2.Luteinizing hormone
Saat hormon ini dilepaskan ke dalam darah, akan terjadi produksi dan
pelepasan hormon testosteron sebagai hormon utama pada pria.
3. Hormon testosterone
Produksi testosteron pada masa pubertas memicu berbagai perubahan fisik.
Seperti pembesaran testis dan skrotum, penis yang semakin memanjang, suara yang
semakin berat, serta tumbuhnya rambut di sekitar alat kelamin, wajah dan ketiak.
Sebagian remaja laki-laki juga mengalami penambahan berat dan tinggi badan yang
signifikan setelah memasuki masa pubertas. Testosteron juga akan memengaruhi massa
tulang dan gairah seksual.
Proses Melibatkan Organ Reproduksi Pria
Organ kelamin pria berfungsi mengahsilkan sperma. Sperma mulai
dibentuk ketika seorang pria memasuki masa puber. Proses pembentukan sperma
atau disebut spermatogenesis terjadi d dalam tubulus seminiferus.
Spermatogenesis melibatkan spermatogonium, sel sertoli, dan sel leydig, yang
ketiganya terdapat didalam tubulus seminiferus.
1.Mons veneris
Mons veneris merupakan alat reproduksi wanita di bagian paling luar. Mons veneris yang tersusun
dari jaringan lemak dan sedikit jaringan ikat adalah bagian menonjol yang menutupi tulang
kemaluan. Bagian ini adalah bagian yang ditumbuhi rambut kemaluan ketika wanita sudah
beranjak dewasa. Nama lain dari mons veneris adalah gunung venus.
2.Labia mayora
Bagian kedua adalah labia mayora atau yang disebut juga dengan bibir kemaluan besar. Labia
pada dasarnya memang memiliki bentuk seperti bibir. Labia mayora berada di bawah mons
verenis dan mamanjang hingga ke perineum (area kulit antara lubang vagina dan anus). Labia
mayora tersusun dari jaringan lemak dan kelenjar keringan. Rambut kemaluan yang menutupi
bagian labia mayora sebenarnya adalah rambut yang tumbuh di mons veneris.
3.Labia minora
labia minora atau bibir kemaluan kecil. Letaknya berada di dalam labiya mayora dan tidak
ditumbuhi rambut kemaluan sama sekali. Labia minora tersusun dari jaringan lemak yang
memiliki banyak pembuluh darah. Baik bagian labia mayora dan labia minora, keduanya
merupakan bagian sensitif yang dapat menerima rangsangan seksual.
Sambungan...
4.Klitoris
Berbentuk gumpalan kecil, klitoris terletak di bagian atas dari labia minora. Klitoris
merupakan bagian paling sensitif terhadap rangsangan saat berhubungan seksual. Sifat
erektil pada klitoris hampir sama seperti penis pada pria.
5.Vestibulum
Vestibulum adalah rongga pembatas antara dua sisi labia minora. Leteknya di bagain
bawah, sedangkan di bagian atasnya adalah klitoris. Pada vestibulum terdapat saluran
kencing atau uretra dan muara vagina. Pada bagian ini juga terdapat kelenjar Bartholin
atau vestibular yang menghasilkan cairan yang menjadi pelumas ketika melakukan
hubungan seksual.
6.Himen
Himen atau yang dikenal dengan selaput dara adalah sebuah selaput mebran tipis yang
menutupi vagina. Darah menstruasi biasanya keluar dari himen kerena himen umunya
memiliki satu lubang yang ukurannya sedikit lebih besar. Himen sering dikaitkan
dengan keperawanan wanita, tetapi hal ini masih menimbulkan perdebatan dari
beberapa ahli. Banyak yang berpendapat bahwa selaput dara tidak biasa.
HORMON PADA KELAMIN WANITA
Organ kelamin wanita berfungsi menghasilkan ovum (sel telur). Sel telur terbentuk melalui
oogenesis yang terjadi di dalam ovarium. Oogenesis terjadi melalui tiga tahap, yaitu:
1.Tahap penggandaan terjadi pada ovarium janin ketika masih dalam kandungan. Pada tahap ini,
sel primordial mengalami pembelahan mitosis membentuk oogonia (tunggal = oogonium) yang
bersifat diploid.
2.Tahap pertumbuhan terjadi pada ovarium bayi. Pada tahap pertumbuhan ppbonium mengalami
pembelahan mitosis membentuk oosit primer (diploid). Oosit primer berada dalam keadaan
dorman (istirahat) sampai anak perempuan mengalami masa puber.
3.Tahap pematangan dimulai pada masa puuber. Pada masa puber terjadi perubahan hormonal
dalam tubuh anak perempuan. Perubahan tersebut mengakibatkan oosit primer membelah secara
meiosis l menghasilkan oosit sekunder (berukuran besar) dan badan polar l (berukuran kecil).
Oosit sekunder berhenti mengalami pembelahan saat terjadi ovulasi. Pembelahan meiosis ll ini
kemudian dilanjutkan setelah sel telur mengalami fertilisasi. Pada pembelahan ini oosit sekunder
menghasilkan ootid (haploid) dan badan polar ll (haploid). Ootid akan mengalami diferensiasi
menjadi ovum dn badan polar ll mengalami degenerasi. Badan polar l juga akan mengalami
pembelahan menjadi dua badan polar. Namun, kadang-kadang badan plar l mengalami degenerasi
sebelum mengalami pembelahan.
Oosit sekunder yang diovolasikan dari ovarium dilindungi oleh dua lapisan. Lapisan luar disebut
corona dan lapisan dalam disebut zona pelusida.
FASE MENSTRUASI
• Menstruasi adalah pendarahan secara periodik dari uterus
(rahim) yang disertai pelepasan endometrium (lapisan
terdalam rahim).ovulasi adalah peristiwa pelepasan ovum
berupa oosit sekunder (sel yang berukuran besar) dari
ovarium (indung telur).
• Empat Fase Menstruasi
Sambungan...
1.Fase Menstruasi
Fase menstruasi terjadi bila ovum tidak dibuahi oleh sperma, sehingga korpus luteum (massa
jaringan kuning di dlama ovarium) akan menghentikan produksi hormon yang bernama estrogen dan
progesteron. Turunnya kadar estrogen dan progesteron menyebabkan lepasnya ovum dari dinding
uterus yang menebal (endometrium). Setelah ovum lepas, endometrium menjadi sobek dan meluruh,
sehingga dindingnya juga menjadi menipis. Karena dinding endometrium banyak mengandung
pembuluh darah, maka terjadilah pendarahan pada fase menstruasi. Pada umumnya, proses
pendarahan ini berlangsung selama 5 hari dengan rata-rata pengeluaran volume darah sebanyak
50ml.
2.Fase Pra-Ovulasi
Pada fase pra-ovulasi atau akhir siklus menstruasi, hipotalamus (bagian otak yang terdiri dari
sejumlah nukleus) mengeluarkan hormon gonadotropin yang merangsang hipofisis mengeluarkan
(follicle stimulating hormone) FSH. Adanya FSH merangsang pembentukan folikel primer di dalam
ovarium yang mengelilingi satu oosit primer. Folikel primer dan oosit primer akan tumbuh sampai
hari ke-14 hingga folikel menjadi matang atau disebut folikel de Graff dengan ovum di dalamnya.
Selama pertumbuhannya, folikel juga melepas hormon estrogen yang menyebabkan pembentukan
kembali sel-sel penyusun dinding dalam uterus atau endometrium. Proses pembentukan kembali
tersebut disebut dengan proliferasi. Tahukah kamu, peningkatan estrogen selama pertumbuhan
folikel juga mempengaruhi serviks untuk mengeluarkan lendir yang bersifat basa. Lendir tersebut
berfungsi untuk menetralkan sifat asam basa serviks agar lebih menyesuaikan lingkungan hidup
sperma yang ideal.
Sambungan...
3.Fase ovulasi
Pada saat mendekati fase ovulasi terjadi perubahan produksi hormon. Peningkatan
kadar estrogen selama fase pra-ovulasi menyebabkan terjadinya hambatan terhadap pelepasan
lanjutan FSH dari hipofisis. Turunnya konsentrasi FSH menyebabkan hipofisis melepaskan
(luteinizing hormone) LH yang merangsang pelepasan oosit sekunder dari folikel de Graff.
Kondisi tersebut disebut ovulasi, yaitu saat terjadi pelepasan oosit sekunder dari folikel de Graff
dan siap dibuahi oleh sperma. Umumnya ovulasi terjadi pada hari ke-14.
4.Fase Pasca-Ovulasi
Pada fase pasca-ovulasi, folikel de Graff yang ditinggalkan oleh oosit sekunder akan berkerut dan
berubah menjadi korpus luteum dan tetap memproduksi hormon estrogen dan progesteron.
Meskipun korpus luteum memproduksi estrogen, tetapi estrogen yang diproduksi tidak sebanyak
yang diproduksi oleh folikel de Graff.
Progesteron mendukung kerja estrogen dengan menebalkan endometrium. Progesteron
juga merangsang sekresi lendir pada vagina dan pertumbuhan kelenjar susu pada payudara.
Keseluruhan fungsi tersebut berguna untuk menyiapkan implantasi zigot pada uterus bila terjadi
pembuahan atau kehamilan.
Proses pasca ovulasi ini berlangsung dari hari ke-15 sampai hari ke-28. Namun, bila
sekitar hari ke-26 tidak terjadi pembuahan, korpus luteum akan menua berubah menjadi korpus
albikan sehingga tidak menghasilkan hormon lagi. Korpus albikan ini memiliki kemampuan
produksi hormon estrogen dan progesteron yang rendah, oleh karena itu konsentrasi estrogen dan
progesteron akan menurun.
PEMBUAHAN,KEHAMILAN,DAN PERSALINAN
1.Fertilisasi
Fertilisasi adalah proses terjadinya pembuahan sel telur oleh sel sprma dan ditandai dengan
bergabungnya inti kedua sel kelamin tersebut. Proses fertilisasi berlangsung di dalam oviduk. Sebelum terjadi
fertilisasi, pada permulaannya terlebih dahulu terjadi proses yang dinamakan kopulasi atau persetuuhan.
Adanya kopulasi menjadikan sprma yang bercampur dengan air mani (semen) masuk ke dalam saluran
reproduksi wanita (v*gina). Oleh enzim proteolitik, sprma yang berada dalam v*gina terlihat sangat motil.
Kemudian, sprma tersebut bergerak menuju uterus hingga oviduk (tuba allopi) melalui pergerakan ekornya. Di
bagian atas oviduklah fertilisasi terjadi. Agar sel telur dapat dibuahi oleh sprma, sprma mengeluarkan enzim
hialuronidase dan enzim proteinase. Oleh kedua enzim tersebut, sel telur dapat ditembus oleh sprma.
Proses penembusan sel telur memerlukan waktu tertentu. Sebabnya, sel sprma harus menembus
tiga lapisan sel telur yang berturut-turut adalah korona radiata, zona pelusida, dan membran plasma. Setelah
sel telur dibuahi oleh satu sel sprma, segera sel telur mengeluarkan senyawa tertentu menuju zona pelusida.
Senyawa tersebut berfungsi untuk melidungi sel telur supaya tidak tertembus kembali oleh sprma lainnya.
Sambungan...
Sprma bersifat haploid (n = 23 kromosom) dan sel telur juga bersifat haploid (n =
23 kromosom). Akibatnya, pembuahan sprma pada sel telur akan menghasilkan
sebuah zigot yang bersifat diploid (2n = 23 pasang kromosom). Berikutnya, zigot
bergerak menuju uterus melalui oviduk dan sembari membelah secara mitosis.
Pada saat ini juga zigot sudah mulai berkembang menjadi embrio. Pembelahan
zigot menghasilkan sel-sel yang bentuknya sama dan fasenya dinamakan morula.
Pembelahan morula menghasilkan blastosit dan fasenya dinamakan blastula.
Kurang lebih lima hari setelah fertilisasi, blastosit menempel pada endometrium
dan prosesnya dinamakan implantasi. Implantasi ini dapat menyebabkan
kehamilan.
Sambungan...
2.Kehamilan
Kehamilan terjadi apabila implantasi blastosit dapat dilakukan dengan sukses.
Proses kehamilan pada manusia berlangsung kira-kira 266 hari atau 38 bulan.
Awalnya, blastosit terbagi menjadi tiga bagian, antara lain tropoblas (sel-sel terluar),
embrioblas (sel-sel bagian dalam), dan blastocoel (rongga yang berisi cairan).
Tropoblas merupakan sel-sel terluar dari blastosit yang mengeluarkan enzim proteolitik
sehingga mampu terjadi implantasi pada endometrium. Sementara, embrioblas merupakan
sel-sel bagian dalam blastosit yang terdapat bintik benih sebagai hasil pembelahan selnya.
Antara tropoblas dan bintik benih dipisahkan oleh bagian berisi cairan yang disebut selom.
Fase blastula akan segera berlanjut menuju fase gasterula. Pada fase ini, bintik
benih tumbuh dan membelah menjadi lapisan yang berbeda. Lapisan tersebut yakni lapisan
luar (ektoderma), lapisan tengah (mesoderma), dan lapisan dalam (endoderma). Kemudian,
masing-masing lapisan tersebut akan berkembang menjadi organ-organ yang dimiliki embrio
atau mengalami organogenesis. Ektoderma mengalami perkembangan menjadi kulit, hidung,
mata, dan sistem saraf. Mesoderma membentuk tulang, peritoneum otot, pembuluh darah,
jantung, ginjal, limpa, kelenjar kelamin dan jaringan ikat. Sedang kan endoderma menjadi
organ-organ yang terkait sistem pencernaan dan sistem pernapasan. Setelah minggu
kedelapan, embrio membentuk berbagai organ tersebut dengan pesat. Embrionya dinamakan
sebagai janin atau fetus. Selain itu, pada sisi luar tropoblas terdapat bagian yang membentuk
membran ekstraembrionik.
Sambungan...
Proses sintesis dan pengeluaran ASI ini melibatkan 2 (dua) macam hormon yaitu
hormon prolaktin dan oksitosin.
Hormon prolaktin membantu menstimuli produksi susu, produksi hormon
prolaktin sangat dipengaruhi oleh frekuensi, intensitas dan durasi anak menstimuli puting
melalui isapan, semakin sering anak menyusui, maka level hormon ini semakin meningkat
dan tentu saja berdampak positif terhadap produksi ASI. Oleh karena itu yang perlu
diperhatikan pada bagian ini adalah ketepatan posisi anak saat menyusui serta posisi
pelekatan mulut pada payudara ibu