Anda di halaman 1dari 41

Bahan KPPG Bagian 3

Penelitian Tindakan Kelas

Devisi Akademik

Sub Rayon Universitas Sanata Dharma


Yogyakarta Tahun 2016
Pengantar
 Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan
implementasi penelitian tindakan dalam konteks
pembelajaran di kelas. Dalam konteks ini, praktisi
dan penelitinya adalah guru atau konselor.
 Dibandingkan dengan Penelitian Tindakan
Sekolah (PTS), PTK lebih sempit lingkupnya
karena hanya terbatas pada kelas dan proses
pembelajaran yang terjadi. Sementara itu, PTS
memiliki ruang lingkup bidang kajian yang lebih
luas, yakni perbaikan dan peningkatan mutu
sekolah. Dalam konteks ini, praktisi dan peneliti-
nya adalah kepala sekolah atau pengawas,
Karakteristik PTK
 Penelitian Tindakan Kelas merupakan penelitian yang
dilakukan di kelas sebagai upaya guru untuk
memecahkan masalah pembelajarannya dan
sekaligus mencari dukungan ilmiah (penelitian relevan
terdahulu dan atau teori-teori pembelajaran).
 Penelitian ini dilakukan dengan objek, tujuan, latar,
dan lokasi di kelas tempat guru mengajar.
 Penelitian ini dilakukan dengan fokus pada
penyempurnaan atau peningkatan proses dan hasil
pembelajaran.
 Penelitian ini juga untuk mengetahui dampak dari
suatu perlakuan, yaitu mencobakan sesuatu, lalu
diamati akibat dari perlakuan itu.
PTK: Guru Sebagai Pelaku Perubahan

 Dengan PTK, gurulah pelaku perbaikan


pembelajaran di kelasnya sendiri.
 Dia menganalisis masalah sehari-hari
yang terjadi di kelasnya, menemukan
penyebab dari masalah tersebut,
menemukan solusi, dan merancang
tindakan untuk perbaikan atau
pemecahan masalah tersebut, sekaligus
pelaku perubahan atau perbaikan untuk
kelasnya.
 Selain melaksanakan inovasi
pembelajaran dari bawah,
pengembangan kurikulum di tingkat
sekolah dan di tingkat kelas, dengan
PTK, guru meningkatkan
profesionalisme melalui proses latihan
yang sistematik secara berkelanjutan.
Masalah dan Objek PTK
 Objek PTK adalah pokok kajian dalam PTK.
Pokok kajian berupa pembelajaran (proses dan
hasil) berikut unsur-unsur yang membentuknya.
 Unsur-unsur yang memungkinkan terjadinya
proses pembelajaran adalah siswa, guru, materi
pembelajaran, metode, media, dan lingkungan.
 Hasil pembelajaran dapat berupa kemampuan
kognitif, afektif, maupun psikomotorik.
 Kesenjangan dalam proses dan hasil
pembelajaraan inilah yang diangkat sebagai
masalah dalam PTK .
Objek PTK:
Unsur-Unsur Pembelajaran

Siswa

Ling-
Guru
kungan

Pembel-
ajaran
Hasil
Belajar Metode

Media/ Materi
Alat
Peraga Pelajaran
Siswa dan Hasil Belajarnya

Afektif
(motivasi, Kognitif
sikap, (kemampuan,
prestasi belajar
keaktifan, dalam mapel
keterampilan tertentu)
sosial)

Psikomotorik
(keterampilan/ unjuk kerja
dalam bertanya , dll
maupun tuntutan KD)
Guru dan Kinerjanya

Manajemen Cara
Kelas mengajar

Cara
membimbing
siswa
Masalah-Masalah Di Kelas sebagai objek PTK

 Partisipasi/keaktifan siswa di kelas


sangat rendah?
 Interaksi kelas monoton, datar, satu
arah, kurang dinamis,
membosankan?
 Rendahnya motivasi dan minat
siswa dalam pembelajaran.
 Siswa kurang dapat bekerjasama,
bertanggungjawab, atau
menghargai siswa lain.
 Rendahnya prestasi belajar atau
kemampuan atau keterampilan
siswa dalam mata pelajaran
tertentu.
PTK Solusinya?
 Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action
Research merupakan penelitian yang bersifat praktis
dengan tujuan utama untuk memecahkan masalah-
masalah yang terjadi di dalam kelas dalam kaitannya
dengan proses pembelajaran sehari-hari.
 Dengan PTK, guru dapat memperbaiki potret kelasnya
yang kurang menarik, kurang “greget”, dan kurang
memotivasi siswa.
 Dengan PTK, guru dapat meningkatkan profesionalisme
dalam mengajar melalui proses latihan yang sistematik
secara berkelanjutan, dan dapat dipertanggungjawabkan
secara ilmiah.
 PTK bukan hanya memotret kelas, namun juga
menerapkan solusi atas masalah dalam bentuk
pelaksanaan serangkaian tindakan, yang diamati dan
direfleksi.
Bagaimana Melakukan PTK?
Langkah awal yang perlu dilakukan oleh
guru adalah (1) mengidentifikasi masalah,
(2) memilih masalah yang paling
mendesak atau paling mungkin dicarikan
solusi dan penyelesaian, (3) melakukan
analisis masalah, (4) merumuskan
masalah, (5) merumuskan hipotesis
tindakan, dan (6) melaksanakan tindakan.
(1) Mengidentifikasi Masalah

Rendahnya Kemampuan
Siswa dalam Mapel tertentu
Kesulitan guru Kesulitan siswa
Karena Kelas Di dalam berinteraksi, Menulis,
Yang Besar Berbicara, dll

Masalah

Pembelajaran
Siswa tidak aktif
Yang Tidak Diminati
dalam pembelajaran
siswa

Lain-lain
(2) Menemukan Masalah
Yang Mendesak
 Rendahnya kemampuan siswa dalam mata
pelajaran tertentu (misal: bahasa Indonesia 
Rendahnya kemampuan siswa dalam menulis
cerita; misal: Matematika  Rendahnya
kemampuan siswa dalam menjumlahkan
pecahan campuran)
 Siswa tidak aktif dalam pembelajaran (misal:
Penjaskes  pembelajaran berenang dan
senam).
(3) Menganalisis Masalah 1:
Mencari Akar Masalah

Rendahnya Kemampuan Siswa


dalam aspek tertentu

Cari Akar
Masalah dan Temukan
Penyebab
Metode mengajar Gaya belajar siswa
guru yang tidak yang tidak diakomodasi
tepat oleh guru

Tidak digunakannya
media atau ketidaktepatan
penggunaan media
Menganalisis Masalah 2

Siswa tidak aktif


dalam pembelajaran

Cari Akar
Masalah dan Temukan
Penyebab
Guru mengajar
Minimnya media dan
model teacher
Sumber belajar
centered

Sedikit tugas yang


diberikan
Menganalisis Masalah: Mencari Solusi dan
Teori yang Relevan
Masalah Akar Masalah Solusi atasi Kajian Teori
Masalah
Rendahnya • Pendekatan dan Perlu dipilih • Macam-macam
kemampuan Metode mengajar pendekatan, pendekatan dan
siswa dalam yang kurang tepat metode, dan media metode mengajar
menulis cerita: • Tidak digunakan yang dapat yang berfokus pada
(Didukung data media dalam meningkatkan siswa atau student
skor pembelajaran kemampuan siswa centered: Pendekatan
kemampuan dalam menulis kooperatif,
awal) cerita pendekatan
Siswa tidak aktif • Guru mengajar Perlu dipilih metode kontekstual, dll.
dalam dengan model mengajar yang • Macam-macam media
pembelajaran: teacher centered berpusat pada pembelajaran: Dale’s
(Didukung data • Sedikitnya tugas siswa dan Cone of experience:
skor awal yang diberikan mengaktifkan siswa teks, gambar (seri),
keaktifan siswa) pada siswa dalam audio, media
pembe-lajaran audiovisual,
dramatisasi, dll
Menentukan Tindakan

Masalah Tindakan
Rendahnya kemampuan siswa • Penerapan pendekatan kooperatif dalam
dalam menulis cerita pembelajaran menulis cerita
• Penggunaan media gambar seri dalam
pembelajaran menulis cerita
Siswa tidak aktif dalam • Penerapan pendekatan kooperatif dalam
pembelajaran menulis cerita pembelajaran menulis cerita
(4) Merumuskan Masalah
 Perumusan masalah secara benar akan
menyingkapkan faktor-faktor penyebab utama
masalah yang dihadapinya.
 Pemahaman yang benar terhadap faktor
penyebab utama ini memungkinkan guru untuk
mencari dan menemukan alternatif pemecahan
masalah secara benar dan mendasar.
 Dalam hal ini, perumusan masalah merupakan
upaya untuk menyatakan secara tersurat
pertanyaan-pertanyaan apa saja yang akan
dicarikan jawabannya.
Contoh Perumusan Masalah
 Apakah penggunaan pendekatan
kooperatif dapat meningkatkan keaktifan
siswa kelas x dalam pembelajaran menulis
cerita?
 Apakah penggunaan pendekatan
kooperatif dan media gambar seri dalam
pembelajaran menulis dapat
meningkatkan kemampuan menulis cerita
siswa kelas x?
Contoh Tujuan Penelitian
 Mendeskripsikan peningkatan keaktifan
siswa x dalam pembelajaran menulis
cerita setelah digunakannya pendekatan
kooperatif.
 Mendeskripsikan peningkatan
kemampuan menulis cerita siswa x
setelah digunakannya pendekatan
kooperatif dan media gambar seri.
(5) Perumusan Hipotesis Tindakan

 Hipotesis tindakan adalah jawaban sementara dari


masalah yang ada.
 Jawaban sementara ini diyakini oleh peneliti dapat
memecahkan masalah pembelajaran. Keyakinan peneliti
ini didasarkan pada dua hal: (1) penelitian terdahulu
yang relevan, dan (2) kajian teori pembelajaran.
 Dalam konteks PTK, hipotesis tindakan hendaknya
dipahami sebagai suatu dugaan tentang suatu hal yang
akan terjadi jika suatu tindakan dilakukan.
 Hipotesis tindakan berisi pernyataan tentang tindakan
yang akan dilakukan dalam rangka memecahkan
masalah yang diteliti.
Contoh Hipotesis Tindakan
 Penggunaan Pendekatan Kooperatif akan
meningkatkan keaktifan siswa x dalam
pembelajaran menulis cerita.
 Penggunaan Pendekatan Kooperatif dan
media gambar seri akan meningkatkan
kemampuan siswa x dalam menulis cerita.
Tugas 3
 Berdasarkan hasil latihan 2, buatlah
rumusan masalah, tujuan penelitian, dan
hipotesis tindakan!
Metodologi Penelitian

 Pada bagian metodologi penelitian,


peneliti diharapkan mencantumkan semua
hal yang berkenaan dengan cara-cara
yang ditempuh dalam penelitiannya.
Komponen yang Harus ada

Rancangan Penelitian

Subjek Penelitian

Metode pengumpulan data

Analisis Data

Lain-lain: jadwal penelitian, rencana


biaya, personalia penelitian
Prosedur PTK (Siklus dengan 4 Tahap)
Tahap 1: Menyusun rancangan
tindakan (menyusun silabus, RPP, dan
perangkat pembelajaran terkait untuk
mewujudkan TINDAKAN, serta
instrumen pengamatan).
Tahap 2: Melaksanakan tindakan
yakni menerapkan tindakan di dalam
proses pembelajaran (dilakukan oleh
guru atau kolaborator/kolega).
Tahap 3: Melaksanakan pengamatan
akan pembelajaran untuk
mendapatkan data yang diperlukan
(dilakukan saat pembelajaran
berlangsung dan observer dapat guru
atau kolaborator).
Tahap 4: Melakukan refleksi terhadap
pelaksanaan pembelajaran dan hasil
pengamatan bersama subjek dan
kolaborator untuk menentukan
Kemmis, (1983) perbaikan pada siklus berikutnya.
(6) Melaksanakan Tindakan
Skema 1

Observasi Observasi

Tindakan Siklus 1 Refleksi Tindakan Siklus 2 Refleksi

Peren- Peren-
canaan canaan
Tahap 1: Perencanaan Tindakan

 Rencana tindakan perlu disusun untuk menguji secara


empirik ketepatan hipotesis tindakan yang diajukan
sebagai jawaban atas masalah yang dihadapi guru di
kelasnya.
 Tahap perencanaan tindakan berisi empat kegiatan
pokok, yakni (1) membuat skenario pembelajaran, (2)
mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang
diperlukan, (3) mempersiapkan instrumen untuk
mengumpulkan/merekam data dan menganalisis data
tentang proses dan hasil tindakan, dan (4)
melaksanakan simulasi pelaksanaan tindakan perbaikan
untuk menguji keterlaksanaan rancangan.
Tahap 2: Pelaksanaan Tindakan

 Pada tahap pelaksanaan tindakan, skenario


tindakan seperti yang diwujudkan dalam RPP,
dilaksanakan dalam situasi yang aktual atau
situasi yang sesungguhnya di kelas. Guru
melaksanakan tugasnya sebagai seorang
pengajar dan sekaligus peneliti.
 Pada tahap ini, tindakan-tindakan yang
dipandang dapat memperbaiki kualitas proses
dan hasil pembelajaran diterapkan dalam
interaksi belajar mengajar.
Tahap 3: Observasi
 Observasi atau pengamatan adalah kegiatan untuk memotret
seberapa efek tindakan telah mencapai sasaran. Efek suatu
tindakan terus dimonitor secara reflektif.
 Untuk kepentingan ini, seandainya guru melakukan PTK seorang
diri, dia dapat dapat meminta bantuan orang lain untuk merekam
dan mendokumentasikan seluruh interaksi belajar mengajarnya.
Apabila dia berkolaborasi dengan rekan sejawat atau kolaborator,
maka rekan sejawat atau kolaboator dapat diminta untuk
mengobservasi pelaksanaan pembelajaran yang dilakukannya.
 Tujuan dilaksanakan pengamatan ini adalah untuk mengumpulkan
bukti atau data hasil tindakan agar dapat dievaluasi dan dijadikan
landasan dalam melakukan refleksi.
Tahap 4: Refleksi
 Refleksi adalah kegiatan mengulas secara kritis tentang perubahan
yang terjadi, baik pada siswa, suasana kelas, atau guru.
 Untuk kepentingan ini, guru terlebih dahulu harus melakukan
analisis data mengenai proses, hasil, masalah, dan hambatan yang
dijumpai dalam pelaksanaan tindakan.
 Berdasarkan analisis data tersebut, guru sebagai peneliti harus
menyimpulkan apakah perubahan yang terjadi di kelasnya sesuai
dengan harapan atau tidak.
 Guru harus menggunakan indikator keberhasilan yang telah
disusunnya untuk melihat signifikansi perubahan itu. Selain itu, guru
juga harus mendata masalah dan hambatan baru yang muncul
sebagai akibat dari tindakan dalam siklus 1.
 Hasil dari refleksi guru ini menjadi dasar untuk memutuskan (1)
perlu tidaknya diadakan siklus berikutnya, (2) jika diperlukan siklus
2, hal-hal apa saja yang harus dibenahi (kekurangan dan
kelemahan) serta cara dan strategi apa yang perlu ditambahkan
dalam perencanaan tindakan pada siklus 2.
Data yang Dihasilkan
Data Awal Data Siklus 1 Data Siklus 2
Data skor keaktifan Data skor keaktifan siswa Data skor keaktifan
siswa setelah tindakan 1 siswa setelah tindakan 2
Data skor siswa dalam Data skor siswa dalam Data skor siswa dalam
menulis cerita menulis cerita setelah menulis cerita setelah
tindakan 1 tindakan 2

Adakah Peningkatan? Adakah Peningkatan?


Adakah Perubahan? Adakah Perubahan?

Indikator Keberhasilan
Analisis Data
 Data yang didapatkan dari kondisi awal
dibandingkan dengan data siklus 1 (hasil
observasi dan pengetesan), selanjutnya data
siklus 1 dibandingkan dengan data siklus 2.
 Dari pembandingan ini akan dilihat adakah
peningkatan proses dan hasil belajar yang
menunjukkan efek dari tindakan pada siklus 1
dan 2.
 Pembandingan ini dapat menggunakan statistik
sederhana atau statistik inferensial dengan uji T
atau daya beda. (lihat bahan sesi 4)
Akhir Tindakan dan Pelaporan
 Keempat tahapan dalam PTK ini membentuk
suatu siklus atau daur PTK yang digambarkan
dalam bentuk spiral seperti dalam Skema 1.
Untuk mengatasi suatu masalah aktual di kelas,
mungkin diperlukan lebih dari satu siklus yang
saling terkait dan berkelanjutan. Siklus 2
dilaksanakan manakala masih ada hal-hal yang
kurang berhasil dalam siklus 1.
 Jika penelitian sudah dianggap selesai, artinya
hasil refleksi menunjukkan bahwa indikator
keberhasilan sudah tercapai, guru perlu
menyusun laporan penelitian.
Sistematika Laporan
 Laporan penelitian merupakan manifestasi dari
kegiatan seorang peneliti yang sudah mencoba
melakukan kegiatan penelitiannya berdasarkan
proposal yang telah disiapkan.
 Laporan PTK disusun dengan mengacu pada
laporan penelitian pada umumnya, yang terdiri
atas tiga bagian, yakni bagian awal, bagian inti,
dan bagian akhir.
Penutup
 Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research
merupakan penelitian yang bersifat praktis dengan tujuan utama untuk
memecahkan masalah-masalah yang terjadi di dalam kelas dalam
kaitannya dengan proses pembelajaran sehari-hari.
 Pelaksanaan PTK memiliki langkah-langkah umum seperti (1)
mengidentifikasi masalah, (2) melakukan analisis masalah, (3)
merumuskan masalah, (4) merumuskan hipotesis tindakan, dan (5)
melaksanakan tindakan.
 Selanjutnya, rancangan tindakan atau action terdiri atas empat
tahapan, yakni (1) perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan, (3)
observasi, dan (4) refleksi. Keempat tahapan ini membentuk suatu
siklus atau daur.
 Dalam merekonstruksi dan memperbaiki pembelajaran di kelas, Guru
dapat menggunakan PTK. Penelitian jenis ini memiliki kelebihan yang
mendasar jika dibandingkan dengan Penelitian Kelas (Classroom
Research) dan Penelitian Pengembangan (Developmental Research).
Daftar Bacaan
Ardhana, W. 1987. Bacaan Pilihan dalam Metodologi Penelitian Pendidikan.
Jakarta: Depdikbud.
Arikunto, Suharsimi., Suhardjono., Supardi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas.
Jakarta: Bumi Aksara.
Elliot, J. 1992. Action Research for Educational Cange. Milton Keynes: Open
University Press.
Kasbolah, E.S, Kasihani. 1999. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Depdikbud.
Kemmis, S., dan Robin Mc Taggart. 1998. The Action Research
Planner.Geelong: Deakin University.
Mc Taggart. 1993. Action Research: A Short Modern History. Geelong: Deakin
University Press.
Sudarsono, F.X. 1996. Rencana, Desain, dan Implementasi, Pedoman
Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: UP3SD BP3GSD-
UKMP.SD.
Suryabrata, S. 1983. Metodologi Penelitian. Jakarta: CV. Rajawali.
Judul PTK dan Rumusan Masalah

 Peningkatan kemampuan berdiskusi siswa kelas V SD N 1


Magelang dengan menggunakan teknik jigsaw.
 Peningkatan keaktifan siswa kelas III SD dalam pembelajaran IPA
dengan menggunakan teknik inquiri.
 Apakah kemampuan berdiskusi siswa kelas V SD N 1 Magelang
dapat ditingkatkan dengan menggunakan teknik jigsaw?
 Apakah penggunaan teknik jigsaw dapat meningkatkan kemampuan
berdiskusi siswa kelas VSD N 1 Magelang?
 Apakah penggunaan role playing dalam pembelajaran berbicara
dapat meningkatkan kemampuan kerjasama siswa kelas III SD ….
 Apakah penggunaan problem solving dalam pembelajaran
matematika dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam materi
sifat-sifat bangun ruang?
Tujuan Penelitian

 Apakah penggunaan problem solving dalam


pembelajaran matematika dapat meningkatkan
kemampuan siswa dalam materi sifat-sifat
bangun ruang? (Rumusan Masalah)
 Mendeskripsikan peningkatan kemampuan
siswa dalam materi sifat-sifat bangun ruang
dalam pembelajaran matematika dengan
menggunakan problem solving. (Tujuan
Penelitian)
Identifikasi Perumusan Tujuan/ Kajian
Indikator Teori dan
Masalah Masalah
Keberhasilan.
(Refleksi Awal) Empiris

Perencanaan Hipotesis
Tindakan Tindakan

Pelaksanaan
Analisis Data
Tindakan
dan Observasi

Indikator Keberhasilan
Belum
Tercapai Tercapai
STOP
Refleksi atau
Pemantapan

PENELITIAN TINDAKAN KELAS26

Anda mungkin juga menyukai