Anda di halaman 1dari 51

TUBERCULOSIS PARU Rachma Sari R

Pembimbing: Hadi Jusuf, Sp.PD


IDENTITAS PASIEN
Nama Pasien : Tn. M
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Tgl lahir/umur : 14 April 1996
Pekerjaan : Pegawai Swasta
Alamat : Cimahi
Tanggal masuk : 24 Juni 2019
Tanggal periksa : 26 Juni 2019
Tempat Periksa : Ruang Malabar
ANAMNESIS
Keluhan utama : Sesak
Anamnesis khusus :
Keluhan sesak sudah dirasakan sejak kurang lebih 3 bulan yang lalu,
sesak dirasakan memberat sejak 4 jam yang lalu. Keluhan sesak dirasakan
dengan batuk berdahak sejak 3 bulan yang lalu. Setiap malam pasien selalu
tidur dengan 4 bantal untuk mengurangi rasa sesaknya.
Keluhan sesak disertai dengan berkeringat dingin pada malam hari sejak 3
bulan yang lalu sampai pasien mengganti pakaiannya , nafsu makan menurun,
nyeri pada dada kanan apabila pasien menarik nafas, mual tapi tidak muntah,
pasien juga mengalami penurunan berat badan sebanyak 10 kg selama 1 bulan.
Pasien mempunyai riwayat pengobatan TB yang sedang berjalan sejak 3 bulan
yang lalu, pasien juga mempunyai kontak dengan penderita TB yaitu adik pasien
yang sedang menjalani pengobatan tb selama 6 bulan dan tinggal satu rumah
dengan pasien.
Pasien tidak mengeluhkan adanya sesak nafas yang membaik apabila pasien
Pasien mempunyai riwayat pengobatan TB yang sedang berjalan sejak
3 bulan yang lalu, pasien juga mempunyai kontak dengan penderita TB yaitu
adik pasien yang sedang menjalani pengobatan tb selama 6 bulan dan
tinggal satu rumah dengan pasien.
Pasien tidak mengeluhkan adanya sesak nafas yang membaik apabila pasien
memiringkan badannya pada sisi tertentu.
Keluhan tidak disertai dengan adanya keluhan BAB mencret, rasa pait di
lidah, dan nyeri pada perut kanan bawah. Pasien juga tidak mempunyai
riwayat bepergian jauh ke daerah endemik malaria. Pasien tidak pernah
menggunakan jarum suntik secara bersamaan. Keluhan demam pada pasien
juga tidak disertai dengan adanya nyeri saat berkemih ataupun sering buang
air kecil. Pasien tidak mengeluhkan adanya keluhan sering mimisan, gusi
berdarah ataupun keluhan nyeri pada tulang. Selain itu pasien juga tidak
mengeluhkan adanya keluhan nyeri pada persendian, rambut yang mudah
lepas apabila di cabut, ataupun adanya kemerahan pada wajah pasien
apabila pasien terpapar panas.
STATUS PRAESEN
Keadaan umum Berat Badan : 50
 Keadaan Umum
Bentuk badan : Athleticus
Kesadarannya : Composmentis Keadaan gizi :
Watak : Kooperatf Gizi kulit : Kurang
Kesan sakitnya: Sakit sedang Gizi otot : Kurang
Pergerakan : Terbatas Umur yang ditaksir : Sesuai
Tidur : Telentang dengan 2 bantal Kulit : Turgor kulit normal
Tinggi badan : 160
Keadaan sirkulasi Keadaan pernafasan
Tekanan darah kanan : 120/80 mmHg Tipe : Abdominotorakal
Tekanan darah kiri : 120/80 mmHg Frekwensi : 22 x/ menit
Nadi kanan : 86x/menit, regular, equal, Corak : Normal
isi cukup
Hawa/bau napas : Tidak ada
Nadi kiri : 86x/menit, regular, equal,
isi cukup Bunyi nafas : Tidak ada kelainan

Suhu : 36.5C
Sianosis : Tidak ada
Keringat dingin : Tidak ada
PEMERIKSAAN KHUSUS
Kepala
 Tengkorak
Inspeksi : Simetris
Palpasi : Tidak ada kelainan
 Muka
Inspeksi : Simetris
Palpasi : Tidak ada kelainan
Mata
• Konjungtiva : Anemis + / +

• Letak : Simetris • Iris : Tidak ada kelainan

• Kelopak Mata : Tidak ada • Pergerakan : Normal ke segala arah


kelainan • Reaksi Cahaya :
• Kornea : Jernih
• Direk + / +
• Refleks Kornea :+/+
Indirek +/+
• Pupil : Simetris, bulat,
isokor • Visus : Tidak dilakukan pemeriksaan
• Reaksi Konvergensi: + / + • Funduskopi: Tidak dilakukan
• Lensa mata : Jernih pemeriksaan
• Sklera : Ikterik - / -
Telinga
Inspeksi : Simetris
Palpasi : Tidak ada kelainan
Pendengaran : Tidak ada kelainan

Hidung
Inspeksi : Simetris, Tidak ada kelainan
Sumbatan : Tidak ada
Ingus : Tidak ada
 Bibir
Sianosis : Tidak ada
Kheilitis : Tidak ada
Stomatitis angularis : Tidak ada
Rhagaden : Tidak ada
Perleche : Tidak ada

 Gigi dan gusi


8 7 6 5 4 3 2 1 | 1 2 3 4 5 6 7 8
8 7 6 5 4 3 2 1 | 1 2 3 4 5 6 7 8
Gusi : Tidak ada kelainan
Lidah
Besar : Normal
Bentuk : Tidak ada kelainan
Pergerakan : Tidak ada kelainan
Permukaan : Tidak ada kelainan
Rongga Mulut
Hiperemis : Tidak ada
Lichen : Tidak ada
Aphtea : Tidak ada
Bercak : Tidak ada
Rongga leher
Selaput lendir : Tidak ada kelainan
Dinding belakang pharynx : Tidak hiperemis
Tonsil : T1 – T1 tenang, hiperemis (-)
Leher
-Inspeksi -Palpasi
Trachea : Tidak terlihat deviasi Kel. Getah bening : Tidak teraba membesar

Kelenjar Tiroid : Tidak terlihat Kelenjar Tiroid : Tidak teraba membesar


pembesaran
Tumor : Tidak ada
Pembesaran vena : Tidak ada
Otot leher : Tidak ada kelainan
Pulsasi vena leher : Tidak ada
Kaku kuduk : Tidak ada
Tekanan vena jugular : 5 + 1 cm H2O
Hepato Jugular refluks : Tidak ada
Ketiak
-Inspeksi
Rambut ketiak : Ada, tidak ada kelainan
Tumor : Tidak ada
-Palpasi
Kel. Getah bening : Tidak teraba pembesaran
Tumor : Tidak ada
Pemeriksaan thorax ( Thorax depan)
Inspeksi
Bentuk umum : Simetris
Sela iga : Tidak melebar ,tidak menyempit
Sudut epigastrium : <90
Ø Frontal & Sagital : Ø Frontal < Ø Sagital
Pergerakan : Simetris
Muskulatur : Tidak ada kelainan
Kulit : Tidak ada kelainan
Tumor : Tidak ada
Ictus cordis : Tidak terlihat
Pulsasi lain : Tidak ada
Pelebaran vena : Tidak ada
Palpasi
Kulit : Tidak ada kelaian
Muskulatur : Tidak ada kelainan
Mammae : Tidak ada kelainan
Sela iga : Tidak melebar, tidak menyempit
Paru kanan kiri
Pergerakan : Simetris
Vocal fremitus : Normal normal
Ictus cordis : Teraba
Lokalisasi : ICS V linea midclavicularis sinistra
Intensitas :-
Pelebaran : Tidak ada
Thrill : Tidak ada
Perkusi
Paru kanan kiri
Suara perkusi : Sonor Sonor
Batas paru hepar : ICS V linea midclavicularis dextra
Peranjakan : 1 sela iga
Jantung
Batas atas : ICS II Linea sternalis Sinistra
Batas kanan : ICS IV Linea sternalis dextra
Batas kiri : ICS V linea midclavicularis sinistra
Auskultasi
Paru-paru Kanan Kiri
Suara pernafasan pokok : Vesikuler Vesikuler
Suara tambahan : Wheezing - -
Ronkhi + +
Amforik + +
Vocal resonansi : Normal Normal
Jantung
Irama : Regular
bunyi jantung pokok : M1 > M2 P1 < P2
T1 > T2 A1 < A2 A2 > P2
Bunyi jantung tambahan : Tidak ada
Bising jantung : Tidak ada
Bising gesek jantung : Tidak ada
Thorax belakang
 Inspeksi
Bentuk : Simetris
Pergerakan : Simetris
Kulit : Tidak ada kelainan
Muskulatur : Tidak ada kelainan
 Palpasi Kanan Kiri
Muskulatur : Tidak ada kelainan Tidak ada
kelainan
Sela iga : Tidak ada kelainan Tidak ada
kelainan
Vocal fremitus : Normal Normal
 Perkusi Kanan Kiri
Batas bawah : Vertebra Th. X Vertebra Th. XI
Peranjakan : 1 sela iga 1 sela iga
 Auskultasi Kanan Kiri
Suara pernapasan : Vesikuler Vesikuler
Suara tambahan : Wheezing - -
Ronkhi + +
Amforik - -
Vocal resonansi : Normal Normal
Abdomen
 Inspeksi
Bentuk : Datar
Kulit : Tidak ada kelainan
Otot dinding perut : Tidak ada kelainan
Pergerakan usus : Tidak terlihat
Pulsasi : Tidak ada
 Auskultasi
Bising usus : (+) Normal
Bruit : Tidak ada
Lain – lain : Tidak ada kelainan
Palpasi
Dinding perut : Lembut
Nyeri tekan lokal : Tidak ada
Nyeri tekan difus : Tidak ada
Nyeri lepas : Tidak ada
Defance muskulair : Tidak ada
Hepar : Tidak teraba
Besar :-
Konsistensi :-
Permukaan :-
Tepi :-
Nyeri tekan :-
Lien : Tidak teraba, Ruang Traube tidak terisi
Pembesaran :-
Kosistensi :-
Permukaan : -
Insisura : -
Nyeri tekan : -
Tumor/massa : Tidak teraba
Ginjal : Tidak teraba, Ballotement ginjal -/-, Nyeri tekan : - / -
Perkusi
Suara perkusi : Tympani
Ascites : Tidak ada
Pekak samping : Tidak ada
Pekak pindah : Tidak ada
Fluid wave : Tidak ada
f. CVA(Costo vertebral angel) : Nyeri ketok -/ -
g. Lipat paha Tidak dilakukan pemeriksaan
h. Genitalia Tidak dilakukan pemeriksaan
i. Sacrum Tidak dilakukan pemeriksaan
j. Rectum & anus Tidak dilakukan pemeriksaan
Ekstremitas ( anggota gerak ) atas bawah
Inspeksi
Bentuk : Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan
Pergerakan : Terbatas Terbatas
Kulit : Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan
Otot – otot : Atrofi otot atrofi otot
Edema : -/- -/-
Clubbing finger : Tidak ada
Palmar eritem : Tidak ada
Liver nail : Tidak ada Tidak ada
Palpasi
Nyeri tekan : Tidak ada Tidak ada
Tumor : Tidak ada Tidak ada
Edema : Tidak ada Tidak ada
Pulsasi arteri : Ada Ada
Sendi-sendi
Inspeksi
Kelainan bentuk : Tidak ada
Tanda radang : Tidak ada
Lain-lain : Tidak ada kelainan
Palpasi
Nyeri tekan : Tidak Ada
Fluktuasi : Tidak ada
Lain-lain : Tidak ada kelainan
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
DARAH Hitung Jenis
Hemoglobin 12,9 g/dl Basofil 0,7 %
Eritrosit 4,1 106/uL Eusinofil 1,7 %
Leukosit 8,2 103/uL Segmen 36,3 %
Limfosit 57,1 %
Hematokrit 38,3 %
Monosit 4,1 %
Trombosit 509 103/uL
MCH, MCV, MCHC
MCV 95,2 fL
MCH 31,9 Pq
MCHC 33,5 g/dL
RDW 15,3 %
RESUME
Keluhan sesak dirasakan memberat sejak 4 hari yang lalu, sesak sudah
dirasakan sejak 3 bulan yang lalu bersamaan dengan keluhan batu
berdahak.
Keluhan sesak disertai dengan berkeringat dingin pada malam hari sejak 3
bulan yang lalu sampai pasien mengganti pakaiannya, nafsu makan menurun,
nyeri pada dada kanan apabila pasien menarik nafas, mual tapi tidak
muntah, pasien juga mengalami penurunan berat badan sebanyak 10 kg
selama 1 bulan. Keluhan demam tidak di sertai dengan adanya keluhan batuk
pada pasien.
Pasien sudah mengobati keluhan ini sebelumnya dan pasien sedang dalam
masa pengobatan sejak 3 bulan yang lalu, selain itu pasien mempunyai
kontak dengan penderita TB yaitu adik pasien yang sedang menjalani
pengobatan tb baru dan tinggal bersama dengan pasien.
Pada pemeriksaan fisik lebih didapatkan:
Keadaan umum :
Kesadaran : Composmentis
Kesan sakit : Tampak sakit sedang
Vital sign :Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi : 86x / menit reguler, equal, isi cukup.
Pernapasan : 22 x / menit
Suhu : 36.5oC
Sianosis : Tidak ada
Keringat dingin : Tidak ada
Pada pemeriksaan fisik lebih lanjut didapatkan :
Kepala Mata : Sklera : ikterik -/- , Injeksi -/-
Konjungtiva : anemis +/+ , Injeksi -/-
Mulut : tidak ada kelainan
Leher JVP : 5 + 1 cm H2O
KGB : tidak teraba
Thorak Bentuk dan gerak simetris
Cor : Tidak ada kelainan, BJ S1 S2 murni regular
Pulmo: Gerak simetris, VBS normal kanan=kiri,
ronkhi +/+, wheezing -/-, amforik +
Abdomen Datar, bising usus (+) Normal, nyeri tekan epigastrium, hepar
lien tidak teraba
Genitalia Tidak dilakukan pemeriksaan
Ekstremitas ( anggota gerak ) Atrofi otot, Akral hangat, turgor kembali
cepat
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
DARAH Hitung Jenis
Hemoglobin 12,9 g/dl Basofil 0,7 %
Eritrosit 4,1 106/uL Eusinofil 1,7 %
Leukosit 8,2 103/uL Segmen 36,3 %
Limfosit 57,1 %
Hematokrit 38,3 %
Monosit 4,1 %
Trombosit 509 103/uL
MCH, MCV, MCHC
MCV 95,2 fL
MCH 31,9 Pq
MCHC 33,5 g/dL
RDW 15,3 %
DIAGNOSIS DIFERENSIAL
TB Paru pengobatan bulan ke-3
Suspect TB Paru kasus relaps dengan infeksi bakteri

DIAGNOSIS KERJA
TB Paru pengobatan bulan ke-3
USUL PEMERIKSAAN
Darah rutin : Hb, Ht, Tr, Lk
Urin rutin
Kimia darah (SGOT & SGPT, Ureum kreatinin)
Foto Toraks AP
Pemeriksaan sputum bta (sps)
Pemeriksaan kultur (Lowen- stein jensen)
PENGOBATAN
PROGNOSIS
Nonfarmakologi
Quo ad vitam : ad bonam
Isolasi
Gunakan Masker Quo ad functionam : dubia ad bonam
Tidak meludah sembarangan
Farmakologi
IVFD RL 20 tpm
Ceftrizoxime 1g inj
Erdostein 3 x 1 tab
Ranitidin 2 x 1 inj
Curcuma 3x1 C
Diagnosis Banding
Suspect TB Paru kasus baru
Suspect TB Paru kasus relaps

Diagnosis Kerja
Suspect TB Paru kasus baru
USUL PEMERIKSAAN
Pemeriksaan Darah Rutin (Trombosit, Hb, Hematokrit, HJL)
Foto Toraks AP
Pemeriksaan sputum sps
PENGOBATAN
Nonfarmakologi
1. Isolasi Farmakologi
2. Gunakan Masker 1. IVFD RL 20 tpm
3. Tidak meludah sembarangan 2. Ceftrizoxime 1g inj
3. Vectrin 3x1 C
PROGNOSIS
Quo ad vitam : Ad bonam
Quo ad functionam : Dubia ad bonam
TERIMA KASIH 
TUBERKULOSIS
Tuberkulosis adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh
mycobacterium tuberculosa. Bakteri ini berbentuk batang dan bersifat tahan
asam sehingga dikenal juga sebagai Bakteri Tahan Asam. Bakteri ini dapat
menyerang berbagai organ pada manusia terutama Paru-paru.
Proses terjadinya infeksi oleh Mycobacterium TB biasanya secara inhalasi,
sehingga TB paru merupakan manifestasi klinis yang paling sering
dibandingkan organ lainnya. Penularan penyakit ini sebagian besar melalui
inhalasi basil yang mengandung droplet nuele.Khususnya yang di dapat
dari pasien TB paru dengan batuk berdarah atau berdahak yang
mengandung basil tahan asam (BTA).
DASAR DIAGNOSIS
Gejala Klinik
Gejala klinik tuberkulosis dapat dibagi menjadi 2 golongan, yaitu gejala respiratorik (atau gejala organ
yang terlibat) dan gejala sistemik.
1. Gejala respiratorik
• batuk ≥ 3 minggu
• batuk darah
• sesak napas
• nyeri dada
Gejala tuberkulosis ekstra paru tergantung dari organ yang terlibat, misalnya pada limfadenitis
tuberkulosa akan terjadi pembesaran yang lambat dan tidak nyeri dari kelenjar getah bening, pada
meningitis tuberkulosa akan terlihat gejala meningitis, sementara pada pleuritis tuberkulosa
terdapatgejala sesak napas & kadang nyeri dada pada sisi yang rongga pleuranya terdapat cairan.

2. Gejala sistemik
• Demam
• Gejala sistemik lain: malaise, keringat malam,
anoreksia, berat badan menurun
Klasifikasi Tuberkulosis

Tuberkulosis Paru BTA (-) Berdasar hasil pemeriksaan dahak (BTA)


• Hasil pemeriksaan dahak 3 kali menunjukkan TB paru dibagi dalam :
BTA negatif, gambaran klinik dan kelainan a. Tuberkulosis Paru BTA (+)
radiologik menunjukkan tuberkulosis aktif serta • Sekurang-kurangnya 2 dari 3 spesimen dahak
tidak respons dengan pemberian antibiotik menunjukkan hasil BTA positif
spektrum luas • Hasil pemeriksaan satu spesimen dahak
• Hasil pemeriksaan dahak 3 kali menunjukkan menunjukkan BTA positif dan kelainan
BTA negatif dan biakan M.tuberculosis positif radiologik menunjukkan gambaran
• Jika belum ada hasil pemeriksaan dahak, tulis tuberkulosis aktif
BTA belum diperiksa • Hasil pemeriksaan satu spesimen dahak
menunjukkan BTA positif dan biakan positif
Berdasarkan Tipe Penderita
Tipe penderita ditentukan berdasarkan riwayat pengobatan sebelumnya.

a. Kasus baru
Adalah penderita yang belum pernah mendapat pengobatan dengan OAT
atau sudah pernah menelan OAT kurang dari satu bulan (30 dosis harian)

b. Kasus kambuh (relaps)


Adalah penderita tuberkulosis yang sebelumnya pernah mendapat
pengobatan tuberkulosis dan telah dinyatakan sembuh atau pengobatan
lengkap, kemudian kembali lagi berobat dengan hasil pemeriksaan dahak
BTA positif atau biakan positif. Bila hanya menunjukkan perubahan pada
gambaran radiologik sehingga dicurigai lesi aktif kembali, harus
dipikirkan beberapa kemungkinan :
• Infeksi sekunder
• Infeksi jamur
• TB paru kambuh
d. Kasus lalai berobat
c. Kasus pindahan (Transfer In) Adalah penderita yang sudah berobat paling
Adalah penderita yang sedang mendapatkan kurang 1 bulan, dan berhenti 2 minggu atau
pengobatan di suatu kabupaten dan kemudian lebih, kemudian datang kembali berobat.
pindah berobat ke kabupaten lain. Penderita Umumnya penderita tersebut kembali dengan
pindahan tersebut harus membawa surat hasil pemeriksaan dahak BTA positif.
rujukan/pindah • Adalah penderita BTA positif yang masih tetap
positif atau kembali menjadi positif pada akhir
bulan ke-5 (satu bulan sebelum akhir
f. Kasus kronik pengobatan)
Adalah penderita dengan hasil pemeriksaan • Adalah penderita dengan hasil BTA negatif
dahak BTA masih positif setelah selesai gambaran radiologik positif menjadi BTA positif
pengobatan ulang kategori 2 dengan pengawasan pada akhir bulan ke-2 pengobatan dan atau
yang baik. gambaran radiologik ulang hasilnya perburukan
KOMPLIKASI TB
Komplikasi dini :
 Pleuritis
 Efusi pleura
 Empiema
 Laringitis
 Poncet’s athropathy

Komplikasi lanjut :
 Obstruksi jalan napas / SOPT (sindroma obstruksi pasca tuberculosis)
 Kerusakan parenkim berat seperti
 fibrosis paru
 cor pulmonal
 Amiloidosis
 Karsinoma paru
 Sindroma gagal napas dewasa
PENATALAKSAAN TB
INH 1x300 mg
Rifampisin 1x 450 mg
Pirazinamid 1x500 mg
Etambutol 2x 500 mg
Vectrin syrp 3x 1 sendok makan
Ceftrizoxime 1 gr/12 jam
Ranitidin inj 1 amp/12 jam
INDIKASI RAWAT INAP
Batuk daraf massif
Keadaan umum memburuk
Pneumothoraks
Empyema
Efusi pleura massif/bilateral
Sesak nafas berat
TB paru milier
Meningitis TB
EVALUASI PENGOBATAN
Evaluasi Klinis
Evaluasi Bakteriologis
Evaluasi Radiologis
ESO
Keteraturan/Kepatuhan minum obat
Evaluasi Dilakukan pada bulan ke-2 dan bulan ke 5/6

Evaluasi pasien setelah sembuh : dievaluasi minimal 2 tahun pertama setelah sembuh
-Diperiksa kembali dahak BTA
-Foto thoraks

Kriteria sembuh :
-BTA mikroskopis negative 2 kali (pada akhir fase intensif dan akhir pengobatan
-Gambaran radiologis perbaikan
-Biakan negative

Anda mungkin juga menyukai