Anda di halaman 1dari 64

LAPORAN KASUS

UGA (Urethritis Gonorrhea Akut)


Preseptor : Agus Walujo, dr. Sp.KK, M.Kes, MMRS

Kelompok LI-A, LI-B, LII


Presentan :
Chavez Muhamad A (4151161004)
Eggy Mulyana (4151161404)
Anissa Aziz (4151161009)

Partisipan :
Linda Rahmawati (4151161406)
Ghanifan Ramadhan (4151161405)
Rizka Putri (4151161402)
Keterangan Umum

• Nama : Tn. H
• Suku bangsa : Sunda
• Usia : 27 tahun
• Jenis kelamin : Laki-laki
• Alamat : Jalan Bahagia Blok A No. 1 Kota
Cimahi
• Pendidikan Os : SMA
• Pekerjaan Os : Supir Truk antar kota
• Pendidikan istri : SMA
• Pekerjaan istri : Ibu rumah tangga
• Agama : Islam
• Status marital : Menikah dengan 1 anak
• Jaminan kesehatan: BPJS
Keluhan Utama

Kencing bernanah yang terasa nyeri.


Penjabaran Keluhan Utama

Sejak ± 1 hari yang lalu kencing bernanah


bertambah banyak, berubah warna menjadi putih
kekuningan, dan bertambah nyeri pada saat BAK.
Keluhan kencing tidak disertai darah. Keluhan
serupa sudah dialami oleh Os berulang. Karena keluhan
tersebut Os datang ke Poliklinik Penyakit Kulit dan
Kelamin RS Dustira Cimahi.
Perjalanan Penyakit

Keluhan pertama kali timbul ± 3 hari yang lalu


berupa kencing bernanah berwarna putih yang terasa
sedikit nyeri. ± 5 hari yang lalu Os mengaku
berhubungan seksual dengan seorang PSK.
Sejak ± 1 tahun yang lalu Os bekerja sebagai supir
truk antar kota sehingga jarang pulang dan hanya
bertemu dengan istrinya 1 bulan sekali. Sejak ± 7 bulan
yang lalu Os sering berhubungan seks dengan berganti-
ganti pasangan.
Perjalanan Penyakit (2)
Sekitar ± 6 bulan yang lalu Os mengaku
berhubungan seks dengan PSK yang berbeda, ± 5 bulan
yang lalu Os mengeluh kencing berlendir yang terasa
panas karena keluhan tersebut Os berobat ke dokter
umum di puskesmas dan diberikan obat berbentuk
warna putih dan diminum 2x sehari selama 7 hari dan
keluhan dirasakan sembuh.
± 3 bulan yang lalu Os berhubungan seks dengan
PSK yang berbeda, 2 minggu setelahnya Os
mengeluhkan adanya keluhan kencing berlendir yang
terasa panas karena keluhan tersebut Os membeli obat
yang sama ke apotik yaitu obat berbentuk warna putih
dan diminum 2x sehari selama 2 hari namun keluhan
tidak membaik.
Keluhan lain yang berhubungan dengan
komplikasi/infeksi campuran

Os menyangkal mempunyai keluhan nyeri di


bagian perut bawah dan sekitar anus.
Sejak ± 3 hari yang lalu Os merasakan adanya
benjolan di kedua lipat paha yang terasa nyeri bila
ditekan.
Os menyangkal adanya borok-borok pada
kelamin, buah zakar membesar, bercak-bercak
kemerahan pada bagian tubuh lain yang tidak terasa
gatal.
Riwayat seksual
Os pertama kali berhubungan seksual pada usia 20
tahun dengan pacarnya. Sekitar ± 2 minggu yang lalu Os
berhubungan terakhir dengan istrinya dan saat ini istri Os
mengeluh adanya keputihan yang berbau, berubah warna dan
terasa gatal.
Os terakhir kali berhubungan dengan PSK ± 5 hari
yang lalu. Sejak ± 6 bulan yang lalu Os sering berhubungan
seksual berganti-ganti pasangan dengan PSK yang berbeda
secara genito-genital dan tidak menggunakan kondom saat
berhubungan karena Os merasa tidak nyaman.
Os mengaku tidak mengetahui riwayat pasangan
seksualnya mempunyai luka lecet/borok/bintil/benjolan
daerah kelamin, keputihan yang banyak serta ruam kulit yang
tidak gatal pada anggota tubuh lain.
Risiko HIV

Os menyangkal Os dan istri mempunyai riwayat


meminum alkohol ataupun menggunakan narkotik
suntik. Namun Os tidak mengetahui riwayat meminum
alkohol ataupun menggunakan nakortik suntik pada
pasangan seksual selain istrinya.
Os menyangkal berhubungan dengan cara
anogenital dengan sesama jenis, karena Os tidak
menyukai sesama jenis.
Riwayat Pengobatan

Saat keluhan kencing berlendir pertama kali, Os


berobat ke dokter umum di puskesmas dan diberikan
obat berbentuk tablet warna putih dan diminum 2x
sehari selama 7 hari dan keluhan dirasakan sembuh.
Keluhan kencing berlendir timbul kembali ± 3
bulan yang lalu, Os membeli obat dari apotik berbentuk
tablet warna putih dan diminum 2x sehari selama 2 hari
dan keluhan dirasakan membaik namun tidak sembuh
karena Os tidak berobat ke dokter.
Pasien tidak memiliki riwayat alergi obat-obatan.
Bercak-bercak kemerahan pada kulit setelah minum
obat disangkal.
Anamnesis Tambahan

Riwayat batuk lama > 2 minggu, penurunan


berat badan, keringat dingin di malam hari, dan
demam tanpa penyebab yang jelas disangkal.
Riwayat menderita sakit kuning, transfusi dan
cabut gigi, dalam 3 bulan terakhir disangkal.
Riwayat keguguran pada istri disangkal.
Pemeriksaan Fisik

• Status generalis :
KU: Tidak tampak sakit
T=120/80 mmHg/ R=20 x/menit/ N=80 x/menit/
S=36,70C

• Status gizi :
Berat badan : 60 kg BMI : 22,03
Normoweight
Tinggi badan : 165 cm
Status Generalis

• Kepala : Simetris
Mata : Konjungtiva : anemis -/-
Sklera : ikterik -/-
Mulut : Gigi geligi : caries (-)
THT : Tonsil : T1 / T1 tenang
Faring : tidak hiperemis
• Leher : KGB : Inspeksi : tidak terlihat membesar
Palpasi : tidak teraba
• Dada : Bentuk dan gerak simetris
Jantung : Bunyi jantung I dan II murni reguler
Batas Jantung: normal
Paru : VBS kanan=kiri, ronkhi-/-, wheezing-/-
• Perut : Datar lembut, BU (+) normal, NT (-)
Hati dan Limpa : tidak teraba
Status Generalis (lanjutan)
• Ekstremitas :
• Inspeksi : KGB aksila dextra et sinistra : tidak terlihat
membesar
KGB inguinal medial dextra et sinistra : tidak terlihat
membesar
• Palpasi : KGB aksila dextra et sinistra : tidak teraba
KGB inguinal medial dextra et sinistra : teraba 1 buah
sebesar biji
asem,
konsistensi
kenyal, mobile,
NT (+)
Status Venerologikus

• Pemeriksaan pubis dan inguinal :


Inspeksi : rambut t.a.k, kutu (-), ruam kulit (-),
bintil/benjolan (-)
KGB inguinal : tidak terlihat membesar
Palpasi :
KGB inguinal : KGB inguinal medial kanan dan
kiri teraba 1 buah berukuran sebesar
biji asem, kenyal, mobile, NT (+).
Status Venerologikus (lanjutan)
• Pemeriksaan genital eksterna :
- Inspeksi : Batang : ruam (-), ulkus (-), bintil (-) pada batang penis
Glands Penis : OUE : eritema (+), edema (+), ektropion
(+), duh tubuh (+) banyak, kental,
warna mukopurulen, stenosis (-)
Skrotum : eritema (-), bengkak (-), lesi (-), ulkus (-), kista
(-), varikokel (-)
Testis : simetris kiri dan kanan
Pernianal : hemorrhoid (-), papula (-), vesikula (-), ulkus (-)
- Palpasi : Batang penis : tidak ada kelainan
Testis : tidak teraba membesar, kenyal, massa padat (-)
Epididimis : tidak ada celah antar testis dan epididimis,
kenyal, NT(-)
Funikulus spermatikus : vas deferens teraba di belakang
skrotum
Gambar 1
Pemeriksaan Laboratorium

• Sediaan langsung dengan pengecatan Gram dari duh


tubuh uretra pada pembesaran 1000x dengan minyak
emersi didapatkan :
1. Epitel (+)
2. Leukosit PMN (+) banyak
3. Diplokokus Gram negatif (+) bentuk biji kopi pada
intra dan ekstrasel
• Pemeriksaan Urine:
Leukosit >15 / lpb
Sediaan langsung dengan pewarnaan Gram dari
duh tubuh uretra pada mikroskop pembesaran 1000x
dengan minyak emersi didapatkan:
Perbesaran 1000x
Epitel
Leukosit PMN

Diplokokus Gram negatif (+)


Berbentuk biji kopi intrasel
Diplokokus Gram negatif (+)
Berbentuk biji kopi ekstrasel
Resume
Seorang laki-laki berumur 27 tahun, sudah menikah
dan mempunyai 1 orang anak, pendidikan terakhir SMA,
pekerjaan supir truk antar kota, datang dengan keluhan
utama duh tubuh uretra bertambah banyak, berubah warna
menjadi mukopurulen dan bertambah nyeri pada saat BAK
sejak 1 hari yang lalu. Kencing bernanah yang terasa nyeri
dirasakan Os sejak ± 3 hari yang lalu. Keluhan duh tubuh
uretra mukous telah berulang kali dirasakan Os sehingga Os
mengobati sendiri dengan membeli obat berupa doksisiklin
yang diminum 2 kali sehari selama 2 hari namun keluhan
tidak membaik.
Sejak ± 6 bulan yang lalu Os sering berhubungan
seks dengan berganti-ganti pasangan karena Os jarang
bertemu dengan istrinya. Os terakhir kali berhubungan
seksual dengan istrinya 2 minggu yang lalu dan saat ini
istrinya mengeluh adanya keputihan yang banyak.
Resume (lanjutan)
Os melakukan hubungan seksual terakhir dengan
seorang PSK ± 5 hari yang lalu dan mengaku tidak
mengetahui riwayat pasangan seksualnya mempunyai luka
lecet/borok/bintil/benjolan pada daerah kelamin dan
sekitarnya ataupun keluhan duh tubuh karena Os tidak kenal
dekat. Os melakukan hubungan seksual secara genito-
genital. Setiap kali melakukan hubungan seksual Os jarang
menggunakan kondom.
Os pertama kali berobat saat keluhan kencing
berlendir pertama kali ± 7 bulan yang lalu ke dokter umum
di puskesmas dan diberikan obat doksisiklin diminum 2x
sehari selama 7 hari dan keluhan sembuh. Karena keluhan
sering berulang pasien membeli sendiri obat yang sama ke
apotek namun keluhan dirasakan tidak membaik.
Resume (lanjutan)

Sejak ± 3 hari yang lalu Os merasakan adanya


benjolan di kedua lipat paha yang terasa nyeri jika di
tekan.
Pasien tidak memiliki faktor risiko terkena
HIV.
Pasien tidak memiliki riwayat alergi obat-
obatan. Bercak-bercak kemerahan pada kulit setelah
minum obat disangkal.
Pemeriksaan Fisik

• Status generalis : dalam batas normal


• Status gizi : normoweight
• Ekstremitas :
Inspeksi : dalam batas normal
Palpasi :
KGB inguinal medial dextra et sinistra : teraba 1 buah, dengan
ukuran sebesar biji asem, konsistensi kenyal, mobile,
NT (+)
Status Venerologikus
• Pemeriksaan pubis dan inguinal :
Inspeksi : rambut t.a.k, kutu (-), ruam kulit (-),
bintil/benjolan (-)
KGB inguinal : tidak terlihat membesar
Palpasi : KGB inguinal : KGB inguinal medial kanan
dan kiri teraba 1 buah
berukuran sebesar biji asem,
kenyal, mobile, NT (+).
Status Venerologikus (lanjutan)
• Pemeriksaan genital eksterna :
- Inspeksi : Batang : ruam (-), ulkus (-), bintil (-) pada batang penis
Glands Penis : OUE : eritema (+), edema (+), ektropion
(+), duh tubuh (+) banyak, kental,
warna mukopurulen, stenosis (-)
Skrotum : eritema (-), bengkak (-), lesi (-), ulkus (-), kista
(-), varikokel (-)
Testis : simetris kiri dan kanan
Pernianal : hemorrhoid (-), papula (-), vesikula (-), ulkus (-)
- Palpasi : Batang penis : tidak ada kelainan
Testis : tidak teraba membesar, kenyal, massa padat (-)
Epididimis : tidak ada celah antar testis dan epididimis,
kenyal, NT(-)
Funikulus spermatikus : vas deferens teraba di belakang
skrotum
Diagnosis Banding
1. UGA dan NGU
2. UGA
Diagnosis Kerja
UGA dan NGU
Usul Pemeriksaan Laboratorium

1. Kultur bakteri untuk UGA


• Media Transport : Media Stuart
• Media Transgrow : Media Thayer Martin
2. Tes Asam Asetat untuk lesi yang subklinis
Penatalaksanaan
•Umum:
-Abstinance, tidak berhubungan seksual
sementara dengan istrinya
-Be faithfull, setia pada satu pasangan yang
sah
-Condom, menggunakan kondom saat
berhubungan dengan istri bila masih ada
keluhan
-No Drug, tidak menggunakan obat narkotik
dan psikotropika
• Khusus (Os):
• Cefixim 400 mg, dosis tunggal per oral
• Doksisiklin 100 mg, 2x1 selama 7 hari, per oral
R/ Cefixime 200 mg No. II
∫ 1 dd tab II pc (dosis tunggal)
R/ Doksisiklin 100 mg No. XIV₰
∫ 2 dd tab I pc

• Khusus (Istri os):
• Cefixim 400 mg, dosis tunggal per oral
• Doksisiklin 100 mg, 2x1 selama 7 hari, per oral
R/ Cefixime tab 200 mg no II
∫ 1 dd tab II pc (dosis tunggal)
R/ Doksisiklin tab 100 mg no XIV ₰
∫ 2 dd tab I pc

Prognosis

•Quo ad vitam : ad bonam


•Quo ad fuctionam : ad bonam
•Quo ad sanationam : dubia
PEMBAHASAN
Keterangan Umum

“Os laki-laki umur 28 tahun, sudah menikah dengan


anak satu, pekerjaan supir truk antar kota, datang dengan
keluhan kencing bernanah yang terasa nyeri”
Kencing bernanah yang terasa nyeri dapat berupa IMS
maupun non IMS. IMS dapat berupa UGA dan NGU. Menurut
Fitzpatrick, UGA paling banyak menyerang usia 15-29 tahun.
Umur pasien 28 tahun juga merupakan usia seksual aktif karena
kebutuhan seksualnya masih tinggi. Prevalensi laki-laki dan wanita
jumlahnya hampir sama, tetapi pada wanita umumnya asimtomatik
sehingga pria lebih sering melakukan pengobatan. Pekerjaan yang
merupakan faktor predisposisi eksogen dari IMS adalah pelaut,
supir antar kota, pilot, dan tentara.
Keluhan Utama

“Kencing bernanah yang terasa nyeri.”


Menurut Daili S.F Infeksi Menular Seksual UI tahun
2017, keluhan kencing bernanah dapat didiagnosis banding
dengan UGA dan NGU. UGA memiliki masa inkubasi 1-7 hari
dengan gejala klinis kencing bernanah dan terasa nyeri,
sedangkan NGU memiliki masa inkubasi 1-5 minggu dengan
gejala klinis kencing berlendir yang terasa panas.
Penjabaran Keluhan Utama
“Sejak ± 1 hari yang lalu kencing bernanah bertambah
banyak berubah warna menjadi putih kekuningan dan bertambah
nyeri. Keluhan kencing tidak disertai darah.”
Menurut King & Holmes Sexuallity Transmitted Disease tahun
2016, keluhan pertama kali pada UGA duh tubuh ureta dapat berupa
serous/mukous/ diantara keduanya yang terasa nyeri. Keadaan ini mirip
dengan gejala klinis pada NGU sehingga menurut WHO setiap UGA di
diagnosis sbanding dengan NGU. Pada pasien ini telah terjadi perubahan
sekret berupa purulen. Perubahan sekret pada UGA terjadi dari
seromukous, mukopurulen, purulen dalam waktu yang akut. Keluhan
subyektif dari UGA terdiri dari disuria, polakisuria, stranguria, poliuria
dan nyeri pada waktu ereksi. Dengan stadium lanjut penyakit ini, keluhan
menjadi sekret seromukous hingga mukopurulen, hal tersebut
menunjukkan panuretritis.
Keluhan hematuri disangkal oleh pasien karena UGA terjadi
invasi Neisseria gonnorheae ke genitalia bukan traktus urinarius sehingga
menyebabkan keluhan duh tubuh uretra yang mukopurulen. Jika
seseorang ditemukan hematuri dicurigai terdapat ISK atas atau bawah.
Perjalanan Penyakit
“Keluhan pertama kali timbul ± 3 hari yang lalu berupa kencing
bernanah yang terasa sedikit nyeri. ± 5 hari yang lalu Os mengaku
berhubungan seksual dengan seorang PSK”
Menurut King & Holmes STD 2016 Pada waktu pertama kali setelah
berhubungan seksual, biasanya nanah bersifat encer dan dirasakan panas atau
nyeri yang minimal. Keluhan tersebut sama halnya dengan seperti gejala
klinis NGU. Hal ini disebabkan karena peradangan yang belum hebat hanya
menyerang uretra pars anterior. Kebiasaan berhubungan seksual berganti-
ganti pasangan meningkatkan risiko tertular IMS terutama UGA, pada Os
memiliki kebiasaan yaitu partner seksual yang berganti-ganti (coitus-
promiskus). PSK merupakan penjaja seks komersial (laki-laki atau
perempuan) yang melayani aktivitas seksual dengan tujuan untuk
mendapatkan imbalan dari yang telah memakai jasa mereka tersebut.
Pekerjaan PSK merupakan fakor predisposisi eksogen, hubungan seksual
yang dilakukan merupakan etiologi langsung.
Pada pasien, coitus-suspectus 2 hari sebelum timbulnya gejala. Masa
inkubasi UGA 1-7 hari setelah melakukan hubungan seksual yang berisiko.
Perjalanan Penyakit
“Os mengaku memiliki riwayat hubungan seksual yang
berganti-ganti pasangan. Diketahui ± 7 bulan yang lalu os melakukan
hubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan. Sekitar ± 6 bulan
yang lalu Os mengaku berhubungan seks dengan PSK yang berbeda, ±
5 bulan yang lalu Os mengeluh kencing berlendir yang terasa panas,
setelah berobat ke dokter dirasakan sembuh. Keluhan kencing
berlendir tersebut dirasakan berulang oleh Os saat ± 3 bulan yang
lalu, sehingga Os mengobatinya sendiri dan dirasakan membaik tetapi
tidak sembuh.”
Perilaku seksual merupakan salah satu faktor predisposisi eksogen
diantaranya yaitu promiskus. Promiskus meningkatkan insidensi IMS
karena faktor individu yang bervariasi dan terjadinya transmisi flora
normal dan patogen. Dari anamnesa didapatkan bahwa pasien sudah
berulang kali menderita NGU yang ditandai dengan kencing serous hingga
mukous dan kencing yang terasa panas dengan masa inkubasi 1-5 minggu.
Menurut King & Holmes STD 2016, penyebab NGU yaitu
Chlamydia trachomatis (30-50%), Ureaplasma urealyticum (10-40%),
Trichomonas vaginalis (20-30%).
Keluhan Lain yang Berkaitan dengan
Komplikasi atau infeksi campuran

“Os menyangkal mempunyai keluhan nyeri di bagian perut


bawah dan sekitar anus.”

Pada seorang laki-laki yang promiskus perlu ditanyakan


mengenai cara atau hubungan seks ano-genital yang dapat
menyebabkan komplikasi proktitis. Proktitis merupakan
inflamasi pada dinding rektum dan anus.
Keluhan Lain yang Berkaitan dengan
Komplikasi atau infeksi campuran

“Sejak ± 3 hari yang lalu Os merasakan adanya benjolan


di kedua lipat paha yang terasa nyeri bila ditekan.”

Keluhan benjolan di kedua lipat paha menunjukkan adanya


penyebaran infeksi secara limfogen. Pada infeksi genital yang
penyebarannya secara limfogen akan didapatkan pembesaran KGB
inguinal medialis seperti pada UGA. Penyebaran infeksi dapat
terjadi secara limfogen dan hematogen. Bakteri yang penyebarannya
secara hematogen diantaranya adalah Staphilococcus aureus,
Salmonella, Pseudomonas, dan Proteus sp., sedangkan yang
penyebarannya secara limfogen diantaranya dalah Neisseria
gonorrhoeae, Mycobacterium tuberculosa, dan Streptococcus
hemolyticus.
Keluhan Lain yang Berkaitan dengan
Komplikasi atau infeksi campuran
“Os menyangkal adanya borok-borok pada
kelamin, buah zakar membesar, ruam pada kulit di tubuh
lain yang tidak terasa gatal.”

Keluhan borok pada promiskus dapat menunjukkan infeksi


campuran, selain duh tubuh uretra dapat juga ditemukan ulkus
genital pada laki-laki di glans penis atau sekitar sulkus koronarius
sedangkan pada perempuan didapatkan di vulva, serviks, atau
perineum. Pada kasus ini Os menyangkal adanya keluhan tersebut.
Keluhan buah zakar membesar disangkal menunjukkan tidak adanya
komplikasi orkitis. Keluhan bintik bintik merah pada tubuh lain yang
tidak terasa gatal dan tanpa didahului ulkus durum menunjukkan
tidak adanya sifilis sekunder laten.
Pada pria UGA dapat terjadi komplikasi berupa:
─ Komplikasi lokal: Parauretritis, Littritis, Tysonitis, Cowperitis,
Prostatitis , Epididimitis, Vas diferentitis, Orchitis
─ Komplikasi diseminata: arthritis, endokarditis, miokarditis,
meningitis
Riwayat seksual

“Pasien berhubungan dengan berganti – ganti


pasangan hanya secara genito-genital”
Menurut King & Holmes STD 2016 efisiensi penularan
Neiseria gonorrhoeae bergantung pada anatomi tempat yang
terinfeksi & jumlah paparan. Neiseria gonorrhoeae senang
menghinggapi epitel kuboid yang imatur, seperti pada laki-laki di
uretra, pada perempuan di serviks, dan pada bayi di konjungtiva
palpebra dan konjungtiva bulbi. Risiko seorang pria menderita
urethritis dengan satu kali hubungan seksual genito-genital
dengan wanita terinfeksi sekitar 20%. Peningkatan persentase
60-80% apabila jumlah hubungan seksual sebanyak 4 kali.
Risiko transmisi penyakit ini dengan cara oro atau ano-
genital adalah jarang tapi memungkinkan. Pada pasien ini,
penyakit didapat secara genito-genital dari wanita yang
terinfeksi.
Riwayat seksual

“Pasien jarang menggunakan kondom”

Berdasarkan King & Holmes STD 2016 kondom sebagai


alat kontrasepsi dan proteksi terhadap bakteri, jamur, dan parasit
tetapi tidak memberikan proteksi terhadap virus karena virus
memiliki ukuran yang sangat kecil dan dapat menembus pori-pori
dari kondom tersebut. Urethritis terjadi pada pasien dikarenakan
genital pasien kontak langsung dengan bakteri akibat tidak
menggunakan kondom.
Faktor Risiko HIV

“Os menyangkal Os dan istri memiliki riwayat meminum


alkohol ataupun menggunakan narkotik suntik. Namun Os
tidak mengetahui riwayat meminum alkohol ataupun
menggunakan narkotik suntik pada pasangan seksual selain
istrinya.”
Menurut Daili S. F dkk Infeksi Menular Seksual UI tahun 2017,
kebiasaan meminum alkohol dan menggunakan narkotik suntik
dapat menyebabkan halusinasi seksual. Penggunaan narkotik dengan
jarum suntik yang bergati-ganti merupakan faktor risiko terjadinya
HIV, karena virus HIV tumbuh 10.000 kali lebih banyak pada jarum
suntik bekas pakai. Adanya HIV mempengaruhi beratnya penyakit
serta lebih mudahnya terjadi komplikasi.
Riwayat Pengobatan
“Saat keluhan kencing berlendir pertama kali, Os berobat
ke dokter puskesmas diberikan obat berbentuk tablet berwarna
putih diminum 2 kali sehari selama 7 hari dan sembuh. Keluhan
yang sama juga timbul kembali ± 3 bulan yang lalu, Os membeli
obat dari apotik berbentuk tablet warna putih diminum 2x sehari
selama 2 hari dan keluhan dirasakan membaik namun tidak
sembuh karena Os tidak berobat ke dokter”

Kemungkinan pasien diberikan pengobatan untuk gejala


NGU yaitu regimen doksisiklin 100 mg oral 2 kali sehari
selama 7 hari dan pasien sembuh karena dosisnya yang
optimum sesuai anjuran dokter. Pengobatan yang kedua tidak
hingga sembuh karena pasien hanya meminum obat selama 2
hari karena pengobatannya tidak adekuat.
Anamnesis Tambahan

“Pada anamnesis, Os menyangkal riwayat batuk lama


lebih dari 2 minggu, penurunan berat badan, keringat di
malam hari, dan demam tanpa penyebab. Os juga
menyangkal riwayat menderita sakit kuning dan transfusi
darah dalam 3 bulan terakhir”

Riwayat batuk lama lebih dari 3 minggu, penurunan berat


badan yang tidak diketahui penyebabnya, keringat di malam hari
dan demam merupakan gejala Tuberkulosis, sedangkan riwayat
sakit kuning dan transfusi darah dalam 3 bulan terakhir merupaka
gejala dan faktor risiko Hepatitis C. Riwayat tuberkulosis dan
hepatitis C penting untuk ditanyakan karena merupakan penyakit
yang sering menyertai HIV/AIDS.
Anamnesis Tambahan

“Pasien tidak memiliki riwayat alergi obat-obatan.


Bercak-bercak kemerahan pada kulit setelah minum obat
disangkal.”

Riwayat adanya alergi obat-obatan penting untuk


ditanyakan, karena obat yang akan diberikan pada pasien paling
sering menyebabkan drug eruption serta untuk mengetahui
adanya riwayat alergi obat-obatan guna menentukan pilihan
terapi pengobatan selanjutnya.
Status Venerologikus
• Pemeriksaan pubis dan inguinal:
Palpasi : KGB inguinal medial kiri dan kanan teraba
• Pemeriksaan genitalia eksterna:
Batang penis : bintil (-)
Glans penis: O.U.E: Eritema (+), edema (+), ektropion (+),
duh tubuh(+), purulen
Pembesaran kelenjar getah bening inguinal medial
(limfadenitis) dapat terjadi pada UGA. Hal tersebut dikaitkan
dengan peneyebaran bakteri secara limfogen yaitu kelenjar getah
bening inguinalis medialis.
Kelainan pada O.U.E merupakan gejala objektif UGA:
• orifisium uretra eksternum (O.U.E): eritema (+), edema (+),
(ektropion/mouth fish (+))
• keluar sekret : purulen
Pemeriksaan Laboratorium UGA
• Sediaan langsung dengan pengecatan Gram dari duh tubuh uretra
pada mikroskop pembesaran 1000x dengan minyak emersi
didapatkan :
1. Epitel (+)
2. Leukosit PMN (+) >5/lp
3. Diplokokus Gram negatif (+) membentuk biji kopi pada
intrasel dan ekstrasel
• Pemeriksaan Urine
Leukosit : >15 / lpb
Pemeriksaan Laboratorium UGA
Sediaan langsung dengan pengecatan Gram dari duh tubuh
uretra pada mikroskop pembesaran 1000x dengan minyak emersi
didapatkan:

Perbesaran 1000x

Epitel
Leukosit PMN

Diplokokus Gram negatif (+)


Berbentuk biji kopi intrasel
Diplokokus Gram negatif (+)
Berbentuk biji kopi ekstrasel
Menurut Daili S.F Infeksi Menular Seksual UI tahun
2017 Pemeriksaan laboratorium untuk mendiagnosis infeksi
gonokokus dapat berupa pemeriksaan pengecatan Gram,
kultur atau immunokimia (serologis). Pemeriksaan Gram
merupakan pemeriksaan non kultur yang paling banyak
dilakukan, karena memiliki sensivitas diagnosis sebesar 90-
95% serta spesifisitas sebesar 95-100% pada pria dengan gejala
simtomatik duh tubuh mukopurulen. Bahan pemeriksaan
diambil secara langsung dari duh tubuh uretra daeah fosa
navikularis. Pemeriksaan Gram dikatakan positif jika
ditemukan bakteri diplokokus Gram negatif (+) dengan bentuk
tipikal (biji kopi) di intrasel dan ekstrasel PMN. Pada
pemeriksaan duh tubuh Os didapatkan hasil positif.
N. gonorrhoeae menghasilkan enzim koagulase yang
mempunyai fungsi membekukan plasma setelah berikatan
dengan faktor-faktor koagulase sehingga terjadi deposisi fibrin.
Deposisi fibrin tersebut meliputi bakteri kokus sehingga
melindungi bakteri dari fagositosis makrofag dan destruksi sel
fagosit. Akibatnya, terjadi pertumbuhan dan
perkembangbiakan bakteri di tempat inokulasi. Karena
terperangkap oleh deposisi fibrin, maka terjadi hambatan
vaskularisasi ke daerah tersebut, akibatnya terjadi kematian sel
dan jaringan, keluar dari uretra sebagai duh tubuh uretra yang
mukopurulen. Akibat nanah yang banyak terjadi eritem, udem,
dan ektropion.
Diagnosa banding

• UGA dan NGU


• UGA
Kebiasaan pasien yang sering melakukan hubungan
seksual secara heteroseksual dan pasien bukan seorang
homoseksual, seorang promiskus yang menyebabkan pasien
terinfeksi tidak hanya satu jenis mikroorganisme penyebab.
Karena seorang promiskus sering terdapat infeksi campuran
UGA dengan NGU atau infeksi lain.
Pada penegakan diagnosis duh tubuh dengan mikroskop
menurut pedoman nasional penanganan IMS pada UGA
ditemukan bakteri diplokokus gram negatif (+), leukosit PMN
(+) >5/lp sedangkan pada NGU ditemukan leukosit PMN (+)
banyak, bakteri diplokokus gram negatif (-) sehingga diperiksa
leukosit urine dan didapatkan leukosit urine >15/lpb maka akan
diobati sebagai UGA dan NGU dengan kondiloma akuminata.
Diagnosis Banding dan Diagnosis Kerja
UGA NGU
Kencing bernanah Kencing berlendir (morning drop)

Inkubasi 2-5 hari 1-5 minggu


Duh mukopurulen Duh seromukous
Ujung uretra panas dan nyeri Tidak enak dan gatal
Disuria Perasaan ingin kencing
OUE eritema OUE tanda radang minim
Nyeri ereksi (+) Nyeri ereksi (-)
Limfadenitis inguinal (+) Limfadenitis inguinal (-)

Diplokokus intrasel (+) Diplokokus intrasel (-)


Tidak ada fasilitas laboratorium

Duh tubuh uretra

Terapi standar GO Alergi penisilin

Terapi alternatif
Duh tubuh (-) 7 hari

Sembuh Duh tubuh (+)

Terapi NGU

7 hari

Duh tubuh (-) Duh tubuh (+)

Sembuh Rujuk
Ada fasilitas laboratorium (mikroskop)

Duh tubuh uretra


Gram
Diplokokus Intrasel (+) Diplokokus Intrasel (-)

Terapi standar GO Alergi penisilin Leukosit < 5 Leukosit > 5

7 hari Terapi alternatif Terapi (-)


Terapi NGU
Diplokokus(-) Diplokokus(+) Diplokokus(-)
7 hari
Leukosit < 5 Leukosit > 5
Leukosit < 5 Leukosit > 5
Terapi (-) Terapi Terapi NGU
alternatif
7 hari Terapi (-) Rujuk

Leukosit < 5 Leukosit > 5 Rujuk

Terapi (-)
Ada fasilitas laboratorium (mikroskop)

Duh tubuh uretra

3 hari Gram:diplok.int (+)


Kultur
Terapi standar

Diplokus(+) Diplokus (-)

Leukosit < 5 Leukosit > 5


NGPP Non NGPP + resistensi
Terapi alternatif Terapi alternatif sembuh
NGPP non NGPP 7 hari
3 hari

Diplokus (-) Diplokus (+)


Leukosit < 5 Leukosit > 5
sembuh Sesuai resistensi
sembuh

Terapi NGU
Penatalaksanaan
• Umum:
- Abstinance, tidak berhubungan seksual sementara
dengan istrinya
- Be faithfull, setia pada satu pasangan yang sah
- Condom, menggunakan kondom saat berhubungan
dengan istri bila masih ada keluhan
- No Drug, tidak menggunakan obat narkotik dan
psikotropika
Penatalaksanaan

• Cefixime 400 mg dosis tunggal per oral


• Doksisiklin 2x100 mg per oral selama 7 hari

Karena pasien menggunakan jaminan kesehatan


BPJS maka pasien diberikan obat yang standar dengan
BPJS yaitu cefixime. Pemilihan rejimen pengobatan
sebaiknya dipertimbangkan pula tempat infeksi,
resistensi galur N. gonorrhoeae terhadap antimikrobal,
dan kemungkinan infeksi Chlamydia trachomatis yang
terjadi bersamaan. Oleh karena seringkali terjadi
koinfeksi dengan C. Trachomatis, maka pada seorang
gonore dianjurkan pula untuk diberi pengobatan secara
bersamaan dengan rejiman yang sesuai untuk C.
Trachomatis.
Istri pasien memerlukan pengobatan karena dari perjalanan
penyakit diduga tertular oleh suaminya sehingga diberikan terapi UGA
berupa cefixim 400 mg, dosis tunggal per oral dan terapi NGU berupa
doksisiklin 100 mg, 2x1 selama 7 hari, per oral

R/ Cefixime tab 200 mg no II


∫ 1 dd tab II pc (dosis tunggal)
R/ Doksisiklin tab 100 mg no XIV ₰
∫ 2 dd tab I pc

Prognosis
• Quo ad fuctionam : ad bonam
Sebagian besar infeksi gonore memberikan respon yang
cepat terhadap pengobatan dengan antibiotik. Prognosis baik
jika diobati dengan cepat dan lengkap.
• Quo ad sanationam : dubia
Pada pasien ini memiliki kebiasaan melakukan
hubungan seksual dengan bukan istri dan juga pasien tidak
menggunakan kondom saat berhubungan seksual, sehingga
apabila kebiasaan tersebut tidak dihilangkan akan
meningkatkan kemungkinan terjadinya UGA lagi.
DAFTAR PUSTAKA
• Holmes K. K, Sparling PF, Stamm W.E. Transmitted Diseases. ed 4.
New York, Chicago, Mc Grawhill, 2008.
• Pedoman Nasional Penanganan Infeksi Menular Seksual 2011
• Daili S. F, Makes W.I.B, Zubier. F dkk. Infeksi Menular Seksual.
ed. 3. FK UI Jakarta, 2007
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai