Anda di halaman 1dari 67

Oleh :

Hanika Assyifa Falatehan 140100218


Cynthia 140100164
Amirul Fitrah Sy 140100105
Jennifer Tiosanna 140100070
Sahala Audia Siregar 140100113
Tasha Fadhillah 140100175

PEMBIMBING :
dr. Hiro Hidaya Danial Nst, M.Ked(OG), Sp.OG (K)
PENDAHULUAN
Kanker serviks merupakan suatu proses
neoplasma atau keganasan pada leher rahim
(serviks) yang disebabkan oleh virus Human Papiloma
Virus (HPV). Kanker serviks menempati peringkat
kedua penyakit yang dialami wanita di seluruh dunia
akibat kanker. Setiap tahun di seluruh dunia
terdapat 600.000 kanker serviks invasif baru dan
300.000 kematian.
Wanita dengan paritas tinggi dapat
menyebabkan trauma pada jalan lahir dan dapat
menimbulkan sel-sel abnormal pada mulut rahim
jumlah anak yang dilahirkan melalui jalan normal
dapat menyebabkan terjadinya perubahan sel
abnormal dari epitel pada mulut rahim dan dapat
berkembang menjadi keganasan.
TINJAUAN PUSTAKA
• Kanker serviks adalah tumbuhnya sel-sel abnormal
pada jaringan leher rahim (serviks). Kanker serviks
merupakan kanker primer yang berasal dari serviks
(kanalis servikalis dan atau portio). Serviks adalah
bagian ujung depan rahim yang menjulur ke vagina
• Menurut World Health Organitation (WHO, 2009) didapatkan
data 500.000 sampai 1 juta kasus baru terinfeksi kanker serviks
setiap tahunnya. Sedangkan menurut data dari Globocan pada
tahun 2008, didapatkan data pada kasus kanker serviks di
seluruh dunia mencapai 530.232 kasus
• Negara Indonesia memiliki penderita kanker serviks terbanyak
dibandingkan dengan negara berkembang lainnya. Menurut
perkiraan Departemen Kesehatan RI saat ini, jumlah wanita
penderita baru kanker serviks berkisar 90-100 kasus per
100.000 penduduk dan setiap tahun terjadi 40 ribu kasus
kanker serviks
• Penyebab primer kanker serviks adalah infeksi kronik
serviks oleh satu atau lebih virus HPV (Human
Papilloma Virus) tipe onkogenik yang berisiko tinggi
menyebabkan kanker serviks yang ditularkan melalui
hubungan seksual.
• Infeksi virus HPV yang berisiko tinggi menjadi kanker
adalah tipe 16, 18, 45, 56 di mana HPV tipe 16 dan 18
ditemukan pada sekitar 70% kasus.
• Sementara HPV yang berisiko sedang dan rendah
menyebabkan kanker (tipe non-onkogenik) berturut turut
adalah tipe 30, 31, 33, 35, 39, 51, 52, 58, 66 dan 6, 11,
42, 43, 44, 53, 54,55
• Pola hubungan seksual
• Paritas
• Kontrasepsi Oral
• Sosial Ekonomi
• Kebiasaan Merokok
• Umur
• Karakteristik Pasangan
• Pada tahapan pra kanker sering asimtomatis atau keputihan
yang tidak khas

Beberapa gejala mengarah kepada infeksi HPV menjadi kanker


serviks antara lain:
• Terdapat keputihan berlebihan, berbau busuk dan tidak sembuh-
sembuh.
• Adanya perdarahan tidak normal (menorargia, metroragia dan
postcoital bleeding)
• Dispareunia, disuria
• Terasa nyeri didaerah sekitar panggul.
• Perdarahan pada masa pra atau pasca menopause.
• Bila kanker sudah mencapai stadium tiga ke atas, maka akan
terjadi pembengkakan diberbagai anggota tubuh seperti betis,
paha, tangan dan sebagainya.
• Lesi prakanker dan kanker stadium dini biasanya asimtomatik
dan hanya terdeteksi dengan pemeriksan sitologi
• Jika sudah terjadi kanker timbul gejala sesuai penyakitnya
• Perdarahan pasca senggama
• Perdarahan di luar masa haid
• Perdarahan pasca menopause.
• Jika tumornya besar, dapat terjadi infeksi dan menimbulkan
cairan (duh) berbau yang mengalir keluar dari vagina
• Bila penyakitnya sudah lanjut, akan timbul nyeri panggul,
gejala yang berkaitan dengan kandung kemih dan usus
besar.
PEMERIKSAAN INSPEKULO
Pada stadium awal terlihat normal, seiring makin progresifnya
kanker, akan menimbulkan ulkus, erosi, atau massa

PEMERIKSAAN RECTAL VAGINAL TOUCHER


Pada stadium lanjut dapat teraba massa

PENEGAKKAN DIAGNOSIS
Diagnosis definitif harus didasarkan pada konfirmasi histopatologi
dari hasil biopsi lesi
1. Sitologi
Deteksi sel-sel serviks yang tidak menunjukkan adanya
gejala, dengan tingkat ketelitiannya mencapai 90%.
2. Kolposkopi
• Alat yang disamakan dengan mikroskop bertenaga rendah
• Pembesaran antara 6-40 kali dan terdapat sumber cahaya
didalamnya.
• Kolposkopi dapat meningkatkan ketepatan sitologi menjadi 95%.
• Untuk memperbesar gambaran permukaan porsio sehingga
pembuluh darah lebih jelas dilihat. Pada alat ini juga dilengkapi
dengan filter hijau untuk memberikan kontras yang baik pada
pembuluh darah dan jaringan.
3. Biopsy
Biopsy dilakukan di daerah yang abnormal. Biopsi harus dilakukan
dengan tepat dan alat biopsi harus tajam dan harus diawetkan
dalam larutan formalin 10% sehingga tidak merusak epitel
4. Konisasi
• Konisasi serviks adalah pengeluaran sebagian jaringan serviks
sehingga bagian yang dikeluarkan berbentuk kerucut. Dilakukan
jika
• Dicurigai lesi berada di endoserviks
• Lesi tidak tampak seluruhnya pada kolposkopi
Klasifikasi sitologi Klasifikasi histopatologi
Pap Sistem Bethesda NIS WHO

Kelas I Normal Normal Normal


ASC-US
Kelas II Atipik Atipik
ASC-H
KelasIII LSIL NIS I Koilositosis
Kelas III HSIL NIS 2 Displasia sedang
Kelas III HSIL NIS 3 Displasia berat

Kelas IV HSIL NIS 3 Karsinoma in situ

Karsinoma Karsinoma
Kelas V Karsinoma invasif
invasif invasif
0 Karsinoma in situ (karsinoma preinvasif)

I Karsinoma serviks terbatas di uterus (ekstensi ke korpus uterus dapat diabaikan)

IA Karsinoma invasif didiagnosis hanya dengan mikroskop. Semua lesi yang terlihat
secara makroskopik, meskipun invasi hanya superfisial, dimasukkan ke dalam stadium
IB
IA1 Invasi stroma tidak lebih dari 3,0 mm kedalamannya dan 7,0 mm atau kurang pada
ukuran secara horizontal
IA2 Invasi stroma lebih dari 3,0 mm dan tidak lebih dari 5,0mm dengan penyebaran
horizontal 7,0 mm atau kurang
IB Lesi terlihat secara klinik dan terbatas di serviks atau secara mikroskopik lesi lebih
besar dari IA2
IB1 Lesi terlihat secara klinik berukuran dengan diameter terbesar 4,0 cm atau kurang

IB2 Lesi terlihat secara klinik berukuran dengan diameter terbesar lebih dari 4.0 cm
II Invasi tumor keluar dari uterus tetapi tidak sampai ke dinding panggul atau
mencapai 1/3 bawah vagina
IIA Tanpa invasi ke parametrium

IIA1 Lesi terlihat secara klinik berukuran dengan diameter terbesar 4,0 cm atau kurang

IIA2 Lesi terlihat secara klinik berukuran dengan diameter terbesar lebih dari 4,0 cm

IIB Tumor dengan invasi ke parametrium

III Tumor meluas ke dinding panggul/ atau mencapai 1/3 bawah vagina dan/atau
menimbulkan hidronefrosis atau afungsi ginjal
IIIA Tumor mengenai 1/3 bawah vagina tetapi tidak mencapai dinding panggul

IIIB Tumor meluas sampai ke dinding panggul dan / atau menimbulkan hidronefrosis atau
Afungsi ginjal
IVA Tumor menginvasi mukosa kandung kemih atau rektum dan/atau meluas keluar
panggul kecil (true pelvis)
IVB Metastasis jauh (termasuk penyebaran pada peritoneal, keterlibatan dari kelenjar
getah bening supraklavikula, mediastinal, atau para aorta, paru, hati, atau tulang)
• Skrining : IVA ,Pap smear, ataupun kolposkopi
• Terapi dengan destruksi lokal (krioterapi dengan
N2O dan CO2, elektrokauter, elektrokoagulasi, dan
laser)
• Tujuannya untuk destruksi lokal lapisan epitel serviks
dengan kelainan lesi prakanker yang kemudian
pada fase penyembuhan berikutnya akan
digantikan dengan epitel skuamosa yang baru
• Tergantung stadium berapa kanker serviks tersebut
• Stadium awal (1A - 2A) : konisasi, histerektomi total,
radikal histerektomi dengan limfadenektomi pelvis.
• Stadium 2B keatas : kemoradiasi, radiasi, neoajuvan
kemoterapi atau kemoradiasi paliatif saja
Definisi
Tes visual dengan menggunakan asam cuka (asam asetat 3-5%)
pada serviks dam melihat adanya perubahan warna yang terjadi
setelah dilakukan olesan

Teknik
• Oleskan larutan asam asetat secara merata pada serviks
• Tunggu 1-2 menit untuk terjadinya perubahan warna
• Lalu lihat apakah ada plak berwarna putih dan tebal (epitel
acetowhite)
Klasifikasi IVA Temuan Klinis

Plak putih tebal atau epitel acetowhite, biasanya


Hasil Tes-Positif
dekat SSK

Permukaan polos dan halus, berwarna merah


Hasil Tes-Negatif
jambu, ektropion, polip, servisitis, inflamasi.

Kanker Massa mirip kembang kol atau bisul


Definisi
Tes Pap Smear adalah pemeriksaan sitologi dari serviks
dan portio untuk melihat adanya perubahan atau
keganasan pada epitel serviks atau porsio (displasia)
sbegai tanda awal keganasan serviks atau prakanker

Indikasi
American Cancer Society (2009) : Semua wanita
sebaiknya memulai skrining 3 tahun setelah pertama kali
aktif secara seksual
Prosedur
• Persiapan alat-alat yang akan digunakan, meliputi spekulum bivalve
(cocor bebek), spatula Ayre, kaca objek yang telah diberi label atau
tanda, dan alkohol 95%.
• Pasien berbaring dengan posisi litotomi.
• Pasang spekulum sehingga tampak jelas vagina bagian atas, forniks
posterior, serviks uterus, dan kanalis servikalis.
• Periksa serviks apakah normal atau tidak.
• Spatula dimasukkan ke dalam endoserviks, dimulai dari arah jam 12
dan diputar 360˚ searah jarum jam.
• Sediaan yang telah didapat, dioleskan di atas kaca objek pada sisi
yang telah diberi tanda dengan membentuk sudut 45˚ satu kali usapan.
• Celupkan kaca objek ke dalam larutan alkohol 95% selama 10 menit.
• Kemudian sediaan dimasukkan ke dalam wadah transpor dan dikirim ke
ahli patologi anatomi
Interpretasi
• Klasifikasi Papanikolau
• Klasifikasi CIN (Cervical Intraepithelial Neoplasma)
• Klasifikasi Bethesda

Klasifikasi Papanikolau
KELAS HASIL

I Tidak ada sel abnormal

II Terdapat gambaran sitologi atipik, namun tidak ada


indikasi adanya keganasan
III Gambaran sitologi yang dicurigai keganasan, displasia
ringan sampai sedang
IV Gambaran sitologi dijumpai displasia berat

V Keganasan
Klasifikasi CIN
CIN HASIL

I Merupakan displasia ringan dimana ditemukan sel


neoplasma pada kurang dari sepertiga lapisan epitelium.
II Merupakan displasia sedang dimana melibatkan dua pertiga
epitelium.
III Merupakan displasia berat atau karsinoma in situ yang
dimana telah melibatkan sampai ke basement membrane dari epitelium

Klasifikasi Bethesda 2. Sel Glandular


1. Sel Skuamosa • Atypical Endocervical Cells
• Atypical Endometrial Cells
• Atypical Squamous Cells
Undetermined Significance (ASC- • Atypical Glandular Cells
US) • Adenokarsinoma Endoservikal In situ
• Low Grade Squamous • Adenokarsinoma Endoserviks
Intraepithelial Lesion (LSIL) • Adenokarsinoma Endometrium
• High Grade Squamous • Adenokarsinoma Ekstrauterin
Intraepithelial Lesion (HSIL) • Adenokarsinoma yang tidak dapat
ditentukan asalnya (NOS)
• Vaksin HPV
• Penggunaan Kondom
• Sirkumsisi pada pria
• Tidak merokok
• Nutrisi yg baik

PROGNOSIS
Pada 5-years survival
• Stadium I : > 90%
• Stadium II : 60 – 80%
• Stadium III : 50%
• Stadium IV : < 30%
STATUS PASIEN
ANAMNESA PRIBADI

• Nama : Ny. EM (77.28.16)


• Umur : 32 tahun
• Suku : Batak
• Alamat : Desa Sungai Liput DSN Alur Mer
• Agama : Islam
• Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
• Pendidikan : SMA
• Status Pernikahan : Menikah
• Tanggal Masuk : 05 mei 2019
• Jam Masuk : 12.27 WIB
ANAMNESA PENYAKIT
Ny. EM, 32 tahun, P2A0, Batak, Islam, SMA, Ibu Rumah Tangga, Menikah 2 kali,
menikah pertama usia 18 tahun, menikah ke 2 usia 25 tahun. istri dari Tn. T, 33
tahun, Aceh, Islam, S1, Wiraswasta
• Keluhan Utama : Perdarahan dari vagina
• Telaah : Keluhan dialami sejak ± 1 tahun yang lalu dan dirasakan memberat
dalam 1 bulan ini. darah yang keluar berupa darah segar dengan frekuensi
ganti pempers 2x/hari. Gumpalan darah dijumpai sedikit. Nyeri abdomen tidak
dijumpai. Riwayat keputihan dijumpai sejak 2 bulan ini, berwarna kekuningan
dan berbau. Riwayat nyeri saat berhubungan seksual dijumpai sejak 1 tahun
yang lalu. Riwayat penurunan berat badan tidak dijumpai. Pasien merupakan
pasien Poli onkologi RSUP Haji Adam Malik dengan diagnosa Ca. Cervix I B +
Hiperplasia endometrium. BAB dan BAK dalam batas normal. Riwayat keluarga
dengan penyakit keganasan tidak dijumpai.
• RPT: Ca. Cervix I B1 + Hiperplasia endometrium
• RPO: -
• RIWAYAT MENSTRUASI RIWAYAT KEHAMILAN
• 1. Laki-laki, 11 tahun, psp, aterm,
• Menarche : 13 tahun bidan
• Lama : 5-7 hari • 2. Laki-laki, 5 tahun, psp ,aterm,
• Siklus : 28 hari bidan
• Volume : ± 3-4 doek
/hari
• Nyeri : ada
• Menopause :-
• HPHT : -

RIWAYAT OPERASI
-
RIWAYAT KB
-
PEMERIKSAAN FISIK
VITAL SIGN
Status Presens:
• Sensorium : Compos mentis Anemis : +/+
• Tekanan darah : 100/90 mmHg Ikterik : -/-
• Nadi : 84 x/menit Sianosis: -
• Pernapasan : 20 x/menit dengan O2 Dyspnoe : -
4L/menit Oedema: -
• Temperatur : 36,8oC
Status Lokalisata :
• Kepala : Dalam batas normal
• Mata : Konjungtiva anemis (+/+), sklera ikterik (-/-), refleks cahaya (+/+),
isokor, kanan = kiri
• Leher : Pembesaran KGB tidak dijumpai
• Thorax: Inspeksi : Simetris fusiformis
Palpasi : Stem fremitus kanan=kiri
Perkusi : Sonor di kedua lapangan paru
Auskultasi: Jantung: S1(N) S2(N) S3(-) S4(-) reguler, murmur (-)
• Paru: Suara pernafasan : vesikuler
Suara tambahan : (-)
• Mammae : simetris, puting susu menonjol
• Ekstremitas : Akral hangat, CRT< 2 detik, clubbing finger (-), edem pretibial(-/-)
• Abdomen : soepel, peristaktik (+) N, nyeri tekan (+)
• Perdarahan pervaginam : (+)
• Lochia : (-)
• Perineum : utuh
• Jahitan : (-)
Status Ginekologi:
Inspekulo : tampak massa eksofilik pada serviks, mudah berdarah ukuran
3x2 cm
RVT : Uterus lebih kecil dari ukuran normal, adneksa kanan dan kiri
tidak teraba, portio teraba massa 3x2,., parametrium kanan dan kiri lemas, CD
tidak menonjol, spincter ani ketat.. Mukosa recti licin. Ampula kosong

PEMERIKSAAN USG
-
LABORATORIUM (26/04/2019)

Jenis Satuan Hasil Rujukan


Pemeriksaan

Hemoglobin g/Dl 10,7 12 - 16

Eritrosit Juta/µL 5,04 4,10 - 5,10


Leukosit /µL 9. 690 4,000 - 11,000
Hematokrit % 34 36 - 47
Trombosit /µL 327.000 150,000 - 450,000
KGDs mg/dL 81 <200
Ginjal

BUN mg/dL 7 7-19

Ureum mg/dL 15 15-40

Kreatini mg/dL 0,50 0,6-1,1

Elektrolit

Natrium mEq/dl 138 135-155

Kalium mEq/dl 4,2 3,6-5,5

Klorida mEq/dl 106 96-106


DIAGNOSA KERJA
• Ca. Cervix IB + Hiperlasia Endometrium tanpa Atypi

TERAPI
• IVFD NaCl 0,9% 20gtt/i
• Inj. Asam traneksamat 500 mg /IV
• Inj. Ketorolak 30mg/IV
• Inj. Ranitidin 50mg/IV

RENCANA TINDAKAN
• Radikal histeroktomi
Follow-up Pasien
Tanggal Follow-up
05 Mei 2019 S : Keluar darah dari kemaluan (+), Hasil Pemeriksan Laboratorium 30
10.30 keputihan (+) warna kekuningan dan bau, April 2019
perut membesar (-), BAK dan BAB (+) N Hb/Ht/Leu/Plt :
O : Status Presens 7.5/23/10.270/391.000
Sens : Compos Mentis KGDs : 152
TD : 120/70 mmHg BUN/Ur/Cr : 12/26/1.14
Nadi : 86 x/ menit Na/K/Cl : 135/3.7/99
Pernafasan: 18 x/menit
Suhu : 36,7oC
A : Ca Cervix std. IB + Hiperplasia
endometrium
P : - IVFD Nacl 0,9% 20 gtt/i
- Inj Ceftriaxone 1g/12 jam
- Inj transamin 1 amp/8 jam
- Inj. Ketorolac 30 mg/IV/8 jam
- Inj. Ranitidine 50 mg/IV/12 jam
- Dulcolax supp 2x1
- Dulcolax tab 2x1
R : - Radikal histerektomi +
limfadenektomi KGB pelvis bilateral +
transips ovarium bilateral
Tanggal Follow-up
07 Mei 2019 S : Nyeri luka operasi (+) keluar darah
08.00 dari kemaluan (+)
O: Status Presens
Sens : Compos Mentis
TD : 120/80 mmHg
Nadi : 87 x/ menit
Pernafasan: 20 x/menit
Suhu : 36,7oC
A : Post radikal histerektomi +
limfadenektomi KGB pelvis bilateral +
transips ovarium bilateral a/i Ca Cervix
std. IB1 + H1
P : - IVFD Nacl 0,9% 20 gtt/i
- Inj Ceftriaxone 1g/12 jam
- Inj transamin 1 amp/8 jam
- Inj. Ketorolac 30 mg/IV/8 jam
- Inj. Ranitidine 50 mg/IV/12 jam
- Dulcolax supp 2x1
- Dulcolax tab 2x1
R : - Transfusi PRC 2 bag
Pantau tanda perdarahan
Tanggal Follow-up
08 Mei 2019
08.00
DISKUSI KASUS
TEORI Kasus
Semua kasus yang diduga ca serviks harus dirawat di
Ny. HS (77.68.16),60thn,batak,kristen,
rumah sakit rujukan Namun, beberapa gejala mengarah Smp,ibu rumah tangga,menikah datang dengan keluhan:
kepada infeksi HPV menjadi kanker serviks antara lain: Keluhan utama: Perdarahan dari vaginam.

Telaah :Keluhan dialami sejak ± 6 bulan yang lalu dan dirasakan


 Terdapat keputihan berlebihan, berbau busuk dan memberat pada 2 hari ini. Darah yang keluar berupa darah

tidak sembuh-sembuh. segar dengan frekuensi ganti pempers 2x/hari. Gumpalan darah
dijumpai sedikit. Nyeri abdomen dijumpai. Riwayat keputihan
 Adanya perdarahan tidak normal. Hanya terjadi bila
dijumpai. Penurunan nafsu makan dan penurunan berat badan
setelah sel-sel leher rahim menjadi bersifat kanker ± 6 kg dijumpai dalam 4 bulan ini. Sebelumnya pasien
dan menyerang jaringan-jaringan di sekitarnya. merupakan pasien rawat inap dan pulang 2 hari yang lalu

 Meningkatnya perdarahan selama menstruasi. dengan diagnosa Ca. Cervix + Susp. Sarcoma Uteri. BAB dan
BAK dalam batas normal. Riwayat keluarga penyakit
 Terjadinya siklus diluar menstruasi dan setelah
keganasan dijumpai yaitu adik pasien yang didiagnosa dengan
hubungan seks. Tumor Rahim.
 Nyeri selama berhubungan seks.
 Kesulitan atau nyeri saat berkemih.
 Terasa nyeri didaerah sekitar panggul.
 Perdarahan pada masa pra atau pasca menopause.
TEORI Kasus

 Bila kanker sudah mencapai stadium tiga ke atas, RPT : Ca. Cervix sejak November 2018
maka akan terjadi pembengkakan diberbagai anggota RPO : Transfusi 3 kantung PRC (10/04/19)
tubuh seperti betis, paha, tangan dan sebagainya.10 Riwayat pekerjaan, sosio ekonomi dan psikososial yaitu Ibu Rumah
Faktor Resiko Tangga, ekonomi cukup dan tidak adariwayat gangguan psikososial.
Beberapa faktor yang mempengaruhi kanker serviks RIWAYAT KEHAMILAN
antara lain : 1. Laki-laki, 40 tahun,psp, bidan
 Umur 2. Laki-laki, 38 tahun,psp, bidan
 Pritas 3. Laki-laki, 35 tahun,psp, bidan
 Pola huungan seksual 4. Perempuan, 33 tahun,psp, bidan
 Kontrasepsi oral 5. Perempuan, 30 tahun,psp, bidan
 Sosio ekonomi 6. Laki-laki, 28 tahun,psp, bidan
 Tingkat pendidikan
 Defisensiasi gizi
TEORI Kasus
Pemeriksaan Fisik Inspekulo : tampak massa ektopik pada serviks, mudah
 Pemeriksaan inspekulo: berdarah, tampak perdarahan aktif.
RVT : teraba massa
Pada stadium awal terlihat normal, seiring makin progresifnya kanker,
akan menimbulkan ulkus, erosi, atau
massa.13 ektopik pada serviks ukuran 5x5cm

 Pemer iksaan Rectal Vaginal Toucher


VT: AF>BB, teraba massa padat dengan pole atas setentang
Pada stadium lanjut dapat teraba massa. umbilical, pole bawah setentang symphysis pubis, permukaan rata,
mobile, nyeri tekan tidak ada. Adneksa kanan dan kiri tidak teraba
massa, parametrium kanan dan kiri tegang CD tidak menonjol,
spincter ani ketat, mukosa recti licin

PEMERIKSAAN USG
Kandung kemih terisi
UT AF  18,0 x 8,68 x 7,07 cm
Tampak gambaran hipoechoik pada cavum uteri  4,4 x 4 cm
Endometrial thickness 0,87 cm
Adnexa kiri dan kanan dalam batas normal
Kesimpulan : Susp. Sarcoma Uteri
TEORI Kasus

Tatalaksana Lesi Prakanker


Terapi Medikamentosa
Tatalaksana lesi prakanker disesuaikan dengan fasilitas pelayanan
kesehatan, kemampuan sumber daya manusia dan sarana prasarana yang ada. TERAPI
Pada tingkat pelayanan primer dengan sarana dan prasarana terbatas, dapat - IVFD NaCl 0,9% 20gtt/i

dilakukan program skrining atau deteksi dini dengan tes IVA. Skrining dengan tes - Inj. Asam traneksamat 1gr/IV

IVA dapat dilakukan dengan cara single visit approach atau see and treat - Inj. Ketorolak 30mg/IV
- Inj. Ranitidin 50mg/IV
program, yaitu bila didapatkan temuan IVA positif maka selanjutnya dapat
dilakukan pengobatan sederhana dengan krioterapi oleh dokter umum atau bidan
yang sudah terlatih.15
Pada skrining dengan tesPapsmear, temuan hasil abnormal direkomendasikan
untuk konfirmasi diagnostik dengan pemeriksaan kolposkopi. Bila diperlukan
maka dilanjutkan dengan tindakan Loop Excision Electrocauter Procedure (LEEP)
atau Large Loop Excision of the Transformation Zone (LLETZ) untuk
kepentingan diagnostik maupun
TEORI Kasus
sekaligus terapeutik. Bila hasil elektrokauter tidak
mencapai bebas batas sayatan, maka bisa dilanjutkan
dengan tindakan konisasi atau histerektomi total. Temuan
abnormal hasil setelah dilakukan kolposkopi.15
 Low Grade Squamous Intraepithelial Lesion (LSIL),
dilakukan LEEP dan observasi 1 tahun.
 High Grade Squamous Intraepithelial Lesion (HSIL),
dilakukan LEEP dan observasi 6 bulan

Berbagai Metode Terapi Lesi Prakanker Serviks:


 Terapi NIS dengan Destruksi Lokal
Beberapa metode terapi destruksi lokal antara lain
krioterapi dengan N2O dan CO2, elektrokauter,
elektrokoagulasi, dan laser. Metode tersebut ditujukan
untuk destruksi lokal lapisan epitel serviks dengan kelainan
lesi prakanker yang kemudian pada fase penyembuhan
berikutnya akan digantikan dengan epitel skuamosa yang
baru.15

b.Tatalaksana Kanker Serviks Invasif


Tatalaksana kanker serviks invasif tergantung dari
stadium berapa kanker serviks tersebut. Penatalaksanaan
kanker serviks yang utama pada stadium awal yaitu stadium
1A sampai 2A adalah dapat berupa konisasi, histerektomi
total, radikal histerektomi + Limfadenektomi pelvis.
Operasi khusus seperti ini lazimnya dikerjakan oleh seorang
ahli di bidang kanker kandungan (onkologi -ginekologi).
Sedangkan penatalaksanaan pada stadium 2B keatas adalah
kemoradiasi, radiasi, neoajuvan kemoterapi atau
kemoradiasi paliatif saja
KESIMPULAN
“Ny. EM, 32 tahun, P2A0, Batak, Islam, SMA, Ibu Rumah Tangga,
Menikah 2 kali, menikah pertama usia 18 tahun, menikah ke 2 usia
25 tahun. istri dari Tn. T, 33 tahun, Aceh, Islam, S1, Wiraswasta di
diagnosa dengan Ca. Cervix IB + Hiperlasia Endometrium tanpa
atypi dan di tatalaksana dengan IVFD NaCl 0,9% 20gtt/i, Inj. Asam
traneksamat 500 mg /IV, Inj. Ketorolac 30mg/IV, dan Inj. Ranitidin
50mg/IV dan direncakan untuk radikal histerektomi.”

Anda mungkin juga menyukai