER, ARR, ARI, NNT)
Tabel primary outcome

Lama dirumah sakit <120h


Total
Berhasil Gagal
β-Lactam a: 247 b: 33 a + b: 280
β-Lactam +
c: 239 d: 41 c + d: 280
Macrolide
Total 486 74 560
EER (Experimental Event Rate)
• Proporsi outcome pada kelompok eksperimental
𝒄
• Rumus =
𝒄+𝒅
239
• = = 0,85 = 85%
280
• Artinya: Anak dengan pneumonia yang diberikan terapi β-Lactam +
Macrolide dan Berhasil pengobatannya sebesar 85%.
CER (Control Event Rate)
• Proporsi outcome pada kelompok control.
𝒂
• Rumus =
𝒂+𝒃
247
• = = 0,88 = 88%
280
• Artinya: Anak dengan pneumonia yang diberikan terapi β-Lactam dan
berhasil pengobatannya sebesar 88%.
ARR (Absolute Risk Reduction)
• Beda proporsi kesembuhan dengan kegagalan antara terapi
eksperimen dengan control.
• Rumus = (| CER – EER |)
• = (| 0,88 – 0,85 |) = 0,03 = 3%
• Artinya: terdapat perbedaan kegagalan terapi antara pemberian β-
Lactam dengan β-Lactam + Macrolide pada anak dengan pneumonia
sebesar 3%
ARI (Absolute Risk Increase)
• Perbedaan abnormalitas antara kelompok control dengan kelompok
intervensi.
• Rumus = (|EER-CER|)
• = (|0,85 – 0,88 |) = 0,03 = 3%
NNT (Number Need To Treat)
• Berapa jumlah pasien yang harus diterapi dengan obat eksperimental
untuk memperoleh tambahan satu kesembuhan atau menghindari
kegagalan.
𝟏
• Rumus =
𝑨𝑹𝑹
1
• = = 33.33
0,03
• Artinya: dari 33 anak dengan anemia defisiensi besi, terdapat 1 orang
yang akan mengalami perbaikan atau terhindar dari kegagalan
pengobatan
RR (Relative Risk)
• Perbandingan antara primary outcome kelompok yang menggunakan
iron polysaccharide dengan primary outcome kelompok yang
menggunakan ferrous sulfate.
𝑬𝑬𝑹
• Rumus =
𝑪𝑬𝑹
0,85
• = = 0.965 =1
0,88
• Artinya: perbandingan pemberian β-Lactam dengan β-Lactam +
Macrolide pada anak dengan pneumoni adalah 1.
RRR (Relative Risk Reduction)
• Berapa pasien terapi yang diuji memberikan perbaikan dibanding
control.
𝑪𝑬𝑹−𝑬𝑬𝑹
• Rumus = or 𝟏 − 𝑹𝑹
𝑪𝑬𝑹
𝟎,𝟖𝟖−𝟎,𝟖𝟓
• = = 0,03 = 3%
𝟎,𝟖𝟖
• Artinya: besar persentase terapi pada anak dengan anemia
pneumonia yang menunjukkan perbaikan yang berbeda antara terapi
menggunakan β-Lactam dibandingkan β-Lactam + Macrolide sebesar
3%
Menentukan keunggulan klinis terapi pada
primary outcome
• Analisis
multivariabel
menunjukkan
tidak ada
perbedaan yang
signifikan dalam
lama tinggal
antara kelompok
APPLICABILITY
• Menentukan kemungkinan penerapan pada pasien (spectrum pasien dan
setting)
• The Pediatric Infectious Diseases Society merekomendasikan spektrum
sempit terapi β-laktam (misalnya, ampisilin atau amoksisilin) ​untuk
sebagian besar anak-anak dengan dugaan pneumonia bakteri pada pasien
rawat inap dan rawat jalan.
• Sementara β-laktam sangat efektif terhadap patogen pneumonia bakteri
yang paling umum, termasuk streptococcus pneumoniae. Antibiotik
makrolid memiliki aktivitas in vitro terhadap M pneumoniae dan
Chlamydophila pneumoniae, dan pedoman merekomendasikan
penggunaannya ketika patogen tersebut dicurigai sebagai penyebabnya.
makrolida sering digunakan sebagai terapi empiris untuk pneumonia pada
anak-anak.

Anda mungkin juga menyukai