Anda di halaman 1dari 72

ATURAN PAKAI DAN

RUTE PEMAKAIAN
OBAT

Oleh:
Dra. Liza Pristianty, M.Si. MM, Apt.
Dra. Ekarina Ratna H., M.Kes. Apt.

DEPARTEMEN FARMASI KOMUNITAS


FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS AIRLANGGA
Nama
Harga Efek
samping
Kemas-
an Indikasi

Bentuk
sediaan Khasiat

Stabili-
OBAT Rute/Jalur
tas Pemakai-
an

Asal Aturan
pakai
Bahan
aktif Bahan Dosis
Tambah-
an
Rute Pemberian Obat Dengan Efek

Sistemik

1. Oral : pemberian obat melalui GIT.


Metode ini yang paling banyak digunakan.

2. Buccal : pemberian obat melalui bagian dalam pipi.


Digunakan jika pemakaian obat secara oral menga-
lami masalah.
Aliran darah melalui mukosa buccal cukup tinggi
sehingga obat diabsorpsi ke dalam sirkulasi darah
sistemik lebih cepat dibanding sirkulasi hepar,
sehingga dapat mencegah terjadinya first pass
effect.
Rute Pemberian Obat Dengan Efek
Sistemik

3. Rectal : pemberian obat melalui rektum


yang diabsopsi melalui sirkulasi sistemik.
Digunakan untuk obat-obat yang meng-
iritasi lambung atau pasien yang mual/
muntah.

4. Inhalasi : obat yang digunakan dengan


dihirup, karena aliran darah melalui paru-
paru dan permukaan membran alveoli
yang tinggi, menyebabkan terjadinya
absorpsi yang cepat.
Rute pemberian obat dengan efek
sistemik

5. Transdermal : obat yang digunakan


melalui permukaan kulit dan diabsorpsi
secara perlahan ke dalam sirkulasi
sistemik.

6. Parenteral : obat yang digunakan


secara langsung ke dalam sirkulasi
sistemik dan digunakan melalui
intravena.
Rute pemberian obat dengan
efek lokal

1. Oral : bentuk sediaan yang berfungsi


sebagai adsorben, antimikroba, dan
antasid, dirancang memberikan efek lokal
dalam GIT.

2. Topikal : pemakaian bentuk sediaan pada


permukaan kulit, memberikan efek lokal
pada tempat pemakaian
Tipe Bentuk Sediaan
1. Aerosol : bentuk sediaan spray yang digunakan
dengan cara disemprotkan atau dihirup, dan
umumnya digunakan untuk pengobatan
sesak/asma

2. Cachets : kemasan kecil yang ditujukan untuk


satu kali pemakaian, umumnya berisi serbuk
dengan bobot 2 gram

3. Capsul : bahan kapsul terbuat dari gelatin yang


ditujukan untuk pemakaian oral. Terdapat dua
tipe, yakni hard gelatin capsule dan soft gelatin
capsule
Tipe bentuk sediaan
4. Collodions : bentuk cairan yang ditujukan untuk
pemakaian pada kulit. Juga ditujukan untuk
memperpanjang kontak antara kulit dan obat

5. Cream : bentuk sediaan setengah padat, berupa


emulsi ditujukan untuk pemakaian ekternal.
Terdapat dua tipe, yakni m/a dan a/m

6. Dusting powder : serbuk halus untuk pemakaian


eksternal tetapi tidak digunakan untuk luka
terbuka kecuali serbuk yang telah disterilkan
Tipe bentuk sediaan
7. Ear drops : bentuk sediaan larutan, emulsi atau
suspensi yang digunakan melalui telinga dengan
cara tetesan

8. Elixir : sediaan cair yang mengandung pelarut


campuran alkohol gliserin

9. Emusi : sediaan cair yang terdiri dari dua cairan


yang tidak saling bercampur dan distabilkan
dengan penambahan emulgator

10. Enema : larutan, suspensi atau emulsi yang


digunakan secara rektal
Tipe bentuk sediaan
11. Eye drops : sediaan steril larutan atau suspen-si
yang mengandung satu atau lebih bahan obat,
digunakan pada mata. Pengemasan dapat berupa
single dose atau pemakaian berulang

12. Eye lotions : cairan untuk mata yang merupakan


cairan steril, biasanya diencerkan sebelum
digunakan.
Larutan steril yang sudah digunakan hanya
bertahan 24 jam

13. Eye ointment : sediaan semisolid steril yang


digunakan pada mata. Mengandung satu atau
lebih bahan obat yang dilarutkan atau
didispersikan dalam pembawa non iritan
Tipe bentuk sediaan
14. Gargles : cairan yang digunakan untuk melindungi atau
mengobati infeksi tenggorokan. Biasanya dibuat dalam
konsentrasi tinggi dan diencerkan sebelum digunakan

15. Gel : sediaan semisolid transparan yang digunakan


untuk pemakaian luar

16. Granules : granul untuk pemakaian oral dengan ukuran


diameter antara 0,5 s.d. 2 mm. Beberapa granul
digunakan di bawah lidah, beberapa dilarutkan ke
dalam air sebelum digunakan

17. Inhalation : sediaan cair yang mengandung bahan


mudah menguap, digunakan untuk melonggarkan
saluran nafas dan pembengkakan GIT
Tipe bentuk sediaan

18. Implant : silinder steril yang dimasukkan ke


dalam jaringan tubuh, diharapkan dapat mele-
paskan obat pada periode waktu tertentu

19. Liniments : cairan kental yang digunakan pada


kulit, seringkalai mengandung minyak atau
bentuk emulsi. Kebanyakan digunakan sebagai
analgesik, dan tidak digunakan untuk kulit yang
terluka

20. Lotion : sediaan cair untuk pemakaian ekster-


nal. Bekerja dengan cara melapisi kulit dan
mengurangi penguapan
Tipe bentuk sediaan

21. Lozenges : sediaan padat yang mengandung gula


sebagai pembawa bahan obat. Umumnya untuk
pengobatan saluaran cerna atau untuk batuk

22. Mixture : sediaan cair untuk pemakaian oral


yang mengandung satu atau lebih bahan obat
yang terlarut atau tersuspensi dalam pembawa.
Tidak diformulasi untuk penyimpanan lama

23. Mouthwashes : seperti gargles, tetapi diguna-


kan untuk kesehatan mulut dan mencegah
infeksi mulut
Tipe bentuk sediaan
24. Nasal drops and sprays : cairan yang disem-
protkan ke hidung.
Obat yang terlarut berefek lokal : antihistamin,
dekongestan.
Obat terlarut berefek sistemik : hormon oksi-
tosin, vasopresin

25. Ointments : sedian setengah padat, berlemak,


basis tidak bercampur air, tidak tercuci air

26. Oral emulsion : sediaan cair oral yang ter-


bentuk dari dispersi halus cairan minyak dalam
air sebagai fase kontinyu
Tipe bentuk sediaan
27. Powder untuk injeksi : sediaan padat steril
yang dilarutkan atau disuspensikan sebelum
diinjeksikan dengan penambahan cairan steril

28. Infus intravena : larutan atau emulsi steril


yang bebas pirogen, isotonis dengan darah.
Cairan tersebut tidak mengandung pengawet
atau dapar, dirancang untuk pemberian
intravena, volume yang digunakan antara 10-15
ml

29. Pasta : sediaan semisolid yang ditujukan untuk


pemakaian eksternal, mengandung bahan padat
dalam jumlah besar
Tipe bentuk sediaan

30. Pastiles : sediaan padat yang dirancang untuk


larut secara perlahan di mulut, lebih lunak
dibandingkan lozenges, basis yang digunakan
antara lain, gliserin dan gelatin

31. Pessaries : sediaan padat yang dirancang untuk


pemakaian melalui vagina dengan cara meleleh
atau melarut.
Efek yang ditimbulkan lokal atau sistemik
dengan cara absorpsi oleh cairan mukosa vagina.
Tipe bentuk sediaan
Terdapat tiga bentuk pessaries :
- moulded pessaries (bentuk seperti suppositoria),
- compressed pessaries (vaginal tablet),
- vaginal capsule (seperti soft gelatin oral capsule
dengan bentuk dan ukuran yang berbeda)

32. Pil : sediaan oral padat berbentuk bulat,


mengandung satu atau lebih bahan obat
yang terdispersi dalam pembawa. Pil saat
ini jarang digunakan
Tipe bentuk sediaan

33. Serbuk oral : Terdapat dua bentuk: bulk


powder, yang biasanya mengandung obat tidak
poten seperti antasida. Pasien mengukur
dosisnya dengan menggunakan sendok.
Serbuk tersebut umumnya didispersikan dalam
air berupa serbuk efferfecent; atau divided
powder yang dikemas untuk satu kali pemakaian.

34. Solutions : sediaan cair yang mengandung satu


atau lebih bahan yang terlarut. Digunakan untuk
berbagai keperluan, baik internal maupun
eksternal
Tipe bentuk sediaan

35. Suppositoria : sediaan padat yang dirancang


untuk pemakaian melalui rektum, meleleh atau
melarut dalam rektum dan memberikan efek
lokal atau sistemik

36. Syrup : larutan yang mengandung gula kadar


tinggi, umumnya sukrosa

37. Tablet : sediaan padat yang merupakan


kompresi dari bahan obat dengan berbagai
pembawa. Setiap tablet mengandung single
dose obat
ATURAN PAKAI OBAT

Takaran pemakaian obat : biji, kapsul, butir,


tablet, sendok teh, sendok makan, dsb.

Aturan pemakaiannya :
- sehari tiga kali satu tablet (3 d.d. 1)
- setiap pagi dan malam satu kapsul (m. et n. 1)
- bila perlu satu bungkus (p.r.n. I)
- diminum satu jam sebelum makan (1 h a.c.)
- diminum satu jam sebelum tidur malam (1 h a.n.)
Aturan pemakaian seringkali disertai dengan waktu
pemakaiannya.
Sebelum Makan (ac)

1. Untuk obat-obat yang terganggu serapannya


dengan adanya makanan dalam lambung :
ampisillin

2. Motilitas usus, seperti antiemetic: domperidon,


metoclopramid

3. Ditujukan untuk menetralkan asam lambung:


antasida: Al (OH)2 + Mg(OH)2

4. Ditujukan untuk menjaga kadar gula dalam


tubuh : antidiabetik
Saat Makan (Bersama Makanan) (dc)

1. Obat-obat yang tidak terganggu absorpsinya


dengan adanya makanan, seperti amoksisillin,
hormon

2. Obat-obat yang mengandung enzim saluran


cerna untuk memperbaiki sistem pencernaan
dalam tubuh, seperti pancreatin
Sesudah makan (pc)

Ditujukan untuk obat-obat yang mengiri-


tasi lambung : analgesik dan anti inflamasi
 
Pengukuran waktu sebelum/sesudah ma-
kan berdasarkan lama waktu pengosongan
lambung yang kurang lebih dua jam.
Beberapa obat terdapat peringatan pada
labelnya. Jika tidak ada, harus dijelaskan
peringatan tersebut kepada pemakai obat,
diantaranya:

1. “Obat dapat menyebabkan rasa kantuk. Jangan me-


ngendarai kendaraan atau menjalankan mesin
setelah minum obat ini”.
Umumnya peringatan ini terdapat pada obat batuk
atau obat pilek yang mengandung antihistamin.

2. “Jangan dipecah, ditumbuk atau dikunyah. Obat ini


harus ditelan utuh”.
Digunakan untuk tablet atau kapsul yang dibuat
khusus agar zat yang berkhasiat dapat dilepaskan
perlahan di usus (sustained release).
3. “Simpan di tempat yang dingin. Jangan terkena sinar
matahari”.
Paparan sinar matahari secara langsung dapat menu-
runkan stabilitas obat.

4. “Jangan meminum obat ini bersama susu, antasida atau


obat-obatan yang mengandung besi”.
Kalsium yang terkandung dalam susu dapat mempenga-
ruhi daya serap obat tertentu : tetrasiklin, digoksin.
Sebaiknya susu diminum dua jam sebelum atau sesudah
meminum obat tersebut.

5. “Minumlah obat sampai habis. Buanglah obat jika telah


lewat tanggal yang telah ditentukan (kadaluarsa)”.
Antibiotika harus diminum sebanyak satu periode peng-
obatan agar kuman dapat terbunuh dengan tuntas.
6. “Diminum jika perlu”.
Label peringatan seperti ini umumnya diberikan pada
obat penghilang rasa sakit

7. “Kocok dahulu sebelum diminum”.


Sirup atau obat berbentuk cairan yang umumnya
menjadi tidak homogen setelah dibiarkan beberapa
saat. Untuk mendapatkan dosis yang seragam, obat
harus dikocok sampai homogen sebelum dituang ke
sendok takar.

8. “Tidak boleh diulang tanpa resep dokter”.


Obat tertentu hanya bisa dikonsumsi atas permin-
taan dokter. Apabila ada sisa obat, maka obat ter-
sebut tidak boleh diminumkan kepada pasien lain.
OBAT NON-ORAL
Obat Topikal (salep, krim, gel)

  Cuci tangan;
 Bersihkan tempat yang sakit dengan
kapas bersih yang dibasahi alkohol 70%;
 Setelah kering, oleskan obat pada
tempat yang sakit secara merata;
 Cuci tangan kembali
Obat Tetes Hidung
• Bersihkan hidung yang sakit;
• Duduk dan tarik kepala ke arah belakang (mene-
ngadah) atau berbaring dengan meletakkan bantal
di bawah punggung, dan kepala dalam posisi tegak;
• Masukkan penetes obat satu sentimeter ke dalam
lubang hidung
• Teteskan obat sebanyak yang tertulis dalam
etiket;
• Segera tundukkan kepala dalam-dalam (kepala di
antara dua lutut);
• Setelah beberapa detik, duduk tegak kembali, dan
akan mengalir turun dalam faring;
Obat Tetes Hidung Pada Otitis
 Bersihkan hidung;
 Duduk dan tarik kepala ke arah belakang
(menengadah) atau berbaring dengan
meletakkan bantal di bawah punggung, dan
kepala dalam posisi tegak
 Masukkan penetes obat satu sentimeter ke
dalam lubang hidung
 Teteskan obat ke lubang ipsilateral sebanyak
yang tertulis dalam etiket;
 Biarkan kepala dalam posisi miring ke arah
ipsilateral hingga mencapai tuba eustachia;
 Lakukan hal yang sama untuk lubang hidung
yang lain
 Bilas penetes obat dengan air mendidih.
Nasal Spray (Obat Semprot Hidung)
 Bersihkan hidung
 Duduk dengan kepala sedikit menunduk
 Kocoklah obat semprotnya
 Tekan ujung botol penyemprot rapat-rapat ke
salah satu lubang hidung. Arahkan ujung
penyemprot miring ke depan
 Tutup lubang hidung yang lain dan tutup mulut
 Tariklah nafas perlahan-lahan dan semprotkan
obat kuat-kuat dengan memencet botolnya
 Keluarkan ujung penyemprot dari hidung
dan tundukkan kepala dalam-dalam (kepala
di antara dua lutut)
 Duduk tegak kembali, dan biarkan obat
mengalir turun ke dalam faring
 Ulangi prosedur di atas untuk lubang hidung
yang lain
 Bersihkan ujung penyemprot dengan air
hangat
Aerosol
 Keluarkan dahak sebanyak mungkin
 Kocoklah aerosol sebelum digunakan
 Pegang aerosol seperti yang ditujukan pada
labelnya (biasanya dipegang terbalik)
 Masukkan ujung aerosol di antara kedua
bibir, tutup rapat bibir di sekelilingnya
 Tengadahkan kepala sedikit
 Hembuskan napas perlahan-lahan
 Tarik nafas dalam-dalam dan tekan katup
aerosol selagi menarik nafas sambil
menekan lidah ke bawah
 Tahanlah nafas melalui hidung
 Berkumur dengan air hangat
Cara mengetahui jumlah obat yang masih tersisa di
dalam botol aerosol:

- Letakkan botol ke dalam mangkok berisi air pada


suhu kamar.
- Botol yang masih terisi penuh akan tenggelam
dalam posisi tidur di dasar mangkok.
- Botol yang sudah berkurang isinya akan berposisi
tegak dengan posisi terbalik didasar mangkok.
- Botol yang tinggal setengah isinya akan meng-
apung dalam posisi terbalik dengan dasar botol
meyembul di permukaan air.
- Botol yang masih berisi seperempat akan meng-
apung dengan posisi sudut 45o,
- Botol yang sudah habis akan mengapung dalam
posisi tidur di permukaan air.
Inhaler Dengan Kapsul
o Keluarkan dahak sebanyak mungkin
o Letakkan kapsul pada inhaler sesuai
petunjuk pada labelnya
o Masukkan ujung aerosol di antara kedua
bibir, dan tutup rapat bibir di sekelilingnya
o Tengadahkan kepala sedikit
o Tarik nafas dalam-dalam melalui inhaler
o Tahan nafas selama 10 sampai 15 detik
o Keluarkan nafas melalui hidung
o Berkumurlah dengan air hangat.
Obat Tetes Telinga
 Hangatkan obat tetes telinga dengan cara
menggenggamnya dalam telapak tangan selama
beberapa menit. Jangan menghangatkan dengan
air panas karena suhunya tidak bisa diperki-
rakan
 Miringkan kepala pada satu sisi atau ber-
baringlah miring dengan telinga yang sakit
menghadap ke atas
 Tarik perlahan-lahan daun telinga sedemikian
rupa sehingga liang telinga terlihat jelas dan
lurus (untuk orang dewasa ditarik ke arah atas
belakang, sedangkan anak-anak ditarik ke arah
bawah belakang)
 Teteskan obat sejumlah yang tertulis
dalam etiket
 Tunggu selama lima menit sebelum ber-
pindah pada telinga yang sebelah agar
obatnya mencapai dasar telinga
 Gunakan kapas untuk menutup lubang
telinga setelah meneteskan obat
 Setelah digunakan, ujung wadah obat
tetes telinga jangan dibilas tetapi kering-
kan dengan kertas atau tisue kering dan
tutup wadah dengan baik
Obat Tetes Mata

o Cuci tangan dahulu


o Jangan memegang mulut botol tempat
keluarnya tetesan obat
o Tengadahkan kepala ke atas
o Tarik pelupuk mata bawah ke arah bawah
sehingga membentuk kantung
o Pegang penetes sedekat mungkin dengan
“kantung” tanpa menyentuh mata atau
kantung mata
o Teteskan obat ke dalam kantung sejumlah
yang tertulis di etiket
o Pejamkan mata selama dua menit. Jangan
memejamkan mata terlalu rapat atau
berkedip terlalu sering
o Cairan obat yang berlebih bisa dihilangkan
dengan tisue
o Jika menggunakan lebih dari satu macam obat
tetes, tunggu paling cepat lima menit sebelum
meneteskan obat yang lain;
o Obat tetes dapat menimbulkan rasa terbakar
selama beberapa menit. Jika tetap berlanjut,
segera berkonsultasi dengan dokter.
 Obat Tetes Mata Untuk Anak

o Baringkan anak telentang dengan kepala


tegak menghadap ke atas
o Suruh anak memejamkan mata
o Teteskan obat sesuai yang tertulis di
etiket pada ujung mata sebelah dalam
(dekat hidung)
o Jaga posisi kepala tetap tegak
o Bersihkan cairan obat yang berlebih.
Salep Mata
o Cuci tangan dahulu
o Jangan menyentuh ujung tube salep
o Tengadahkan kepala sedikit miring ke arah
belakang
o Pegang tube salep dengan satu tangan, dan
tarik pelupuk mata yang sakit ke arah bawah
sehingga membentuk kantung
o Dekatkan ujung tube salep sedekat mungkin
dengan “kantung” tanpa menyentuhnya
o Bubuhkan salep sesuai dengan yang terulis di
etiket
o Pejamkan mata selama dua menit
o Bersihkan salep yang berlebih dengan tissue
o Bersihkan ujung tube dengan tisue lain
Supositoria

 Cuci tangan dahulu


 Buka bungkus supositoria (kecuali kalau
supositoria lembek)
 Apabila supositoria terlalu lembek, biar-
kan mengeras dulu dengan mendingin-
kannya di dalam lemari es atau di bawah
aliran dingin dalam keadaan masih ter-
bungkus
 Haluskan permukaan supositoria yang
kasar/tajam dengan menghangatkannya
dengan tangan
 Basahi supositoria dengan air dingin
 Berbaring miring dan lipat lutut
 Masukkan supositoria dengan ujung yang
bulat terlebih dahulu ke dalam dubur
 Tetap berbaring selama beberapa menit
 Cuci tangan
 Usahakan tidak buang air besar selam satu
jam setelah menggunakan supositoria
Vaginal Tablet Dengan Aplikator

 Cuci tangan terlebih dahulu;


 Buka bungkus tablet;
 Letakkan tablet di bagian ujung
aplikator yang terbuka
 Berbaring telentang, tekuk lutut sedikit,
renggangkan kaki
 Masukkan aplikator yang ada obatnya ke
dalam vagina perlahan-lahan dan
sedalam-dalamnya tanpa dipaksakan
 Tekan alat pendorong pada aplikator
sehingga tabletnya terlepas dari alat
 Keluarkan aplikator
 Buang aplikator yang sudah terpakai
(kalau untuk sekali pakai)
 Cuci kedua bagian aplikator bersih-
bersih dengan sabun dan air mendidih/
hangat (untuk aplikator tidak sekali
pakai).
Vaginal Tablet Tanpa Aplikator
 Cuci tangan terlebih dahulu
 Buka bungkus tablet
 Celupkan tablet ke dalam air hangat
sekedar untuk membasahinya
 Berbaring telentang, tekuk lutut sedikit,
renggangkan kaki
 Masukkan tablet ke dalam vagina per-
lahan-lahan dan sedalam-dalamnya tanpa
dipaksakan
 Cuci tangan kembali.
Krim, Salep, dan Gel untuk Vagina

o Cuci tangan terlebih dahulu


o Buka tutup tube yang berisi obat
o Pasang aplikator pada tube
o Tekan tube sampai sejumlah obat yang
dibutuhkan masuk ke dalam aplikator
o Lepaskan aplikator dari tube (pegang
bagian tabung aplikator)
o Olesi bagian luar tabung aplikator dengan
sedikit krim/salep/gel
o Berbaring telentang, tekuk lutut sedikit,
renggangkan kaki
o Masukkan aplikator yang ada obatnya ke dalam
vagina perlahan-lahan dan sedalam-dalamnya
tanpa dipaksakan
o Pegang tabung aplikator dengan tangan yang
lain dan tekan alat pendorong pada aplikator
sehingga obat masuk ke dalam vagina
o Keuarkan aplikator dari vagina
o Buang aplikator yang telah dipakai (untuk
aplikator sekali pakai) atau cuci dengan air
mendidih (untuk aplikator tidak sekali pakai)
o Cuci tangan kembali.
 
Patch Transdermal

 Gunakan pada bagian kulit yang tidak


berambut
 Lokasi penggunaan sesuai dengan petunjuk
pada label kemasan atau tanyakan pada
apoteker
 Jangan menempelkan pada kulit yang luka
atau terkelupas
 Jangan menempelkan di bagian lipatan
kulit atau di balik pakaian ketat
 Tempelkan dengan tangan yang bersih
dan kering
 Lepaskan patch dari penutupnya dan
jangan menyentuh lapisan yang
mengandung obat
 Tempelkan pada kulit dan tekan.
Bagian tepi ditekan lebih kuat agar
tidak mudah lepas
 Jika dikehendaki, patch bisa dilepas
dan dipindah posisi sesuai petunjuk
pada label.
BEBERAPA TIPS PENGGUNAAN OBAT

Obat yang dibeli dengan resep dokter


Semua obat keras dengan tanda khusus
harus dibeli dengan resep dokter.
Penggunaan obat dengan resep tersebut
harus disertai dengan penjelasan yang
benar tentang : 
• Berapa lama obat harus diminum?
• Apakah harus diminum habis atau hanya
kalau perlu saja?
• Apabila timbul efek samping, bolehkah
berhenti minum obat?
• Apabila merasa lebih baik, bolehkah
berhenti minum obat?
• Apa yang harus dilakukan bila obat telah
habis diminum tetapi belum sembuh
penyakitnya?
• Apa yang harus dilakukan bila lupa
meminum obat?
Perlu dijelaskan kepada pasien tentang tuju-
an pengobatan agar dapat meningkatkan
kepatuhan pasien, misalnya :
• Obat pereda rasa sakit bisa dihentikan
meminumnya bila rasa sakit tersebut telah
hilang, juga untuk obat penurun panas.
(Simtomatis)
• Untuk obat antibiotika harus dihabiskan,
meskipun telah merasa sehat setelah
meminum setengahnya saja. (Kausatif)
TIPS MEMINUM OBAT

• Minum obat dengan posisi berdiri atau


duduk tegak
• Takar dosis dengan tepat
• Minum obat dengan air dingin akan
meninggalkan rasa tidak enak
• Bila obat berbentuk cairan, kocok
dahulu sebelum menuang ke sendok
takar.
TIPS MEYIMPAN OBAT
• Jangan menyimpan obat di tempat yang kotor,
lembab, atau terkena sinar matahari langsung
• Jangan menyimpan berbagai macam obat dalam
satu tempat
• Simpan obat agar terhindar dari jangkauan anak
kecil
• Simpan obat tetap dalam wadah/kemasan aslinya
• Simpan supositoria di tempat dingin
• Buang sisa obat yang sudah rusak dan sudah
kadaluarsa

Anda mungkin juga menyukai