Anda di halaman 1dari 15

Komunikasi Pasien dan Keluarga

dalam Mendapatkan Perawatan


Paliatif.
Kelompok 5
 Dina Putri Aryati
 Intan Permata Surya
 Liza Anggraini
 Rahmat Besly Permata
 Rahmi Hasanah
 Welly Utama
Palliative care
 Perawatan Paliatif adalah perawatan yang
dilakukan secara aktif pada penderita yang
sedang sekarat atau dalam faseterminal
akibat penyakit yang dideritanya pasien
sudah tidak memiliki respon terhadap terapi
kuratif yang disebabkan oleh keganasan
ginekologis (Aziz, Witjaksono & Rasjidi, 2008 )
 Perawatan Paliatif adalah pendekatan yang
bertujuan meningkatkan kualitas hidup pada
pasien ( dewasa dan anak-anak ) dan
keluarga dalam menghadapi penyakit yang
mengancam jiwa dengan cara meringankan
penderitaan rasa sakit melalui identifikasi dini,
pengkajian yangsempurna dan
penatalaksanaan nyeri serta masalah lainnya
baik fisik, psikologis, sosial atau spiritual (WHO,
2016)
Pola dasar Pelayanan Paliatif
menurut WHO.
1) Meningkatkan kualitas hidup dan
menganggap kematian sebagai proses
yang normal.
2) Tidak mempercepat atau menunda
kematian.
3) Menghilangkan nyeri dan keluhan lain yang
mengganggu.
4) Menjaga keseimbangan psikologis dan
spiritual.
5) Berusaha agar penderita tetap aktif sampai
akhir hayatnya.
6) Berusaha membantu mengatasi
suasanaduka cita pada keluarga.
Komunikasi dalam perawatan
paliatif.
A. Komunikasi kepada pasien dengan
penyakit kronis.
1) Fase deniar ( pengingkaran )
reaksi pada fase ini adalah syok. Tidak
percaya atau menolak kenyataan yang
terjadi.
teknik komunikasi yang digunakan:
a. Memberikan kesempatan untuk
menggunakan koping yang kontruktif
dalam menghadapi kehilangan dan
kematian
b. Selalu berada didekat klien
c. Pertahankan kontak mata
2). Fase anger (marah)

Fase ini dimulai dari timbulnya kesadaran akan


kenyataan yang terjadi. Dalam fase ini
menunjukkan prilaku agresif, bicara kasar,menolak
pengobatan dan menuduh perawat atau dokter
tidak becus. Respon fisik yang sering terjadi pada
fase ini adalah: muka merah, nadi cepat, gelisah,
susah tidur dan tangan mengepal.
teknik komunikasi yang digunakan:
- Memberikan kesempatan pada klien untuk
mengekspresiakan perasaannya dan
menggunakan teknik respek.
3) fase bergening ( tawar- menawar )

Respon ini dinyatakan dengan kata-kata “


kalau saja ini bisa ditunda, maka saya akan
selalu berdoa”. Apabila proses ini dialami
oleh keluarga, maka di jumpai “ kalau saya
yang sakit bukan anak saya”.
teknik komunikasi yang digunakan:
- Memberi kesempatan kepada pasien
untuk menawar dan menanyakan kepada
pasien apa yang di inginkan
4) Fase depression
Fase ini menunjukkan sikap menarik diri. Tidak
mau berbicara, kadang-kadang bersikap
sebagai ungkapan yang menyatakan keputus
asaan yang sering diperlihatkan adalah
menolak makanan , susah tidur, letih.
teknik komunikasi yang digunakan:
- Jangan mencoba menenangkan pasien dan
biarkan klien dan keluargamengekspresikan
kesedihannya.
5) fase acceptance ( penerimaan )

Fase ini biasanya diungkapkan dengan;


“ apa yang dapat saya lakukan agar saya
cepat sembuh?”.
teknik komunikiasi yang digunakan:
- Meluangkan waktu untuk klien dan
sediakan waktu untuk mendiskusikan
perasaan keluaraga klien.
Fungsi Komunikasi B. Komunikasi
dengan Pasien pada pasien
Tidak Sadar.
yang tidak sadar.
1. Mengendalikan
Adalah suatu komunikasi dengan
perilaku menggunakan teknik komunikasi
khusus dikarenakan fungsi sensorik
2. Perkembangan dan motorik pasien mengalami
penurunan segingga stimulus dari
motivasi pasien tidak dapat merespon
kembali stimulus tersebut.
3. Pengungkapan
emosional
4. Informasi
Cara komunikasi dengan pasien tak
sadar
a. Menjelaskan
b. Memfokuskan
c. Memberi informasi
d. Mempertahankan ketenangan
Prinsip komunikasi pada pasien yang
tidak sadar
Menurut Pastakyu (2010), berkomunikasi
dengan pasien yang tidak sadar ;
 Berhati-hati melakukan pembicaraan
verbal di dekat klien. Karena klien yang
tidak sadar mendengar pembicaraan
walaupun tidak dapat merespon
 Sentuhan. Merupakan bentuk komunikasi
yang sangan efektif pada klien dengan
penurunan kesadaran.
1. Sampaikan berita Menginformasikan
kematian kepada
kematian kepada
anggota keluarga
yang sudah
keluarga pasien.
mengetahui riwayat
penyakit pasien
2. Menggunakan kata-
kata yang jelas yakni
“meninggal” hindari
kata “tidak bersama
kita lagi, pergi”
3. Membantu keluarga
pasien memahimi
berita kematian.
Mempersiapkan pihak keluarga untuk
melihat tubuh pasien yang sudah
meninggal
 Sebelum pihak keluarga melihat tubuh
pasien yang sudah meninggal, pastikan
pasien terlihat rapi
 Bersihkan wajah dan tubuh pasien dari
darah atau cairan tubuh lainnya
 Lepaskan alat bantu medis seperti;
endotracheal tube, ventilator, cardiac
monitor
 Sebaiknya keluarga pasien yang sangat
Memberikan kesempatan kepada
keluarga pasien untuk berduka.
 Memberikan  Dapat menjelaskan
kesempatan kepada bahwa pasien
keluarga untuk meninggal dalam
menyalurkan reaksi keadaan damai dan
tidak merasa sakit
terhadap kematian
 Jika keluarga pasien
 Melakukan gestur belum bisa menerima
yang menunjukkan dan menyalahkan tim
empati medis, tetap tenang
 memberikan dan tidak langsung
apresiasi terhadap merespon karena
usaha keluarga keluarga pasien dalam
keadaan emosi.
Thank you...

Anda mungkin juga menyukai