Anda di halaman 1dari 20

Proses terapi

Risky Kukuh Widadi (201420401011073)


Kasus
• Ny. AN, 36 th
• Autoanamnesis
pasien datang diantar keluarga, penampilan rapi, mengenakan make
up, dan berjilbab. Pasien memperkenalkan dirinya dan suaminya ketika
wawancara, orientasi terhadap waktu, tempat dan orang baik. Pasien
mengatakan di bawa ke RSJ untuk kontrol karena dulu pernah depresi,
namun sekarang sudah tidak lagi. Pasien menceritakan bahwa ia adalah
kepala sekolah TPA di lingkungannya, sehari-hari ia sibuk mengurusi kegiatan
TPA dan mengajar ngaji. Mengatakan anaknya sejak umur 5 tahun sudah
pintar mengaji. Bila tidak sedang mengajar pasien suka mencari kegiatan di
luar rumah karena sering merasa bosan di rumah. Pasien mengatakan sering
mendengar suara seperti suara angin walaupun tidak sedang ada anging
kencang. Pasien sering tidur larut malam sampai jam 1 malam
mempersiapkan kegiatan mengajar ngaji yang akan dikerjakannya besok.
• Heteroanamnesis (suami pasien)
Pasien 1 bulan terakhir ini sering keluyuran tanpa pamit dan jarang dirumah,
tetangga sering melihat pasien pergi berbelaja dan mengobrol di warung. Namun ketika
ditanya pasien mengatakan baru dari masjid. Uang belanja selalu habis namun ketika
ditanya untuk belanja apa saja, pasien mengatakan lupa barang apa saja yang dibeli.
Tetangga mengatakan kalau pasien kadang meminjam uang untuk berbelanja keperluan
rumah, dan bila tidak dipinjami uang pasien mengomel mengatakan tetangganya pelit.
Pasien tidak pernah masak lagi di rumah. Dirumah pasien tinggal dengan orang tuanya, dan
sudah 1 tahun tidak serumah dengan suaminya. Anaknya tinggal dengan suaminya yang
bekerja di pasar (berjualan sembako). 9 bulan yang lalu pasien pernah mengalami depresi,
sering kangen dengan anaknya dan berdiam diri di rumah. Tidak mau makan bila tidak
dibujuk ibunya dan sudah berobat di RS ketosono, pasien rutin kontrol sampai sembuh 3
bulan yang lalu dan tidak pernah kontrol lagi setelah itu, keluarga lupa apa obat yang
dikonsumsi saat itu. Sebelum sakit pasien adalah orang yang tertutup dan jarang
menceritakan masalahnya ke keluarga. Riwayat penyakit dahulu: masalah kejiwaan (-), DM
(-), HT(-). RPK (-)
Status Internistik
• Tensi : 110/80 mmHg
• Nadi : 88 x/menit
• Suhu : 36,5ᵒC
• Respirasi : 24 x/menit
• Keadaan umum : compos mentis
• Kepala/Leher : a/i/c/d -/-/-/- pembesaran KGB (-)
• Thorax : nafas simetris, ves/ves, Rh -/- Wh -/-
S1 S2 tunggal, murmur (-), gallop (-)
• Abdomen : soefl. Bising usus (+) normal, nyeri tekan (-)
• Ekstremitas : HKM, CRT <2 detik, oedem (-)
Status Neurologik
• GCS : 456
• Meningeal sign : Kaku kuduk (-)
• Reflek fisiologis : BPR +2/+2 KPR +2/+2
APR +2/+2 TPR +2/+2
• Reflek patologis : Babinski -/-, chaddock -/-
Hoffman -/-, trommer -/-
Status Psikiatri
• Kesan umum : pasien koorporatif, roman wajah sesuai usia, penampilan
rapi, mengenakan make up dan jilbab.
• Kesadaran : CM, jernih
• Kontak : verbal (+) lancar relevan, nonverbal (+)
• Orientasi : W/T/O +/+/+
• Daya ingat : jangka pendek baik, jangka panjang baik, memori
segera baik
• Mood/afek : euforia
• Proses berpikir : Bentuk (realistik), Arus (loggorhea, FOI), Isi (waham kebesaran)
• Presepsi : halusinasi auditorik
• Kemauan : menurun
• Psikomotor : normal
Diagnosa Multiaxial
• Axis I : gangguan afektif bipolar episode kini mania dengan
gejala psikotik
• Axis II : ciri kepribadian skizoid
• Axis III : tidak ditemukan
• Axis IV : primary support group
• Axis V : GAF 30-21
GAF tertinggi 1 tahun terakhir 60-51
Proses terapi
• Problem pasien
• Tujuan Terapi
• P treatment
• Penulisan resep
• Edukasi
• Monitoring
Problem pasien
• Masalah pasien:
• Mania : merasa dirinya kepala sekolah TPA, loggorea, FOI, belanja berlebihan,
sering keluar rumah
• Gejala psikotik : waham kebesaran, halusinasi auditorik
• Stressor: tinggal jauh dengan suami dan anaknya
Tujuan terapi
Mengatasi masalah yang dialami pasien dengan mengobati gejala
mania dan psikotik yang dialaminya
Terapi non farmakologi
• Psikoterapi suportif
• Ventilasi atau katarsis : memberikan pasien kesempatan menceritakan
masalah yang dihadapinya agar membuat dia lega
• Persuasi: menerangkan kepada pasien tentang gejala-gejala yang muncul dari
penyakit pasien dan akibat dari gejala-gejala tersebut.
• Sugesti: menanamkan pikiran dan keparcayaan pada pasien bahwa gejala-
gejala tadi dapat dihilangkan dengan pengobatan teratur dan perbaikan pola
hidup pasien (menghilangkan sumber stressor: tinggal bersama suami dan
anak, memperbaiki hubungan keluarda dsb)
Antimania
Obat Effikasi Safety Suitable Cost
Lithium carbonate ++ + + +
Pilihan utama pada Dapat terjadi intoksikasi Sediaan Oral
mania akut, mengurangi dan butuh pengawasan
dopamine reseptor ketat kadar lithium
supersensitivity dalam plasma
Haloperidol + + + +++
Sebagai antipsikotik Efek EPS, terutama pada Sediaan oral dan injeksi
maupun antimania penggunaan jangka
panjang
Carbamazepin + ++ + +++
Efektif sebagai antimania Efek samping rendah sediaan oral
akut dan profilaksis

Valproat acid + ++ + ++
Efektif sebagai antimania Efek samping rendah Sediaan syr
akut dan profilaksis
Obat Effikasi Safety Suitable Cost

Olanzapin ++ ++ + +
Efektif untuk mania akut EPS, efek otonom Sediaan oral
dan profilaksis bipolar rendah
Antipsikotik
Obat Effikasi Safety Suitable Cost

Haloperidol ++ + + +++
DER Efek EPS, terutama pada Sediaan oral dan injeksi
penggunaan jangka
panjang
Chlorpromazine ++ + + ++
DET Efek EPS, terutama pada Sediaan oral dan injeksi
penggunaan jangka
panjang
Thioridazine ++ + + ++
DET Efek otonom besar Sediaan oral
Obat Effikasi Safety Suitable Cost

Risperidone +++ ++ + ++
Mengatasi gejala EPS, efek otonom Sediaan oral dan injeksi
negative dan positif rendah

Olanzapine +++ ++ + +
Mengatasi gejala EPS, efek otonom Sediaan oral
negative dan positif rendah

Quetiapine +++ ++ + ++
Mengatasi gejala EPS, efek otonom Sediaan oral
negative dan positif rendah
Kesimpulan: obat pilihan yang digunakan adalah risperidone sebagai
antipsikosis dengan efek samping yang minimal dam memiliki efek pada
serotonin yang membantu mengatasi mania pada pasien ditambah
dengan carbamazepine sebagai antimania yang mudah didapatkan.
Dosis awal:
risperidone 4 mg/hari
carbamazepin 400 mg/hari
Penulisan resep
DUMMY RESEP
DM FK UMM

Malang, 10 – 5 – 2015

R/ risperidone 2 mg no. XXX


∫ 1-0–1

R/ carbamazepine 200 mg no. XXX


∫ 1-0–1

Pro : Ny AN
Usia : 36 Thn
Alamat : Kediri
Komunikasi obat
• Efek Obat : memberikan efek pada neurotransmitter di otak untuk
mengurangi halusinasi dan gejala mania
• ESO : EPS, gejala otonom
• Instruksi:
• kapan obat diminum
• Harus ada pengawas minum obat untuk pasien agar obat diminum teratur
• kontrol 2 minggu lagi untuk melihat hasil dan kecocokan obat (evaluasi efek
samping)
• Peringatan: bila timbul efek samping segera ke dokter
Monitoring
• Perbaikan gejala klinis (halusinasi, gejala mania)
• Kepatuhan minum obat
• Efek samping obat yang mungkin muncul

Anda mungkin juga menyukai