Anda di halaman 1dari 43

SKENARIO 2

….

KELOMPOK 2
KELOMPOK 2
1. Verlinda Irbah Fortuna (201910330311001)
2. Ananda Arif Rahmatullah (201910330311005)
3. Erina Sofia Atha (201910330311007)
4. Indah Dwi Maulida Darmanto (201910330311061)
5. Salsabila Larasati (201910330311075)
6. Riya Tanjung Ekasari (201910330311081)
7. Dara Rizky Amalia (201910330311116)
8. Putri Intan Amalia Rizki M.V.S (201910330311120)
9. Muhammad Hafizh Ghifary (201910330311121)
10. Ardini Kusuma Wicitra (201910330311142)
11. Devie Millenia Setiawan (201910330311146)
DOA BELAJAR

ِّ َ‫ص ْد ِّري َوي‬


‫س ْر لِّي‬ َ ‫اش َر ْح لِّي‬ْ ‫ب‬ ِّ ‫َر‬
ُ َ ْ
‫سانِّي يَفقهوا‬ ً ْ ُ
ْ ‫ل عق َدة ِّم‬
َ ِّ ‫ن ل‬ ُ
ْ ‫احل‬ َ
ْ ‫أ ْم ِّري َو‬
‫َق ْولِّي‬
Robbis rohlii shodrii, wa yassirlii amrii, wahlul 'uqdatam mil lisaani yafqohu
qoulii’
“Ya Allah, lapangkanlah dadaku, dan mudahkanlah urusanku, dan lepaskanlah
kekakuan dari lidahku, supaya mereka mengerti perkataanku”
(QS. Thoha: 25-28)
DOA BELAJAR

ً ‫ـي ََ ْه‬
‫مـا‬ ْ ِّ ‫ِن‬ ْ
‫ق‬ ُ
‫ز‬ ْ
‫ر‬ َ
‫و‬ ‫ـا‬‫م‬ً ْ
‫ل‬ ‫ع‬ ْ ِّ‫رب ِّز ْد ن‬
ِّ ‫ي‬ ِّ
Rabbi zidnii ‘ilman war zuqnii fahman
“Ya Allah, tambahkanlah kepadaku ilmu dan
berikanlah aku pengertian yang baik.”
(QS. Thaha : 114)
DOA BELAJAR

ْ َ ً
َ ‫سهال َو أن‬
‫ت‬ ْ ُ ْ
َ ‫ج َعل َته‬ َّ
َ ‫ل إِّال َما‬ ْ
َ ‫سه‬ َ ‫اَللهم ال‬
َّ ُ َّ
ً ‫س ْهال‬ َ
َ ‫شئت‬ ْ َ َ
ِّ ‫حزن إِّذا‬ ْ ْ
َ ‫ل ال‬ ُ ‫ج َع‬
ْ َ‫ت‬
Allaahumma Laa Sahla Illaa Maa Ja’altahu Sahlaa Wa Anta
Taj’alul Hazna Idza Syi’ta Sahlaa
“Ya Allah, tidak ada kemudahan kecuali apa yang Engkau
jadikan mudah. Dan apabila Engkau berkehendak, Engkau akan
menjadikan kesusahan menjadi kemudahan.” (HR Anas bin
Malik ra)
SKENARIO 2
Nn. S adalah seorang mahasiswa baru semester 1 di FK UMM. Saat ini ia mengantarkan
ibunya yang sedang mengalami gangguan kesehatan ke praktik dokter terdekat. Pertama
dating, Nn. S langsung menuju meja pendaftaran di mana ada seorang perawat yang sudah
menunggu. Perawat tersebut menanyakan identitas dan keluhan utama ibu Nn. S dan
mencatatnya pada sebuah kartu. Nn. S diberitahu bahwa ia mendapat nomer antrian tiga
karena pasien kedua telah mendaftar via telepon dan sedang dalam perjalanan. Sekarang
giliran ibu Nn. S masuk ruang periksa. Perawat yang mendata tadi mengantar masuk
sambil membawa berkas menemui dokter T. Dr. T menyapa ibu Nn. S dengan ramah dan
memastikan identitasnya sesuai dengan rekam medis yang dibawa perawat. Dr.T lantas
melakukan anamnesis dengan menggunakan fundamental four dan sacred seven dan dilakukan
pemeriksaan fisik. Dr.T kemudian menjelaskan hasil pemeriksaan dan menyampaikan
alternative pengobatan, salah satunya ada resep obat berupasirup. Dr.T menanyakan apakah
ibu Nn. S bias mengkonsumsi sirup tersebut. Dr.T juga tidak menarik jasa pemeriksaan
setelah mengetahui Nn. S adalah salah satu mahasiswa di FK UMM. Selama proses
peemriksaan perawat terus mendampingi di dalam ruang periksa sambal membantu dr. T
hingga Nn. S diantarkan kembali keluar ruang periksa. Bagaimana menurut anda penerapan
prinsip etik (Beneficence, Nonmaleficence, Justice, dan Autonomy) oleh dr. T kepada Nn. S?
KEYWORD INDAH

 Mahasiswa baru FK UMM


 Ibu mahasiswa baru FK UMM
 Gangguan kesehatan
 Rekam medis
 Anamnesis
 Hasil pemeriksaan
 Alternatif obat
 Penerapan prinsip etik
KATA SULIT DEVIE

 Fundamental four DARA


 Sacred seven ARIF
 Beneficence ERIN
 Nonmaleficence AMAL
 Justice GHIFAR
 Autonomy ARDINI
KLARIFIKASI ISTILAH
 Fundamental four : empat pokok pikiran, terdiri dari
1. riwayat penyakit sekarang (RPS) : meliputi keluhan utama dan juga anamnesis
lanjutan,
2. riwayat penyakit dahulu (RPD) : digunakan untuk mengetahui apakah pasien
pernah mengidap penyakit yang sama sebelumnya,
3. riwayat penyakit keluarga : digunakan untuk mengetahui apakah pasien memiliki
penyakit keturunan, dan
4. riwayat penyakit sosial dan ekonomi : digunakan untuk mengetahui status sosial
pasien
Sumber : jurnal Fakultas Kedokteran UNS 2017
 Sacred seven : yang merupakan tujuh butir mutiara anamnesis yang akan ditanyakan
pada riwayat penyakit sekarang yaitu mencakup
1. Lokasi (dimana / menyebar atau tidak?)
2. Onset / awitan dan kronologis (kapan terjadinya dan berapa lama?)
3. Kuantitas keluhan (ringan atau berat)
4. Kualitas keluhan (rasanya seperti apa?)
5. Faktor-faktor yang memperberat keluhan
6. Faktor-faktor yang memperingan keluhan
7. Analisis sistem yang menyertai keluhan utama
Sumber : Redhono, dhani. 2012. History Taking Anamnesis. Surabaya : UNS
 Beneficence : berbuat baik, prinsip kaidah ini tidak hanya menuntut manusia untuk
memperlakukan orang lain sebagai makhluk otonom dan tidak menyakitinya. Secara
umum, kaidah ini bertujuan untuk membantu orang lain lebih dari kepentingan dan minat
mereka. Dasar prinsip ini juga berkaitan dengan keseimbangan antara keuntungan dan
kerugian

Sumber : Manurung, Widya Peryanti. 2017. Hubungan pengetahuan kaidah dasar bioetika
dan sikap penilaian moral pada mahasiswa pre-klinik dan klinik FK Universitas Lampung.
Universitas Lampung
 Nonmaleficence : berarti tidak merugikan orang lain, kaidah ini untuk
melindungi seseorang yang tidak mampu atau cacat atau juga non
otonom. Prinsipnya terdapat keharusan untuk tidak melukai orang lain
yang lebih kuat dibandingkan keharusan berbuat baik. Nonmaleficence
menuntut untuk tidak menyakiti orang lain
Sumber : jurnal kedokteran universitas lampung, 2017

 Justice : merupakan prinsip moral yang mementingkan keadilan dalam


menditribusikan sumber daya
Sumber : jurnal kedokteran universitas syiah banda aceh, 2009

 Autonomy : seorang dokter harus menghormati martabat manusia, semua


orang harus diperlakukan sebagai manusia yang mempunyai hak untuk
menentukan nasib sendiri
Sumber : jurnal universitas andalas, 2017
RUMUSAN MASALAH
 Mengapa dokter melakukan anamnesis dilanjutkan dengan pemeriksaan
fisik?
 Mengapa dokter harus menyatakan hasil pemeriksaan kepada pasien?
 Mengapa dokter menanyakan kepada pasien tentang obat yang dapat
dikonsumsi serta alternatif pengobatan?
 Mengapa dokter tidak menarik jasa pemeriksaan setelah mengeatahui
bahwa pasien tersebut adalah ibu mahasiswa FK UMM?
 Mengapa dokter menerapkan prinsip etik (Beneficence,
Nonmaleficence, Justice, dan autonomy) kepada pasien ?
 Apakah perawat boleh mendampingi dokter dan mengetahui hasil
pemeriksaan pasien?
 Apakah pasien boleh mendaftar melalui telefon?
HIPOTESIS
Mengapa dokter melakukan anamnesis dengan
menggunakan fundamental four dan sacred
seven ? SALSA

Karena anamnesis yang baik adalah yang berpedoman pada


fundamental four dan sacred seven. Dengan melakukan anamnesis
yang berpedoman pada fundamental four dan sacred seven, akan
memudahkan dokter mendapat data atau informasi menyeluruh dari
pasien. Informasi yang dimaksud adalah organobiologis, psikososial,
dan lingkungan pasien. Dengan diketahuinya ketigfa akspek tersebut
dari pasien diharapkan dapat menuntun ke arah rumusan masalah
klinik yang benar sehingga diperoleh penanganan yang paling tepat.

Sumber : jurnal komunikasi dalam kedokteran Universitas Sebelas Maret,


2013
Mengapa dokter melakukan pemeriksaan fisik setelah
melakukan anamnesis? RIYA

Karena dalam upaya penegakan diagnosis seorang klinisi selain


harus melakukan wawancara kepada pasien, juga harus
melakukan pemeriksaan fisik yang baik dan benar. Jadi hal yang
sudah digali di anamnesis akan diputuskan diagnosanya setelah
melakukan pemeriksaan fisik.

Sumber : jurnal kedokteran UNS, 2012


Mengapa dokter harus menyatakan hasil
pemeriksaan kepada pasien? LINDA

Karena info dari dunia kesehatan merupakan


hak asasi pasien, berdasarkan info tersebut
pasien dapat mengambil keputusan trentang
suatu tindakan medis yang akan dilakukan
terhadap pasien.

Sumber : jurnal FK UNS, Rocy Joco Bus, 2014


Mengapa dokter menyampaikan
alternatif pengobatan? LINDA
 Karena tindakan pengobatan bergantung pada tingkat kelainan atau
adanya perubahan anatomis, fisiologis yang sementara maupun permanen.
Informasi yang realistis mengenai prosedur pengobatan akan mampu
mengurangi kecemasan atau ketakutan pasien, selain itu apabila terjadi
pemeriksaan atau tindakan diluar kapasitas seorang dokter dia harus
menyerahkan kepada dokter lain yang mempunyai kemampuan yang
diperlukan.

Sumber :
Prihanti, Gita Sekar. 2014. Empati dan Komunikasi
Williams, Prof.John R. 2016. Panduan Etika Medis
Mengapa dokter menanyakan kepada pasien
apakah pasien dapat mengonsumsi obat
tersebut? ARIF
 Tujuan utama lain dalam komunikasi medis adalah membuat keputusan
tentang pengobatan. Normalnya hubungan yang ideal antara dokter
dan pasien adalah partnerlistik dimana dokter akan mengarahkan
pengobatan dan membuat keputusan tentang pengobatan dimana
keputusan tentang pengobatan sudah disetujui terlebih dahulu oleh
pasien.

Sumber : jurnal kedokteran Universitas Syaih Kuala, 2015


Mengapa dokter tidak menarik jasa pemeriksaan
setelah mengeatahui bahwa pasien tersebut adalah
ibu mahasiswa FK UMM? INDAH
 Karena menurut kode etik kedokteran 2012 pasal 18 yang berbunyi
“seorang dokter wajib memperlakukan teman sejawatnya sebagaimana
ia ingin diperlakukan” dan diperkuat oleh pasal 18 butir ketiga yang
berbunyi “setiap dokter wajib menegakkan sewajarrnya budaya
menolong teman sejawatnya yang sakit, tertimpa musibah, bencana, dan
kesulitan. Dalam butir ini menjelaskan bahwa contoh penerapannya
dokter wajib membebaskan jasa medis bagi sejawatnya, istri atau suami,
anak yang masih menjadi tanggungan, serta orang tua sejawat yang
dirawat inap maupun rawat jalan.

Sumber : purwadianto, Agus,dkk. 2012. Kode Etik Kedokteran Indonesia


Mengapa dokter menerapkan prinsip etik
(Beneficence, Nonmaleficence, Justice, dan
autonomy) kepada pasien ? ERIN

 Karena kaidah dasar moral atau kaidah dasar bioetika


merupakan acuan tertinggi moralitas manusia atau acuan
generalisasi etik yang menuntun suatu tindakan kemanusiaan.
Kaidah ini dapat digunakan sebagai penuntun etika
profesional. Oleh karena itu, dokter harus menerapkan 4
prinsip etik tersebut.

Sumber : Manurung, Widya Pebryanti. 2017


Apakah perawat boleh mendampingi dokter
dan mengetahui hasil pemeriksaan pasien?
SALSA
Seluruh tenaga kesehatan wajib menjaga rahasia
pasien.
Apakah pasien boleh mendaftar melalui
telepon? RIAY

 Boleh, karena dapat meningkatkan mutu pelayanan


kesehatan karena pasien yang sedang sakit tidak perlu
datang dan mengantri. Cukup mendaftar via telepon.
PETA KONSEP
LEARNING OBJECT
1. Mampu mengetahui komunikasi dasar beserta bentuk komunikasi dasar
(pengertian dan bentuknya ya rek) ARIF + AMAL
2. Mampu mengetahui komunikasi efektif dokter-pasien beserta model komunikasi
efektif dokter-pasien (pengertian dan bentuknya ya rek) ERIN + GHIFAR
3. Mampu menerapkan prinsip etik kedokteran dan prinsip etik komunikasi (prinsip
etik kedokteran itu yang beneficence dkk. Dikasih pengertian beserta
contohnya ya rek) ARDINI + DEVIE + RIYA
4. Mampu menerapkan komunikasi efektif dalam praktek kolaborasi interprofesi
INDAH Pesan buat indah : tolong dirangkum aja ya
5. Mengetahui dan mampu menerapkan hak dan kewajiban seorang dokter dan
pasien berdasarkan kode etik Kedokteran Indonesia 2012. (first of all, kasih
penjelasan dulu apa itu KODEKI 2012. di hak dan kewajiban dokter tolong
sangkut pautkan dengan teman sejawat. Untuk hak dan kewajiban pasien itu
ya biasa aja sih) LINDA + DARA + SALSA
6. REK LO NYA DIGANTI YA DIHAPUS AJA KECUALI NO 4 CUMAN DIRANGKUM
7. TOLONG JANGAN BERTELE TELE YA :*

8. PESAN BUAT INDAH: ini yang baru kita ganti ndah, nanti dijelasin salsa, lopyu:*
Mampu menerapkan komunikasi
dasar
 Komunikasi adalah sebuah proses penyampaian pikiran-pikiran atau
informasi dari seseorang kepada orang lain melalui suatu cara tertentu
sehingga orang lain tersebut mengerti betul apa yang dimaksud oleh
penyampai pikiran-pikiran atau informasi. (Komaruddin, 1994;
Schermerhorn, Hunt & Osborn, 1994; Koontz & Weihrich, 1988 dalam Konsil
Kedokteran Indonesia, 2009)
 Setiap orang memerlukan komunikasi sebagai salah satu alat bantu dalam
kelancaran bekerja sama dengan orang lain dalam bidang apapun.
Komunikasi berbicara tentang cara menyampaikan dan menerima pikiran-
pikiran, informasi, perasaan, dan bahkan emosi seseorang, sampai pada
titik tercapainya pengertian yang sama antara penyampai pesan dan
penerima pesan. (Konsil Kedokteran Indonesia, 2009)
 Sumber : Prihanti, Gita Sekar. 2014. Empati dan Komunikasi. Malang: UMM
Press.
Mampu menerapkan komunikasi
dokter-pasien
 Komunikasi pasien-dokter merupakan hubungan antar-manusia
yang mempunyai sifat-sifat umum dan khusus. Sifat khusus tersebut
antara lain : dokter sebagai profesi penyembuh dan menjadi
kesediaan pasien untuk menyerahkan sebagian rahasia pribadinya
kepada dokter. (Soetjiningsih, 2008)
 Komunikasi pasien-dokter diperlukan untuk mendapatkan informasi
yang sebanyak-banyaknya mengenai kondisi pasien, agar dokter
dapat membuat diagnosis. Selain itu, komunikasi membantu pasien
bekerja sama dengan dokternya dalam proses penyembuhan.
(Soetjiningsih, 2008)
 Sumber : Prihanti, Gita Sekar. 2014. Empati dan Komunikasi. Malang:
UMM Press.
Mampu mengetahui model
komunikasi dokter pasien
 Menurut Prof. Dr. L. Jan Slikerveer (Leiden University) terdapat 4 model
komuniaksi dokter-pasien, yaitu: (Kristina TN, Purwanti AA, Utari A, Adespin
DA. 2014)
1. Activity – Passivity Relationship
Dokter bertindak sebagai orang tua yang aktif memerintah ini itu, pasien
sebagai anak kecil yang hanya menurut dan tidak dapat
mengungkapkan berbagai keluahan rasa sakit yang dia rasakan yang
menyebabkan dia berobat ke dokter.
2. Guidance – Cooperation Relationship
Dalam berkomunikasi dokter bertindak sebagai orang tua dengan anak
yang sudah beranjak dewasa sebagai pasiennya. Dokter tetap penentu
kebijakan tunggal, namun bersifat arahan bukan perintah.
Sumber : Prihanti, Gita Sekar, dr. 2014. Empati dan Komunikasi. Malang:
UMM Press.
Mampu mengetahui model
komunikasi dokter pasien
3. Mutual – Participation Relationship
Ibarat 2 orang yang bekerjasama. Saling melengkapi satu sama lain.
Dokter bukanlah satu-satunya pihak aktif, karena pasien juga aktif dalam
menyampaikan keluhan.
3. Provider – Consumer Relationship
Pasien diibaratkan sebagai konsumen, dimana “Konsumen adalah raja”
dan dokter adalah pelayan. Tugas dokter adalah memberikan pelayanan
terbaiknya untuk si konsumen.
Sumber : Prihanti, Gita Sekar, dr. 2014. Empati dan Komunikasi. Malang:
UMM Press.
Mampu menerapkan prinsip etik
komunikasi
 Etika berkomunikasi tercantum dalam The 5 Inevitable Laws of Effective
Communication (Prijosaksono, Aribowo, Ping Hartoni, 2002)
1. Respect
 Rasa hormat dan saling menghormati
2. Empati
 Kemampuan kita untuk mendengarkan dan mengerti pada situasi atau
kondisi yang di hadapi orang lain
3. Audible
 Makna dari audible antara lain : dapat didengarkan atau dimengerti
dengan baik yang artinya pesan yang kita sampaikan dapat diterima oleh
penerima pesan
Sumber : Prihanti, Gita Sekar, dr. 2014. Empati dan Komunikasi. Malang: UMM
Press
Mampu menerapkan prinsip etik
komunikasi
4. Clarity
 Pesan harus jelas,terbuka, dan transparan agar tidak menimbulkan
interpretasi yang berlainan
5. Humble
 Rendah hati, sikap penuh melayani, sikap menghargai, mau mendengar
dan menerima kritik dan tidak sombong
Sumber : Prihanti, Gita Sekar, dr. 2014. Empati dan Komunikasi. Malang: UMM
Press
Mampu mengetahui bentuk-bentuk
komunikasi
Berdasarkan Proses : Langsung dan tidak langsung
Berdasarkan Besar Sasaran : Massa, kelompok, individu
Berdasarkan arah pesan : Satu arah, timbal balik.
Sumber : Endra, Febri, dr. 2014. Konsep Komunikasi Kedokteran Keluarga. FK UMM
Mampu menerapkan komunikasi efektif
dalam praktek kolaborasi interprofesi
 Seorang dokter juga memerlukan bantuan orang lain dalam
mengobati/mengelola penyembuhan pasien. Oleh karena itu,
perilaku berwibawa, tutur kata sopan, perilaku santun,
menghormati hak-hak pasien sejawat maupun tenaga kesehatan
lainnya sangat diperhatikan. Salah satu hak dokter adalah
meminta rujukan kepada dokter lain yang lebih ahli setelah
mendapatkan persetujuan dari pasien. Meskipun demikian, bila
pasien dalam keadaan gawat darurat, tidak sadar dan tidak ada
keluarga terdekat yang dapat dihubungi, maka persetujuan
tersebut tidak diperlukan. (Purwanti A, Utari A. 2014)
Mampu menerapkan kode etik kedokteran
Indonesia pasal 18 : menjunjung tinggi
kesejawatan
Kodeki adalah Kode Etik Kedokteran Indonesia yang merupakan pedoman bagi dokter Indonesia dalam melaksanakan praktek kedokteran.
KEWAJIBAN DOKTER TERHADAP TEMAN SEJAWAT
dengan persetujuan atau berdasarkan prosedur yang etis.Sesama dokter sebagai
sejawat sebenarnya ingin saling diperlakukan sama oleh teman sejawatnya (golden
rule). Konteks kesejawatan dalam hal ini adalah kesetaraan hubungan antar
sejawat, tidak ada salah satu yang diduga berperilaku menyimpang. Makna
berikutnya ialah agar setiap dokter menahan diri untuk tidak membuat sulit,
bingung, kecewa/marah sejawatnya sehingga terwujud organisasi profesi yang
tangguh dengan tradisi luhur pengabdi profesi sebagai model panutannya.

Sumber : Kodeki 2012


Mampu mengetahui perbedaan beneficence,
nomaleficence, justice, dan autonomy
Beauchamp dan Childress (2001) menguraikan empat kaidah dasar (basic moral principle) dan
beberapa rules dibawahnya. Keempat kaidah dasar tersebut adalah: (Afandi, 2017; Suryadi, 2009;
Bhanji, 2013)
 Prinsip non maleficence, yaitu prinsip moral yang melarang tindakan yang memperburuk keadaan
pasien. Prinsip ini dikenal sebagai “primum non nocere” atau “above all do no harm”,
Contoh : tidak mementingkan bayaran
 Prinsip autonomi, yaitu prinsip moral yang menghormati hak-hak pasien, terutama hak autonomi
pasien (the rights to self determination),
Contoh : pasien mau dirawat atau tidak itu merupakan contoh prinsip autonomi
 Prinsip justice, yaitu prinsip moral yang mementingkan fairness dan keadilan dalam
mendistribusikan sumberdaya (distributive justice).
Contoh :
 Prinsip beneficience, yaitu prinsip moral yang mengutamakan tindakan yang ditujukan ke
kebaikan pasien;
Contoh : meskipun dokter merasa lelah tetapi tetap harus melayani pasien dengan sebaik-baiknya.

Sumber : https://forensicmedindonesia.wordpress.com/2018/04/23/bioetik-kedokteran/
Mengetahui dan mampu menerapkan hak
dan kewajiban seorang dokter dan pasien
berdasarkan kode etik Kedokteran
Indonesia 2012

APA ITU KODE ETIK DLL


 Kewajiban Pasien :
a. Memberikan informasi yang lengkap dan jujur tentang masalah
kesehatannya;
b. Mematuhi nasihat dan petunjuk dokter atau dokter gigi;
c. Mematuhi ketentuan yang berlaku di sarana pelayanan kesehatan; dan
d. Memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang diterima
Sumber : Kode Etik Kedokteran Indonesia 2012
Mengetahui dan mampu menerapkan hak
dan kewajiban seorang dokter dan pasien
berdasarkan kode etik Kedokteran
Indonesia 2012
 Hak Pasien :
a. Mendapatkan penjelasan secara lengkap tentang tindakan medis
sebagaimana dimaksud dalam pasal 45 ayat (3)
b. Meminta pendapat dokter atau dokter gigi lain (second opinion)
c. Mendapatkan pelayanan sesuai dengan kebutuhan medis;
d. Menolak tindakan medis; dan
e. Mendapatkan isi rekam medis (menurut pemahaman yang dirumuskan
Konsil Kedokteran Indonesia diartikan sebagai dapat mengutarakan
maksud dan tujuannya dengan jelas kepada dokter, bukan dalam arti
membuat fotokopi rekam medis).
Sumber : Kode Etik Kedokteran Indonesia 2012
Mengetahui dan mampu menerapkan hak
dan kewajiban seorang dokter dan pasien
berdasarkan kode etik Kedokteran
Indonesia 2012
 Kewajiban Dokter/Dokter Gigi
a. Memberikan pelayanan medis sesuai dengan standar profesi dan standar
prosedur operasional serta kebutuhan medis pasien;
b. Merujuk pasien ke dokter atau dokter gigi lain yang mempunyai keahlian
atau kemampuan yang lebih baik, apabila tidak mampu melakukan suatu
pemeriksaan atau pengobatan;
c. Merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang pasien, bahkan
juga setelah pasien meninggal dunia;
d. Melakukan pertolongan darurat atas dasar perikemanusiaan, kecuali bila
ia yakin ada orang lain yang bertugas mampu melakukannya;
e. Menambah ilmu pengetahuan dan mengikuti perkembangan ilmu
kedokteran atau kedokteran gigi.
Sumber : Kode Etik Kedokteran Indonesia 2012
Mengetahui dan mampu menerapkan hak
dan kewajiban seorang dokter dan pasien
berdasarkan kode etik Kedokteran
Indonesia 2012
 Hak Dokter/Dokter Gigi
a. Memperoleh perlindungan hokum sepanjang melaksanakan tugas sesuai
dengan standar profesi dan standar prosedur operasional;
b. Memberikan pelayanan medis menurut standar profesi dan standar
prosedur operasional;
c. Memperoleh informasi yang lengkap dan jujur dari pasien atau
keluarganya; dan
d. Menerima imbalan jasa.
Sumber : Kode Etik Kedokteran Indonesia 2012
KESIMPULAN
Dikarenakan ibu mahasiswa FK UMM terkena gangguan
medis beliau mendatangi praktik dokter. Dokter tersebut
tidak menarik jasa pemeriksaan karena menerapkan
KODEKI pasal 18 tentang kesejawatan. Ibu tersebut
mendapatkan rekam medis dan dokter melakukan
anamnesis yang dilanjutkan dengan pemeriksaan fisik
kepada Ibu tersebut. Anamnesis tersebut meliputi
fundamental four dan sacred seven. Ibu tersebut juga
diberitahu mengenai hasil pemeriksaan dan alternatif
pengobatan oleh dokter. Dokter harus mengetahui hak
dan kewajiban dokter, teman sejawat, dan pasien. Dokter
juga menerapkan prinsip etik dan komunikasi efektif
kepada ibu tersebut.
 PERAWAT BOLEH MASUK APA GAK
 DOKTER LAKI KE PASIEN PEREMPUAN HARUS ADA PERAWATNYA JADI SAKSI
SAAT DIPERIKSA
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai