Ketimpangan
Oleh : Syahrituah Siregar
Outline
Beberapa Definisi dan Pengukuran
Kemiskinan
Fakta Kemiskinan Indonesia
Analisis Penyebab
Bagaimana Solusinya
Beberapa Definisi dan Pengukuran
Kemiskinan
DEFINISI:
Awam
Ekonomi:
SI MISKIN DALAM
PERSPEKTIF AWAM
Kelompok duafa
Kelompok fakir
Kelompok miskin
Gelandangan
Pengungsi
etc
PERSPEKTIF EKONOMI
Kemiskinan absolut
Seseorang dikatakan miskin secara absolut
apabila tingkat pendapatannya lebih rendah
daripada garis kemiskinan absolut. Dengan
kata lain jumlah pendapatannya tidak cukup
untuk memenuhi kebutuhan hidup minimum
yang dicerminkan oleh garis kemiskinan
absolut tersebut.
Kemiskinan relatif
21,21%
Household without access to
43,86%
sanitation
7,86%
Household with children aged 12-
15 not enolled in junior high 20,76%
school
9,29%
Household with birth attended by
traditional paramedics 27,89%
Kurva Lorenz
Indeks atau Rasio Gini
Kriteria Bank Dunia (World Bank)
KURVA LORENZ
Untuk mengetahui tingkat pemerataan distribusi
pendapatan suatu negara, dapat diketahui dari
grafik yang dinamakan Kurva Lorenz, artinya kurva
yang menggambarkan hubungan antara distribusi
jumlah penduduk dengan distribusi pendapatan.
Semakin Cembung
Kurva Lorenz, semakin
tidak merata distribus
Pendapatan
(ketimpangan semakin
tinggi)
KOEFISIEN GINI
Sedangkan indikator untuk mengukur
tingkat ketimpangan distribusi pendapatan
adalah Koefisien Gini atau Indeks Gini.
Semakin tinggi atau besar Indeks Gini,
semakin tinggi tingkat
ketidakmerataannya (distribusi
pendapatannya tidak merata) dan semakin
kecil Indeks Gini semakin rendah tingkat
ketidakmerataannya (distribusi
pendapatannya semakin merata).
RUMUS MENGHITUNG KOEFISIEN
GINI
G = 1 - ∑ (Xi+1 – Xi)(Yi + Yi+1)
G = 1 - ∑ fi(Yi + Yi+1)
G = Rasio Gini
Fi = proporsi jumlah rumah tangga dalam kelas i
Xi = Proporsi jumlah komulatif rumah tangga dalam kls i
Yi = Proporsi jumlah komulatif pendapatan dalam kls i
Figure 5.3 Estimating the Gini
Coefficient
http://www.indonesiafinancetoday.com/re
ad/34939/Gini-Ratio-2012-Diprediksi-Tetap
0.355 0.308 0.329 0.363 0.364 0.35 0.37 0.38 0.41 0.41 0.413
1996 1999 2002 2005 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
BANK DUNIA (WORLD BANK)
40% Pddk pndptn terendah < 12 %
Pendptn Nas = Ktdk merataan Tinggi
40% Pddk pndptn terendah < 17 %
Pendptn Nas = Ktdk merataan Sedang
40% Pddk pndptn terendah > 17 %
Pendptn Nas = Ktdk merataan Rendah
Potret Kesenjangan Wilayah
letak geografis,
budaya
30 0,35
0,3
25
Index Gini
0,25
Percent
20
0,2
15
0,15
10
0,1
5 0,05
0 0
1978 1980 1981 1984 1987 1990 1993 1996 1999 2002 2003 2004
Year
35.1
Harga bahan bakar
35 melambung & langka
34 Lapangan kerja terus
menyempit
33
2005 2006 2007
Komposisi Pengeluaran penduduk
51
Anggaran Pengentasan
Kemiskinan (Rp Triliun)
Jumlah Penduduk Miskin (Juta 42
Jiwa)
39.3
37.2
36.1 35.1
Menurun karena dilakukan perubahan metodologi
dan "pembersihan" sampel data. (Baca paper Tim
Indonesia Bangkit, " Angka Kemiskinan Tahun
23 2007: Apakah Mungkin Lebih Rendah?", Juli 2007)
18
(%)
60
50 BNG
40 NEP
LAO CAM PHI
MONG
PNG
PAK
30 IND VIET
INDO
SRI
20
THAI
10
CHI MAL
0
0.45 0.50 0.55 0.60 0.65 0.70 0.75 0.80 0.85
Human Development Index 2002
*18 Asian countries
Konsep HDI
Dimensions:
A long and Being A decent
healthy life
Knowledgeable standard
of living
Life
Indicators: Literacy & GDP
Expectancy
Enrolment per capita
HDI
Batas Indikator
Life expectancy
at birth (years) 85 25
Combined gross
enrolment ratio (%) 100 0
Dimensions: Indicators:
A long and healthy Probability at birth of not
life surviving until age 40
1/
HPI [1 / 3( P1 P2 P3 )]
Where:
P1=Probability of not surviving to age 40 (times 100)
P2=Adult illiteracy rate
P3= Average of people without access to safe water and
children underweight
As rises greater weight is given to the dimension in which there
is most deprivation.
=1 implies simple average (perfect substitutability),
=∞ HPI = highest value (no substitutability).
In the global HDR =3, giving additional but not overwhelming
weight to areas of most acute deprivation
Penyebab dan Solusi
Penyebab : Alamiah dan Struktural
Solusi : Skema mendasar untuk menjawab
kedua penyebab kemiskinan tersebut