Anda di halaman 1dari 21

HUKUM PERIKEMANUSIAAN

INTERNASIONAL

HUKUM
PERIKEMANUSIAAN
INTERNASIONAL
TUJUAN
Minimalisir penderitaan & kerugian
akibat perang
CAKUPAN
 Perlindungan kepada orang-orang yang tidak,
atau tidak lagi, ikut serta dalam pertempuran
(HUKUM / Konvensi JENEWA)
 Pembatasan alat dan cara berperang
(HUKUM DEN HAAG)
SIAPA YANG DILINDUNGI?
 Pihak yang TIDAK atau TIDAK LAGI ikut serta dalam
pertempuran seperti:
 Penduduk sipil
 Personil religius dan Kesehatan, termasuk PM
 Yang terluka dan yang sakit
 Korban kapal karam
 Tawanan perang

 Perlakuan2 yg dilarang utk dilakukan thd org2 tsb:


 Tidak boleh diserang dan dijadikan tameng
 Terhindar dari pelanggaran fisik dan perlakuan tidak
manusiawi
 Orang yang terluka dan sakit harus dikumpulkan dan
dirawat
APA YANG DILINDUNGI?
 SARANA Non-Militer
 Fasilitas kesehatan baik sipil maupun militer
 Sarana ibadah
 Perumahan dan fasilitas umum
 Bangunan-bangunan bersejarah

 Hal2 yang dilarang untuk dilakukan thd sarana2 tsb


 Tidak boleh diserang
 Tidak boleh dijadikan fasilitas militer (basis / markas
/ penyimpanan senjata, dll)
KONVENSI JENEWA I
Perlindungan tentara dalam perang di darat
 tentara yang terluka harus dikumpulkan &
dirawat tanpa diskriminasi
 personil Medis adalah NETRAL
 lambang Palang Merah atau Bulan Sabit
Merah adalah NETRAL
KONVENSI JENEWA II
Perlindungan tentara dalam perang di laut
 anggota angkatan bersenjata yang terluka,
sakit, dan korban kapal karam harus
dikumpulkan & dirawat tanpa diskriminasi
KONVENSI JENEWA III
Perlakuan terhadap tawanan perang
 BUKAN seorang kriminal
 selama ditahan harus diperlakukan secara
manusiawi
 harus dibebaskan setelah permusuhan
berakhir
KONVENSI JENEWA IV
Perlindungan penduduk sipil waktu perang
 Harus dilindungi
 Menyerang penduduk sipil dan harta benda
adalah DILARANG
 Serangan yang membabi buta adalah
DILARANG
Protokol Tambahan I dan II 1977

Protokol Tambahan I: Perlindungan


Korban Sengketa Bersenjata Internasional
Protokol Tambahan II: Perlindungan
Korban Sengketa Bersenjata Non-
Internasional
IDENTIFIKASI
 LAMBANG KONVENSI JENEWA dapat
menjadi tanda pengenal dan pelindung bagi
personil kesehatan & rohaniwan, serta satuan
dan transportasi kesehatan.
 Penggunaan lambang atau identifikasi harus
sesuai aturan & petunjuk pihak yang
berwenang.
 Harus dihormati dalam segala hal. Oleh
karena itu, LAMBANG tidak boleh digunakan
secara tidak sepatutnya.
( Psl 38-44 KJ I; 41-46 KJ II; 18 PT I; 12 PT II )
Kendaraan militer boleh digunakan untuk
evakuasi medis, asalkan kendaraan
tersebut tidak dipersenjatai.
Personil medis bisa anggota militer atau
penduduk sipil yang ditugaskan oleh pihak
yang terlibat dalam konflik

Menggunakan lambang Palang Merah dan


dilengkapi dengan kartu identitas khusus
KONSEKUENSI YANG MUNGKIN TIMBUL JIKA
PERSONIL MELANGGAR KENETRALAN DAN
KETIDAKBERPIHAKAN
PEMBATASAN

pasal 22 K DH.IV; pasal 35 PT I


KESEIMBANGAN

pasal 57-2.(a) (iii) PT I


PEMBEDAAN
sasaran militer/sah vs obyek sipil

pasal 52.2; 57; 44.3 PT I


PASAL 3
Konvensi ‘mini’Jenewa
Dalam sengketa bersenjata yang tidak
bersifat internasional yang berlangsung
dalam wilayah salah satu dari Pihak
Peserta Agung; tiap Pihak dalam sengketa
itu akan diwajibkan untuk melaksanakan
sekurang-kurangnya ketentuan-ketentuan
berikut :
Pasal 3 : Konvensi Jenewa

1) Orang-orang yang tidak turut serta aktif dalam sengketa


itu, termasuk anggota angkatan perang yang telah
meletakkan senjata-senjata mereka serta mereka yang
tidak lagi turut serta (hors de combat) karena sakit, terluka,
penahanan atau sebab lain apapun, dalam keadaan
bagaimanapun harus diperlakukan dengan kemanusiaan,
tanpa perbedaan merugikan apapun juga yang didasarkan
atas suku, warna kulit, agama atau kepercayaan, kelamin,
keturunan atau kekayaan, atau setiap kriteria lainnya
serupa itu. Untuk maksud ini, ...

(imparsial)
PASAL 3 Konvensi Jenewa

.... Untuk maksud ini, maka tindakan-tindakan


berikut dilarang dan tetap akan dilarang untuk
dilakukan terhadap orang-orang tersebut diatas pada
waktu dan di tempat apapun juga:

(a) tindakan kekerasan atas jiwa dan raga, terutama


setiap macam pembunuhan, pengudungan,
perlakuan kejam dan penganiayaan;

(b) penyanderaan;
PASAL 3 Konvensi Jenewa
(c) perkosaan atas kehormatan pribadi, terutama
perlakuan yang menghina dan merendahkan
martabat;
(d) menghukum dan menjalankan hukuman mati
tanpa didahului keputusan yang dijatuhkan oleh
suatu pengadilan yang dibentuk secara teratur, yang
memberikan segenap jaminan peradilan yang diakui
sebagai keharusan oleh bangsa-bangsa beradab.

2 ) Yang luka dan sakit harus dikumpulkan dan


dirawat.

Anda mungkin juga menyukai