Anda di halaman 1dari 46

PENANGANAN TUBERCOLUSIS

No Dokumen No Revisi Halaman


054/Yanmed/ ugd/2014
00 1/1
Prosedur Tanggal Terbit Ditetapkan,
Tetap 15-01-2014 Dokter Penanunggung jawab

Dr.Anjari Wahyu Wardhani

Pengertian Kriteria Diagnosis


Sering demam, batuk, napsu makan turun, berat bdan tidak mau naik,
kontak dengan TB dewasa adanya benjolan pada leher, selangkangan paha,
kejang, kaku, muntah dan kesadaran menurun, pembesaran hepar dan lien,
uji tuberkulin (+), kelainan pada fota toraks dan kelainan pada likuor
serebro spinalis.
Tujuan Sebagai acuan penatalaksanaan pasien TBC

Kebijakan Memberikan pelayanan yang prima kepada pasien

Petugas Perawat dan Dokter


Prosedur Diagnosis Diferensial
Atipik, sarkoidosis
Pemeriksaan Penunjang (dilakukan di klinik dan rs rujukan)
Uji tuberkulin, pemeriksaaan darah rutin lengkap, foto toraks, foto tulang ,
tulang/ pelvis. Tulang punggung, fundoskopi, pemeriksaan hasil TB dari
bilasan lambung dan sputum, biopsi jaringan, pungsi pleura dan lumbal atas
indikasi.
Bila perlu analisis gas darah / laktrolit
Perawatan
Rawat Inap, pada kasus berat
Terapi
Obat-obatan tuberkulostatik, steroid dan indikasi tipe D
Inform concent (tertulis)
Perlu
Lama perawatan
Tiga bulan untuk meningitis
Out Put
Sembuh, kronik atau meninggal
Terapi
Untuk kategori 1 dengan menggunakan paket OAT yang diberikan
mingguan
Untuk kategori 2 dengan OAT ditambah suntikan streptomicin setiap hari
sampai 2 bulan.
Unit Terkait 1. Unit Poliklinik
PENATALAKSANAAN INCISE ABSES
No Dokumen No Revisi Halaman
055/Yanmed/ ugd/2014
00 1/1
Prosedur Tanggal Terbit Ditetapkan,
Tetap 15-01-2014 Dokter penanunggung Jawab

dr. Anjari Wahyu Wardhani

Pengertian
Memberikan tindakan incise abses untuk mencegah infeksi lanjutan
Tujuan Sebagai acuan penatalaksanaan drainase / incisi abses untuk menghindari
infeksi lanjutanan
Kebijakan 1. perawat yang sudah terlatih dalam melakukan incici abses
2. semua pasien dengan vulnus laceratum dan luka kurang dari 6 jam
Petugas Dokter dan Perawat
Prosedur PERSIAPAN PERALATAN
1. Sebuah pisau bedah atau mata pisau berukuran 10
2. Doek Steril
3. Handscoen
4. Pinset Chirurgis
5. Gunting Maya Bulat
6. Kasa Gulung 1 cm,kapas
7. Larutan betadin/iodine
PENATALAKSANAAN
1. Perawat mendekatkan alat kepada pasien dan menjelaskan kepada pasien
Atau keluarga pasien
2. Perawat memakai Handscoen
3.Perawat memposisikan pasien dalam posisi yang memungkinkan
terlihatnya daerah terinfeksi dengan maksimal dengan tehnik operasi
4. perawat melakukan asepsis / antisepsis daerah abses dan sekitarnya
5. Pasang Doek Steril
6. lakukan anastesi local setelah menyiapkan dan menutupi daerah
abses, buatlah sebuah sayatan berbentuk silang sebuah usapan
aseptic bakteri harus dilakukan dari pus segera setelah incici
7 Jepit tepi sayatan silang dengan pinset bergigi dan gunting dengan
menggunakan gunting mayo, tindakan ini akan mengubah bentuk
incisi dari bintang menjadi sebuah lubang dan akan mencegah
penutupan luka yang lebih awal dalam masa pasca operasi dini
8 Hancurkan l;okulasi didalam rongga abses dengan jari telunjuk anda,
pastikan tidak ada bagian yang paling didrainase tertinggal
9 Rendam kasa gulung dengan proflavin / betadine dan masukan ke
dalam luka, mulai dari bagian yang paling dalam dan berlanjut ke
atas
10 letakkan pembalut ringan diatas luka dan fiksasi dengan elastoplas
11 konseling pada pasien (anjuran untuk menjaga sterilitas didaerah
luka)
12 bereskan kembali peralatan
Unit terkait 1. Unit Rawat Inap
2. Unit Poliklinik
PENATALAKSANAAN CORPUS ALIENUM
No Dokumen No Revisi Halaman

056/Yanmed/ ugd/2014 00 1/2


Prosedur Tanggal Terbit Ditetapkan oleh,
Tetap 15-01-2014 Dokter Penanggung Jawab

dr. Anjari Wahyu Wardhani

Pengertian Memberikan tindakan pertolongan akibat adanya benda asing atau binatang
yang masuk kedalam telinga, hidung dan mata
Tujuan 1. Agar luka tidak terjadi infeksi lanjut
2. mengembalikan fungsi indera
Kebijakan
Memberikan pelayanan yang prima kepada pasien
Petugas Dokter dan perawat
Prosedur Persiapan alat:
Steril :
1. Bak Instrumen
a. Spuit irigasi 5cc
b. pincet anatomis
c. Pinset chirrugis
d. arteri kleam
2. THT set
3. Kassa dan depres dalam tromol
4. Handscoen steril
5. Neirbekken
6. lampu kepala
7. Kom kecil / sedang
8. Tetes telinga
9. Cairan pencuci luka dan desinfektan
Non steril
1. Scort
2. Perlak + alas perlak ( underpad )
3. Handscoen bersih
4. tirai
5. Neirbekken
A PENATALAKSAAN CORPUS ALIENUM PADA TELINGA,
HIDUNG . DAN MATA
1. Perawat memberikan penjelasan pada pasien dan keluarga/pasien
menandatangani Informed concern.
2. Perawat menyiapkan alat dan didekatkan pada pasien
3. Perawat memeriksa lokasi corpus alienum ditelingga baik dengan
langsung atau memakai lampu kepala
4. Perawat menetukan tindakan yang akan dilakukan berdasarkan letak
dan jenis benda yang masuk ke telingga / hidung dan mata antara lain :
a. Benda Padat
Biji-bijian dan Benda kotak
a) Perawat memakai alat sonde telingga / hidung (ukuran sonde
sesuai dangan ukuran biji didalam)
b) Perawat memasukan sonde kedalam telinga / hidung dengan
arah masuk melalui bagian luar biji-bijian tersebut.
c) Setelah sonde masuk kedalam telingga / hidung dan posisi
sonde sudah lebih dalam dari pada posisi biji-bijian, maka
dilakukan pergerakan untuk mengeluarkan biji-bijian.
d) Bila biji-bijian belum keluar dilakukan pengulangan mulai dari
awal.
b. Binatang
1) Lintah
a) Perawat memasukan sonde kedalam telinga / hidung dengan
arah masuk melalui bagian luar lintah tersebut.
b) Setelah sonde masuk kedalam telingga / hidung dan posisi
sonde sudah lebih dalam dari pada posisi lintah, maka
dilakukan pergerakan untuk mengeluarkan lintah
c) Perawat memakai alat sonde telingga / hidung (ukuran
sonde sesuai dangan ukuran lintah didalam)
d) Bila lintah belum keluar dilakukan pengulangan mulai awal
Prosedur
2) Serangga
a) Perawat memasukan sonde kedalam telinga /
hidung dengan arah masuk melalui bagian luar
srangga tersebut.
b) Setelah sonde masuk kedalam telingga / hidung
dan posisi sonde sudah lebih dalam dari pada
posisi serangga, maka dilakukan pergerakan
untuk mengeluarkan serangga
c) Bila belum keluar dilakukan pengulangan mulai
awal
II Mata
a. Serpihan Besi
- perawat memberikan obat anti nyeri seperti
pantocain 2% ke mata pasien dengan memberikan
2 tetes pada mata yang terkena serpihan besi
- Setelah obat di teteskan pada mata serpihan besi
di ambil dengan mengunakan cottonbud, setelah
serpihan besi dapat di keluarkan maka mata yang
terkena serpihan besi tersebut kita bersihkan
dengan cara irigasi mata yaitu dengan
mengunakan aquabides steril
- Masukkan aquabides steril ke dalam spuit maka
semprotkan aquabides steril tersebut ke dalam
mata pasien yang terkena serpihan besi tersebut
- Bila belum keluar lakukan pengulangan mulai
dari awal

“CATATAN : Untuk pasien anak kecil, perawat harus


memegang erat pasien agar pergerakan pasien dpat
dikendalaikan sehingga alat dapat dimassukan dengan tepat
dan benar ”
Unit terkait Unit Ugd
ALUR KEGAWAT DARURATAN
No Dokumen No Revisi Halaman

057/Yanmed/ ugd/2014 00 1/2


Prosedur Tanggal Terbit
Tetap 15-01-2014 Ditetapkan,
Dokter penangung jawab

Dr.Anjari Wahyu Wardhani

Pengertian Proses penerimaan pasien UGD sampai dengan pasien keluar dari UGD

Tujuan Sebagai tatalaksana dalm penerimaan pasien baru

Kebijakan Seluruh perawat wajib mengetahui dan mengerti alur ini


Prosedur
Terima pasien

Identitas lengkap dan jelas

Pemeriksaan GCS dan TTV (T, N, RR, S

Gawat non darurat


Gawat darurat Non gawat darurat

Paramedis lakukan Paramedis lakukan BLS Paramedic lakukan


BLS / tindakan (Basic Live Support) pemeriksaan fisik
pertolongan awal tindakan pertolongan awal

Konsul dokter jaga Konsul dokter jaga Dignosa sementara

Dokter jaga datang / advis Dokter jaga dating / advis Informed concernt

Informed concernt Informed concernt Terapi simptomatis /


tindakan

Pemeriksaan, Pemeriksaan,
tindakan dan terapi tindakan dan terapi sembuh Tidak

observasi
Admin
Observasi sampai stabil Observasi sampai stabil pasien

Rujuk RS Sembuh Opname Rujuk sembuh opname

Admin pasien Admin pasien


Admin pasien
Prosedur 1. Perawat menerima pasien, kemudian catat identitas lengkap
dan jelas dan informed concernt
2. perawat melakaukan anamnesa (auto dan hetero anamnesa)
3. perawat melakukan pemeriksaan GCS, TTV (T, N, RR, S)
dan pemeriksaan fisik awal
4. pengelompokan pasien dan diagnosa awal
a. Gawat darurat : memerlukan tindakan segera dan
mengancam jiwa
b. Gawat non darurat : memerlukan tindakan segera
tapi tidak mengancam jiwa
c. Non gawat darurat : tidak urgent tindakan segera
dan tidak mengancam jiwa
5. untuk non gawat non darurat boleh diberi terapi
simptomatis (berdasar gejala) dan disarankan jika sakit
berlanjut bisa berobat lagi besok ke UGD/ BP
6. untuk gawat darurat dan gawat non darurat, perawat
menghubungi dokter jaga pada hari tersebut dan
melaporkan kondisi terakhir pasien dan boleh melakukan
tindakan awal pertolongan pertama/ baik live support
(BLS) meliputi :
a. Air way
- bebaskan jalan nafas
- jaw trust, chin lift dan hiperekstensi
- bersihkan jalan nafas dari sumbatan ( secret, benda
asing)
b. Breathing
- nafas buatan
- pasang oksigen jika perlu
c. Circulation
- tensi dan nadi turu, pasang infuse
- monitor produksi urine, pasang kateter bila perlu
7. bila diperlukan doketr jaga harus datang guna pemeriksaan
dan tindakan lebih lanjut
8. pasein/ keluarga melengkapi administrasi
9. semua pemeriksaan, tindakan, terapi dan rujukan dengan
lengkap pada status pasien
Unit terkait 1. Unit Rawat Inap
PENANGGANAN ASTMA BRONCHIALE
No Dokumen No Revisi Halaman
058/Yanmed/ ugd/2014
00 1/2
Prosedur Tanggal Terbit Ditetapkan
Tetap Dokter penanggung jawab
15-01-2014

dr. Anjari Wahyu Wardhani

Pengertian
Tatacara mendiagnosa dan memberikan terapi kepada penderita asma
Tujuan
Sebagai pedoman dalam mendiagnosa dan memberikan terapi asma
Kebijakan Pelaksanaan terapi dan tindakan terhadap penderita dilakukan sesuai
dengan protab dan apabila ada hal yang sulit perlu konsul specialis
paru.

Petugas - Perawat
- Dokter
PENATALAKSANAAN
Prosedur 1. Informed concern
2. posisi semi seluler atau 1/2duduk
3. Menegakkan diagnosa Astma Bronchiale antra lain :
- Anamnese : Riwayat sesak nafas sebelumnya
Riwayat ectopic pada keluarga
- Pemeriksaan : adanya Wheezing expiratoar pada auskultasi
4. Berikan oksigen / O2 2 – 4 1/menit
5. Berikan bronckodilatataor antara lain :
 Adrenalin 0,3 ml, bisa diulang tiap 15 menit maximal 3 kali
Kontra Indikasi : HT, tachyardi > 120 1/menit
Hati – hati : pada pendnerita penyakit jantung usia tua ( 40 tahun
keatas).
 Aminopillin : diberikan secara i.v pelan (± 15 menit) atau drip per
infus. Dosis 5 – 6 mg/kg BB.
Dosis dewasa : 1 ampul (240 mg) diberikan tiap 6 jam.
Kontra indikasi : keadaan syok atau hipotensi.
 Besolvon 2 tetes +Berolex 12 tetes + NaCL 4 cc dengan
Nebulizer.
6. Bila keadaan belum teratasi perlu dipertimbangkan :
 Pemberian steroid antara lain : Dexamethason i.v 5 – 10 mg,
Hidrocortison 100 – 200 mgg.
 Pemberian Antibiotik, apabila curiga ada infeksi.
7. Berikan Hidrasi dengan infus D5 % atau NaCL 1 liter pada 2 jam
pertama.
8. Bila ada Acidosis Respiratorik berikan Meylon (Bicaibona Natricus)
1 ml / kg BB.
9. Penderita di MRS kan bila mengalami status Astmatikus atau
keadaan umumnya jelek.
10. Bila perlu konsulatasi dengan spesialis paru

Unit Terkait 1. Unit poliklinik


PENANGGANAN GASTRITIS AKUT
No Dokumen: No Revisi Halaman
059/Yanmed/ ugd/2014
00 1/1
Prosedur Tanggal Terbit: Disetujui oleh,
Tetap Dokter PJ
15-01-2014

dr. Anjari Wahyu Wardhani

Pengertian Cara mendiagnosis dan tatacara memberikan pertolonmgan pasien


gastritis akut
Tujuan Sebagai pedoman mendiagnosa dan memberikan pertolongan pasien
gastristis akut
Kebijakan Dalam menghadapi penderita gastristis akut oleh karena banyaknya
jenis dan nama dagang maka tidak harus terpancar pada obat yang
tertera dalam protap.
Petugas Dokter dan Perawat
Prosedur PENATALAKSANAAN
1. Informed concern
2. . Menegakkan diagnosa Gastritis Akut.
- Riwayat penggunaan obat analgetika
- Riwayat makan makanan/minuman yang merangsang lambung.
- Nyeri epigestric/ulu hati, kembung
- Mual atau muntah.
- Nyari tekan ulu hati
3. Obat-obatan yang digunakan menyesuaikan dengan keadaan antara
lain
- Anti spasmodic : Paperin, Sulfas atropin.
Obat lain : Buscopan, Baralgin, systabon, dll.
- Antasida, obat lain yang sejenis
- Preparat H2 Reseptor Antagonis : Smetidin, Ranitidin,
Famotidin.
- Anti Emetik mixal Primperan. Piralen.
4. Bila terjadi dehidrasi akibat muntah berikan Infus RL / D5%.
5. Dipertimbangkan pemberian Bicarbonat Natrikus (Meylon) bila ada
acidosis.
6. Bila terjadi perdarahan (muntah darah) maka dilakukan Gastric
cooling dengan pemasangan NGT. Dan bila perlu diberikan obat
Haemostatik.
7. Selanjutnya penderita pulang atau MRS tergantung selanjutnya.

Unit Terkait 1. Unit Rawat Inap


2. Unit Poliklinik
PENANGANAN SHOCK ANAPHYLAKTIK
No Dokumen: No Revisi Halaman:
060/Yanmed/ ugd/2014 1/1
00
Prosedur Tanggal Terbit: Ditetapkan,
Tetap 15-01-2014 Dokter PJ

Dr.Anjari Wahyu Wardhani

Pengertian Tata cara menghadapi dan memberikan pertolongan pada penderita


yang alergi terhadap obat / zat tertentu.
Tujuan Sebagai pedoman dalam menghadapi penderita shock anaphilaktik
Kebijakan Dalam menghadapi penderita shock anaphilaktik selain berpedoman
pada protab ini perlu melihat protap penanganan protab shock secara
umum.
Petugas Dokter
Perawat
Prosedur 1. Lakukan usaha penanganan umum penderita Shock.
2 Dalam waktu yang bersamaan dilakukan tindakan spesifik.
a. Diberikan Adrenalin (0,4 – 1 ) cc ( 1 : 1000) 1.m dapat di ulang
setiap 5 – 10 menit.
b. Bila tensi drop berikan 0,5 cc adrenalin (1 : 1000) dalam 10 ml
NaCL 1.I.V
c. Bila terjadi Bronchospasme diberikan Aminophillin 1 ampul
pelan-pelan (15 menit) kecuali tensi drop.
d. Pemberian anti histamin misalnya : Diphenhidramin jika terjadi
Urticaria.
e. Pemberian Cortico steroid bisa dipertimbangkan misalnya :
Hidrocortison, Dexsametason.

Unit terkait 1. Unit poliklinik


2. Unit rawat inap
DEMAM

No Dokumen No Revisi Halaman

061/Yanmed/ ugd/2014 00 1/1


Prosedur Tanggal Terbit Ditetapkan,
Tetap Dokter PJ
15-01-2014

Dr.Anjari Wahyu Wardhani


Pengertian Kriteria Diagnosis
Demam > 37,6OC terus-menerus menggigil
Tujuan Sebagai acuan tatalaksana penderita deman
Kebijakan Dibawah tanggung jawab dan pengawasan dokter
Petugas Dokter Dan Perawat
Prosedur Diagnosis Diferensial
- Demam typoid, DHF Malaria +Common Cold + FOU (Fever
Unknown Origin)

Pemeriksaan Penunjang
- Hb, Leko, Diff, Trombosit, Darah Tepi, Widal

Perawatan PUSKESMAS
- Demam lama (> 1 minggu)
- Demam dengan perdarahan langsung dirujuk
- Demam dengan kesadaran menurun langsung dirujuk

Terapi
- Demam Typhoid : Chloramphenicol
- Malaria : Chloroquin
- DHF : Infus RL,

Penyulit :
- Septik sjok

Lama perawatan :
1minggu

Unit terkait 1. Unit Rawat Inap


2. Unit Poliklinik
APENDISITIS AKUT

No Dokumen No Revisi Halaman


062/Yanmed/ugd//2014 1/2

Presedur Tanggal Terbit Ditetapkan


Tetap 15-01-2014 Dokter PJ

Dr.Anjari Wahyu Wardhani

Pengertian Nyeri perut bagian bawah menetap yang disertai demam,mual dan muntah
Pemeriksaan fisik :
a. Tanda – tanda peritonitis abdomen bagian bawah
b. RT nyeri tekan pada jam 9 – 12

Tujuan Mencegah terjadinya penyakit yang lebih parah

Kebijakan Memberikan pelayanan medis agar tercapai nya pelayanan prima kepada pasien

Petugas 1. Dokter
2. Perawat

Prosedur 1. Terapi : Apendiktomi


2. Penyulit : Karena penyakit
a. Infiltrate Apendiks
b. Abses Apendiks
c. Perforasi Apendiks
3. Rujuk Ke rumah sakit

1. Dokter Spesialis Bedah


Unit terkait
HAEMOROID

No Dokumen No Revisi Halaman


063/Yanmed/ugd/2014 1/2

Prosedur Tanggal Terbit Ditetapkan


Tetap 15-01-2014 Dokter PJ

Dr.Anjari Wahyu Wardani

Pengertian Kriteria diagnosa :


a. Buang air besar berdarah tanpa ada rasa nyeri atau lendir
b. Darah tidak bercampur dengan tinja atau darah menetes
c. Ada tonjolan dianus setelah BAB, masuk sendiri atau dimasukan secara
manual.
d. RT tidak ada kelainan

Tujuan Mencegah terjadinya penyakit yang lebih parah

Kebijakan Memberikan pelayanan medis agar tercapai nya pelayanan prima kepada
pasien

Petugas 1. Dokter
2. Perawat

Prosedur 1. Terapi :
a. Medik : Diet tinggi serat
b. Hemorhoidektomi pada derajat III dan IV
2. Penyulit :
a. Perdarahan : anemioa sekunder
b. Fisura ani dan stenosis ania atau fistula ani
c. Infeksi
3. Informed Concent (Tertulis)
4. Lama perawatan :
a. Pada tindakkan pembedahan : rata –rata 3 – 5 hari
5. Masa pemulihan : 1 minggu pasca bedah
6. Out put : sembuh total
7. PA : Hasil operasi dikirim untuk pemeriksaan PA.
Unit terkait
HERNIA LIPAT PAHA

No Dokumen No Revisi Halaman


064/Yanmed/ugd/2011 1/2

Prosedur Tanggal Terbit Ditetapkan


Tetap 01-06-2011 Direktur RSIA Permata Hati

Dr.Anjari Wahyu Wardhani

Pengertian Hernia lipat paha adalah riwayat benjolan dilipat paha


Pemeriksaan fisik :
a. Masa yang terdapat dilipat paha dapat dimasukkan kembali kedalam
rongga perut
b. Annulus inguinalis eksterna yang melebar
c. Impuls pada jari bila pasien mengedan

Tujuan Mencegah terjadinya penyakit yang lebih parah

Kebijakan Memberikan pelayanan medis agar tercapai nya pelayanan prima


kepada pasien

Petugas 1. Dokter
2. Perawat
Prosedur 1. Terapi : Herniotomi
2. Penyulit :
a. Inkaserasi atau strangulasi
b. Hematoma pasca pembedahan
3. Informed Concent Perlu ( Tertulis )
4. Lama perawatan : 2 – 3 hari bila tidak ada penyulit
5. Masa pemulihan : lebih dari 3 Hari Pasca Bedah bila terjadi
komplikasi
6. Pemulihan jika tidak terjadi komplikasi 5 – 7 hari
7. Out Put : sembuh total

Unit terkait 1. 1. Dokter Spesialis Penyakit Bedah


2. 2. Dokter Anastesi
3. 3. Petugas Laboratorium
4. 4. Unit kamar Operasi
DENGUE HEMORRHAGIE FEVER ( DHF)

No. Dokumen No. Revisi Halaman


065/Yanmed/ugd/2011 1/2

Ditetapkan
PROSEDUR Tanggal terbit : Direktur RSIA Permata Hati
TETAP 01-06-2011

dr. Anjari Wahyu Wardhani


Pengertian Kriteria diagnosis:
1. Demam akut, menetap selama 2-7 hari
2. Ruam kulit
3. Uji tourniquet +
4. Hepatomegali
5. Lekopenia
6. Trombositopenia
7. IGM Dengue +
Tujuan Mencegah terjadinya penyakit yang lebih parah
Kebijakan Memberikan pelayanan medis demi tercapainya pelayanan prima kepada
pasien
Petugas 1. Dokter
2. Perawat
3. Analis
Prosedur 1. Terapi: I.V.F.D, antibiotic untuk sekunder infeksi, antipiretik
2. Penyulit: D/C, DSS
3. Informed consent: perlunya penyemprotan nyamuk aedes aegypti
4. Lama perawatan: 7- 10 hari
5. Masa pemulihan : 5-7 hari
6. Out put :sembuh
Unit terkait 1. Laboratorium
2. Unit Rawat Inap
3. Dokter umum
4. Dokter Spesilis Peyakit Dalam
5. Dokter Spesilis Anak
DEMAM TIPOID
No. Dokumen No. Revisi Halaman
066/Yanmed/ugd/2011 1/2

PROSEDUR Tanggal terbit: Ditetapkan


TETAP 01-06-2011 Direktur RSIA Permata Hati

dr.Anjari Wahyu Wardhani


Pengertian Kriteria diagnosis:
1. Demam > 7 hari
2. Typhoid tongue
3. Gangguan defekasi
4. Gangguan kesadaran
5. Bradikardia relative
6. Hepatosplenomegali
7. Lekopenia
8. Limfositosis relative
9. Kultur gaal + S.typhi, S.paetyphi
Diagnose banding:
1. Influenza
2. Malaria
3. Disentri basiler
4. TBC
5. Leukemia, SLE,dll
Tujuan Mencegah terjadinya penyakit yang lebih parah
Kebijakan Memberikan pelayanan medis demi tercapainya pelayanan prima kepada
pasien
Petugas 1. Dokter
2. Perwat
3. Analis
Prosedur 1. Perawatan rumah sakit:
a. Kloramfenikol
b. Tiamfenikol
c. Kortimoksazol
d. Ampisilin/ amoxilin
e. Quinolone
2. Pemeriksaan penunjang: DPL, LFT, SGOT/SGPT, WIDAL, GAAL,
CLTUR
1. Penyulit:
25 Perdarahan usus
26 Ferforasi usus
27 Leus paralitik
28 Sepsis
29 D/C
30 Hepatitis
31 kolesistis
2. Informed consent: usaha pencegahan
3. Lama perawatan: 1-2 minggu
4. Masa pemulihan : setelah 2-3 minggu
5. Out put: sembuh
Unit terkait 1. Unit Rawat Inap
2. Dokter Umum
3. Dokter Spesialis penyakit dalam
4. Laboratorium
DEMAM BERDARAH DENGUE PADA ANAK
No. Dokumen No. Revisi Halaman
067/Yanmed/ugd/2011
1/1

PROSEDUR Ditetapkan
TETAP Tanggal terbit Direktur RS Ibu & Anak Permata Hati
01-06-2011
Dr. Anjari Wahyu Wardhani
Pengertian Demam berdarah dengue adalah penyakit akbat infeksi virus dengue yang
dapat berakibat fatal, di tandai dengan demam dan manifestasi perdarahan
Tujuan Memberikan perlawanan perawatan yang adekuat sesuai dengan
kebutuhan pasien untuk mendapatkan kesehatannya kembali.
Kebijakan 1. Tersedia tempat tidur
2. Tersedianya sarana dan prasarana medis yang menunjang perawatan
pasien demam berdarah dengue
3. Tersedianya dokter dan perawat yang menangani.
Petugas 1. Dokter
2. Perawat
Prosedur 1. Menyiapkan tempat tidur lenkap serta keadaan aseptic dan antiseptic
2. Mengantar pasien ke tempat perawatan dan pemeriksaan
3. Pemeriksaan laboratorium:
a. Darah tepi lengkap ( HB, Ht, trombosit, leukosit, hitung jenis )
b. Pemeriksaan uji bending
c. Pemantauan Hb, Ht, trombosit
d. Uji Benzidin bila di duga ada perdarahan saluran cerna
e. Foto Ro dada AP dan lateral dekubitus kanan bila perlu.
f. Analisis gas darah
g. Dengue blood test.
4. Pengobatan:
a. Tanpa syok, tanpa tanda – tanda. Hemokonsentrasi: Oralit ad libitum/
minum cukup ( 1,5-2 lt / hari ).
b. Tanpa syok, dengan tanda – tanda. Hemokonsentrasi: larutan RL dengan
tetesan dehidrasi sedang
c. Dengan syok: caran RL 20 ml/kgBB dalam 1 jam, bila kurangdapat di
ulang sekali lagi. Setelah syok teratasi tetesan di kurangi menjadi 10
m;/kgBB/jam. Setelah stabil dapat di turunkan secara bertahap ke jumlah
rumatan
d. Bila syok blum teratasi dengan RL 2x, berikan fresh frozen plasma 20-30
ml/kgBB atau plasma expander.
e. Bila ada perdarahan berikan whole blood sesuai kebutuhan
f. Bila trombosit sangat rendah dapat di berikan suspense trombosit
g. Oksigen 1-2lt/menit
h. Bila syok masih tidak teratasi, rujuk ke unit perawatan intensif anak
5. Pemantauan tanda vital serta adanya perdarahan, dieresis setiap 15 menit,
setelah stabil selanjutnya setiap jam.
Unit terkait 1. 1. Perawat ruangan
2. 2. Petugas Poliklinik
DEMAM TIFOID PADA ANAK
No. Dokumen No. Revisi Halaman
068/Yanmed/ugd/2011
1/1

Ditetapkan
PROSEDUR Tanggal terbit Direktur RS Ibu & Anak Permata Hati
TETAP 01-06-2011

Dr. Anjari Wahyu Wardhani


Pengertian Demam tifoid adalah penyakit akibat infeksi sistemik oleh Salmonella
typhosa yang bergejala utama demam dan keluhan system
gastrointestinal
Tujuan Memberikan pelayanan perawatan yang memadai sesuai dengan
kebutuhan pasien untuk mendapatkan kesehatannya kembali
Kebijakan 1. Tersedianya tempat tidur yang sesuai
2. Tersedianya sarana dan prasarana medis yang menunjang perawatan
demam tifoid
3. Adanya dokter dan peawat yang menangani
Petugas 1. Dokter
2. Perawat
Prosedur 1. Menyiapkan tempat tidur lengkap serta keadaan aseptic dan antiseptic
2. Mengantar pasien ke tempat perawatan dan pemeriksaan
3. Pemeriksaan laboratorium: darah tepi rutin ( HB, leukosit, trombosit,
hitung jenis ). Urin rutin, biarkan empedu, uji widal, aspirasi sumsum
tulang ( bila perlu).
4. Pemeriksaan lain bila ada indikasi: pungsi lumbal bila serebrospinal rutin
bila ada Ensefalopath. Uji benzidin tinja bila ada perdarahan usus
tersembunyi. Foto Ro dada bila ada pneumoni. EKG nila ada
miokarditis. Foto Ro perut 3 posisi bila ada. Peritonitis/ perforasi. USG
kandung empedu bila ada kolesistitis. Uji faal hati bila ada hepatitis.
Analisis gas darah bila ada gangguan asam basa
5. Pemenuhan kebutuhan kalori, protein, cairan dan elektrolit serta jenis
makanan, sesui denan klinis menurut berat badan.
6. Antibiotic : Kloramfenikol100mg/kgBB/hari di bagi 4 dosis, maksimal 2
gr/hari selama 10 hari ( bila dijumpai leukosit < 2000/ul, di berikan obat
lain), atau ampisilin 200mg/kgBB/hari IV di bagi 4 dosis.Selama 2
minggu dengan dosis maksimal 8 gr/hari atau
trimetoprim/sulfametoksazol dengan dosis TMP 10 mg/kgBB/hari plus
SMX 50 mg.kgBB/hari di bagi 2 dosis, selama 2 minggu.
Pada organism yang resisten dipilih: sefotaksim 150 mg/kgBB/hari IV di
bagi 4 dosis selama 2 minggu. Seftriaxon 80 mg/kgBB/hari IV dosis
tunggal dengan tetesan tetap selama 5 hari. Dosis maksimal 4 gr/hari.
7. Bila ada komplikasi
Ensefalopati: di tambahkan Ampisin 100 mg/kgBB/hari IV di bagi 4
dosis, selama 10 – 14 hari, serta pemberian deksametason 1 mg/kgBB
sebagai dosis awal, di lanjutkan dengan 0,5 mg/kgBB/ gari di bagi 3
dosis sampai kesadaran membaik. Pemberian < 7 hari tidak memerlukan
tapering off. Bronkopneumonia: di tambahkan ampisilin 100 mg/kg/hari
IV di bagi 4 dosis selama 10-14 hari, serta pemberian O2 1-2 lt/ menit.
Perdarahan saluran cerna: transfuse packed red cell sesuai kebutuhan
Perforasi saluran cerna : dikirim ke bagian bedah.
8. Observasi pasien secara menyeluruh
9. Konsultasi: ke bagian bedah bila ada perforasi saluran cerna. Ke
subbagian saraf anak bila ada ensefalopati. Ke subbagian kardiologi anak
bila ada miokarditis.
Unit terkait 1. Unit Rawat Inap
DIARE AKUT
No. Dokumen: No. Revisi Halaman
069/Yanmed/ugd/2011 1/1

Ditetapkan
PROSEDUR Tanggal terbit: Direktur RS Ibu & Anak Permata Hati
TETAP 01-06-2011

Dr. Anjari Wahyu Wardhani

Pengertian Diare adalah kejadian peningkatan frekuensi, keenceran dan volume faeces
Tujuan 1. Mengatasi dehidrasi yang terjadi.
2. Memberikan masukan nutrisi yang adekuat untuk mencegah kurang gizi.
3. Memperpendek masa diare
Kebijakan 1. Tersedia tempat tidur
2. Tersediannya obat dab penunjang nutrisi sesuai kasus
3. Adanya dokter dan perawat yang menangani
Petugas Perawat
Dokter
Prosedur 1. Menyiapkan tempat tidur
2. Menentukan derajat dehidrasi
3. Menentukan jenis cairan, jumlah cairan dan jadwal pemberian rehidrasi
parenteral
4. Memasang infuse dan memberikan terapi. Rehidrasi parenteral sesuai butir 3
5. Pemeriksaan laboratorium: analisis gas darah, analisis tinja.
6. Interpretasi hasil laboratorium dan imlikasi terapinya.
7. Observasi tanda – tanda dehidrasi/ rehidrasi, frekuensi, jumlah diare, dan
komplikasi yang mungkin timbul
Unit terkait 1. Unit Rawat inap
IKTERIK NEONATORUM
No. Dokumen: No. Revisi Halaman
070/Yanmed/ugd/2011
1/1

Ditetapkan
PROSEDUR Tanggal terbit: Direktur RS Ibu & Anak Permata Hati
TETAP 01-06-2011

Dr. Anjari Wahyu Wardhani


Pengertian Terjadinya ikterik pada bayi baru lahir dan peningkatan bilirubin indirek
yang tidak sesuai criteria hiperbilirubinemia fisiolois.
Tujuan 1. Menentukan etiologi ikterik neonatorum dan menetapkan terapi yang sesuai
dan optimal
2. Mencegah terjadinya kecacatan dan kematian akibat toksisitas bilirubin
Kebijakan 1. Tersedianya boks bayi yang sesuai
2. Tersedianya fasilitas laboratorium yang memadai
3. Tersedianya fasilitas terapi yang memadai
4. Tersedianya tenaga medis dan para medis
Petugas Perawat bayi
Dokter
Prosedur 1. Menyiapkan boks bayi yang sesuai
2. Mengantar pasien sampai ke tempat perawatan
3. Pemeriksaan laboratorium:
Kadar bilirubin total, indirek dan direk golongan darah, rhesus dan uji
coombs bayi golongan darah, rhesus dan antibody ibu terhadap sel darah
merah bayi. Sediaan usap sel darah merah dan hitung retikulosit. Hitung
hematokrit.
4. Sesuai etiologi, kadar bilirubin, usia dan berat badan bayi, menentukan
terapi yang sesuai dan optimal
5. Terapi dapat berupa fototerapi tunggal/ ganda dan transfuse tukar sesuai
protokolnya masing – masing, dengan selalu mempertahankan teknik yang
baik dan komplikasi yang timbul dari masing – masing terapi.
6. Memperhatikan status hidrasi bayi dan kebutuhan nutrisinya
7. Melakukan pencegahan tejadinya infeksi atau memantau terjadinya sepsis
8. Observasi pasien secara menyeluruh dari masalahnya
9. Memulanka pasien ssuai criteria pemulangan
10. Merencanakan pemeriksaan pendengaran secara rawat jalan pada kasus
yang terindikasi.
Unit terkait 1. Unit perinatologi
HIPERTENSI

No Dukumen: No Revisi Halaman


071/Yanmed/ugd/2011 1/1

Ditetapkan
PROSEDUR Tanggal Terbit Direktur RSIA Permata Hati
TETAP 01-06-2011

Dr.Anjari Wahyu Wardhani

PENGERTIAN Kriteria Diagnosis:


A. Hipertensi ringan TD: 90-140
B. Hipertensi sedang TD : 105-114
C. Hipertensi berat TD > 115
TUJUAN Mencegah terjadinya penyakit yang lebih parah

Memberikan pelayanan medis demi tercapainya pelayanan yang prima


KEBIJAKAN kepada pasien

1. Dokter
PETUGAS 2. Perawat
1. Therapi : - Diuretik
- Beta blocker
PROSEDUR - Alfa blocker
- Ca.antagonis
- ACE inhibitor
2. Perawatan rumah sakit : Diet rendah garam
3. Penyulit :- hipertensi maligma
- gagal jantung kiri
- stroke
- gagal ginjal
4. lama perawatan : -
5. Out put : TD terkontrol
: Komplikasi

UNIT TERKAIT 1. Unit Rawat Inap


2. Unit poliklinik
INFEKSI SALURAN KEMIH

No Dukumen: No Revisi Halaman


1/1
072/Yanmed/ugd/2011

T Ditetapkan
Direktur RSIA Permata Hati
PROSEDUR Tanggal Terbit:
TETAP 01-06-2011

Dr.Anjari Wahyu Wardhani


Kriteria Diagnosis :
PENGERTIAN 1. Disuria
2. Polakisuria
3. Nyeri supra pubis
4. Stranguria
5. Bakteriuria > 100 kalori/ 1 ml urine
TUJUAN Mencegah terjadinya penyakit yang lebih parah

Memberikan pelayanan medis demi tercapainya pelayanan prima


KEBIJAKAN kepada pasien

PETUGAS 1. Dokter
2. Perawat
1. Terapi : Sesuai hasil kultur
PROSEDUR 2. Perwatan rumah sakit : -
3. Pemeriksan penunjang : - USG
4. Penyulit : sepsis
5. Lama perawatan : 1- 2 minggu
6. Masa pemulihan : mingu kedua
UNIT TERKAIT 1. Dokter spesialis penyakit Dalam
2. Poly umum
3. Unit Rawat Inap
DYSPEPSIA
No Dukumen: No Revisi Halaman
073/Yanmed/ugd/2011 1/1

T Ditetapkan
Tanggal Terbit Direktur RSIA Permata Hati
PROSEDUR 01-06-2011
TETAP
dr.Anjari Wahyu Wardhani
Kumpulan keluhan / gejala klinis yang terdiri dari rasa tidak enak
PENGERTIAN atau sakit perut bagian atas yang menetap atau mengalami
kekambuhan.

TUJUAN Menghilangkan keluhan sehingga pasien menjadi sehat kembali


KEBIJAKAN Memberikan pelayan medis yang prima sehingga pasien menjadi
sehat kembali
PETUGAS 1. Dokter umum
2. Perawat
Terapi:
PROSEDUR 1. Antasid 20-120 ml / hari
2. Antikolinergik : pirenzepin
3. Antagonis Reseptor H2 (cimitidine, ranitidine )
4. Penghambat pompa asam (omeprazole, lansoprazole)
5. Sitoprptektif ( misoprostol, enprostil )
6. Golongan prokinetik ( domperidone, metoklopramide )
1. Dokter Spesialis Penyakit Dalam
2. Unit Gawat Darurat
UNIT TERKAIT 3. Poly Umum
INFLUENZA
No Dukumen : No Revisi Halaman
074/Yanmed/ugd/2011 1/1

Ditetapkan
PROSEDUR Tanggal Terbit Direktur RSIA Permata Hati
TETAP 01-06-2011

dr.Anjari Wahyu Wardhani

Kumpulan keluhan/ gejala klinis yang terdiri dari rasa nyeri kepala,
PENGERTIAN demam, malaise, batuk dan hidu :ng berair yang biasanya
berlangsung selam 2-5 hari
TUJUAN Menghilangkan keluhan sehingga pasien menjadi sehat kembali

KEBIJAKAN Memberikan pelayanan medis yang prima pada pasien yang berobat
di RSIA PERMATA HATI
PETUGAS 1. Dokter umum
2. Perawat
PROSEDUR Terapi :
1. Antipiretik, Analgetik
2. Antitusif
UNIT TERKAIT 1. Unit Poliklinik
2. Unit rawat inap
CEFALGIA
No Dukumen No Revisi Halaman
075/Yanmed/ugd/2011 1/1

T Ditetapkan
PROSEDUR Direktur RSIA Permata Hati
TETAP Tanggal Terbit
01-06-2011

Dr.Anjari Wahyu Wardhani

PENGERTIAN Nyeri kepala karena tegang otot akibat trauma pada kepala dan
cabang syaraf trigeminus.Bisa juga diakibatkan karena kelainan
vaskuler ( migrain/ tumor otak )
TUJUAN 1. Menegakkan diagnosis
2. Memberikan terapi yang akurat
KEBIJAKA Memberikan pelayanan yang prima kepada pasien
PETUGAS 1. Dokter Umum
2. Perawat
3. Konsultasi, tergantung kasus : Dokter Bedah, Penyakit
Dalam
1. Nyeri kepala tegang otot :
Analgetik dan pelemas otot (penenang) Diazepam
PROSEDUR 2. Nyeri kepala vaskuler
- Istirahat, analgetik dan penenang
- Vasokontriksi :Kafergot 3x1/2 tablet
- Sumatriptan 1 tablet
- Flunarizin 1x5-20 mg
- Bila serangan sering : Siproheptadine,proponolol atau
pizotifen untuk pencegahan
- Hindari factor pencetus
3. Nyeri pasca trauma :
- Analgetik
- Antivertigo
UNIT TERKAIT 1. Unit Rawat Inap
2. Unit Poliklinik
PERAWATAN BAYI DAN ANAK DENGAN
TUBERKULOSIS

No Dukumen: No Revisi Halaman


076/Yanmed/ugd/2011 1/1

Ditetapkan
PROSEDUR Tanggal Terbit Direktur RSIA Permata Hati
TETAP 01-06-2011

Dr.Anjari Wahyu Wardhani


PENGERTIAN Penayakit akibat infeksi Mycabacterium tuberculosis baik yang
mengenai intrapulmonum maupun ekstrapulmonum
TUJUAN - Agar pasien memperoleh perawatan sesuai dengan
kebutuhannya
- Agar pasien mendapatkan kesehatan nya kembali
KEBIJAKAN - Tersedianya oksigen yang siap pakai
- Tersedianya obat-obatan dan cairan infuse siap pakai
- Tersedianya pemeriksaan penunjang yang diperlukan
- Adanya dokter dan perawat yang menangani

PETUGAS 1. Dokter
2. Perawat
PROSEDUR 1. Menyiapkan tempat tidur
2. Mengantarkan pasien ketempat tidur / bangsal
3. Pemeriksaan laboratorium: LED, Darah lengkap dan urin
lengkap
4. Pemeriksaan foto dada posisi AP dan Lateral
5. Pemeriksaan mikrobiologik (BTA )
6. Pemberian cairan infuse bila ada indikasi
7. Pemberian oksigen dengan aliran 1-2 liter / menit
8. Obat anti tuberculosis (tergantung hasil pemeriksaan )
Isoniazid (INH) 10-20 mg/kg/BB /hari selama 9-12 bulan
Dosis propilaksis 5-10 mg/kgBB/hari selama 12 bulan.INH
hanya diberikan sekali sehari
Streptomisin 30-50 mg/kgBB/hari selama 1-3 bulan
Rifampisin 10-15 mg/kgBB/hari selama 6-9 bulan
Dibrikan sekali sehari selama perut kosong
Pirazinamide 25-35 mg/kgBB/hari selama 2-4 bulan
diberikan dua kali sehari
9. Kortikosteroid :prednisone 1-2 mg/kgBB/hari untuk kasus
TB milier dan efusi pleura.prednison diberikan selama 2
minggu,kemudian taffering off selama 2 minggu sehingga
peberian prednisone total tidak lebih 1 bulan
10. Deteksi dan tangani komplikasi yang terjadi
11. Observasi pasien secara menyeluruh dan masalahnya
UNIT TERKAIT 1. Ruang Rawat Inap
2. Dokter spesialis Anak
FARINGITIS AKUT
No Dukumen: No Revisi Halaman
077/Yanmed/ugd/2011 1/1

Ditetapkan
PROSEDUR Tanggal Terbit Direktur RSIA Permata Hati
TETAP 01-06-2011

Dr.Anjari Wahyu Wardhani

PENGERTIAN Radang orofaring yang lebih jelas mengenai dinding belakang


faring, sering disertai peradangan Tonsil Palatina.
Penyebab infeksi sama dengan radang tonsil.gejala klinik berupa
nyeri tenggorok dan nyeri menelan,otalgia,obstruksi tuba dan
radang telinga tengah (pada anak ).pada pemeriksaan tampak
dinding belakang faring hiperemis dan bengkak.
TUJUAN 1.Menegakkan diagnosis dan memberi terapi yang adekuat
2.Mencegah komplikasi
3.Mencegah penularan melalui droplet
KEBIJAKAN Memberikan pelayanan yang prima kepada pasien

PETUGAS 1. Dokter
2. Perawat
1. Antibiotik Ampisilin 4 x 500 mg/hari atau amoxicillin 3 x
PROSEDUR 500 mg/hari selama 7 hari
2. Antipiretik dan nasal decongestan bila ada obstruksi tuba
1. Dokter Spesialis Anak
UNIT TERKAIT 2. Poly umum
3. Unit Rawat Inap
PERAWATAN BAYI DAN ANAK DENGAN
BRONKIOLITIS
No Dukumen : No Revisi Halaman
078/Yanmed/ugd/2011 1/1

Ditetapkan
PROSEDUR Tanggal Terbit Direktur RSIA Permata Hati
TETAP 01-06-2011

Dr.Anjari Wahyu Wardhani


PENGERTIAN Penyakit saluran napas bawah pada anak kecil akibat peradangan
bronkiolus yang mengakibatkan obstruksi.
- Agar pasien memperoleh perawatan sesuai kebutuhannya
TUJUAN - Agar pasien memperoleh kesehatannya kembali
- Tersedianya tempat tidur sesuai dengan umur
- Adanya oksigen siap pakai
KEBIJAKAN - Tersedianya obat-obatan dan cairan infuse siap ditempat
- Tersedianya pemeriksaan penunjang yang diperlukan
- Adanya dokter dan perawat yang menangani
PETUGAS Perawat
Dokter
- Menyiapkan tempat tidur yang sesuai
- Mengantar pasien sampai ketempat tidur atau bangsal
PROSEDUR - Pemeriksaan laboratorium: Darah lengkap,urine
lengkap,analisis gas darah
- Pemeriksan rontgen dada posisi AP dan lateral
- Pemeriksaan mikrobiologik (usap tenggorok / darah )
- Pemberian oksigen dengan aliran 1-2 liter / menit melalui
humidifier dengan nasal prong
- Pemberian cairan IV :
Umur 1-10 hari = (10 n+50 )ml/kg/BB/hari
Umur 11-15 hari =(85 ml/kg/BB/hari
Umur 16-30 hari =(160 ml/kgBB/hari
Lebih 1 bulan : Glukosa 10% NaCl 0,9% = 3:1 Kebutuhan
cairan
Berat badan 3 -10 kg = 105 ml/ kg BB/ hari
11 – 15 kg = 85 ml/ kg BB/ hari
Diatas 16 kg = 65 ml /kg BB/ hari
Diberikan KCl 2 -4 mEq /kg BB/hari setiap kenaikan 1’di
tmabahka 12% dari kebutuhan Cairan tetesan di bagi rata
untuk 24 jam
- Antibitik
Ampisilin 100 mg/ kgBB/ hari dan kloramfenikol
30mg/kgBB/hari (Neonatus) Kloramfenikol 50 – 75 mg/
kgBB/hari lama pemberian 7 -10 hari atau sampai 4 – 5
hari bebas panas
- Kortikosterid : Dsametason
Inisial : 0,5 mg/ kgBB, selanjutnya
Rumat : 0,5 mg/ kgBB/hari dibagi 3 -4 dosis
- Inhalasi terapi
Ventolin nebulas + Bromheksin 0,5 – 1 ml
Dalam 2 ml NaCl fisiologis danga zjet nebulezer bila di
butuhkan
- Koreksi asam basa elektrit dan gula darah sesuai setandar
prosedur
- Deteksi dan tangani komplikasi yang terjadi
- Observasi pasien menyeluruh dan masalahnya
Unit terkait 1. Unit Rawat Inap
PASIEN KEJANG DEMAM
No Dukumen: No Revisi Halaman
079/Yanmed/ugd/2011 1/1

Ditetapkan
PROSEDUR Tanggal Terbit Direktur RSIA Permata Hati
TETAP 01-06-2011

dr.Anjari Wahyu Wardhani

PENGERTIAN Kejang demam adalah kejang yang bukan epilepsi, disertai


demam dengan suhu lebih dari 38,5C dan merupakan suatu
proses ekstra kranial
TUJUAN 1. Memberantas kejang dengan cepat
2. Mengatasi demam penyebab kejang dengan cepat
3. Mencegah terulangnya kejang demam di masa yang
datang
KEBIJAKSANAAN - Tersedianya sarana dan prasarana yang memadai untuk
mengatasi keadaan kejang dengan cepat
- Tersedianya tenaga medis dan paramedis untuk
mengatasi keadaan kejang dengan cepat
PETUGAS Perawat
Dokter
- Pasien dileakkan di tempat tidur dan di berikan oksigen
PROSEDUR melalui humidifier dengan nasal prog
- Lakukan pemberantasan kejang
Berikan diazepam 0,3 – 0,5 mg/kg BB IV secara
perlahan atau perrektal 5 mg di atas 10 kg
Bila salama pemberian, kejang belum mereda,
Pemberian diazepam dapat langsng diulang
Bila setelah 2 kali pemberia Diazepam kejang belum
berhenti, berika Dilantin 10 – 20 mg/ kg BB sebagai
bolus dan setelah kejang berhenti lnjutkan 12 jam
kemudian dengan dilantin 5 - mg/ kg BB perhari di bagi
3 dosis pemberian Dilantin harus disertai fasilitas
monitoring detak jantung
Bila dengan pemberian Ditalin bolus ,kejang tidak
teratasi, maka pasien terindikasi untuk dirawat di ruang
rawat insentif anak
- Bila kejang berhernti setelah pemberian Diazepam ,
dilanjutkan dengan pemberian Fenoberbital 1M( 30 mg
Untuk Anak di bawah satu bulan, 50 mg anak 1 bulan
sampai 1 tahun, dan 75 mg di atas )
Empat jari kemudian diberikan Fenobabial oral dosis
ganda selam 2 hari dan dilanjutkan dosis tunggal untuk
2 hari berikutnya.
Dosis maksimal Fenobarbital adakah 100 mg/hari
- Mengatasi demam dengan obat Antipiretik
- Mencari dan mengatasi penyebab demam
- Pasien di rawat bila :
Kejang demam di sertai hiperpireksi
Kejang demam kopleks
- Terapi anti konvulsan jangka panjang di berikan pada
kasus kejang demam dengan riwayat epilepsy pada
anggota keluarga sekandung atau yang telah memiliki
deficit neurologist sebelumnya

Unit Terkait 1. Unit rawat Inap


2. Dokter Spesialis
Bedah Minor

No. Dokumen: Revisi: Halaman:


080/Yanmed/ugd/2011 00 1/2

PROSEDUR Ditetapkan:
TETAP Tanggal terbit: Direktur RSIA Permata Hati
01-06-2011

Dr. Anjari Wahyu Wardhani

PENGERTIAN Suatu tindakan operasi yang dilakukan untuk Excici hemorroid

TUJUAN 1. Mengangkat Softissu tumor


2. Mencegah komplikasi yang di akibatkan pertumbuhan tumor

KEBIJAKAN 1. Seluruh tindakan harus berdasarkan indikasi yang tepat


2. Dilakukan dikamar operasi gedung bedah sentral terpadu
3. Tindakan dilakukan oleh dokter ahli / dokter yang berkompeten
Tindakan dapat dilakukan secara tim dibawah koordinasi dokter
Spesialis bedah
PETUGAS Dokter
Perawat
PROSEDUR 1. Dokter menjelaskan kepada pasien dan atau keluarga pasien
prosedur dan resiko tindakan selanjutnya pasien dan atau keluarga
pasien menandatangani formulir persetujuan tindakan medis
2.Dokter menentukan jenis pemeriksaan laboratorium
3..Perawat mengganti baju pasien
4..Perawat membawa pasien kekamar operasi
5. Pasien diposisikan sesuai lokasi tumor
6. Perawat kamar operasi mempersiapkan peralatan operasi
7. Dokter atau perawat assisten melakukan preparasi / desinfeksi
daerah operasi dengan dengan betadine .
8. Dokter dan perawat assisten menutup tubuh pasien dengan kain
steril kecuali daerah operasi
9. Membersihkan bethadin pada batas sayatan dg air steril atau nacl,
keringkan dg khassa steril, anaesthesi lokal dengan pehacain
dilakukan oleh dokter
10. Dokter melakukan irisan pada area sesuai dengan besarnya
benjolan
11. setelah ditemukan benjolan lalu fiksasi dengan klem dan bebaskan
dari jaringan yang sehat,benjolan terangkat hentikan pendarahan
dengan kauter,cuci dengan Nacl dan mulai menjahit luka sayatan.
12. Jahit jaringan subcutis dengan cat gut plai 3-0, lanjutkan jahit kulit
dengan prolen 4-0.
13. Bersihkan bekas sayatan dengan alkohol keringkan dan tutup luka
dengan sufratul dan kassa steril serta hypavix.
14. Observasi keadaan umum dan vital sign sebelum pasien
diperbolehkan pulang
15. Dokter menulis laporan operasi dicatatan medik pasien

UNIT TERKAIT 1 1. Ruang perawatan dan kamar operasi


2 2. Dokter spesialis anestesi
3 3. Dokter spesialis bedah
4. Kasir rawat inap
5 5. Laboratorium
DOKUMEN TERKAIT 1`. Surat izin tindakan medis
2. Perkiraan biaya operasi untuk pasien umum
3. Formulir penjadwalan operasi
4. Quesioner pasien sebelum operasi

Anda mungkin juga menyukai