Anda di halaman 1dari 3

Anemia Makrositer

1. Bentuk megaloblastik
a. Anemia defisiensi asam folat
b. Anemia defisiensi b12, termasuk anemia pernisiosa
2. Bentuk non megalo blastik
a. Anemia pada penyakit hati kronik
b. Anemia pada hipotiroidisme
c. Anemia pada sindrom mielodisplastik
Megaloblastik
a. Hipovitaminosis
- Defisiensi vitamin B9 (asam folat) yang akan menyebabkan gangguan biosintesis
basa purin dan pirimidin serta gangguan proses metilasi DNA, RNA, dan Protein.
- Defisiensi vitamin B12 (B12) yang akan menyebabkan masalah proses metilasi DNA,
RNA, dan Protein.
b. Non Hipovitaminosis
- Akibat gangguan sintesis DNA, RNA, atau Protein karena gangguan proses metilasi
yang memengaruhi proliferasi dan diferensiasi pada prekursor (pendahulu) SDM
Non Megaloblastik
tidak dapat terjadi perubahan sintesis DNA dan / atau RNA yang memengaruhi proliferasi dan
diferensiasi pendahule (prekursor) SDM.
- Termasuk dalam kategori ini adalah gangguan yang berkaitan dengan meningkatnya luas
permukaan membran sel akibat alkoholime atau drug induced peningkatan eritropoiesis
akibat sekunder dari retikulositosis (retikulosit lebih besar dari SDM tua berkaitan dengan
peningkatan kadar eritropoeitin seperti pada hemolisis atau perdarahan, hipoksia (penyakit
paru obstruktif kronik,hipertensi pulmonal dataran tinggi, dan lain-lain).
- Tumor yang mensekresi eritropoeitin; tumor berasal dari sisten vaskular (hemangioma,
hemangioblastoma hipervascularisasi carcinoma hepato-celular) karsinoma sel ginjal,
karsinoma adrenal
PATOGENESIS
Penghambatan sintesis DNA dan/atau RNA pada SDM yang paling seringdisebabkan oleh
hipovitaminosis khususnya defisiensi sianokobalamin (B12) dan/atau asam folat. Mekanismenya
adalah akibat gangguan proses siklus B12 yang bergantung asam folat. Defisiensi asam folat
akan diikuti oleh terhambatnya sintesis basa nukleotida (khususnya timin), menyebabkan
terhambatnya sintesis DNA.Kekurangan vitamin B12 saja dapat tidak menyebabkan sindrom
makrositer tersebut jika kadar asam folat cukup.Suplementasi asam folat tanpa adanya B12
mencegah anemia jenis ini (meskipun keadaan patologis spesifik lain dari defisiensi B12 terus
berlanjut).
Asam folat dengan enzim katalisis dihydrofolate reductase (DHFR) diperlukan untuk
biosintesis basa nukleotida purin dan pirimidin untuk digabungkan ke dalam DNA dan RNA,
melalui pembentukan tetrahidrofolat (FH4) yang dimulai ketika asam folat (F) direduksi menjadi
dihidrofolate (FH2), yang kemudian direduksi menjadi FH4 Vitamin B12 berfungsi sebagai
koenzim dalam reaksi re-metilasi homosistein untuk membentuk metionin yang diperlukan untuk
reaksi metilasi substrat termasuk DNA, RNA, fosfolipid, dan protein. Untuk reaksi metilasi
tersebut diperlukan methylene tetrahydrofolate reductase (MTHFR) sebagai enzim katalisis
pembentukan 5-methylene tetrahydrofolate (MTHF) dari 5,10-MTHF Hambatan proses metilasi
merupakan awal dari kumpulan gejala klinis yang dipengaruhi oleh adanya gangguan
metabolisme asam folat dan B12. Hambatan proses metilasi akan menyebabkan ketidakstabilan
kromosom sehingga mudah terjadi mutasi, gangguan sintesis DNA (replikasi DNA), dan
gangguan translasi (produksi asam amino/protein).
Anemia megaloblastik karena gangguan sintesis DNA (gangguan replikasi DNA), gangguan
translasi sering disebabkan karena gangguan proses metilasi, dan dapat juga oleh karena obat-
obat kemoterapi atau antimikroba. Proliferasi yang tinggi dengan/tanpa gangguan diferensiasi
SDM yang terjadi akibat dari hipometilasi seluruh genom disertai hipermetilasi lokal dan
peningkatan ekspresi DNA methyltransferase. Anemia jenis ini digolongkan sebagai anemia
megaloblastik non hipovitaminosis. Sedangkan anemia makrositer yang non megaloblastik
disebabkan oleh peningkatan kadar eritropoeitin.
Keadaan patologis megaloblastosis pada sediaan apus sumsum tulang ditandai oleh
banyaknya sel besar imatur (eritroblas) dan disfungsional SDM (lobulated nuclear, internuclear
band), dapt juga disertai oleh hipersegmentasi neutrofil (> lobus inti segmen). [ada sedian apus
darah tepi selain SDM yang besar juga dapat ditemukan inti neutrofil hipersegmentasi dan SDM
imatur.

Gejala dan tanda


1. Gejala umum anemia
Gejala peningkatan tonus adregenik atau dopaminergik akibat penurunan kapasitas
angkut oksigen:
a. Leus, lemah/lemas, cepat capek
b. Pucat, terutamapada konjungtica (endartery)
c. Takikardi, murmur ejeksi sistolik, gallop keempat (presistolik)
d. Excertional dispneu, takipneu
e. Konsentrasi menurun, pingsan
f. Telinga berdering
g. Skotoma (edema papil)
2. Gejala khusus berkaitan dengan penyebab:
a. Akibat perdarahan
- Menoraghia, polymenoraghia
- Melena, hematoskezia
- Epistaksis
- Gusi berdarah
b. Akibat defisiensi asam folat, b12
c. Akibat defisiensi asam b12
i. Neuropati perifer (fenomena sarung tangan/ kaos kaki)
ii. Gangguan kognitif
iii. Gangguan memori
iv. Gangguan tidur
v. Depresi
vi. Mania
vii. Psikosis
d. Akibat hemolisis intravaskular
- Hemoglobinuria, hemosiderinuria
e. Akibat hemolisis ekstravaskular
- Uribilinogen uria, urobiliuria
f. Akibat hemolisis ekstra dan/atau intravaskular
- Splenomegali dengan/tanpa hepatomegali
Penatalaksaan
Pada pasien anemia dapat ditransfusi dengan PRC, apabila dalam keadaan kedaruratan
- Jika etiologinya suatu obat, maka hentikan pemberian obat
- Pasien dengan kekurangan vitamin B12 atau asam folat harus mendapat terapi pengganti.
 Asam folat 1mg/hari pada defisiensi asam folat.
 Injeksi IM vitamin B12 (100-1000 mcg perbulan)

Daftar Pustaka
Setiati S, Sudoyo AW, Alwi I, Simadibrata M, Setiyohadi B, Syam FA. Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam.Edisi 6.

Anda mungkin juga menyukai