Anda di halaman 1dari 26

Gambaran tingkat pengetahuan ibu-ibu PKK

terhadap penyakit dan pencegahan demam


berdarah di RW X kelurahan Keparakan
Yogyakarta

dr Guardian Y Sanjaya M.Hlth.Info


LATAR BELAKANG
Tahun Kasus Kematian

2010 1517 6

2011 460 0

2012 374 0

2013 908 4

2014 418 3
Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta

Tahun 2015 tercatat lima


kecamatan dengan kasus
demam berdarah tertinggi
yaitu Kecamatan Umbulharjo,
Kecamatan Gondokusuman,
Kecamatan Mantrijeron,
Kecamatan Mergangsan, dan
Kecamatan Tegalrejo (Kedaulatan
Kasus DB Kecamatan Kasus DB kelurahan
Mergangsan Keparakan 2016
Tahun Kasus
2013 67 Bulan Kasus
2014 28 Januari 0
2015 x
2016 17 Februari 0

Maret 0
Surveilans Puskesmas
Mergangsan
April 6
Surveilans Puskesmas
Mergangsan
Penyebab
Tingginya
3M plus
faktor risiko
Angka bebas jentik
Belum optimal dibawah standar
95%
minimnya pengetahuan
dan perilaku masyarakat

Oleh karena
itu :

ibu – ibu PKK

upaya
pencegahan keluarga
mandiri
MANFAAT KEGIATAN
Bagi Institusi
• Memperlihatkan gambaran tingkat pengetahuan ibu-ibu
PKK
Bagi Pelaksana Kegiatan
• Melatih terjun langsung ke masyarakat mempraktikan ilmu kesehatan
masyarakat
Bagi Subjek kegiatan
• Mendapatkan edukasi mengenai pencegahan dan
penyakit DB
Tinjauan Pustaka
Demam
Berdarah
Penyakit infeksi disebabkan oleh virus dengue dengan
klinis demam mendadak tinggi, nyeri oto dan/atau
sendi, dapat disertai lekopeni, ruam, limfadenopati,
trombositopenia sampai diathesis perdarahan
Pengetahuan (Suhendro et al., 2006)

hasil belajar,yang merupakan


internalisasi dari informasi data dan
Notoatmodjo, 2007
pengalaman

PENDIDIKAN PENGALAMAN USIA

SOSIAL BUDAYA
INFORMASI LINGKUNGAN
& EKONOMI
Pengetahuan tentang
DB
Pada studi kasus yang dilaksanakan kota Yogyakarta,
didapatkan bahwa perilaku pencegahan atau aplikasi yang
dilaksanakan oleh warga sebanding dengan tingkat
pengetahuan dari warga .
PKK (Lathu, 2012)

gerakan nasional yang tumbuh dari, oleh dan untuk masyarakat dengan
perempuan sebagai motor penggeraknya menuju terwujudnya keluarga
bahagia, sejahtera, maju dan mandiri. KepMen Dalam Negeri dan Otonomi Daerah
Nomor 53 Tahun 2000

- Penghayatan dan Pengamalan Pancasila;


- Gotong Royong;
- Pangan;
- Sandang;
- Perumahan dan tata laksana rumah tangga;
- Pendidikan dan keterampilan;
-Kesehatan
- Pengembangan kehidupan berkoperasi;
- Pelestarian lingkungan hidup;
- Perencanaan sehat
Kerangka Teori
METODE PENELITIAN
Rancangan
penelitian
Observasional deskriptif, Cross
Sectional
Tempat
RW XI kelurahan Keparakan Kecamatan Mergangsan,
Yogyakarta
Waktu
Rabu, 20 April 2016 (16.00-
17.30)
Subyek
penelitian
Ibu-ibu PKK RW XI, Kelurahan Keparakan, Kecamatan
Mergangsan, Yogyakarta

Variabel Penelitian
Pendidikan, usia, tingkat pengetahuan tentang
penyakit dan pencegahan demam berdarah
INSTRUMEN PENELITIAN
 Lembar informed consent subjek
 Form identitas
 Kuesioner tingkat pengetahuan pencegahan dan penyakit
DB
 Daftar pertanyaan in-depth interview untuk menggali
epidemiological linkage kejadian DB
ANALISIS HASIL
 22 pernyataan benar/salah yang meliputi gambaran
umum penyakit, gejala, dan pencegahan demam
berdarah.
 Jawaban benar diberi nilai 1 dan jawaban salah diberi
 Kategori :
nilai 0.
A. Baik, ≥ persentil 75.
B. Sedang, persentil 25-75.
C. Kurang baik, ≤ persentil 25.
Ibu-ibu PKK yang menolak untuk
Usia ≥ 16 tahun. mengisi lembar kuesioner.

ALUR
Sudah berkeluarga Tidak dapat membaca dan
menulis.
Tidak dapat berkomunikasi denga
baik.

KEGIATAN
HASIL DAN PEMBAHASAN
Karateristik sample
Karakteristik   Sampel (N=23) Persentase (%)
 
Usia 18-40 3 13,04
41-59 16 69,56
60-74 2 8,7
75-90 2 8,7
Karakteristik Sampel (N=23) Persentase (%)

Pekerjaan PNS 2 8,7

Pegawai 0 0
Wirausaha 4 17,39

Ibu Rumah Tangga 14 60,87

  Lainnya 3 13,04
Pendidikan Tamat SMP 2 8,7

Tamat SMA 15 65,22

Tamat D1/D2/D3 1 4,34

  Tamat S1/S2/S3 5 21,74
Wawancara Mendalam
Sebelum sakit cuma pergi ke kampus saja kok, sama
paling beli makan di sekitar kampus atau di dekat
kontrakan. Kalau teman satu kontrakan tidak ada yang
kena DB, tapi katanya memang ada tetangga, anak
kecil, yang kena DB. Kalau untuk teman sekampus..
wah kayaknya sih tidak ada, tapi nggak tahu juga.
• Narasumber 1
Anak saya nggak kemana-mana sih, cuma ke sekolah
aja sama main di sekitar rumah. Sehari sebelum sakit
memang sempet ikut lomba di SMM, di daerah
Bugisan. Kalau di sekitar sini itu awalnya itu di RT 55,
terus RT 56, kemudian RT 50 di dekat sini. Baru anak
saya mulai sakit. Kalau di sekolah belum ada laporan
sih ada yang sakit DB. • Narasumber 2
Di sini bak mandinya pakai ember, jadi airnya selalu
diganti. Tapi saya memang tidak pernah menaburkan
bubuk abate di bak mandi. Kalau sampah sih selalu
dibuang di tempat sampah. Kalau malam juga
biasanya pakai baygon elektrik, tapi memang banyak
pakaian yang digantung di kamar.
• Narasumber 1
Bak mandi di rumah selalu di kuras, saya lupa berapa
hari sekali karena biasanya bapak yang menguras, tapi
tidak menaburkan bubuk abate. Dulu pernah ada ibu-
ibu PKK yang membagikan bubuk abate tapi sekarang
sudah nggak pernah lagi. Di rumah memang banyak
tumpukan sandal dan tumpukan pakaian, jadi ya bisa
saja banyak nyamuk di situ. • Narasumber 2

Di depan rumah juga ada kalen,


di kalennya itu memang sudah
lama penuh sampah, jadi airnya
tidak mengalir • Narasumber 2
WAWANCARA MENDALAM
Risiko

sumber penularan 
tetangga di sekitar lingkungan rumah yang juga menderita DB

faktor perilaku 
belum melakukan langkah pencegahaan DB atau langkah 3M Plus secara menyeluruh.

faktor lingkungan
lingkungan yang kurang bersih dengan air menggenang dapat menjadi tempat untuk 
sarang nyamuk.
Tingkat Pengetahuan Responden
berdasarkan Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan 
12
ibu-ibu PKK tidak 
10 berkorelasi secara linier 
dengan tingkat 
8 pengetahuan.
Jumlah Responden

6
BAIK Korelasi positif antara 
SEDANG
KURANG
tingkat pendidikan yang 
4 lebih tinggi dengan 
pengetahuan dan perilaku 
2 responden terhadap upaya 
pencegahan demam 
0
SMP SMA D3 S1
berdarah. Dhimal et al. (2014), Al-Dubai et
al. (2013), dan Rozita et.al (2006)
Tingkat Pendidikan

Faktor yang mempengaruhi pengetahuan 
seseorang : pendidikan, media 
massa/informasi, sosial budaya dan ekonomi, 
lingkungan, pengalaman, dan usia. Notoatmodjo (2007) 
Rerata Skor Tiap Topik
10
angka  rerata  yang  paling 
8.9
9 8.6
rendah  →  pencegahan 
8
7.3
terhadap  penyakit  kurang 
7

6 baik  →  pengetahuan 
5 masyarakat  yang  lebih 
4
menekankan  pencegahan 
3
melalui  fogging  dari  pada 
2

1
3M  plus.
0
gambaran umum gejala pencegahan

Responden terbanyak menderita DBD adalah responden 
yang memiliki pengetahuan yang kurang. Hal ini 
menggambarkan bahwa lebih tinggi pengetahuan seseorang 
maka pencegahan terhadap penyakit akan lebih baik pula.
Sigarlaki (2007)
Gambaran Umum
Penyakit

7 → kekerapan untuk usaha dilakukan pembasmian


nyamuk seperti menguras bak mandi sampai ke upaya
untuk fogging.
4 → tempat nyamuk Aedes aegypti bersarang
Responden dapat melakukan tindakan aktif pencegahan
atau upaya aktif pencegahan yang lebih tepat.
Gejala Penyakit
120.0%

100.0% 100.0% 100.0% 100.0%


100.0% 95.6%

Persentase Jawaban Benar 80.0%

60.0%

40.0%
21.7%
20.0%

0.0%
11 12 13 14 15 16

Nomor Soal

11. Batuk dan pilek merupakan salah satu gejala demam


berdarah.
Infeksi dari virus dengue dapat menyebabkan gejala batuk
dan pilek, WHO (2016)
Pencegahan Penyakit
- Cara pemberantasan
sarang nyamuk yaitu
dengan melakukan
72,4% penyemprotan/pengas
apan yang dilakukan
petugas kesehatan
- Menaburkan bubuk
abate tidak termasuk
upaya 3M plus
< Desa Pancur, Kecamatan Taktakan 29,9% Sigarlaki (2007)
> Denpasar Selatan, 95,6% Sutaryasa (2007)
Tingkat pengetahuan ≠ angka kejadian DB.
Tingkat pengetahuan yang tinggi tidak selalu menghasilkan tindakan
pencegahan yang baik juga.
Metode yang paling efektif untuk memberantas vektor demam
berdarah adalah dengan meningkatkan partisipasi masyarakat yaitu
dengan membentuk Juru Pemantau Jentik atau Jumantik. Chadijah et
al (2011)
Kelurahan Keparakan belum mempunyai Jumantik tersendiri,
melainkan bergantung pada Jumantik dari Puskesmas.
SIMPULAN
Sebagian besar (56,6%) memiliki tingkat pengetahuan
umum yang sedang terhadap penyakit demam berdarah
dan pencegahannya.

Aspek pencegahan penyakit memiliki angka rerata yang


paling rendah dibandingkan aspek gambaran umum dan
gejala, sehingga dapat menjadi salah satu faktor
penyebab kurang optimalnya upaya pencegahan mandiri
terhadap penyakit DB.

Tingginya prevalensi kejadian demam berdarah di RW XI,


Kelurahan Keparakan, Kecamatan Mergangsan dapat
disebabkan oleh faktor lain selain aspek pengetahuan
masyarakat, seperti kurangnya efektivitas pelaksanaan
upaya pencegahan penyakit DB.
SARAN
Perlunya penyuluhan terkait upaya pencegahan demam
berdarah untuk meluruskan pemahaman masyarakat bahwa
fogging bukanlah satu – satunya upaya pencegahan.

Memotivasi masyarakat untuk berperan aktif dalam melakukan


upaya pencegahan mandiri terhadap penyakit demam berdarah
dengan melakukan upaya 3M plus (menguras, mengubur,
menutup tempat penampungan air, dan menabur bubuk abate)
secara berkala.

Memberikan edukasi masyarakat untuk menggunakan ember


sebagai tempat penampungan air jikalau tidak mampu menguras
bak mandi secara berkala.

Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam upaya pencegahan


wabah demam berdarah dengan membentuk juru pemantau
jentik atau jumantik.
Dokumentasi
TERIMAKASIH
Mohon Asupannya

Anda mungkin juga menyukai