Anda di halaman 1dari 14

Kondiloma Akuminata

Definisi

 Kondiloma akuminata adalah suatu penyakit


menular seksual yang disebabkan oleh infeksi virus
Human Papilomavirus (HPV) tipe 6 dan 11.
 Kondiloma akuminata memberikan morfologi yang
berbeda, dari mulai bentuk papula, datar, bentuk
verukosa, hingga berbentuk lesi eksofitik.
 Penyakit ini dapat terjadi di daerah vulva, daerah
labia, vagina, serviks, pada orifisium uretra eksterna
bahkan sampai ke dalam kandung kemih, serta pada
area perianal dan anal.1
Epidemiologi

 Di Indonesia, prevalensi kondiloma akuminata di


masyarakat berkisar 5 – 19 %
 Peningkatan insidens dipengaruhi oleh berbagai
faktor risiko yang mempermudah transmisi
kondiloma akuminatum.
 Beberapa faktor risikonya adalah banyaknya jumlah
mitra seksual, jarang menggunakan kondom,
imunitas tubuh rendah dan lainnya.
 Risiko seorang perempuan tertular KA dari partner
seksualnya adalah sebesar 30%
Etiologi dan Transmisi

 HPV dengan resiko rendah tipe 6 dan 11


 Transmisi virus HPV dapat terjadi secara langsung,
biasanya melalui hubungan seksual, kontak langsung
dengan kulit genital, membran mukosa, atau cairan
tubuh.
 Oral-genital dan tangan-genital mungkin terjadi,
tetapi lebih kecil kemungkinannya daripada secara
genital-genital.
 Transmisi secara vertical (dari ibu ke janin) dapat
juga terjadi.2
Patofisiologi

 HPV masuk melalui mikrolesi kulit → penetrasi →


abrasi permukaan epitel → reaksi radang →
rangsang pelepasan mediator inflamasi (histamin)
→ stimulasi saraf perifer → hantarkan pesan gatal ke
otak → persepsi gatal.
 Virus DNA → masuk ke lap. basal epidermis →
reaksi radang → keputihan dan nodul kemerahan
disekitar genitalia
 Selama kehamilan → perubahan sistem imun dan
peningkatan suplai darah → replikasi virus
meningkat → jumlah dan ukuran bertambah.
 Perubahan hormonal → suasana lembab pada area
genital → memberikan suasana yang meningkatkan
pertumbuhan kondiloma → lesi bertambah hingga
memenuhi vagina bahkan menutupi perineum
Manifestasi Klinis

Kondiloma akuminata pada umumnya asimtomatis


tetapi dapat menimbulkan ketidaknyamanan karena
mengakibatkan gatal, lembab, perdarahan,
dispareunia, rasa terbakar dan menimbulkan disharge
Diagnosis
a. Anamnesis
 Usia dan jenis kelamin
 Status perkawinan dan kehamilan
 Riwayat partner seksual multipel
 Riwayat penggunaan kontrasepsi
 Riwayat IMS sebelumnya.8

b. Pemeriksaan Fisik
 Observasi bentuk lesi : bentuk akuminata, bentuk papul, bentuk datar, atau
mengarah ke keganasan seperti bentuk giant condyloma dan papulosis
bowenoid.
 Warna lesi: bisa sama dengan warna kulit atau dapat juga eritema atau
hiperpigmentasi. Warna dapat mensugesti melanoma atau keganasan
 Lokasi lesi: pada pria cenderung terjadi di daerah gland penis, sedangkan
wanita di daerah vulvovaginalis.
Diagnosis

c. Pemeriksaan Penunjang
Dalam mendiagnosis kondiloma akuminata sebagian besar hanya memerlukan
anamnesis dan pemeriksaan fisik yang tepat.
 Tes asam asetat
Bubuhkan asam asetat 5% dengan lidi kapas pada lesi yang dicurigai. Dalam 1-5 menit
lesi akan berubah warna menjadi putih (acetowhite). Perubahan warna pada lesi di
daerah perianal perlu waktu lebih lama (sekitar 15 menit).8
 Kolposkopi
Merupakan tindakan yang rutin dilakukan di bagian kebidanan, namun belum
digunakan secara luas di bagian penyakit kulit. Pemeriksaan ini terutama berguna
untuk melihat lesi kondiloma akuminata yang subklinis. Kolposkopi menggunakan
sumber cahaya yang kuat dan lensa binokular sehingga lesi dari infeksi HPV dapat
diidentifikasi.
 Biopsi
Biopsi diindikasikan untuk lesi yang atipikal dan rekuren setelah terapi awal berhasil
atau resisten terhadap pengobatan atau pasien dengan risiko tinggi untuk neoplasia
atau imunosupresi.
Diagnosis Banding

 Veruka Vulgaris: Vegetasi yang tidak bertangkai, kering dan


berwarna abu-abu atau sama dengan warna kulit.5
 Karsinoma Sel Skuamosa: Vegetasi yang seperti kembang kol.
Mudah berdarah, dan berbau.
 Kondiloma latum
Pada sifilis, biasanya dengan permukaan rata dan STS positif,
ditemukan banyak Spirochaeta pallidum dengan mikroskop
lapangan gelap.
 Moluskum Kontangiosum
Penyakit yang disebabkan oleh pox virus, klinis berupa papul-
papul, pada permukaannya terdapat lekukan, berisi massa
yang mengandung badan moluskum. Penyakit ini merupakan
penyakit akibat hubungan seksual.
Tatalaksana

 Pilihan terapi meliputi:


– Larutan 10 % podofilin dalam alkohol/gliserin
– Bedah listrik/elektrokauterisasi
– Krioterapi dengan nitrogen cair
– Krioterapi dengan CO2 padat
– Pembedahan (bedah skalpel)
 Persalinan dengan seksio sesarea dianjurkan pada pasien
dengan kondiloma yang banyak, sehingga ditakutkan
akan terjadi robekan pada jalan lahir
 Podofilin dikontraindikasikan pada ibu hamil karena
bersifat toksik terhadap janin
Pencegahan dan Komplikasi

Pencegahan
Vaksinasi untuk pencegahan kondiloma akuminata, yaitu
vaksin Gardasil®. Vaksin ini adalah suatu vaksin
rekombinan HPV kuadrivalen untuk pencegahan penyakit
yang disebabkan oleh HPV tipe 6, 11, 16, dan 18.2

Komplikasi
 Resiko penularan terhadap neonatus
 Rekurensi kondiloma akuminata
 Transformasi untuk keganasan genitourinaria pada laki-
laki maupun perempuan.5
Prognosis

Kondiloma akuminata dapat memberikan prognosis


baik dengan perawatan yang teliti dengan
memeperhatikan higiene serta jaringan parut yang
timbul sangat sedikit
Daftar Pustaka

1. Cunningham G.F., Bradshaw D.K., Halvorson L.M., et al. Benign General Gynecology. In:
Williams Gynecology. 2nd edition. United states of America : The McGraw-Hill Companies,
Inc. 2012. e-book version. p.88
2. Cunningham G.F., Bradshaw D.K., Halvorson L.M., et al. Gynecology Oncology. In: Williams
Gynecology. 2nd edition. United states of America : The McGraw-Hill Companies, Inc. 2012.
e-book version. p.734-738
3. Yenny W.S., Hidayah R. Kondiloma akuminata pada wanita hamil: Salah satu modalitas
terapi. Jurnal Kesehatan Andalas (2013) Vol. 2(1): 47-49.
4. Jaya I.G.A., Armada I.G.K., et al. Terapi podofilin pada kondiloma akuminata. Laporan
Kasus. Bagian/SMF Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Uayana.
Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah. Denpasar.
5. Djuanda A. Penyakit Virus. In: Djuanda A, Hamzah M, Aisah S, editors. Ilmu Penyakit Kulit
dan Kelamin. 6th ed. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2010. p. 112-118.
6. Cohen E, et al. Perinatal outcomes in condyloma acuminata pregnancies. Arch Gynecol
Obstet (2011) 283 : 1269-1273
7. James WD, Berger TG, Elston D. Pavopavirus: genital warts. In: Andrews disesase of skin:
clinical dermatology. 10th ed. Philadelphia : Saunders Elsevier. 2006; 403-11.
8. Fitzpatrick TB, Wolff K, Allen R. Color atlas & Synopsis of Clinical Dermatology , 6th
edition. New York: McGraw-Hill Inc, 2009.p. 789,861-9,910.

Anda mungkin juga menyukai