Anda di halaman 1dari 17

PENYULUHAN

KESEHATAN RSPBB
PEMBERIAN OBAT YANG EFEKTIF
MEMBANTU MENNKATKAN MUTU PELAYANAN
RUMAHSAKIT
Cara-cara Pemberian
Elfrida Sofia Maha,S.Si.,Apt

Obat
Klasifikasi

• Per oral (po)


• Secara suntikan (parenteral)
• Melalui paru-paru (inhalasi)
• Topikal
1. PER ORAL
Peroral

• Cara pemberian obat yang paling umum dilakukan


• Keuntungan: mudah, aman dan murah.
• Kerugian :
• bioavaibilitasnya banyak dipengaruhi oleh beberapa
faktor
• iritasi pada saluran cerna
• perlu kerjasama dengan penderita (tidak bisa diberikan
pada penderita koma).
2. PARENTERAL
Parenteral

• Keuntungan :
• efek timbul lebih cepat dan teratur
• dapat diberikan pada penderita yang tidak kooperatif, tidak
sadar, atau muntah-muntah
• sangat berguna dalam keadaan darurat.
• Kerugian : dibutuhkan kondisi asepsis, menimbulkan rasa
nyeri, tidak ekonomis, membutuhkan tenaga medis.
• Meliputi: intravena (iv), intramuscular (im), subcutan (sc)
dan intrathecal.
Parenteral-iv

Tidak mengalami tahap absorpsi.


Obat langsung dimasukkan ke pembuluh darah
sehingga kadar obat di dalam darah diperoleh
dengan cepat, tepat dan dapat disesuaikan langsung
dengan respons penderita.
Kerugiannya :obat yang sudah diberikan tidak dapat
ditarik kembali, sehingga efek toksik lebih mudah
terjadi. Jika penderitanya alergi terhadap obat,
reaksi alergi akan lebih terjadi. Pemberian iv harus
dilakukan perlahan-lahan sambil mengawasi
respons penderita.
Parenteral-im

• Kelarutan obat dalam air menentukan kecepatan dan


kelengkapan absorpsi.
• Obat yang sukar larut seperti dizepam dan penitoin
akan mengendap di tempat suntikan sehingga
absorpsinya berjalan lambat, tidak lengkap dan tidak
teratur.
• Obat yang larut dalam air lebih cepat diabsorpsi
• Tempat suntikan yang sering dipilih adalah gluteus
maksimus dan deltoid.
Parenteral-sc

• Hanya boleh dilakukan untuk obat yang tidak


iritatif terhadap jaringan.
• Absorpsi biasanya berjalan lambat dan konstan,
sehingga efeknya bertahan lebih lama.
• Absorpsi menjadi lebih lambat jika diberikan
dalam bentuk padat yang ditanamkan dibawah
kulit atau dalam bentuk suspensi.
• Pemberian obat bersama dengan vasokonstriktor
juga dapat memperlambat absorpsinya.
Parenteral-intrathecal

• obat langsung dimasukkan ke dalam ruang subaraknoid


spinal, dilakukan bila diinginkan efek obat yang cepat dan
setempat pada selaput otak atau sumbu cerebrospinal
seperti pada anestesia spinal atau pengobatan infeksi
SSP yang akut.
3. INHALASI
Melalui paru-paru (inhalasi)

• hanya dapat dilakukan untuk obat yang berbentuk gas atau


cairan yang mudah menguap
• misalnya anestesi umum dan obat lain yang dapat diberikan
dalam bentuk aerosol.
• Absorpsi terjadi melalui epitel paru dan mukosa saluran
nafas.
• Absorpsi terjadi secar cepat karena permukaan absorpsinya
luas, tidak mengalami metabolisme lintas pertama di hati.
• Metode ini lebih sulit dilakukan, memerlukan alat dan
metode khusus, sukar mengatur dosis dan sering
mengiritasi paru.
4. Topikal
Topikal
• Pemberian obat secara lokal pada kulit atau pada
membran pada area mata,hidung,lubang
telinga,vagina dan rektum
• Pemberian topikal pada kulit terbatas pada obat-
obat tertentu karena tidak banyak obat yang dapat
menembus kulit yang utuh.
• Jumlah obat yang diserap tergantung pada luas
permukaan kulit yang kontak dengan obat serta
kelarutan obat dalam lemak.
• Pemberian topikal pada mata dimaksudkan untuk
mendapatkan efek lokal pada mata, yang biasanya
memerlukan absorpsi obat melalui kornea.

Anda mungkin juga menyukai