Anda di halaman 1dari 12

HUBUNGAN

DOKTER
GIGI
DAN
PASIEN

KELOMPOK 4
SKENARIO
Ibu Shinta Scopus yang tinggal diwilayah kerja puskesmas di atas berumur 60 tahun
pensiunan pegawai negeri.Sejak kecil giginya selalu bermasalah karena itu rajin ke
dokter yang dekat rumahnya dan merupakan dokter keluarga.Dokter keluarga ibu
Shinta sudah meninggal dunia.Ibu Shinta juga sebagai peserta asuransi BPJS.Ibu
Shinta merasa kehilangan dokter dan sahabat yang membantunya sekeluarga
sehat.Kemudian ibu Shinta dating berobat di tempat praktek dokter gigi swasta yang
terkenal dan dokter tersebut cukup banyak pasiennya, dokter tersebut juga menerima
pasien dari asuransi BPJS.Ibu Shinta mendapat giliran dengan nomor urut
terakhir.Pertama masuk ke ruang dokter, waktu di tempat praktek menunjukkan jam
24.00, ibu Shinta memperkenalkan diri dan memberitahukan bahwa dia peserta
asuransi BPJS.Keluhannya dengan pipi bengkak dan sakit.Saat ibu Shinta mendapat
giliran pemeriksaan, dokter tersebut hanya melihat dan mendengarkan keluhan
pasien saja kemudian menulis resep dan memberikannya ke ibu Shinta.Merasa tidak
cocok dengan dokter tersebut, kemudian ibu Shinta memutuskan berobat pada
dokter puskesmas yang letaknya dekat rumahnya.Meski tidak seramah dokter
keluarganya, tetapi dia melayani secara lebih profesionalisme.
1. HAK DAN KEWAJIBAN DOKTER GIGI DAN PASIEN

2. HUBUNGAN DOKTER GIGI DAN PASIEN

3. PRINSIP PELAYANAN DOKTER GIGI

4. MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN


Undang-Undang No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik
Kedokteran. Lembaran RI Tahun 1992, No. 17.

DOKTER • KEWAJIBAN
• HAK
GIGI

• KEWAJIBAN
PASIEN • HAK
HUBUNGAN DOKTER GIGI DAN PASIEN

• Berlaku pada pasien yang keselamatan


jiwanya terancam, atau sedang tidak
AKTIF-PASIF sadar, atau menderita gangguan mental
berat.

• Walaupun dokter mengetahui lebih banyak, ia


Membimbing tidak semata-mata karena menjalankan
Kerjasama (guidance- kekuasaan, namun mengharapkan kerjasama
pasien yang diwujudkan dengan menuruti
cooperation) nasihat atau anjuran dokter.

• Paien secara sadar dan aktif berperan


Saling berpartisipasi dalam pengobatan terhadap dirinya.
(mutual participation)
Hubungan yang baik antara
dokter dan pasien
1. Merasa ada jalinan dengan dokter dan
mengetahui bahwa pasien memperoleh
perhatian penuh dari dokter
2. Mengetahui bahwa dokter dapat fokus
pada setiap tindakan pengobatan dan
interaksinya
3. Merasa rileks dan bebas dari
kekhawatiran pada suasana ruang
praktek
4. Mengetahui bahwa dokternya dapat
diandalkan.
Prinsip Pelayanan Dokter Gigi
KeputusanMenteriKesehatanRepublikIndonesiaNomor1415/MENKES/SK/X/2
005TentangKebijakanPelayananKedokteranGigiKeluarga.

1. Pelayanan yang dilakukan harus dilandasi oleh


kebutuhan seluruh anggota keluarga sehingga perlu
dilakukan pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut secara
menyeluruh. Hasil pemeriksaan akan direkam dalam
kartu rekam medic dental untuk setiap individu serta
disimpan dalam satu arsip keluarga;
2. Renacana terapi dan asuhan yang komprehensif
meliputi pencegahan yang disusun secara rinci,
termasuk rujukannya, dan dikomunikasikan kepada
keluarga binaan untuk persetujuan tindakan medic gigi,
Penjadwalan terapi/tindakan dibuat bersama oleh
pemberi dan penerima layanan.
3. Tindakan/terapi dan asuhan pelayanan yang bersifat
menyeluruh dengan menempatkan kesehatan gigi dan
mulut sebagai bagian dari kesehatan secara utuh untuk
perawatan individu disertai dengan program asuhan
kesehatan komunitas keluarga binaan;
4. Tindakan/terapi dan asuhan pelayanan dilakukan
secara professional dengan mengacup ada bukti-bukti
klinik dan data epidemiologi yangada;
5. Tindakan/terapi harus sesuai prosedur standar baru,
dan selalu diikuti oleh evaluasi untuk meningkatkan mutu
pelayanan.
Manajemen Pelayanan Kesehatan
Unit Pelayanan Kesehatan Dokter Keluarga
1. Perencanaan 1. Pengembangan
2. Pengorganisasian kebijakan pelayanan
kedokteran gigi keluarga
3. Pelaksanaan
2. Mengembangkan
4. Pengawasan
kualitas dan kuantitas
sumber daya dokter gigi
keluarga
3. Pemberdayaan profesi
dan masyarakat
4. Pengawasan,
pengendalian, dan
penilaian
KESIMPULAN
Hubungan antara pasien dengan dokter harus dibangun dengan baik.
Salah satunya dengan membangun komunikasi yang efektif. Ketika
hubungan itu telah efektif maka akan menghasilkan sesuatu dengan
baik. Komunikasi berdasarkan apa yang dirasakan pasien tentang
penyakitnya yang secara individu merupakan pengalaman unik.
Keberhasilan komunikasi antara dokter dan pasien pada umumnya
akan melahirkan kenyamanan dan kepuasan bagi kedua belah pihak.
Dokter tidak akan salah paham sehingga tidak melakukan malpraktik.
Dokter sendiri harus menjalankan tugas dan kewajibannya begitu pula
pasien. Dokter harus bekerja sesuai SOP dan harus memiliki cirri
professional sehingga pasien akan nyaman untuk berobat. Komunikasi
dokter dan pasien merupakan salah satu kompetensi yang harus
dikuasai dokter. Kompetensi komunikasi menentukan keberhasilan
dalam membantu penyelesaian masalah kesehatan pasien. Aspek
hukum hubungan antara dokter dan pasien bisa berdasarkan dua hal,
yaitu berdasarkan perjanjian dan karena Undang-undang.
TERIMA
KASIH
PERTANYAAN :

Anda mungkin juga menyukai