Anda di halaman 1dari 27

PSIKOTERAPI SUPPORTIF

PADA KLIEN DENGAN MASALAH PSIKOSOSIAL

DISAMPAIKAN
oleh :
Nasihin

JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN 2017
I. Definisi :
PSIKOTERAPI SUPPORTIF
adalah cara pengobatan terhadap masalah
emosional yang dilakukan oleh seorang
professional secara sukarela dengan maksud
hendak menghilangkan, mengubah atau
menghambat gejala-gejala yang ada,
mengoreksi prilaku yang terganggu dan
mengembangkan pertumbuhan kepribadian
secara positif.
Dalam psikoterapi,hubungan terapis – clien
sangat penting.( Maramis, 2005
II. Pembagian cara kerja psikoterapi :
• Berdasarkan prosesnya dibagi manjadi :
1. psikoterapi suportif,
2. reedukatif, dan
3. psikoterapi rekonstruksi.
• Bila dilihat dari lamanya, maka ada :
1. psikoterapi jangka pendek dan
2. psikoterapi jangka panjang.
• Bila dilihat dari jumlah pasien maka ada
1. psikoterapi individual dan
2. psikoterapi kelompok.
III. Psikoterapi suportif (atau supresif atau non
spesifik)

Tujuannya ialah :
1. Menguatkan daya tahan mental yang dimilikinya
2. Mengembangkan mekanisme daya tahan mental yang
baru dan yang lebih baik untuk mempertahankan
fungsi pengontrolan diri. ( Maramis, 2005)
3. Meningkatkan kemampuan adaptasi lingkungan
4. Mengevaluasi situasi kehidupan pasien saat ini,
kekuatan &kelemahannya, untuk membantu pasien
melakukan perubahan yang realistik sehingga dapat
berfungsi lebih baik (Tomb,2004)
Kriteria Pemilihan
• Pasien yang sangat sehat yang berhadapan dengan krisis dengan
defisit ego. ( Kaplan dan Sadock, 2010)
• Lama Terapi :
Beberapa hari, bulan, atau tahun-sesuai kebutuhan. ( Kaplan dan
Sadock,
2010)
• Mekanisme
 Pasien dianjurkan untuk datang sekali (atau lebih) , termasuk pula
disini intevensi krisis yang singkat (untuk 1-3 pertemuan).
 Terapis fokus dengan gejala pasien, tetapi hanya sedikit mengolah
proses alam nirsadarnya dan tidak berupaya mengubah kepribadian.
 Pertahanan psikologik diperkuat dan teknik yang digunakan antara
lain menenangkan, sugesti,mengeluarkan semua masalah, dan
manipulasi lingkungan.
 Terapis bersikap aktif, menunjukkan minat, berempati dan hangat
(dengarkan pasien),mengerti hal-hal yang menjadi perhatian pasien,
dan menolong pasien untuk menentukkan arah. (Tomb, 2004)
IV. Cara-cara psikoterapi suportif
antara lain sebagai berikut:
A. Ventilasi atau katarisis
B. Persuasi atau bujukan (persuasion)
C. Sugesti
D. Penjaminan kembali ( reassurance)
E. Bimbingan dan penyuluhan
F. Terapi kerja
G. Hipno-terapi dan narkoterapi
H. Psikoterapi kelompok
I. Terapi prilaku
J. Psikoterapi wawasan (insight psychotherapy) dibagi menjadi
psikoterapi reedukatif dan psikoterapi rekonstruktif
A. Ventilasi atau katarsis
• ialah membiarkan pasien mengeluarkan isi hati
sesukanya.
• Sesudahnya biasanya ia merasa lega dan kecemasannya
berkurang, karena ia kemudian dapat melihat
masalahnya dalam proporsi yang sebenarnya.
• Hal ini dibantu oleh terapis dengan sikap yang penuh
pengertian (empati) dan dengan anjuran.
• Jangan terlalu banyak memotong bicaranya
(menginterupsi).
• Yang dibicarakan ialah kekhawatiran, impuls-impuls,
kecemasan, masalah keluarga, perasaan salah atau
berdosa
Lanjutan

• Sikap terapis :
menjadi pendengar yang baik dan penuh pengertian
• Topik pembicaraan :
permasalahan yang menjadi stres yang utama
B. Persuasi
• ialah penerangan yang masuk akal tentang
timbulnya gejala-gejala , baik-buruknya atau
fungsinya gejala-gejala itu.
• Kritik diri sendiri oleh pasien penting untuk
dilakukan. Dengan demikian impuls-impuls
yang tertentu dibangkitkan, diubah atau
diperkuat dan impuls-impuls yang lain
dihilangkan atau dikurangi .
• Pasien pelan-pelan menjadi yakin bahwa
gejala-gejalanya akan hilang.
Sikap terapis :
terapis berusaha membangun, mengubah,
dan menguatkan impuls tertentu serta
membebaskannya dari impuls yang
mengganggu secara masuk akal dan sesuai
dengan hati nurani
Berusaha meyakinkan pasien dengan alasan
yang masuk akal bahwa gejalanya akan hilang
pembicaraan : ide dan kebiasaaan pasien yang
mengarah pada terjadinya gejala
C. Sugesti
 ialah secara halus dan tidak langsung menanamkan
pikiran pada pasien atau membangkitkan kepercayaan
padanya bahwa gejala-gejala akan hilang.
 Terapis harus mempunyai sikap yang meyakinkan dan
otoritas profesional serta menunjukan empati.
 Pasien percaya pada terapis sehingga kritiknya
berkurang dan emosinya terpengaruh serta
perhatiannya menjadi sempit.
 Bila tidak terdapat gangguan kepribadian yang
mendalam, maka sugesti akan efektif, umpamanya
pada reaksi konversi yang baru dan konflik yang
dangkal atau pada nerosa cemas sesudah kecelakaan.
Sugesti.....
 Sugesti dengan aliran listrik atau dengan masase kadang juga menolong,
tetapi perbaikan itu cenderung tidak tetap karena pasien menganggap
pengobatan itu dari luar dirinya.

 Jadi sugesti harus diikuti dengan reedukasi. Anak-anak dan orang dengan
inteligensi yang sedikit kurang serta pasien yang berkepribadian tak
matang atau histerik lebih mudah disugesti.

 Jangan memaksa pasien dan jangan memberikan kesan bahwa terapis


menganggap ia membesar-besarkan gejalanya. Jangan mengganggu rasa
harga diri pasien.

 Pasien harus percaya bahwa gejalanya akan hilang dan tidak terdapat
kerusakan organic sebagai penyebab gejala itu. Ia harus diyakinkan bahwa
bila gejala itu hilang, karena ia sendiri mengenal gejala itu dan bahwa
timbulnya gejala itu tidak logis.
Sikap terapis
meyakinkan dengan tegas bahwa gejala
pasien pasti hilang

Topik pembicaraan :
gejala-gejala bukan karena kerusakan
organik/fisik dan timbulnya gejala-gejala
tersebut adalah tidak logis
D. Penjaminan Kembali atau reassurance
 Suatu bentuk psikoterapi suportif yang berusaha
meyakinkan kembali kemampuan pasien bahwa ia sanggup
mengatasi masalah yang dihadapinya
 dilakukan melalui komentar yang halus atau sambil lalu dan
pertanyaan yang berhati-hati,
 dapat juga diberi secara tegas berdasarkan kenyataan atau
dengan menekankan pada apa yang telah dicapai oleh
pasien.

 Sikap terapis :
 meyakinkan secara tegas dengan menunjukkan hasil-hasil
yang telah dicapai pasien
 Topik pembicaraan :
 pengalaman pasien yang berhasil nyata
E. Bimbingan
 ialah memberi nasehat yang praktis dan khusus yang
berhubungan dengan masalah kesehatan (jiwa) pasien
agar ia lebih sanggup mengatasinya, umpamanya
tentang cara mengadakan hubungan antar
manusia,cara berkomunikasi, bekerja dan belajar dan
sebagainya.
 Sikap terapis :
 menyampaikan nasihat dengan penuh wibawa dan
pengertian
 Topik pembicaraan :
 cara hubungan antar manusia, cara berkomunikasi, dan
cara bekerja serta belajar yang baik
F. Penyuluhan atau konseling
Pengertian :
ialah suatu bentuk wawancara untuk membantu
pasien mengerti dirinya sendiri lebih baik, agar ia
dapat mengatasi masalah atau dapat menyesuaikan
diri.
Sikap terapis :
menyampaikan secara halus dan penuh
kearifan
Topik pembicaraan :
masalah pendidikan, pekerjaan, pernikahan,
dan pribadi
G. Kerja kasus social (social casework) :
suatu proses bantuan oleh seorang yang terlatih
kepada pasien yang memerlukan satu atau lebih
pelayanan social khusus.
Fokusnya ialah pada masalah luar atau keadaan
social dan tidak pada gangguan dalam individu itu
sendiri.
Tidak mengubah pola dasar kepribadian
pasien,karena tujuannya hendak menangani
masalah situasi pada tingkat realistic.
Terapi kerja dapat berupa sekedar memberi
kesibukan kepada pasien, ataupun berupa latihan
kerja tertentu agar ia terampil dalam hal itu dan
berguna baginya untuk mencari nafkah kelak
G. Hipnosa
dapat membantu psikoterapi
Hipnosa hanya dapat mempercepat pengaruh psikoterapi.
Hal yang penting dalam hipnosa adalah sugesti (bukan
kekuatan kemauan terapis).
Kesadaran pasien menyempit dan menurun, akhirnya ia
hanya menerima rangsangan dari hipnotisir, ia masuk
dalam keadaan trance mulai dari ringan sampai trance
yang dalam dengan kekakuan otot diseluruh badan.
Dalam hipnosa dapat dilakukan analisa konflik-konflik dan
sintesa, atau sintesa dilanjutkan sesudah pasien sadar
kembali.
Dalam hal ini sugesti dalam waktu hipnosa dan sugesti
sesudah hipnosa dapat dipakai.
H. Narkoterapi
• secara intravena disuntikkan suatu hipnotikum
dengan efek yang pendek (umpamanya
pentothal atau amital natrium).
• Dalam keadaan setengah tidur, pasien
diwawancarai, konflik dianalisa lalu disintesa.
• Bahan yang timbul sewaktu narkoterapi dapat
juga dipakai dalam sintesa sesudah pasien
sadar kembali.
• Narkoterapi dengan narkoanalisa dan
narkosintesa itu membantu psikoterapi
I. Psikoterapi kelompok
Tujuan terapi kelompok ialah :
• membebaskan individu dari stress,
• membantu para anggota kelompok agar dapat
mengerti lebih jelas sebab kesukaran mereka,
• terbentunya mekanisme pembelaan yang lebih baik
yang dapat diterima dan yang lebih memuaskan
• Bila kelompok ini terdiri dari para anggota satu
keluarga, maka disebut terapi keluarga.
• Bila hanya suami istri disebut konseling pernikahan
(marriage counseling).
Terapi kelompok berguna untuk pasien :

 Segan terhadap psikoterapi individual karena takut, tak percaya


kepada terapis, bersaing keras dengan terapis, melawan figure
orang tua.

 Tidak atau kurang berpengalaman dengan saudara-saudara

 mempunyai sikap bertentangan dengan saudara-saudara;

 kurang berpartisipasi dalam lingkungan,

 mempunyai pengalaman keluarga yang merusak;

 tidak dapat menyesuaikan diri dalam kelompok.

 Mempunyai intelegensi yang rendah


Agar proses kelompok dapat berjalan lebih lancar
maka:

Individu harus diterima sebaik-baiknya,


sebagaimana dia adanya.
Pembatasan yang tidak perlu dihindarkan.
Pernyataan verbal yang tak tertahankan dibiarkan
keluar.
Reaksi-reaksi dalam interaksi kelompok dinilai.
Pembentukan kelompok harus dilakukan untuk
memenuhi kebutuhan paraanggota secara
perorangan
Fase-fase terapi kelompok secara singkat sbb :

Penyatuan kelompok dengan terbentuknya


identifikasi kelompok
Interaksi dalam kelompok dengan melihat
pada dinamika kelompok
Pengertian dan penyelesaian dinamika dengan
timbulnya wawasan
Y. Terapi Perilaku
Tujuan :
• berusaha menghilangkan masalah perilaku khusus secepat-
cepatnya dengan mengawasi perilaku belajar pasien.
• cara untuk mengubah perilaku manusia, antara lain :
1. Dengan mengubah peristiwa-peristiwa yang mendahuluinya, yang
membangkitkan bentuk prilaku khusus itu.
Contoh :
seorang anak yang tidak berprestasi disekolah dan nakal di
kelas dengan guru tertentu bisa menjadi efektif dan rajin bila ia
dipindahkan ke kelas lain diajar oleh guru yang lain.
2. Suatu jenis perilaku yang timbul dalam suatu keadaan tertentu dapat
diubah atau dimodifikasi.
Contoh :
Seoarang anak dapat diajar untuk melihat dirinya sendiri dalam
suatu kegiatan kompromi yang konstruktif dan tidak menunjukkan
ledakan amarah bila ia menghadapi frustasi.
K. Psikoterapi wawasan :
1. Psikoterapi reedukatif

Untuk mencapai pengertian tentang


konflik-konflik yang letaknya lebih banyak
di alam sadar, dengan usaha berencana
untuk menyesuaikan diri kembali,
memodifikasi tujuan dan membangkitkan
serta mempergunakan potensi kreatif yang
ada.
Cara-cara psikoterapi reedukatif antara lain:

Terapi hubungan antar-manusia (relationship-


therapy)
Terapi sikap (attitude therapy)
Terapi wawancara (interview therapy)
Analisa dan sinthesa yang distributif (terapi
psikobiologik Adolf meyer)
Konseling terapetik
Terapi case-work
Reconditioning
Terapi kelompok yang reedukatif
Terapi somatic
2. Psikoterapi rekonstruktif
1. Untuk mencapai pengertian tentang konflik-konflik yang letaknya
dialam tak sadar, dengan usaha untuk mendapatkan perubahan
yang luas pada struktur kepribadian dan pengluasan daripada
pertumbuhan kepribadian dengan pengembangan potensi
penyesuaian diri yang baru.

2. Cara-cara psikoterapi rekonstruktif antara lain:


 Psikoanalisa Freud
 Psikoanalisa non-freud
 Psikoterapi yang berorientasi kepada psikoanalisa Caranya :

 asosiasi bebas,
 analisa mimpi,
 hipoanalisa/sintesa,
 narkoterapi,
 Terapi main,
 terapi seni,
 terapi kelompok analitik

Anda mungkin juga menyukai