Anemia Megaloblastik
Anemia megaloblastik meningkat dalam 2 dekade terakhir, yang banyak
terjadi pada negara berkembang dan populasi pediatri, serta jarang ditemukan
pada negara maju.1 Anemia megaloblastik berhubungan dengan perubahan
megaloblastik di sumsum tulang.2
Anemia megaloblastik disebabkan gangguan pembentukan DNA yang
melibatkan prekursor yang menyebabkan produksi sel darah merah
(eritropoesis) yang tidak efektif dan hemolisis intrameduler. Anemia
makrositik yang didefinisikan dengan peningkatan mean corpuscular volume
(MCV) lebih dari 100 fL adalah tanda dari anemia megaloblastik, tetapi
leukopenia dan trombositopenia juga sering ditemukan.3
Penyebab paling sering dari anemia megaloblastik adalah defisensi
defiensi vitamin B9 (folat) atau vitamin B12 (kobalamin) atau keduanya.1
Penyebab yang lebih jarang diantaranya kelainan kongenital (inborn errors of
metabolism), obat (khususnya obat kemoterapi dan antagonis folat), defisiensi
mikronutrien dan pajanan terhadap nitrit oksida.3 Pada referat ini yang akan
dibahas adalah anemia megaloblastik akibat defisiensi folat.
2. Folat
Folat ada dalam beberapa bentuk kimia yang berbeda. Asam folat
(pterylglutamic acid) adalah bentuk sintetik yang digunakan pada makanan
terfortifikasi dan suplemen. Tubuh tidak dapat membuat asam folat sehingga
harus didapatkan dari diet.4
Nasi dan sereal adalah sumber makanan yang kaya akan folat, terutama
bila difortifikasi.5 Folat juga ditemukan pada sayuran berdaun hijau, buah seperti:
jeruk dan pepaya, kacang, telur, dan daging. Tubuh normalnya menyimpan folat
5 sampai 30 mg.3
Secara alamiah, folat ada dalam bentuk poliglutamat dan diabsorbsi
kurang efisien dibandingkan bila dalam bentuk monoglutamat (asam folat). 4 Folat
siap diabsorbsi dari usus halus dan dipecah menjadi derivate monoglutamat oleh
mucosal polyglutamate hydrolase. Proton-coupled folate transporter (PCFT)
dengan afinitas tinggi penting untuk absorbsi folat di usus dan pada beberapa tipe
sel dengan pH rendah. Folat juga disintesis oleh koloni bakteri, dan waktu paruh
folat diperpanjang oleh resirkulasi enterohepatik.5
Sebagian besar folat dalam plasma terikat secara longgar dengan albumin.
Secara biologis asam folat tidak aktif. Cadangan folat dalam tubuh terbatas dan
anemia megaloblastik dapat terjadi setelah 2-3 bulan diet tanpa folat.4
7. Manifestasi Klinis
Defisiensi asam folat menyebabkan anemia megaloblastik dan
hipersegmentasi pada neutrofil. Terdapat hubungan antara status asam folat
maternal yang rendah dengan neural tube defect, spina bifida, dan anensefali.5
Malabsorbsi folat herediter bermanifestasi saat usia 1-3 bulan dengan diare
rekuren atau kronis, failure to thrive, ulserasi oral, perburukan neurologis, anemia
megaloblastik, dan infeksi oportunistik. Defisiensi folat serebral bermanifestasi
pada usia 4-6 bulan dengan iritabilitas, mikrosefali, keterlambatan perkembangan,
ataksia serebelum, gejala traktus pyramidal, koreoatetosis, balismus, kejang, dan
kebutaan akibat atrofi optik. Kadar 5-Methyltetrahydrofolate normal pada serum
dan eritrosit, tetapi sangat menurun pada cairan serebrospinal.5
8. Evaluasi Awal
8.1 Anamnesis dan pemeriksaan fisik
Anamnesis yang lengkap dan pemeriksaan fisik sangat penting.
Pertanyaan terarah yang harus ditanyakan:
Diet: apakah vegetarian?
Riwayat operasi: reseksi lambung atau ileum?
Gejala gastrointestinal: celiac disease atau gastritis
Gejala neurologis seperti parestesia, kebas, ataksia, atau gangguan gaya
berjalan
Obat-obatan: antagonis folat, kemoterapi9
9. Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, hapusan
darah tepi, pemeriksaan darah lengkap, dan aspirasi sumsum tulang. 2 Pada
anamnesis ditemukan keluhan karena gejala anemianya, kemudian dicari
informasi ke arah faktor etiologi dan atau predisposisi seperti riwayat diet, riwayat
operasi, riwayat pemakaian obat-obatan seperti antibiotik, antikonvulsan, gejala
saluran cerna seperti malabsorbsi, diare. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
anemia, ikterus ringan, lemon yellow skin, glossitis, stomatitis, purpura, neuropati.
Pemeriksaan laboratorium awal adalah pemeriksaan darah rutin termasuk
indeks eritrosit, apus darah tepi dan sumsum tulang seperti telah dipaparkan di
atas. Adanya eritrosit dengan MCV >115 fl, anisositosis, poikilositosis dan
neutrofil hipersegmentasi menunjukkan anemia megaloblastik dengan defisiensi
nutrisi. Eritrosit lebih besar daripada ukuran normal pada setiap tahap dan
mempunyai materi inti yang terbuka dan pada akhirnya tersebar, serta rasio
nukleus dan sitoplasma yang tidak sama. Pada anemia megaloblastik pada anak,
sitopenia, bisitopenia, atau pansitopenia sering ditemukan. Terdapat
keterlambatan dalam progresi inti dan maturasi sel. Pada sumsum tulang,
metamielosit berbentuk cincin dan besar juga dapat ditemukan. Eritropoesis yang
inefektif dan kematian sel yang prematur menurunkan produksi dari sumsum
tulang sehingga terjadi anemia. Hitung retikulosit dilakukan jika terdapat bukti
destruksi dari eritrosit.2
Pada pemeriksaan sumsum tulang didapatkan kondisi hiperselular dan
menunjukkan maturasi yang abnormal dan proliferasi dari sel myeloid yang
berbeda. Prekursor eritrosit pada sumsum tulang mempunyai eritroblas yang
besar. Sel mielopid lainnya juga menunjukan abnormalitas morfologi. Eritropoesis
yang tidak efektif ini menunjukkan peningkatan LDH dan bilirubin dalam serum.
Namun, hitung retikulosit rendah karena maturasi yang abnormal. 2 Selanjutnya
untuk diagnosis pasti dilakukan pemeriksaan yang spesifik seperti pemeriksaan
kadar asam folat, vitamin B12, tes Schiling sesuai indikasi.
12. Pencegahan
Bayi yang mendapat ASI mempunyai kadar folat yang lebih baik
dibandingkan bayi yang tidak mendapat ASI. Konsumsi makanan tinggi folat dan
program fortifikasi makanan penting untuk memastikan intake adkuat pada anak
dan wanita usia subur. Kebutuhan harian folat 65 μg untuk bayi usia 0-6 bulan, 80
μg untuk bayi usia 6-12 bulan. Untuk anak yang lebih besar, kebutuhan hariannya:
150 μg untuk anak usia 1-3 tahun, 200 μg untuk anak usia 4-8 tahun, 300 μg untuk
anak usia 9-13 tahun, dan 400 μg untuk anak usia 14-18 tahun. 5
Untuk mencegah terjadinya anemia megaloblastik karena defisiensi asam
folat pada bayi prematur terutama yang berat badannya < 1500 gram,
direkomendasikan untuk mendapatkan asam folat profilaksis 1 mg/hari. Untuk
mencegah kejadian defek tabung neuron pada bayi direkomendasikan pemberian
asam folat ekstra sebanyak 400 μg/hari bagi perempuan hamil. Pada yang
sebelumnya ada riwayat NTD dosis asam folat yang direkomendasikan adalah 5
mg/hari.4
13. Toksisitas
Tidak ada efek samping yang berhubungan dengan konsumsi folat yang
ditemukan pada makanan terfortifikasi. Intake berlebih suplementasi folat dapat
samar dan berpotensi memperlambat diagnosis defisensi vitamin B12. Dosis besar
yang diberikan dengan injeksi berpotensi menyebabkan neurotoksisitas.5
14. Suplementasi Folat
Anemia megaloblastik akibat defisiensi folat umumnya diterapi dengan
folat oral, karena paling sering disebabkan oleh defisiensi diet daripada
malabsorbsi. Untuk suplementasi dan terapi, tersedia sediaan:
Bentuk sintetis, dikenal sebagai asam folat atau asam pteroylglutamic acid
Bentuk alami, asam folinate
DAFTAR PUSTAKA