Anda di halaman 1dari 30

PROGRES PROGRAM INDONESIA SEHAT

DENGAN PENDEKATAN KELUARGA (PIS-


PK) PROVINSI JAWA TENGAH (sd. Mei
Th.2019)

DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH


Jl. Piere Tendean No. 24 Semarang Telp. 024-
3511351 (Pswt. 313) Fax. 024-3517463
Website : www.dinkesjatengprov.go.id e-mail :
mi_jateng@yahoo.co.id
PENDAHULUAN
REPUBLIK
INDONESIA
PERMASALAHAN GIZI
Setiap Negara Di Dunia Mengalami
Permasalahan Gizi Indonesia merupakan salah satu negara
dengan triple ganda permasalahan gizi.

Status Gizi Balita, 2013-2018

37,2
30,8

12,1 10,2 11,9


8,0

Stunting Wasting Overweight


single burden double burden triple burden
2013 2018

22,2% balita di dunia


Obesitas Penduduk Usia 18+ tahun
(150,8 juta)
7,5% 5,6%
(50,5 juta) (38,3 juta) 2013 2018

Stunting Wasting Overweight 14,8% 21,8%

Sumber: Global Nutrition Report,2018 Sumber: Riskesdas, 2013 dan 2018


3
Indonesia:
Negara ke 5 dengan jumlah balita
tertinggi mengalami stunting

Ranking Country Stunting Number of Children who Percentage of


Prevalence (%) are stunted Developing World
(thousand, 2008) Total
( 195.1 million)
1. India 48 60,788 31.2%
2. China 15 12,685 6.5%
3. Nigeria 41 10,158 5.2%
4. Pakistan 42 9,868 5.1%
5. Indonesia 37 7,688 3.9%
6. Bangladesh 43 7,219 3.7%
7. Ethiopia 51 6,768 3.5%
TRIPLE BURDEN
Gizi Buruk dan Gizi Kurang
DEFISIENSI 17,7%
1 KALORI DAN PROTEIN
Stunting 30.8%

2 DEFISIENSI Anemia pada Ibu hamil 48,9%


ZAT GIZI MIKRO

Gizi Lebih Balita 8%


3 KELEBIHAN KALORI Gizi Lebih penduduk usia > 18
Tahun 28.9%
5
Riskesdas,2018
REPUBLIK
POLA KONSUMSI PANGAN MASYARAKAT INDONESIA
INDONESIA

Konsumsi pangan penduduk Indonesia masih didominasi oleh


Pola makan merupakan faktor risiko nomor 1 yang
padi-padian. Konsumsi bahan pangan hewani dan sayur dan
buah masih rendah. berkontribusi pada kematian dan kecacatan di Indonesia

Skor Pola Pangan Harapan (PPH) Faktor Risiko Kematian dan Kecacatan di Indonesia,
Tahun 2017 mencapai 83,04%. 2007-2017

25%
Padi-padian

21,74% 2017
Sayur
dan Buah
15,49%
Pangan
9,81% Hewani
Kacang-
kacangan

Sumber: Kementerian Pertanian

Penduduk usia ≥ 5 tahun kurang


konsumsi sayur dan buah Sumber: IHME Data Visualization
Sumber: Riskesdas, 2018

7
POLA PENGELUARAN MAKANAN
MASYARAKAT INDONESIA

Badan Pusat Statistik, 2017 (diakses 10 Januari 2019)


SINERGITAS MULTI-AKTOR DAN PERAN STAKEHOLDER
MEDIA MASSA DUNIA USAHA
Mempublikasikan LEMBAGA SOSIAL Pengembangan produk dan
informasi yang mendukung KEMASYARAKATAN/CSOs program yang mendukung
pembangunan kesehatan (Berbagi informasi distribusi
secara terus menerus sumber daya, penerapan CSR
sesuai dasar hukum)

MITRA PEMBANGUNAN PENCEGAHAN


Memperkuat Inisiasi, STUNTING PARLEMEN
Kolaborasi, dan Monev Menjalankan
fungsi legislatif

ORGANISASI PROFESI BADAN-BADAN PBB


Memperluas dan
DAN AKADEMISI PEMERINTAH PUSAT mengembangkan kegiatan
Think Tank DAN DAERAH serta fasilitasi pemerintah
Inisiator, Fasilitator, dan untuk keberhasilan program
Motivator 9
KESIMPULAN (1)
1. Determinan utama terjadinya stunting pada anak di Indonesia :
a. ASI tidak Eksklusif pada 6 bulan pertama,
b. status ekonomi keluarga yang rendah,
c.kelahiran prematur
d. panjang badan baru lahir yang pendek,
e. ibu yang pendek
f. tingkat pendidikan orangtua rendah
g. anak yang tinggal di daerah miskin perkotaan dan di daerah pedesaan
2. ANAK LAKI-LAKI CENDERUNG LEBIH BERISIKO mengalami stunting dari pada anak perempuan
3. Anak-anak dari keluarga DENGAN JAMBAN YANG BURUK DAN AIR MINUM TIDAK LAYAK
meningkatkan risiko terjadinya stunting.
4. Faktor masyarakat dan sosial seperti AKSES YANG RENDAH TERHADAP PELAYANAN KESEHATAN dan
tempat tinggal di pedesaan yang berlangsung lama berkaitan dengan kejadian stunting pada anak
KESIMPULAN (2)
6. HAMPIR SELURUH PENYEBAB LANGSUNG terhadap kejadian stunting
telah ditangani oleh kebijakan program di Indonesia
7. REKOMENDASI
a. Intervensi untuk mencegah stunting mulai sebelum masa konsepsi
dan terus dilakukan setidaknya hingga anak berusia 24 bulan.
b. Intervensi spasial terhadap faktor determinan diperlukan untuk
menentukan intervensi yang sesuai dengan kondisi geografis dan
konteks lokal
c. Intervensi harus dilakukan pada provinsi dan kabupaten yang
memiliki masalah stunting yang paling besar karena perbedaan
prevalensi stunting yang besar di berbagai daerah di Indonesia
KEBIJAKAN PENANGANAN STUNTING
DI INDONESIA
DAMPAK STUNTING BAGI KELUARGA DAN NEGARA DI INDONESIA

PREVALENSI DAMPAKKESEHATAN DAMPAKEKONOMI

STUNTING PADA
Potensi kerugian ekonomi
70 ANAK BADUTA
setiap tahunnya: 2-3% dari GDP
60
Prevalensi (%)

50
Jika PDB Indonesia
40 Rp Rp 13.000 Triliun
30 Potensi Kerugian
32,9 29,9
20 26,1 Perkembangan Otak Anak Perkembangan Otak Anak Rp 260-390
Stunting Sehat
10 Triliun/tahun
0
2013 2016* 2018

STUNTING PADA Gagal tumbuh (berat lahir rendah, The Worldbank, 2016
ANAK BALITA kecil, pendek, kurus)
70
60 Hambatan perkembangan kognitif dan
motorik Potensi keuntungan
Prevalensi (%)

50
ekonomi dari investasi
40 Gangguan metabolik pada saat dewasa
36,8 37,2  risiko penyakit tidak menular (diabetes, penurunan stunting di Indonesia:
30 35,6 33,6 30,8 obesitas, stroke, penyakit jantung) 48 kali lipat
20
10 Sumber:
• Kakietek, Jakub, Julia Dayton Eberwein, Dylan Walters, and Meera
0 Shekar. 2017. Unleashing Gains in Economic Productivity with Hoddinott, et al, 2013
2007 2010 2013 2016* 2018 Investments in Nutrition. Washington, DC: World Bank Group International Food Policy Research
• www.GlobalNutritionSeries.org
Institute
Sumber: Riskesdas 2007, 2010, 2013, dan 2018, *Sirkesnas2016
STUNTING BISA DICEGAH MELALUI 1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN
(MEMASTIKAN KESEHATAN YANG BAIK DAN GIZI YANG CUKUP)

1000 Hari Pertama Kehidupan (1000 HPK) yang Optimal


Gizi tepat + Pencegahan Penyakit = Tumbuh Kembang Optimal = Mencegah Stunting
2/15/2018
3 KOMPONEN UTAMA
PENANGGULANGAN STUNTING -

POLA POLA AIR BERSIH


ASUH MAKAN SANITASI

Cegah Stunting, Itu Penting


MENGURANGI
MENINGKATKAN DAYA SAING
KESENJANGAN/INEQUALITY

TUMBUH KEMBANG ANAK YANG MAKSIMAL


(dengan kemampuan emosional, sosial dan fisik siap untuk belajar, berinovasi dan
berkompetisi)

INTERVENSI GIZI INTERVENSI GIZI


SPESIFIK SENSITIF

5 PILAR PENANGANAN STUNTING


PILAR 1 PILAR 2 PILAR 3 PILAR 4 PILAR 5

Kampanye Nasional Konvergensi, Mendorong


Berfokus pada
Komitmen dan Koordinasi, dan Kebijakan Pemantauan dan
pemahaman,
Visi Pimpinan perubahan perilaku, Konsolidasi “Nutritional Evaluasi
komitmen politik dan Program
Tertinggi Negara Food Security”
akuntabilitas Nasional, Daerah,
dan Masyarakat

Setwapres/ Kemen Kominfo Bappenas dan Kementan dan Setwapres/


TNP2K dan Kemenkes Kemendagri Kemenkes TNP2K
UPAYA PERCEPATAN
PENURUNAN

1. PMT untuk mengatasi 7. Suplementasi zink. 1. Air Bersih, Sanitasi.


KEK pd bumil 8. Fortifikasi zat besi ke dalam 2. Fortifikasi-Ketahanan Pangan.
2. TTD untuk anemia bumil makanan. 3. Akses kepada Layanan Kesehatan dan
3. Konsumsi Garam 9. Obat Cacing KB.
Beriodium 10. Vitamin A
4. JKN, Jampersal, Jamsos lain
4. ASI Ekslusif 11. Tata Laksana Gizi Buruk
12. Penanggulangan Malaria 5. Pendidikan Pola Asuh Ortu.
5. Pemberian ASI sampai 6. PAUD HI- SDIDTK
usia 2 tahun didampingi 13. Pencegahan dan Pengobatan
diare 7. Pendidikan Gizi Masyarakat.
dengan MP ASI adekuat
14. Cuci tangan dengan benar 8. Edukasi Kesehatan Seksual dan
6. Imunisasi
Reproduksi, serta Gizi pada Remaja.
9. Program Padat Karya Tunai

KONVERGENSI MULTI SEKTOR PERENCANAAN, PENGANGGARAN, PENGGERAKAN -


PELAKSANAAN, PEMANTAUAN DAN PENGENDALIAN 25
TANGGUNG JAWAB: KANTOR PILAR1
SETWAPRES/TNP2K
KOMITMEN PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN

CEGAH
STUNTING,
ITU PENTING
PILAR 3:
TANGGUNG JAWAB: BAPPENAS DAN
KEMENDAGRI
KONVERGENSI PROGRAM INTERVENSI GIZI SPESIFIK DAN GIZI SENSITIF
Intervensi Gizi Spesifik (Kemkes) Intervensi Gizi Sensitif
• Suplementasi gizi makro dan mikro
(TTD, Vitamin A, taburia)
• ASI Eksklusif, MP-ASI Air bersih dan
PAUD Kemdikbud
Kem
• Fortifikasi PU&PR sanitasi

• Kampanye gizi seimbang


• Kelas ibu hamil
• Obat cacing
Kemperin Kemtan Ketahanan
• Penanganan kekurangan gizi Fortifikasi
pangan
• JKN

Enabling Factors
Bantuan
Kemsos BPOM Keamanan pangan
pangan non
• Kemdagri (NIK, akta lahir, APBD) tunai, PKH

• Kemendes PDTT (Dana Desa)


Kursus
• Kemenkeu (Dana Insentif Kesehatan
pranikah,
reproduksi, Bina BKKBN Kemenag
Daerah) pendidikan gizi,
Keluarga Balita
pemuka agama
Bappenas: Koordinator
Pelaksana Teknis
TANGGUNG JAWAB: KEMENTAN DAN 4
PILAR
KEMENKES
GIZI DAN KETAHANAN PANGAN
PILAR5 TANGGUNG JAWAB: KANTOR
SETWAPRES/TNP2K
PEMANTAUAN DAN EVALUASI

Susenas 2019
Dan
Studi Status Gizi Balita Indonesia

dst

1. Melanjutkan Entry
2. Analisa Data 1. Pantau Pertumbuhan Rutin
3. Identifikasi Penyebab Masalah
4. Susun RPK/POA 2019 2. Intervensi Tepat Sasaran (Waktu, Tempat dan Orang)
5. Intervensi Tepat Sasaran 3. Pemantauan dan Evaluasi
33
6. Diseminasi dan Advokasi LP/LS
FOKUS LOKASI 160 KABUPATEN INTERVENSI PENURUNAN 34
STUNTING TERINTEGRASI 2019
LOKASI KABUPATEN/KOTA
PENANGANAN STUNTING TAHUN 2018 - 2021

2018 2019 2020 2021


Memaksimalkan Memperluas program Memperluas program
pelaksanaan program dan kegiatan Memperluas program dan kegiatan
terkait stunting nasional yang ada dan kegiatan nasional yang ada
di 100 Kab/Kota ke 160 Kab/Kota nasional yang ada ke 514 Kab/Kota
untuk untuk koordinasi dan ke 390 Kab/Kota untuk
koordinasi dan pelaksanaan dari untuk koordinasi dan koordinasi dan
pelaksanaan dari pilar penanganan pelaksanaan dari pelaksanaan dari
pilar penanganan stunting pilar penanganan pilar penanganan
Stunting stunting stunting
Persentase Ibu Hamil Risiko KEK Menurut Provinsi
Pemantauan Status Gizi 2016-2017
Terjadi penurunan
persentase ibu hamil risiko
KEK, yaitu dari 16.2%
menjadi 14.8%
“Piring Makan” Ibu Hamil (survey)

karbo karbo + sayur minus


protein
hewani

karbo + protein nabati karbo + sayur + protein nabati

Umi Fahmida - SEAMEO RECFON


21
0
1000000
2000000
3000000
4000000
5000000
6000000
7000000
6339075

6069550

5526352

1702548

1478773

1379094

1283309

Sumber aplikasi keluarga sehat tgl 31 Mei 2019


1061138

1024571

808023

778091

640352

611473

602418

554025

528446

465635

405560

397701

377799

292720

281651

271164
STATUS PENDATAAN NASIONAL

242820

236958

235805

188094

167310

164938

115710

95521

62000

52766

29535
0
100000
200000
300000
400000

50000
150000
350000

250000
450000

385410

323161

319333

292762

288377

257617

245266

231567

Sumber aplikasi keluarga sehat tgl 31 Mei 2019


227994

221340

208745

194381

192689

179396

178253

173512

167159

163274

162307

159236

154964

145247

143580

139909

139328

138610

117685
STATUS PENDATAAN PROVINSI JAWA TENGAH

112304

109349

107233

101686

68105

36434

26616

24404
22
25
0
100000
150000
200000
250000
300000
350000
400000

50000
356174
126097
290359
70686
279335
33114
258336
33803
255722
37552
244377
44505
217680
28274
193064
52913
183340

Sumber aplikasi keluarga sehat tgl 31 Mei 2019


40482
177854
21036
174607
28962
169154
28100
166158
43700
160265
14739
159461
31897
154766
21252
147562
20425
143122
22792

Jml Keluarga dikunjungi


141989
39567
134779
22447
134471
28870
124900
27779
121823
25801
117225
19100
112014
21242
102353
101071
Jml Keluarga Sehat
Keluarga yang Terdata Lengkap Tahun 2019

46663
15699
13408 87896

80753
6833
80591
19244
66889
13149
62683
10561

35143
Jumlah Keluarga Sehat (keluarga dengan IKS > 0,8) Diantara

10140
23072
6984
21958
7117
100,00
120,00

0,00
20,00
40,00
60,00
80,00
96,47

95,35

87,43

85,56

81,26

79,62

74,76

72,81

71,15

Sumber aplikasi keluarga sehat tgl 31 Mei 2019


70,49

66,75

65,74

65,01

64,49

63,79

63,17

62,70
Diintervensi Awal

62,25

61,27

59,35

57,18

56,83

55,13

54,90

54,72

53,16

51,47

47,35

43,18
Persentase Keluarga yang Sudah Dikunjungi dan

42,94

41,87

41,71

36,47

31,58

29,01

59,91
24
27
0.00
0.05
0.10
0.15
0.25
0.30
0.35
0.40
0.45
0.50

0.20
0.38
0.46
0.32
0.35
0.32
0.32
0.28
0.30
0.28
0.29
0.22
0.28
0.25
0.27

Sumber aplikasi keluarga sehat tgl 31 Mei 2019


0.24
0.26
0.22
0.24
0.18
0.24
0.23
0.22
0.17
0.22
0.22
0.21
0.18
0.21
0.21
0.20
April Th 2018 0.19
0.20
0.14
0.19
0.16
0.18
0.17
0.17
0.16
Mei Th 2019

0.17
0.16
0.17
0.15
Indeks Keluarga Sehat

0.17
0.17
0.16
0.14
0.16
0.14
0.16
0.14
0.15
0.11
0.15
0.18
0.14
0.14
0.14
0.15
0.13
0.11
0.13
0.11
0.12
0.08
0.12
0.07
0.09
0.08
0.08
0.19
0.20
64

Anda mungkin juga menyukai