Anda di halaman 1dari 18

Intervensi Terkait Kelainan/Gangguan Sistem Persepsi Sensori (Irigasi Telinga, Tetes

Telinga, dan Pain management)

DISUSUN OLEH :

Liza Anggraini (1710142010013)

Martha Nia Putri (1710142010014)

Rahmat Besli Permata (1710142010026)

Rahmi Adiati Anggina (1710142010027)

Sindy Eka Putri (1710142010038)

Tesya Nandra Cimberly (1710142010039)

Tiovynna Oktavia Dewi (1710142010041)

DOSEN PEMBIMBING : NS.YOSSI FITRINA S,kep M,kep

STIKES YARSI SUMBAR BULITTINGGI

S1 KEPERAWATAN

2019/2020
KATAPENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul
“INTERVENSI GANGGUAN SISTEM PERSEPSI SENSORI “. Makalah ini di susun dalam
rangka memenuhi tugas mata kuliah KMB 2, Program Studi Keperawatan.

Dalam menyusun makalah ini, penulis banyak memperoleh bantuan serta bimbingan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih
kepada Dosen pembimbing. Penulis menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih jauh
dari sempurna, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun guna sempurnanya makalah ini. Penulis berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi semuanya.

Bukittinggi, 30 November 2019


DAFTAR ISI

BAB I ............................................................................................................................................................ 4
PENDAHULUAN ........................................................................................................................................ 4
BAB II........................................................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN ........................................................................................................................................... 5
STANDAR OPERATING PRODUSER (SOP) ....................................................................................... 5
IRIGASI TELINGA.................................................................................................................................. 5
STANDAR OPERATING PRODUSER (SOP) ....................................................................................... 7
TETES TELINGA .................................................................................................................................... 7
STANDAR OPERATING PROSEDUR (SOP) ....................................................................................... 9
MANAJEMEN NYERI ............................................................................................................................ 9
A. IRIGASI TELINGA ..................................................................................................................... 11
B. TETES TELINGA ........................................................................................................................ 14
BAB VI ................................................................................................................................................... 17
PENUTUP .............................................................................................................................................. 17
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................. 18
BAB I

PENDAHULUAN

Latar belakang

Irigasi telinga adalah suatu tindakan medis yang bertujuan untukmembersihkan liang
telinga luar dari nanah, serumen, dan benda-benda asing. Irigasi telinga adalah suatu usaha untuk
memasukkan cairan (air hangat kuku) ke dalam telinga. Tujuan: Untuk membersihkan atau
mengeluarkan benda asing dari dalam telinga.

Irigasi mata adalah suatu cara untuk membersihkan dan atau mengeluarkan benda asing
dari mata. Irigasi mata diberikan untuk mengaluarkan sekret atau kotoran dan benda asing dan
zat kimia dari mata. Larutan garam fisiologis atau RL biasa dipergunakan karena merupakan
larutan isotonik yang tidak merubah komposisi elektrolit yang diperlukan mata. Bila hanya
memerlukan sedikit cairan, kapas steril dapat dipergunakan untuk meneteskan cairan kedalam
mata.
BAB II

PEMBAHASAN

STANDAR OPERATING PRODUSER (SOP)

IRIGASI TELINGA

I. Pengertian
Irigasi telinga adalah suatu tindakan medis yang bertujuan untuk membersihkan telinga
luar dan nanah,serumen,dan benda-benda asing dengan cara memasukkan cairan kedalam
telinga.

II. Tujuan
Untuk mmbersihkan atau mengeluarkan benda asing dari dalam telinga.

III. Ruang Lingkup


1. Pasien dengan gangguan sumbatan serumen.
2. Pasien dengan adanya benda sing dalam telinga.

IV. Kontra Indikasi


1. Gangguan pada membran tympani
2. Sesudah operasi
3. Bila ada pendarahan telinga

V. Kemungkinan Komplikasi
Ruptur (pecah) pada membran tympani.

VI. Persiapan Alat


1. Cairan yang diperlukan (H2O2)
2. Spuit steril 10cc tanpa jarum
3. Perlak
4. Handuk
5. Kapas bulat
6. Kapas steril
7. Korentang
8. Bengkok
9. Pipet

VII. Prosedur Perancanaan


1. Ucapkan salam kepada pasien.
2. Cuci tangan
3. Bantu pasien dalam posisi tidur miring atau duduk tegak dengan kepala
dimiringkan sehingga telinga akan diirigasi berada diatas.
4. Letakkan perlak dan handuk disekitar bahu
5. Letakkan bengkok di bawah telinga
6. Isi spuit dengan H2O2 yang telah disediakan
7. Tarik daun telinga kebelakang agar liang telinga luar lurus
8. Semprotkan cairan secara perlahan
9. Observasi warna cairan yang keluar
10. Berikan posisi tidur miring ke bagian telinga yang diirigasi untuk memudahkan
cairan keluar.
11. Telinga di tutup dengan kasa steril
12. Rapikan alat
13. Cuci tangan
14. Evaluasi pelaksanaan prosedur.
15. Perhatikan dan catat warna cairan yang keluar.
STANDAR OPERATING PRODUSER (SOP)

TETES TELINGA

I. Pengertian
Memberikan obat pada telinga melalui kanal eksternal dalam bentuk cair.

II. Tujuan
1. Memberikan efek terapi lokal (mengurangi peradangan,membunuh organisme
penyebab infeksi pada kaal telinga eksternal)
2. Menghilangkan nyeri
3. Melunakkan serumen agar mudah diambil

III. Indikasi Passien


Dengan masalah/peradangan dengan bagian telinga.

IV. Persiapan Alat


1. Kapas bulat
2. Handuk
3. Obat yang sudah ditentukan
4. Pipet (K/P)
5. Lidi Kapas Steril
6. Bengkok

V. Langkah Kerja
1. Ucapkan salam kepada pasien
2. Cuci tangan
3. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
4. Membantu pasien dalam posisi tidur miring,tlinga yang sakit mengerah ke
atas
5. Meletakkan handuk dibawah bahu pasien
6. Membersihkan liang telinga dengan lidi kapas
7. Mengisi pipet dengan obat yang sudah disediakan
8. Menarik daun telinga dan di angkat ke atas dengan hati-hati
9. Menetesi obat melalui sisi atau dinding telinga untuk mencegah terhalang oleh
gelembung udara,sesuai dosis yang ditentukan
10. Membersihkan bekas cairan obat dengan kapas bulat
11. Merapikan alat
12. Cuci tangan
13. Dokumentasi nama,konsentrasi,jumlah tetesan,pemberian dan bagian telinga
(kanan,kiri atau keduanya) yang diobati
STANDAR OPERATING PROSEDUR (SOP)

MANAJEMEN NYERI

I. Pengertian
Cara meringankan tau mengurangi nyeri sampai tingkat kenyamanan yang
dapat di terima pasien.

II. Tujuan
Untuk menjaga pasien dalam posisi senyaman mungkin

III. Kebijakan
1. Setiap pasien dewasa yang merasakan nyeri dinilai dari skala 0-10
 0 = Tidak nyeri
 1-3 = Nyeri ringan (Pasien dapat berkomunikasi dengan
baik)
 4-6 = Nyeri sedang (Pasien mendesis,menyeringai,dapat
menunjukkan lokasi nyeri,mendeskripsikan dan dapat
mengikuti perintah)
 7-9 =Nyeri berat (Pasien terkadang tidak dapat mengikuti
perintah tapi masih respon terhadap tindakan,tidak dapat
mendeskripsikan,tidak dapat diatasi dengan alih
posisi,nafas panjang dan distraksi)
 10 = Nyeri sangat berat(Pasien sudah tidak mampu lagi
berkomunikasi,memukul)
2. Setiap pasien anak yang merakan nyeri dapat dinilai dari skala wajah Wong Baker
3. Penanganan nyeri dikecualikan pada pasien dengan kondisi nyeri HIS

IV. Prosedur
1. Lakukan pengkajian,lokasi,karakteristik,durassi,frekuensi dan kualitas nyeri
2. Observasi reaksi nonverbal
3. Gunakan teknik komunikasi teraupetik untuk mengetahui pengalaman nyeri
pasien
4. Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu
ruangan,pencahayaan dan kebisingan
5. Pilih dan lakukan penanganan nyeri ( farmakologi,non farmakologi dan
interpersonal)
6. Ajarkan tentang teknik non farmakologi seperti :
 Kompres dingin
 Massage kulit
 Relaksasi seperti lingkungan yang tenang,posisi yang
nyaman dan nafas dalam
 Teknik distraksi yakni mengalihkan perhatian ke stimulus
lain seperti menonton tv, membaca koran,mendengarkan
musik.
7. Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri
8. Evaluasi keaktifan kontrol nyeri.
A. IRIGASI TELINGA
1. Definisi

Irigasi telinga adalah suatu tindakan medis yang bertujuan untukmembersihkan liang telinga luar
dari nanah, serumen, dan benda – benda asing. Irigasi telinga adalah suatu usaha untuk
memasukkan cairan (air hangat kuku) ke dalam telinga. Tujuan: Untuk membersihkan atau
mengeluarkan benda asing dari dalam telinga.

2. Prinsip Kerja

Irigasi telinga dapat dilakukan dengan menggunakan jarum suntik 50-60-cc (suntik 20-30-cc
untuk anak-anak). Beberapa perawat memilih untuk melampirkan lubang yang besar IV
(intravena) kateter (dengan jarum dihapus) untuk jarum suntik untuk arah lebih mudah fluida.
Dengan menggunakan metode ini, cairan yang disedot ke dalam jarum suntik dan disemprotkan
ke dalam liang telinga. Metode lain menggunakan larutan IV dan tubing, dengan konektor irigasi
telinga pakai yang pas dan ke atas telinga luar. Bila menggunakan metode ini, IV diaktifkan dan
arus fluida oleh gravitasi ke telinga untuk menciptakan irigasi. Bila menggunakan metode IV, tas
harus sekitar 6 inci (15 cm) atau kurang di atas kepala pasien untuk menciptakan tekanan fluida
yang tepat.

Setelah posisi pasien, daun telinga dari telinga yang terkena dampak harus diadakan
kembali, dan sampai (belakang dan ke bawah untuk bayi). Ujung jarum suntik atau kateter irigasi
harus ditempatkan di pintu masuk ke telinga Jaringan telinga tidak boleh disentuh. Saluran
telinga tidak boleh tersumbat, atau solusi tidak akan dapat berlari kembali keluar dari telinga
Dengan lembut mengarahkan aliran larutan irigasi terhadap aspek atas dari saluran telinga
eksternal, perawat harus jarum suntik atau menjalankan dalam cairan IV pada tingkat lambat,
stabil, yang memungkinkan cairan untuk melarikan diri keluar dari saluran telinga dan ke
baskom. Jika menggunakan alat PIK gigi, pengaturan terendah harus digunakan.. Mengerahkan
terlalu banyak tekanan dapat memaksa benda asing atau oklusi lilin lebih ke dalam liang telinga.
Cairan kembali kemudian harus diperiksa sebelum jarum suntik diisi ulang-atau setelah 100cc
cairan untuk dewasa, dan 30cc cairan bagi seorang anak. Perawat harus menyelidiki apakah
objek lilin atau asing telah mengguyur dari telinga. Bila oklusi telah dihapus, 500cc cairan irigasi
harus digunakan untuk-dewasa 100cc untuk anak, atau seperti yang diperintahkan oleh dokter.
Prosedur ini harus terputus jika pasien mengeluh sakit atau pusing.

3. Indikasi :

a. Untuk mengeluarkan cairan, serumen, bahan-bahan asing dari kanal audiotory eksternal.
b. Untuk mengirigasi kanal audiotory eksternal dengan lartutan antiseptic.
c. Untuk menghangatkan atau mendinginkan kanal audiotory eksternal.

4. Kontra Indikasi :

a. Perforasi membran timpani atau resiko tidak utuh (injurie sekunder, pembedahan,
miringitomi).
b. Terjadi komplikasi sebelum irigasi.
c. Temperatur yg ekstrim panas dapat menyebabkan pusing, mual dan muntah.
d. Bila ada benda penghisap air dalam telinga, seperti bahan sayuran (kacang), jangan
diirigasi karena bahan2 tsb mengmbang dan sulit dikeluarkan.

5. Kemungkinan Komplikasi :

a. Ruptur (pecah) pada membran tympani.Kehilangan pendengaran.


b. Trauma/injury kanal teling dalam.
c. Vertigo, mual, nyeri selama dan setelah prosedur, stop segera bila terjadi, kemudian
ulangi lagi dan pastikan tekanan dan temperatur yang cocok untuk mencegah
berulangnya gejala.

6. Bahaya :

1. Infeksi Pecahnya gendang telinga.


2. Ruptur membran timpani.
3. Kehilangan pendengaran.
4. Trauma/injury kanal telinga dalam.

7. Obat Irigasi Telinga :

1. Diuretic
2. Obat kemoterapi
3. Antimalaria
4. Obat anti – imflamasi
5. Bahan kimia
6. Antibiotika Aminoglikosida
7. Antibiotika lain
B. TETES TELINGA

Guttac Auriculares,tetes telinga adalah obat tetes yang digunakan untuk telinga dengan
cara meneteskan obat kedalam telinga. Kecuali dinyatakan lain, tetes telinga dibuat
menggunakan cairan pembawa bukan air. Cairan pembawa yang digunakan harus
mempunyai kekentalan yang cocok agar obat mudah menempel pada dinding telinga,
umumnya digunakan Gliserol dan Propilenglikol. Dapat juga digunakan Etanol,
heksilenglikol dan minyak lemak nabati. Zat pensuspensi dapat digunakan sorbitan,
polisorbat atau surfaktan lain yang cocok. Keasaman-kebasaan kecuali dinyatakan lain, pH
5,0 sampai 6,0. Penyimpanan Kecuali dinyatakan lain, dalam tertutup rapat.
(Anonim,1979)

Larutan otik adalah larutan yang mengandung air atau gliserin atau pelarut lain
dan bahan pendispersi, untuk penggunaan dalam telinga luar misalnya larutan otik
Benzokain dan Antipirin larutan otik neomisin dan polimiksin B sulfat dan larutan otik
Hidrokortison. (Anonim,1995).

Sediaan obat tetes telinga dapat berupa :

1. Guttae
Jika disebutkan guttae tanpa penjelasan lebih lanjut, dimaksudkan obat tetes untuk
obat dalam. Obat tetes untuk obat dalam digunakan dengan cara diteteskan kedalam
minuman atau makanan.
2. Guttae Oris
Tetes mulut adalah obat tetes yang diperuntukkan untuk kumur-kumur, sebelum
digunakan diencerkan lebih dulu dengan air dan tidak untuk ditelan.
3. Guttae Auriculares
Tetes telinga adalah obat tetes yang digunakan dengan cara meneteskan obat ke dalam
telinga. Bila tidak dinyatakan lain cairan pembawa yang digunakan adalah bukan air
.Cairan pembawa yang digunakan harus mempunyai kekentelan yang sesuai agar obat
mudah menempel pada dinding telinga, biasanya digunakan gliserin, propilenglikol.
Selain tersebut dapat pula digunakan etanol heksilenglikol dan minyak lemak nabati.
Bila sediaan berupa suspensi sebagai zat pensuspensi digunakan sorbitan, polisorbat
atau surfaktan lain yang cocok. Kecuali dinyatakan lain pH tetes telinga adalah 5,0 -
6,0 dan disimpan dalam wadah tertutup rapat.
4. Guttae Nasales
Tetes hidung adalah obat bebas yang digunakan dengan cara meneteskan obat
kedalam rongga hidung yang mengandung zat dan suspensi, pendapar dan pengawet.
Sebagai cairan pembawa umumnya diguanakan air. Ph cairan pembawa sedapat mungkin
antara 5,5 – 7,5 dengan kapasitas dapar sedang, isotonis atau hampir isotonis tidak boleh
menggunakan cairan pembawa minyak, mineral atau minyak lemak. Sebagai zat
pensuspensi biasanya digunakan sorbitan, polisorbat atau surfaktan lain yang cocok
dengan kadar tidak lebih dari 0,01 % b/v . Zat pendapar digunakan zat yang cocok dengan
pH 6,5 dan dibuat isotonis dengan Natrii Chloridum .
Zat pengawet yang digunakan biasanya Benzalkonium Chlorida 0,01% b/v sampai
0,1% b/v. Disimpan dalam wadah tertutup rapat.
5. Guttae Ophthalmicae
Tetes mata adalah sediaan steril berupa larutan atau suspensi yang digunakan dengan
cara meneteskan obat pada selaput lendir mata disekitar kelopak mata dan bola mata.
Tetes mata harus memenuhi syarat–syarat yang telah ditentukan yaitu:
1. Steril
2. Sedapat mungkin isohidris
3. Sedapat mungkin isotonis
Bila obatnya tidak tahan pemanasan, maka sterilitas dicapai dengan dilarutkan obatnya
secara aseptis, dan menggunakan penambahan zat pengawet dan botol atau wadah
yang steril. Isotonis dan pH yang dikehendaki diperoleh dengan menggunakan pelarut
yang cocok.
Pelarut yang sering digunakan adalah :

1. Larutan 2% Asam Borat (pH=5)

2.Larutan Boraks – Asam Borat (pH=6,5)


3.Larutan basa lemah Boraks‒ Asam Borat (pH=8)
4.Aquadestillata
5.Larutan NaCl 0,9%
Cara Penggunaan dari tetes telinga, yaitu :

1. Cuci tangan,
2. Berdiri atau duduk di depan cermin
3. Buka tutup botol,
4. Periksa ujung penetes dan pastikan tidak pecah atau patah,
5. Jangan menyentuh ujung penetes dengan apapun, usahakan tetap bersih,
6. Posisikan kepala miring dan pegang daun telinga agar memudahkan memasukkan
sediaan tetes telinga,
7. Pegang obat tetes telinga dengan ujung penetes di bawah sedekat mungkin dengan
lubang telinga tetapi dengan lubang telinga tidak menyentuhnya,
8. Perlahan–lahan tekan botol tetes telinga sehingga jumlah tetesan yang diinginkan dapat
menetes dengan benar pada lubang telinga,
9. Diamkan selama 2-3 menit, jangan menggosok mata dan usap kelebihan cairan dengan
tissu dan tutup kembali obat tetes telinga.
Pada pembuatan tetes telinga, yang digunakan untuk proses sterilisasi adalah
Sterilisasi C atau dengan menggunakan Filtrasi atau filter dari diameter zat. Proses
sterilisasi ini, menggunakan alat yang berfungsi sebagai penyaring yang disebut filter.
Hal ini bertujuan agar sediaan tetes telinga bebas dari mikroba yang bersifat patogen
juga sebagai penyaring dari partikel kasar atau besar yang terdapat dari sediaan yang
bertujuan untuk menghindari infeksi pada telinga pada saat pemakaian tetes telinga.
BAB VI

PENUTUP

VI.1. Kesimpulan

Irigasi telinga adalah suatu tindakan medis yang bertujuan untukmembersihkan liang
telinga luar dari nanah, serumen, dan benda – benda asing. Irigasi telinga adalah suatu usaha
untuk memasukkan cairan (air hangat kuku) ke dalam telinga. Tujuan: Untuk membersihkan atau
mengeluarkan benda asing dari dalam telinga.

Dapat mengetahui bagaimana cara pembuatan sediaan steril dalam bentuk obat tetes

telinga.Pada pembuatan obat tetes telinga zat pembawa yang digunakan propilenglikol,

digunakan propilenglikol karena zat ini sangat baik melekat pada dinding telinga.Tipe

sterilisasi C yaitu penyaringan melalui bakteris steril.

VI.2. Saran

Diharapkan agar sebaiknya dalam praktikum, seluruh cara kerja dalam pembuatan

sediaan dapat dipahami dengan baik agar dapat diperoleh hasil yang optimal.
DAFTAR PUSTAKA

http://.stikeshangtuahkelass1a.blogspot.com/2017/06/pemberian-obat-
tetes-telinga-a.html?m=1

https://.bangsalsehat.blogspot.com/2017/06/sop-cara-irigasi-
telinga.html?m=1

https://id.scribd.com/doc/219966026/sop-irigasi-telinga

Anda mungkin juga menyukai