Definisi
b. Pemeriksaan Fisik
Observasi bentuk lesi : bentuk akuminata, bentuk papul, bentuk datar, atau
mengarah ke keganasan seperti bentuk giant condyloma dan papulosis
bowenoid.
Warna lesi: bisa sama dengan warna kulit atau dapat juga eritema atau
hiperpigmentasi. Warna dapat mensugesti melanoma atau keganasan
Lokasi lesi: pada pria cenderung terjadi di daerah gland penis, sedangkan
wanita di daerah vulvovaginalis.
Diagnosis
c. Pemeriksaan Penunjang
Dalam mendiagnosis kondiloma akuminata sebagian besar hanya memerlukan
anamnesis dan pemeriksaan fisik yang tepat.
Tes asam asetat
Bubuhkan asam asetat 5% dengan lidi kapas pada lesi yang dicurigai. Dalam 1-5 menit
lesi akan berubah warna menjadi putih (acetowhite). Perubahan warna pada lesi di
daerah perianal perlu waktu lebih lama (sekitar 15 menit).8
Kolposkopi
Merupakan tindakan yang rutin dilakukan di bagian kebidanan, namun belum
digunakan secara luas di bagian penyakit kulit. Pemeriksaan ini terutama berguna
untuk melihat lesi kondiloma akuminata yang subklinis. Kolposkopi menggunakan
sumber cahaya yang kuat dan lensa binokular sehingga lesi dari infeksi HPV dapat
diidentifikasi.
Biopsi
Biopsi diindikasikan untuk lesi yang atipikal dan rekuren setelah terapi awal berhasil
atau resisten terhadap pengobatan atau pasien dengan risiko tinggi untuk neoplasia
atau imunosupresi.
Diagnosis Banding
Pencegahan
Vaksinasi untuk pencegahan kondiloma akuminata, yaitu
vaksin Gardasil®. Vaksin ini adalah suatu vaksin
rekombinan HPV kuadrivalen untuk pencegahan penyakit
yang disebabkan oleh HPV tipe 6, 11, 16, dan 18.2
Komplikasi
Resiko penularan terhadap neonatus
Rekurensi kondiloma akuminata
Transformasi untuk keganasan genitourinaria pada laki-
laki maupun perempuan.5
Prognosis
1. Cunningham G.F., Bradshaw D.K., Halvorson L.M., et al. Benign General Gynecology. In:
Williams Gynecology. 2nd edition. United states of America : The McGraw-Hill Companies,
Inc. 2012. e-book version. p.88
2. Cunningham G.F., Bradshaw D.K., Halvorson L.M., et al. Gynecology Oncology. In: Williams
Gynecology. 2nd edition. United states of America : The McGraw-Hill Companies, Inc. 2012.
e-book version. p.734-738
3. Yenny W.S., Hidayah R. Kondiloma akuminata pada wanita hamil: Salah satu modalitas
terapi. Jurnal Kesehatan Andalas (2013) Vol. 2(1): 47-49.
4. Jaya I.G.A., Armada I.G.K., et al. Terapi podofilin pada kondiloma akuminata. Laporan
Kasus. Bagian/SMF Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Uayana.
Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah. Denpasar.
5. Djuanda A. Penyakit Virus. In: Djuanda A, Hamzah M, Aisah S, editors. Ilmu Penyakit Kulit
dan Kelamin. 6th ed. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2010. p. 112-118.
6. Cohen E, et al. Perinatal outcomes in condyloma acuminata pregnancies. Arch Gynecol
Obstet (2011) 283 : 1269-1273
7. James WD, Berger TG, Elston D. Pavopavirus: genital warts. In: Andrews disesase of skin:
clinical dermatology. 10th ed. Philadelphia : Saunders Elsevier. 2006; 403-11.
8. Fitzpatrick TB, Wolff K, Allen R. Color atlas & Synopsis of Clinical Dermatology , 6th
edition. New York: McGraw-Hill Inc, 2009.p. 789,861-9,910.