Anda di halaman 1dari 12

“Pengadaan Sediaan

Farmasi di Klinik
Pratama”
Agustina Frastica (SF16005) Muhammad Fikri (SF16065)
Hilma Meylandi (SF16041) Nurul Kamaliah (SF16086)
Khairunnisa (SF18048) Putri Asha Meidina (SF16089)
Mardiyah (SF16056) Siti Amalia (SF16116)
Maulida Juliyana (SF16059)
PENDAHULUAN
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 58 tahun 2014, pengadaan merupakan
kegiatan yang dimaksud untuk merealisasikan perencanaan kebutuhan.Pengadaan yang
efektif harus menjamin ketersediaan, jumlah dan waktu yangtepat dengan harga yang
terjangkau dan sesuai standar mutu. Pengadaan dilakukan untuk menjamin kualitas
pelayanan kefarmasian, maka pengadaan sediaan farmasiharus melalui jalur resmi .
Pelaksanaan pengadaan harus tersedia dalam jumlah yang cukup pada waktu yang
tepat dan harus diganti dengan cara teratur berdasarkan ketentuan yang berlaku. Awal dari
proses pengadaan adalah menentukan kebutuhan. Penentuan kebutuhan merupakan dasar
atau landasan bagi kegiatan pengadaan. Dalam menentukan kebutuhan perlu diperhatikan
bahwa barang yang dibutuhkan itumemerlukan waktu agar proses pengadaan tersebut dapat
dilaksanakan. Penentuan kebutuhan sangat penting karena merupakan landasan kerja bagi
pelaksanaan pengadaan.
PEMBAHASAN
 Pengadaan
Menurut keputusan Menteri Kesehatan, pengadaan sediaan farmasi harus melalui jalur resmi sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan untuk menjamin kualitas pelayanan kefarmasian. Pengadaan
sediaan farmasi merupakan suatu proses yang dimaksud untuk mencapai tujuan secara efektif dan
efisien. Proses manajemen sediaan farmasi dapat terbentuk dengan baik apabila didukung dengan
kemampuan sumber daya yang tersedia dalam suatu sistem.
Tujuan utama pengadaan adalah tersedianya sediaan farmasi yang berkualitas baik, tersebar secara
merata, jenis dan jumlah sesuai dengan kebutuhan pelayanan kesehatan. Pengadaan merupakan suatu
proses kegiatan yang bertujuan agar tersedianyasediaan farmasi dengan jumlah dan jenis yang cukup
sesuai dengan kebutuhan pelayanan.
Kriteria yang harus dipenuhi dalam pengadaan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan adalah
sebagai berikut :
1. Hanya membeli sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan yang telahmemiliki izin edar atau nomor
registrasi.
2. Mutu sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan dapat dipertanggung jawabkan.
3. Pengadaan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan dari jalur resmi, yaitu pedagang besar farmasi,
industri farmasi, apotek dan lain-lain.
4. Dilengkapi dengan persyaratan administrasi seperti faktur dan lain-lain
Keefektifan proses pengadaan dapat menjamin ketersediaan sediaan farmasi
yang baik, jumlah yang cukup, harga yang sesuai dan dengan standar kualitas yang
diakui. Pengadaan yang efektif dan efisien diharapkan dapat menjamin tersedianya
rencana kebutuhan sesuai dengan jenis dan jumlah sediaan farmasi, tersedianya
anggaran pengadaan yang dibutuhkan sesuai dengan waktunya, terlaksananya
pengadaan yang efektif dan efisien, terjaminnya penyimpanan sediaan farmasi
dengan mutu yang baik, terjaminnya pendistribusian sediaan farmasi yang efektif
dengan waktu tunggu (lead time) yang pendek, terpenuhinya kebutuhan sediaanf
armasi yang mendukung pelayanan kesehatan, tersedianya sumber daya manusia
dengan jumlah dan kualifikasi yang tepat, penggunaan obat menjadi rasional sesuai
dengan pedoman yang telah disepakati, serta tersedianya informasi pengelolaan dan
penggunaan obat yang benar. Prosedur pembelian barang dilaksanakan dengan
tahapan sebagai berikut.
 Persiapan
Melakukan pengumpulan data sediaan farmasi yang akan dipesan sebagai hasil dari
pencatatan dan perhitungan dalam perencanaan.
 Pemesanan
Pemesanan dilakukan ke supplier yang telah menjadi rekanan baik melalui tender
ataupun tidak. Pada fasilitas pelayanan kesehatan besar, seperti rumah sakit, supplier
umumnya dipilih dengan menggunakan sistem tender karena pemesanan sediaan farmasi
dalam jumlah yang sangat besar.
Apotek dan poli lain mengajukan surat permohonan pengadaan obat atau alat
kesehatan yang diperlukan kepada direktur klinik kemudian direktur klinik
mendisposisikan ke gudang farmasi, jika obat atau alat kesehatan tersedia maka kemudian
gudang mendistribusikan obat ke apotek atau poli lain, tetapi jika tidak tersedia maka akan
dilakukan evaluasi kemudian gudang farmasi melakukan permohonan pengadaan obat atau
alat kesehatan ke direktur klinik.
 Kesimpulan
Pengadaan sediaan farmasi perlu memperhatikan pola penyakit, pola konsumsi,
budaya dan kemampuan masyarakat. Pengadaan tidak dapat dipisahkan dari proses
perencanaan yang terdiri dari tahap pemilihan, kompilasi pemakaian, perhitungan
kebutuhan, proyeksi kebutuhan dan tahap penyesuaian rencana. Pengadaan yang efektif,
efisien dan sesuai peraturanyang berlaku ditujukan untuk menjamin ketersediaan sediaan
farmasi dan pelayanan kesehatan yang berkualitas. Alur pemesanan sediaan farmasi,
terutama obat berbeda-beda.
DOKOMENTASI
 Contoh Surat Pesanan
 Contoh Surat Pesanan Yang Mengandung Prekursor
 Contoh Faktur Pembelian Obat
 Contoh LPLPO dan RKO
 Apotek di Klinik Pratama dan Gudang

Anda mungkin juga menyukai