Anda di halaman 1dari 59

Kemiskinan dan

Ketimpangan
Oleh : Syahrituah Siregar
Outline
 Beberapa Definisi dan Pengukuran
Kemiskinan
 Fakta Kemiskinan Indonesia
 Analisis Penyebab
 Bagaimana Solusinya
Beberapa Definisi dan Pengukuran
Kemiskinan
DEFINISI:
 Awam

 Ekonomi:
SI MISKIN DALAM
PERSPEKTIF AWAM

 Kelompok duafa
 Kelompok fakir
 Kelompok miskin
 Gelandangan
 Pengungsi
 etc
PERSPEKTIF EKONOMI
Kemiskinan absolut
Seseorang dikatakan miskin secara absolut
apabila tingkat pendapatannya lebih rendah
daripada garis kemiskinan absolut. Dengan
kata lain jumlah pendapatannya tidak cukup
untuk memenuhi kebutuhan hidup minimum
yang dicerminkan oleh garis kemiskinan
absolut tersebut.
Kemiskinan relatif

Kemiskinan relatif adalah perbandingan antara


kelompok pendapatan dalam masyarakat, yaitu
antara kelompok miskin, kelompok yang
mungkin tidak miskin karena mempunyai tingkat
pendapatan yang lebih tinggi daripada garis
kemiskinan, dan kelompok masyarakat yang
relatif lebih kaya. Dengan menggunakan ukuran
pendapatan, keadaan ini dikenal dengan
ketimpangan distribusi pendapatan.
Ketidakberdayaan /ketidakmampuan
(powerlessness) Orang Miskin, Menurut
Gunawan Sumodiningrat:

1. Memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar


seperti pangan dan gizi, sandang, papan,
pendidikan dan kesehatan (basic need
deprivation).
2. Melakukan kegiatan usaha produktif
(unproductiveness).
3. Menjangkau sumber daya sosial dan ekonomi
(inaccesibility).
4. Menentukan nasibnya diri sendiri serta
senantiasa mendapat perlakuan diskriminatif,
mempunyai perasaan ketakutan dan kecurigaan,
serta sikap apatis dan fatalistik (vulnerability);
dan
5. Membebaskan diri dari mental budaya miskin
serta senantiasa merasa mempunyai martabat
dan harga diri yang rendah (no freedom of
poor).
 Ketidakberdayaanatau
ketidakmampuan tersebut
menumbuhkan perilaku miskin yang
bermuara pada hilangnya
kemerdekaan untuk berusaha dan
menikmati kesejahteraan secara
bermartabat.
Ukuran Kemiskinan
(Perspektif Ekonomi)
 Sangat beragam, umumnya dikaitkan
dengan pengukuran, sehingga ada kriteria
BPS, BKKBN, WB dll

1.Kriteria BPS, kemiskinan adalah suatu


kondisi seseorang yang hanya dapat
memenuhi makanannya kurang dari 2.100
kalori per kapita per hari.
2. Kriteria BKKBN, kemiskinan adalah keluarga miskin
prasejahtera apabila:
a. Tidak dapat melaksanakan ibadah menurut
agamanya.
b. Seluruh anggota keluarga tidak mampu makan dua
kali sehari.
c. Seluruh anggota keluarga tidak memiliki
pakaian berbeda untuk di rumah,
bekerja/sekolah dan bepergian.
d. Bagian terluas dari rumahnya berlantai tanah.
e. Tidak mampu membawa anggota keluarga ke
sarana kesehatan.
3. Kriteria Bank Dunia, kemiskinan adalah
keadaan tidak tercapainya kehidupan yang
layak dengan penghasilan USD 1,00 per
hari.
Kriteria Bank Dunia

Untuk negara sedang berkembang (NSB)


dengan pendapatan per kapita USD 1.200
(tingkat harga konstan tahun 1985), garis
kemiskinan terletak antara USD 275 dan
USD 370 per orang per tahun.
Terbaru : USD 2,-/hari
Millenium Development Goals
 Jumlah orang miskin Indonesia: 37 juta (data
BPS); kriteria MDGs: (pendapatan di bawah
US$ 1 perhari): 50 juta, di bawah US$ 2 per
hari: 100 juta. Jumlah ini di atas kemiskinan
sebelum krisis finansial yaitu: 34 juta orang;
 Dunia : Menurunkan hingga setengahnya
(50%) penduduk yang hidup dibawah garis
kemiskinan ekstrim, yt 1990 – 2015(sisa 10%)
Batas Kemiskinan, Sayogyo
 Pengeluaran perkapita pertahun < 320 kg
equivalent beras, tergolong miskin.
 Pengeluaran perkapita pertahun < 240 kg
equivalent beras, tergolong sangat miskin.
 Pengeluaran perkapita pertahun < 180 kg
equivalent beras, tergolong paling
miskin/melarat.
Fakta kemiskinan di Indonesia
 Ciri Kemiskinan
 Pertumbuhan dan Kemiskinan
 Data Kemiskinan
 Kesenjangan Wilayah
 Kesenjangan Individu
 Fakta Aktual
Ciri Kemiskinan Indonesia
 Lebih Banyak Penduduk yang rentan
terhadap kemiskinan (US$1-2/hari)
 Kemiskinan pendapatan vs kemiskinan
non-pendapatan (gizi, kesehatan,
pendidikan, akses air bersih,dll)
 Kesenjangan antar wilayah (kota-desa,
jawa-luar jawa, KTI-KBI)
Rentan Miskin (Transient Poverty)

 Lebih di kenal nyaris miskin (based on tingkat


pendapatan)
 Hampir 42 persen dari seluruh rakyat Indonesia hidup di
antara garis kemiskinan AS$1- dan AS$2-per hari
 hasil survei Bank Dunia tahun 2004 menunjukkan hanya
16,7 persen penduduk Indonesia yang tergolong miskin,
lebih dari 59 persen dari mereka pernah jatuh miskin
dalam periode satu tahun sebelum survei dilaksanakan.
 Data terakhir juga mengindikasikan tingkat pergerakan
tinggi (masuk dan keluar) kemiskinan selama periode
tersebut, lebih dari 38 persen rumah tangga miskin pada
tahun2004 tidak miskin pada tahun 2003.
29,30%
Household without access to safe
water 52,32%

21,21%
Household without access to
43,86%
sanitation

7,86%
Household with children aged 12-
15 not enolled in junior high 20,76%
school

9,29%
Household with birth attended by
traditional paramedics 27,89%

0,00% 10,00% 20,00% 30,00% 40,00% 50,00% 60,00%


Source: SUSENAS 2002, BPS Noon Poor Poor
PERTUMBUHAN -
KEMISKINAN
• Menurut sen, (1999) secara kemiskinaan lebih terkait pada ketidakmampuan
untuk mencapai standart hidup dari pada apakah standart hidup tsb bisa
tercapai atau tidak.
• Hal ini menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi bukan satu-satunya
variabel untuk mengurangi kemiskinan, variabel lain, seprti laju inflasi, juga
berpengaruh terhadap jumlah penduduk miskin.
• Menurut Siregar, (2006), bahwa pertumbuhan ekonomi merupakan syarat
keharusan (necessary condition) bagi pengurangan kemiskinan, dan ada pula
syarat kecukupannya (sufficient condition) yaitu efektif mengurangi
kemiskinan.
Adapun para tokoh yang beranggapan pendapat lain dengan yang diatas, yaitu:
-Suryadama dan suryahadi, (2007), melakukan studi mengenai pengaruh
pertumbuhan pada sektor swasta terhadap penurunan kemiskinan di
Indonesia.
• Oleh karena itu, pertumbuhan pengeluaran baik sektor publik maupun swata
akan mengurangi kemiskinan dua kali lebih cepat dari pada hanya berharap
dari pengeluaran publik saja.
Hasil Studi Hermanto Siregar, dkk:
- Pertumbuhan ekonomi terbukti memberikan dampak terhadap
berkurangnya jumlah penduduk miskin. namun teryata pengurangan
jumlah penduduk miskin yang dihasilkan tidak sebesar yang diharapkan.

Ada beberapa faktor yang diperkirakan menjadi penyebab pertumbuhan


ekonomi kurang optimal dalm menurunkan jumlah penduduk miskin,
antara lain:
- Pertumbuhan ekonomi tersebut relatif masih belum cukup tinggi.
- Pertumbuhan penduduk dikawasan perdesaan, dimana sekitar 2/3
penduduk miskin berada itu relatif lambat.
- Masih relatif lemanhya keterkaitan sektor pertanian dan sektor lainnya,
seperti pariwisata dan industri pengolahan.
- Menurut Sulekale (2003), Struktur perekonomian indonesia relatif
mudah ambruk karena kurang seimbangnya perhatian yang diberikan
oleh pemerintah pada kelompok usaha.
Data: Garis Kemiskinan BPS
Fakta Kemiskinan di Indonesia
 Kesenjangan
 Data tidak akurat / tidak relevan
 Program kemiskinan tidak efektif
KESENJANGAN : Hipotesa Kuznet

 Adanya relasi antara kesenjangan pendapatan dan


tingkat pendapatan perkapita dalam bentuk U
terbalik

 Pada tahap awal pembangunan, kemiskinan


meningkat sebagai akibat proses urbanisasi dan
industrialisasi

 Pada tahap akhir pembangunan, kemiskinan


menurun pada saat sektor industri di perkotaan
dapat meyerap seluruh angkatan kerja yang
berasal dari pedesaan

 Terjadi banyak pro dan kontra ttg pendapat kuznet


28
PENDAPATAN DAN
KESENJANGAN
 Bagiamana jika distribusi pendapatan
tidak merata??
KONSEP-KONSEP DISTRIBUSI
PENDAPATAN

 Kurva Lorenz
 Indeks atau Rasio Gini
 Kriteria Bank Dunia (World Bank)
KURVA LORENZ
 Untuk mengetahui tingkat pemerataan distribusi
pendapatan suatu negara, dapat diketahui dari
grafik yang dinamakan Kurva Lorenz, artinya kurva
yang menggambarkan hubungan antara distribusi
jumlah penduduk dengan distribusi pendapatan.
Semakin Cembung
Kurva Lorenz, semakin
tidak merata distribus
Pendapatan
(ketimpangan semakin
tinggi)
KOEFISIEN GINI
 Sedangkan indikator untuk mengukur
tingkat ketimpangan distribusi pendapatan
adalah Koefisien Gini atau Indeks Gini.
 Semakin tinggi atau besar Indeks Gini,
semakin tinggi tingkat
ketidakmerataannya (distribusi
pendapatannya tidak merata) dan semakin
kecil Indeks Gini semakin rendah tingkat
ketidakmerataannya (distribusi
pendapatannya semakin merata).
RUMUS MENGHITUNG KOEFISIEN
GINI
 G = 1 - ∑ (Xi+1 – Xi)(Yi + Yi+1)

 G = 1 - ∑ fi(Yi + Yi+1)

 G = Rasio Gini
 Fi = proporsi jumlah rumah tangga dalam kelas i
 Xi = Proporsi jumlah komulatif rumah tangga dalam kls i
 Yi = Proporsi jumlah komulatif pendapatan dalam kls i
Figure 5.3 Estimating the Gini
Coefficient

Koefisien gini : ukuran


ketimpangan agregat yg
angkanya berkisar dari 0-1
Ketimpangan tinggi 0,5-
0,7
Ketimpangan rendah 0,2-
0,35
 Semakin besar rasio Gini, semakin tidak
merata distribusi pendapatan
(ketimpangan semakin besar/tinggi)

Berapakah rasio gini Indonesia?


 Rasio gini Indonesia tahun 2012 sebesar
0,4 %

 http://www.indonesiafinancetoday.com/re
ad/34939/Gini-Ratio-2012-Diprediksi-Tetap

0.355 0.308 0.329 0.363 0.364 0.35 0.37 0.38 0.41 0.41 0.413
1996 1999 2002 2005 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
BANK DUNIA (WORLD BANK)
 40% Pddk pndptn terendah < 12 %
Pendptn Nas = Ktdk merataan Tinggi
 40% Pddk pndptn terendah < 17 %
Pendptn Nas = Ktdk merataan Sedang
 40% Pddk pndptn terendah > 17 %
Pendptn Nas = Ktdk merataan Rendah
Potret Kesenjangan Wilayah

 Kesenjangan KBI-KTI, Jawa-Luar Jawa, antara kota


metropolitan-kota besar-kota menengah dan kecil,
perkotaan-perdesaan
 Akar kesenjangan:
 perbedaan potensi sumber daya alam,

 letak geografis,

 budaya

 kebijakan pembangunan  orientasi


pembangunan
Poverty and Inequality 1978-2004
35 0,4

30 0,35

0,3
25

Index Gini
0,25
Percent

20
0,2
15
0,15
10
0,1
5 0,05

0 0
1978 1980 1981 1984 1987 1990 1993 1996 1999 2002 2003 2004
Year

Poverty Gini Ratio


Kesenjangan Individu
 Saat ini ada sekitar 37,17 juta (BPS 2007) orang
Indonesia yang mempunyai tingkat pengeluaran
kurang dari Rp 166.967 per bulan atau kurang dari
Rp 5.565 per hari untuk biaya hidup (makanan,
pakaian, perumahan, transportasi, kesehatan,
pedidikan, dll).

 Pada waktu yang sama ada 150 orang Indonesia


yang sangat kaya dengan nilai assets sekitar Rp 419
trilliun (Globe Asia). Jumlah ini lebih dari separuh
APBN 2007.
Contoh Fenomena Faktual:
KEMISKINAN TURUN?

Kemiskinan 2007 Turun? Alasan BPS kemiskinan turun karena ada


Data BPS masyarakat yang mampu memanfaatkan
BLT untuk kegiatan produktif
40
39.3
39
Realitas :
38
Harga barang
37.17
37 kebutuhan pokok
melambung
36

35.1
Harga bahan bakar
35 melambung & langka
34 Lapangan kerja terus
menyempit
33
2005 2006 2007
Komposisi Pengeluaran penduduk

Data BPS 2006 penduduk miskin adalah yang hidup di


bawah garis kemiskinan dengan
pengeluaran Rp 152 ribu per bulan
sebanyak 39,06 juta jiwa
Di luar tidak miskin
128,94 juta Penduduk tidak miskin dengan
58,61% pengeluaran per bulan di atas Rp 229
Tidak miskin ribu
91,06 juta Ada 91,06 juta jiwa
41,39%
Penduduk dengan
pengeluaran per bulan di
bawah Rp 229 ribu Ada
128,94 juta jiwa
Program Anti Kemiskinan

51
Anggaran Pengentasan
Kemiskinan (Rp Triliun)
Jumlah Penduduk Miskin (Juta 42
Jiwa)
39.3
37.2
36.1 35.1
Menurun karena dilakukan perubahan metodologi
dan "pembersihan" sampel data. (Baca paper Tim
Indonesia Bangkit, " Angka Kemiskinan Tahun
23 2007: Apakah Mungkin Lebih Rendah?", Juli 2007)

18

2004 2005 2006 2007


Sumber: Laporan Pemerintah, BPS
Kebijakan yang ada …..
 BLT yang ada sekarang hanya untuk keluarga
yang miskin, bagaimana dengan kelompok near
poor?
 Keseluruhan paket subsidi yang disediakan
adalah untuk kategori yang miskin, sedangkan
kenyataannya banyak kalangan masyarakat
yang tidak termasuk kategori miskin akan
terkena dampak kenaikan BBM
Development Paradigm Shifting

 Berpusat pada  Berpusat pada usaha untuk


usaha meningkatkan kualitas
meningkatkan manusia
pertumbuhan  Membuka “pilihan” lebih
ekonomi besar
 Meningkatkan  Pertumbuhan ekonomi,
GNP walau penting, adalah alat
 Kurang untuk mencapai tujuan
memperhatikan pembangunan manusia
usaha
peningkatan
kualitas
manusia
masa lalu masa depan
Indeks-Indeks
Aspek Pembangunan Manusia

 The HDI (Human Development Index)


- a summary measure of human development
 The GDI (Gender-related Development
Index)
- the HDI adjusted for gender inequality
 The GEM (Gender Empowerment
Measure)
- Measures gender equality in economic and political
participation and decision making
 The HPI (Human Poverty Index)
- Captures the level of human poverty
Kecenderungan:
HDI Naik ---- Kemiskinan Turun
Population below National poverty line circa 2000

(%)
60

50 BNG

40 NEP
LAO CAM PHI
MONG
PNG
PAK
30 IND VIET
INDO
SRI

20

THAI
10
CHI MAL

0
0.45 0.50 0.55 0.60 0.65 0.70 0.75 0.80 0.85
Human Development Index 2002
*18 Asian countries
Konsep HDI
Dimensions:
A long and Being A decent
healthy life
Knowledgeable standard
of living

Life
Indicators: Literacy & GDP
Expectancy
Enrolment per capita

Dimension Education GDP


Life
index Expectancy Index Index
Index

HDI
Batas Indikator

Maximum value Minimum value

Life expectancy
at birth (years) 85 25

Adult literacy rate (%) 100 0

Combined gross
enrolment ratio (%) 100 0

GDP per capita (PPP US$) 40,000 100


Human Poverty Indeks
 HDI mencoba memotret keberhasilan.
Sedangkan HPI mencoba memotret
kerugian
 Untuk HPI dipisahkan antara developing
countries (HPI-1) dan high-income OECD
countries (HPI-2)
 Di Indonesia dikenal dengan nama IKM
(Indek kemiskinan manusia)
The Human Poverty Index for
developing countries (HPI-1)

Dimensions: Indicators:
A long and healthy Probability at birth of not
life surviving until age 40

Knowledge Adult illiteracy rate


A decent standard Access to safe water and
children underweight for age
The Human Poverty Index (HPI-1)

   1/ 
HPI  [1 / 3( P1  P2  P3 )]

Where:
P1=Probability of not surviving to age 40 (times 100)
P2=Adult illiteracy rate
P3= Average of people without access to safe water and
children underweight
 As  rises greater weight is given to the dimension in which there
is most deprivation.
 =1 implies simple average (perfect substitutability),
 =∞ HPI = highest value (no substitutability).
 In the global HDR =3, giving additional but not overwhelming
weight to areas of most acute deprivation
Penyebab dan Solusi
 Penyebab : Alamiah dan Struktural
 Solusi : Skema mendasar untuk menjawab
kedua penyebab kemiskinan tersebut

Anda mungkin juga menyukai